Lingkungan Belajar
Lingkungan Belajar
LINGKUNGAN BELAJAR
Disusun
Oleh :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya dengan judul “LINGKUNGAN PEMBELAJARAN”
Makalah ini berisikan tentang pengertian dan fungsi lingkungan pembelajaran, jenis – jenis
lingkungan pembelajaran dan hubungan lingkungan pembelajaran dengan psikologi peserta didik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada Ibu Fajriani, S.pd, M.ed selaku Dosen
Pembimbing yang telah memberikan arahan kepada penulis. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap orang yang berada dalam lembaga pendidikan tersebut (keluarga, sekolah, dan
masyarakat), pasti akan mengalami perubahan dan perkembangan menurut warna dan corak
institusi tersebut. Berdasarkan kenyataan dan peranan ketiga lembaga ini, Ki Hajar Dewantara
menganggap ketiga lembaga pendidikan tersebut sebagai Tri Pusat Pendidikan. Maksudnya, tiga
pusat pendidikan yang secara bertahap dan terpadu mengemban suatu tanggung jawab pendidikan
bagi generasi muda.
1
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pada hakikatnya belajar adalah suatu interaksi antara peserta didik dengan pendidik atau
pengajar dan juga interaksi antara peserta didik dengan lingkungan. Lingkungan menyediakan
rangsangan terhadap peserta didik dan pendidik dan kemudian peserta didik dan pendidik
memberikan respon terhadap lingkungan dalam hal ini dapat diartikan bahwa lingkungan
bertindak sebagai penyedia bahan pembelajaran bagi setiap peserta didik yang ingin belajar.
Dalam proses interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri peserta didik berupa perubahan
tingkah laku maupun perubahan pola pikir.
a. Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat baik kelompok besar atau kelompok kecil.
3
b. Lingkungan personal meliputi individu – individu sebagai suatu pribadi berpengaruh
terhadap individu pribadi lainnya.
c. Lingkungan alam (fisik) meliputi semua sumber daya alam yang dapat diberdayakan sebagai
sumber belajar.
d. Lingkungan kultural mencakup hasil budaya dan teknologi yang dapat dijadikan sumber
belajar dan dapat menjadi faktor pendukung pengajaran. Dalam konteks ini termasuk sistem
nilai, norma, dan adat kebiasaan.”.
Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan
(pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga, dll) juga dinamakan
lingkungan pembelajaran.
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan menurut Tirtarahardja (2000) adalah, “untuk
membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya (fisik, sosial,
dan budaya) dan mengajarkan tingkah laku umum serta menyeleksi atau mempersiapkan individu
untuk peranan – peranan tertentu”.
Fungsi lain dari lingkungan pendidikan adalah untuk membantu peserta didik dalam
interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan
yang optimal.
a. Fungsi psikologis: suatu rangsangan bersumber dari lingkungan yang kemudian peserta didik
akan memberikan responnya dengan menunjukkan tingkah laku tertentu. Rangsangan dan
respon ini akan terjadi secara terus menerus yang mengakibatkan peserta didik akan
4
menunjukkan tingkah laku tertentu setiap kali rangsangan yang diberikan oleh lingkungan
berbeda. Ini berarti, lingkungan mengandung makna dan melaksanakan fungsi psikologis
tertentu.
b. Fungsi pedagogis : lingkungan memberikan pengaruh – pengaruh yang bersifat mendidik,
khususnya lingkungan yang sengaja disiapkan sebagai suatu lembaga pendidikan, misalnya
keluarga, sekolah, lembaga pelatihan, lembaga – lembaga sosial. Masing – masing dari
lembaga ini memiliki program pendidikan, baik tertulis maupun yang tidak tertulis.
c. Fungsi instruksional : program intrusksional merupakan suatu lingkungan
pembelajaran/pendidikan yang dirancang secara khusus. Guru mengajar, materi pelajaran,
sarana dan prasarana pengajaran, media pengajaran, dan kondisi lingkungan kelas (fisik)
merupakan lingkungan yang sengaja dikembangkan untuk mengembangkan tingkah laku
siswa”.
Selain itu suatu lingkuangan pembelajaran dapat dijadikan salah suatu sumber
pembelajaran seperti teori konstuktivisme yang mengajarkan bahwa peserta didik harus mampu
membangun pemahaman sendiri tentang konsep yang diambil dari sumber – sumber
pembelajaran yang berasal dari lingkungan di sekitarnya.
Pada hakikatnya, lingkungan tidak dapat dipisahkan oleh semua kehidupan manusia.
lingkungan selalu berhubungan dengan seluruh aktifitas yang dilakukan oleh manusia. sehingga
antara manusia dan manusia terdapat hubungan timbal balik, dimana manusia membutuhkan
lingkungan dan lingkungan membutuhkan manusia. begitu pula dalam proses belajar-mengajar
yang saling membutuhkan.
Ada beberapa jenis lingkungan belajar menurut Slameto (2003: 60), “lingkungan belajar
siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat”.
5
2.2.1 Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga ialah suatu komunitas yang terikat dengan oleh darah, perkawinan,
atau adopsi. Seperti yang telah diketahui bahwa keluarga merupakan lingkungan pertama yang
dikenal oleh manusia ketika baru lahir di dalam kehidupan ini. sehingga tepat bila di katakan
bahwa keluarga merupakan lingkungan pertama kali yang dikenal anak dalam pertumbuhan dan
perkembangannya.
Menurut Slameto ( 2003:60-64 ), “siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari
keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan
ekonomi keluarga dan perhatian orang tua”. Untuk penjelasannya penulis mencoba menguraikan
faktor-faktor keluarga yang mempengaruhi siswa tersebut:
1. Cara orang tua mendidik; Peran orang tua dapat dilihat dari bagaimana orang tua tersebut
dalam mendidik anaknya. Kebiasaan-kebiasaan baik yang ditanamkan agar mendorong
semangat anak untuk belajar. Sebaliknya bila kebiasaan buruk yang di berikan kepada
anak, akan tidak mendorong semangat anaknya. Dalam kehidupan sehari-hari banyak
contoh sifat yang dimiliki oleh orang tua yang secara tidak langsung anak yang mereka
miliki mencontohkan apa yang sering di kerjakan oleh orang tuanya. Misalkan dalam
keluarga dituntut untuk bersikap disiplin, otomatis lama kelamaan anak akan menjadi
disiplin karena sudah terbiasa disiplin. Contoh lain, dalam keluarga terdapat adegan
kekerasan yang sering terjadi, otomatis anaknya menjadi orang yang keras, suka memaki
bahkan memukul. Hal yang demikian dapat mempengaruhi sifat dan belajar anak.
2. Relasi antara anggota keluarga; Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah
relasi antara anak dengan seluruh anggota keluarga terutama orang tua dengan anaknya
atau anak dengan anggota keluarga lain. Karena dalam relasi tersebut bila masing-masing
hubungan saling harmonis akan menumbuhkan semangat/motivasi dalam belajar.
ketenangan akan menimbulkan suasana belajar yang menyenangkan.
3. Suasana rumah; Agar rumah menjadi tempat belajar yang baik maka perlu diciptakan
susana rumah yang tenang dan tentram. Susana tersebut dapat tercipta apabila dalam
keluarga tercipta hubungan yang harmonis antar orang tua dengan anak atau anak dengan
anggota keluarga yang lain.
4. Keadaan ekonomi keluarga; Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar
anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya juga
membutuhkan fasilitas belajar. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku untuk keseluruhan
6
keluarga. Dalam fenomena sekarang ini banyak juga anak dari latar belakang ekonominya
rendah akan tetapi ia sukses dalam pendidikannya dan kehidupannya. Ada motivasi lain
selain keadaan ekonomi keluarga, boleh jadi dalam keluarga tersebut termasuk point-
point faktor-faktor lingkungan keluarga di atas selain keadaan ekonomi keluarga.
5. Perhatian orang tua; anak perlu mendapat dorongan dan perhatian orang tua. Kadang-
kadang anak menjadi lemah semangat, maka orang tua wajib memberi perhatian dan
mendorongnyanya membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak disekolah.”.
Tentu dalam proses belajar-mengajar dalam sekolah memiliki target yang hendak di capai
oleh para murid. Maka dari itu guru tentunya harus mengetahui apa yang dimaksud dengan
sekolah. Menurut Yusuf (2001: 154) “Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang
secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka
membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral,
spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial”.
Setelah anak mendapatkan pendidikan dasar yang ia dapati dari keluarganya. Kemudian
anak menempuh pendidikan lanjutan ke tinggat lebih tinggi lagi yaitu lingkungan sekolah karena
orang tua selaku pendidik merasa harus memberikan pendidikan dan ilmu lebih di tingkat sekloah.
Walaupun di dalam lingkungan belajar sekolah, peran orang tua sebagai motifator dan pendidik
harus berjalan seiring dengan perkembangan anak di lingkungan sekolah. Menurut Slameto
(2003: 64), “Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencangkup metode mengajar,
kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, alat
pembelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran, metode belajar dan tugas rumah”. Untuk
penjelasannya penulis mencoba menguraikan faktor-faktor Sekolah yang mempengaruhi siswa
tersebut:
1. Metode mengajar; Dalam tugasnya, guru merupakan motifator sekaligus pendidik di dalam
sekolah. Diperlukan adanya metode mengajar yang tepat untuk siswa, dikarenakan
perbedaan sifat kemampuan siswa yang beragam jenisnya. Tujuannya agar dalam proses
belajar mengajar dapat menyenangkan.
2. Kurikulum; Kurikulum ialah suatu perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang
didalamnya berisi rancanga pembelajaran yang akan di terapkan kepada siswa. Juga sangat
7
mempengaruhi keadaan belajar di sekolah, karena kurikulum mencangkup target-target yang
diharapkan tercapai oleh kementrian pendidikan pada periodenya.
3. Relasi guru dengan siswa; Dalam belajar perlu adanya perhatian guru untuk siswanya agar
mereka dapat senang dengan guru yang mengajarkannya. Karena dalam fakta yang sering
terjadi, guru yang disukai siswa akan lebih cepat mereka menyerap pelajaran walau pelajaran
yang guru sampaikan agak sedikit rumit.
4. Relasi siswa dengan siswa; Hal ini tidak dapat dihindari dalam sekolah, karena setiap
siswanya pasti saling berintraksi dengan siswa lain sebagai teman di dalam sekolah. Harus
ada pengawasan dalam interaksi masing-masing siswa agar setiap siswa yang belajar di
sekolah merasa nyaman dengan lingkungannya. Bila dalam lingkungan belajar siswa merasa
terganggu / terancam akan tingkah laku siswa lain. Secara tidak langsung ia telah terganggu
untuk fokus belajar di sekolah. Peran guru tentunya mendidik semua siswa agar saling
menghargai satu sama lain.
5. Alat pembelajaran; Kelengkapan alat pembelajaran dapat menunjang siswa-siswa untuk
belajar. Agar dalam proses belajar-mengajar menjadi mudah karena alat-alat yang diperlukan
lengkap.
6. Metode belajar; Mengenai metode belajar pada siswa ini sebenarnya wajib, agar terciptanya
gambaran belajar yang setiap siswa sukai sesuai dengan kemampuan dirinya.
7. Tugas di rumah; Biasanya ada sebagian siswa yang tidak mengulang-ulang pelajaran yang
telah ia peroleh dari sekolah, untuk menunjang belajar siswa, diperlukan adanya tugas
tambahan yang diberika oleh guru kepada siswa di rumah agar siswa dapat mengulang-ulang
pelajaran yang telah ia dapatkan.
8
2.1.3 Lingkungan Masyarakat
9
menyekolahkan anaknya akan membawa pengaruh yang baik bagi siswa. Pengaruh itu
akan mendorong siswa untuk belajar lebih giat lagi”.
Dari ketiga jenis lingkungan belajar tersebut dapat dikatakan bahwa manusia harus pandai
mengatur diri sendiri dalam lingkungan belajar. sehingga dapat menjadi manusia yang selalu
berbuat yang bermanfaat dalam kehidupannya. Banyak faktor lingkungan masyarakat dalam
proses belajarnya siswa. Maka dari itu orang tua dituntut ekstra menjaga anak-anaknya dari segala
pengaruh yang dapat merusak pola fikir anak dan mendidik anak agar menjadi manusia yang
beriman, berilmu, dan beramal.
Lingkungan berpengaruh dalam pemberian stimulus yang akan diterima individu atau
lingkungan akan menimbulkan respons pada individu. Lingkungan berperan didalam individu
dalam menerima stimulus yang datang dari lingkungan. Lingkungan pada garis besarnya dapat
dibedakan menjadi :
Lingkungan kealaman yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap
individu. Lingkungan phisik atau lingkungan kealaman turut menentukan bagaimana proses dan
hasil belajar akan dicapai pelajar. Lingkungan phisik juga perlu mendapat perhatian, belajar
dalam kondisi alam yang segar dan bersih selalu lebih efektif dari pada sebaliknya. Demikian
pula belajar pada pagi hari selalu memberikan hasil yang lebih baik dari pada sore hari karena
pada pagi hari otak kita lebih fresh. Keadaan alam yang hiruk pikuk, terlalu ramai juga kurang
kondusif bagi proses dan pencapaian hasil belajar yang optimal. Sehingga keadaan alam yang
baik dan kondusif ikut berperan serta menententukan pengaruhnya dalam optimalisasi belajar,
keadaan alam yang buruk ikut memberikan efek yang buruk terhadap pelajar, keadaan alam yang
baik ikut memberikan pengaruh positif pula bagi pelajar.
10
1. Lingkungan sosial primer, yaitu lingkungan sosial dimana terdapat hubungan yang erat
antara anggota satu dengan yang lainnya, anggota satu saling kenal mengenal dengan
anggota yang lainnya. Oleh karena diantara para anggota telah adanya hubungan yang
erat, maka sudah tentu pengaruh dari lingkungan sosial ini akan lebih mendalam bila
dibandingkan jika tidak adanya hubungan yang erat di antara para anggota.
2. Lingkunagn sosial sekunder, yaitu lingkungan sosial dimana hubungan anggota satu
dengan yang lainnya terbilang longgar, anggota yang satu dengan yang lainnya kurang
atau tidak saling mengenal. Karenanya maka pengaruh dari lingkungan sosial ini kurang
mendalam bila dibandingkan dengan lingkungan sosial yang primer.
Proses belajar pada hubungan antar siswa yang erat akan memudahkan siswa menerima
materi pelajaran yang disampaikan, dimana setiap persoalan dalam belajar akan mudah
dipecahkan bersama”. Peran dan pengaruh dari lingkungan sosial ini akan lebih mendalam bila
dibandingkan tidak adanya hubungan yang erat diantara para siswa.
Peran dan pengaruh lingkungan tempat tinggal sangat besar bagi perkembangan tiap
individu. Setiap lingkungan memegang peran dan pengaruhnya sendiri-sendiri, setiap perilaku
dan cara berpikir tiap individu pun berbeda karena setiap lingkungan memberikan peran dan
pengaruhnya berbeda-beda pula. Walaupun lingkungan tidak sepenuhnya membentuk pola
perilaku dan pola berpikir individu karena setiap individu berbeda pula dalam memberikan
respons atau tanggapan terhadap stimulus yang diberikan lingkungan, namun peran dan pengaruh
lingkungan turut serta memegang peranan yang sangat besar bagi individu dalam berperilaku dan
berpikir.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
lingkungan pembelajaran atau lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di
luar diri peserta didik dalam alam semesta ini baik berupa lingkungan sosial, lingkungan individu,
lingkungan alam, lingkungan kultural dan lingkungan sekitar yang digunakan sebagai alat dalam
proses pendidikan.
Lingkungan belajar sangat berperan dalam kegiatan belajar-mengajar pada pendidikan.
sehingga apabila seorang pengajar berhasil menata lingkungan belajar secara apik dan benar maka
akan terciptanya suasana belajar yang menyenangkan.
Banyak faktor lingkungan masyarakat dalam proses belajarnya siswa. Maka dari itu orang
tua dituntut ekstra menjaga anak-anaknya dari segala pengaruh yang dapat merusak pola fikir
anak dan mendidik anak agar menjadi manusia yang beriman, berilmu, dan beramal.
Ada beberapa jenis lingkungan belajar menurut Slameto (2003: 60), “lingkungan belajar
siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat”.
Proses belajar pada hubungan antar siswa yang erat akan memudahkan siswa menerima
materi pelajaran yang disampaikan, dimana setiap persoalan dalam belajar akan mudah
dipecahkan bersama. Peran dan pengaruh dari lingkungan sosial ini akan lebih mendalam bila
dibandingkan tidak adanya hubungan yang erat diantara para siswa.
Lingkungan kealaman yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap
individu. Lingkungan phisik atau lingkungan kealaman turut menentukan bagaimana proses dan
hasil belajar akan dicapai pelajar.
Peran dan pengaruh lingkungan tempat tinggal sangat besar bagi perkembangan tiap
individu. Setiap lingkungan memegang peran dan pengaruhnya sendiri-sendiri, setiap perilaku
12
dan cara berpikir tiap individu pun berbeda karena setiap lingkungan memberikan peran dan
pengaruhnya berbeda-beda pula. Walaupun lingkungan tidak sepenuhnya membentuk pola
perilaku dan pola berpikir individu karena setiap individu berbeda pula dalam memberikan
respons atau tanggapan terhadap stimulus yang diberikan lingkungan, namun peran dan pengaruh
lingkungan turut serta memegang peranan yang sangat besar bagi individu dalam berperilaku dan
berpikir.
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada
saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan disampaikan guna sebagai sarana pembelajaran
dan menjadi pengalaman terhadap kesalahan kedepannya
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya, karena
kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.
13
DAFTAR PUSTAKA
slameto. 2003. belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. jakarta rineka cipta
Remaja Rosdakarya
Walgito, Bimo. 1980. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Edisi Revisi. Yogyakarta:
Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM.
14