Anda di halaman 1dari 5

Makalah

Teori Konflik Ilmu Sosial


Untuk Memenuhi
Memenuhi Tugas Teori Ilmu-ilmu Sosial

Bimbingan :

Drs.Riyanto,M.Hum

Oleh :

Rizky Pratama Putra ( 0910313127)


Syamsul Arifin (0910310314)
(0910310314)
Tamtowil Mustofa ( )
Rlina Rahma Y.S.(0910310302)
Y.S.(0910310302)
FiQi (

JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK 


FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2010
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena sosial yang terjadi dalam
masyarakat. Fenomena sosial dalam masyarakat banyak ragamnya kadang kala fenomena
sosial berkembang menjadi suatu masalah sosial akibat perbedaan cara pandang mengenai
Fenomena tersebut. Dalam menyelesaikan masalah sosial dibutuhkan suatu teori untuk 
menyelesaikannya. Teori- teori tersebut lahir dari pengalaman- pengalaman yang terjadi
dalam kehidupan sehari- hari. Karena setiap individu mengalami pengalaman yang berbeda
maka teori yang muncul juga akan berbeda pula antara satu individu dengan individu lainnya.
Disimpulkan bahwa tidak ada teori yang dapat menyeluruh membahas mengenai masalah
sosial di masyarakat.
Di zaman modern ini, orang dengan berbagai aktivitas dan kepentingan silih berganti, kadang
dapat membuat seorang individu atau suatu kelompok mengalami disjungsi atau
 persinggungan dengan individu atau kelompok yang lain yang akan mengakibatkan konflik.
Konflik yang berkepanjangan kadang dapat memperburuk tatanan sosial masyarakat. Namun,
konflik juga berperan positif dalam memperkuat persatuan dan menghilangkan konflik intern
dalam suatu kelompok. Konflik dimanapun bentuknya merupakan sesuatu yang wajar terjadi.
Konflik senantiasa ada dalam setiap sistem sosial. Dapat dikatakan konflik merupakan
merupakan suatu ciri dari sistem sosial. Tanpa konflik suatu hubungan tidak akan hidup.
Sedangkan ketiadaan konflik dapat menadakan terjadinya penekanan masalah yang suatu saat
nanti akan timbul suatu ledakan yang benar- benar kacau. Untuk itu dibutuhkan suatu teori
yang dapat menekan bahkan memusnahkan konflik yang terjadi dalam kehidupan
 bermasyarakat.
Diharapkan dengan adanya makalah ini baik pembaca maupun pendengar suatu saat nanti
dapat mempergunakan makalah ini sebagai acuan untuk memahami dan menyelesaikan suatu
konflik baik yang dihadapi oleh kelompok maupun oleh individu itu sendiri. Sehingga dapat
menyikapi konflik itu sendiri secara bijak dan hati- hati.

RUMUSAN MASALAH
• Bagaimana perspektif teori konflik menurut Karl Marx ?
• Bagaimana perspektif teori konflik menurut Ralf Dahrendorf ?
• Bagaimana perspektif teori konflik menurut Lewis A. Coser ?
 TEORI KONFLIK MENURUT KARL MARX
Sejarah Singkat
Karl Marx adalah satu tokoh yang pemikirannya mewarnai dengan sangat jelas dalam
  perkembangan ilmu sosial. Pemikiran Karl Marx berangkat dari filsafat dialektika Hegel.
Hanya saja ia mengganti dialektika ideal menjadi dialektika material, yang diambil dari
filsafat Fuerbach, sehingga sejarah merupakan proses perubahan terus menerus secara
material.
Teori Konflik Karl Marx (1818- 1883)
Teori konflik Karl Marx didasarkan pada pemilikan sarana- sarana produksi sebagai unsur 
 pokok pemisahan kelas dalam masyarakat.
Marx mengajukan konsepsi mendasar tentang masyarakat kelas dan perjuangannya. Marx
tidak mendefinisikan kelas secara panjang lebar tetapi ia menunjukkan bahwa dalam
masyarakat, pada abad ke- 19 di Eropa di mana dia hidup, terdiri dari kelas pemilik modal
(borjuis) dan kelas pekerja miskin sebagai kelas proletar. Kedua kelas ini berada dalam suatu
struktur sosial hirarkis, kaum borjuis melakukan eksploitasi terhadap kaum proletar dalam
  proses produksi.. Eksploitasi ini akan terus berjalan selama kesadaran semu eksis (false
consiousness) dalam diri proletar, yaitu berupa rasa menyerah diri, menerima keadaan apa
adanya tetap terjaga.
Ketegangan hubungan antara kaum proletar dan kaum borjuis mendorong terbentuknya
gerakan sosial besar, yaitu revolusi. Ketegangan tersebut terjadi jika kaum proletar telah
sadar akan eksploitasi kaum borjuis terhadap mereka.

 TEORI KONFLIK MENURUT LEWIS A. COSER 


Sejarah Singkat
Selama lebih dari dua puluh tahun Lewis A. Coser tetap terikat pada model sosiologi dengan
tertumpu kepada struktur sosial. Pada saat yang sama dia menunjukkan bahwa model
tersebut selalu mengabaikan studi tentang konflik sosial. Berbeda dengan beberapa ahli
sosiologi yang menegaskan eksistensi dua perspektif yang berbeda (teori fungsionalis dan
teori konflik), coser mengungkapkan komitmennya pada kemungkinan menyatukan kedua
 pendekatan tersebut.
Akan tetapi para ahli sosiologi kontenporer sering mengacuhkan analisa konflik sosial,
mereka melihatnya konflik sebagai penyakit bagi kelompok sosial. Coser memilih untuk 
menunjukkan berbagai sumbangan konflik yang secara potensial positif yaitu membentuk 
serta mempertahankan struktur suatu kelompok tertentu. Coser mengembangkan perspektif 
konflik karya ahli sosiologi Jerman George Simmel.
Seperti halnya Simmel, Coser tidak mencoba menghasilkan teori menyeluruh yang mencakup
seluruh fenomena sosial. Karena ia yakin bahwa setiap usaha untuk menghasilkan suatu teori
sosial menyeluruh yang mencakup seluruh fenomena sosial adalah premature (sesuatu yang
sia- sia). Memang Simmel tidak pernah menghasilkan risalat sebesar Emil Durkheim, Max
Weber atau Karl Marx. Namun, Simmel mempertahankan pendapatnya bahwa sosiologi
 bekerja untuk menyempurnakan dan mengembangkan bentuk- bentuk atau konsep- konsep
sosiologi di mana isi dunia empiris dapat ditempatkan. Penjelasan tentang teori knflik 
Simmel yang diambil dalam buku Beberapa Teori Sosiologis Seri Pengenalan Sosiologi 5
Georg Simmel halaman 63, sebagai berikut:
Simmel memandang pertikaian sebagai gejala yang tidak mungkin dihindari dalam
masyarakat. Struktur sosial dilihatnya sebagai gejala yang mencakup pelbagai proses asosiatif 
dan disosiatif yang tidak mungkin terpisah- pisahkan, namun dapat dibedakan dalam analisa.
Menurut Simmel konflik tunduk pada perubahan. Coser mengembangkan proposisi dan
memperluas konsep Simmel tersebut dalam menggambarkan kondisi- kondisi di mana
konflik secara positif membantu struktur sosial dan bila terjadi secara negatif akan
memperlemah kerangka masyarakat.
3.2 Teori Konflik Lewis A. Coser 
Konflik dapat merupakan proses yang bersifat instrumental dalam pembentukan, penyatuan
dan pemeliharaan struktur sosial. Konflik dapat menempatkan dan menjaga garis batas antara
dua atau lebih kelompok. Konflik dengan kelompok lain dapat memperkuat kembali identitas
kelompok dan melindunginya agar tidak lebur ke dalam dunia sosial sekelilingnya.
Seluruh fungsi positif konflik tersebut dapat dilihat dalam ilustrasi suatu kelompok yang
sedang mengalami konflik dengan kelompok lain. Misalnya, pengesahan pemisahan gereja
kaum tradisional (yang memepertahankan praktek- praktek ajaran katolik pra- Konsili
Vatican II) dan gereja Anglo- Katolik (yang berpisah dengan gereja Episcopal mengenai
masalah pentahbisan wanita). Perang yang terjadi bertahun- tahun yang terjadi di Timur 
Tengah telah memperkuat identitas kelompok Negara Arab dan Israel.
Coser (1956: 41) melihat katup penyelamat berfungsi sebagai jalan ke luar yang meredakan
 permusuhan, yang tanpa itu hubungan- hubungan di antara fihak- fihak yang bertentangan
akan semakin menajam. Katup Penyelamat ( savety-value ) ialah salah satu mekanisme khusus
yang dapat dipakai untuk mempertahankan kelompok dari kemungkinan konflik sosial.
Katup penyelamat merupakan sebuah institusi pengungkapan rasa tidak puas atas sebuah
sistem atau struktur. Contohnya Badan perwakilan Mahasiswa atau panitia kesejahteraan
Dosen. Lembaga tersebut membuat kegerahan yang berasal dari situasi konflik tersalur tanpa
menghancurkan sistem tersebut.
Menurut Coser konflik dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Konflik Realistis, berasal dari kekecewaan terhadap tuntutan- tuntutan khusus yang
terjadi dalam hubungan dan dari perkiraan kemungkinan keuntungan para partisipan,
dan yang ditujukan pada obyek yang dianggap mengecewakan. Contohnya para
karyawan yang mogok kerja agar tuntutan mereka berupa kenaikan upah atau gaji
dinaikkan.
2. Konflik Non- Realistis, konflik yang bukan berasal dari tujuan- tujuan saingan yang
antagonis, tetapi dari kebutuhan untuk meredakan ketegangan, paling tidak dari salah
satu pihak. Coser menjelaskan dalam masyarakat yang buta huruf pembasan dendam
 biasanya melalui ilmu gaib seperti teluh, santet dan lain- lain. Sebagaimana halnya
masyarakat maju melakukan pengkambinghitaman sebagai pengganti
ketidakmampuan melawan kelompok yang seharusnya menjadi lawan mereka.
Menurut Coser terdapat suatu kemungkinan seseorang terlibat dalam konflik realistis tanpa
sikap permusuhan atau agresi. Contohnya dua pengacara yang selama masih menjadi
mahasiswa berteman erat. Kemudian setelah lulus dan menjadi pengacara dihadapkan pada
suatu masalah yyang menuntut mereka untuk saling berhadapan di meja hijau. Masing-
masing secara agresif dan teliti melindungi kepentingan klienya, tetapi setelah meinggalkan
 persidangan mereka melupakan perbedaan dan pergi ke restoran untuk membicarakan masa
lalu.
Kesimpulan
Teori konflik Karl Marx didasarkan pada pemilikan sarana- sarana produksi sebagai unsur 
  pokok pemisahan kelas dalam masyarakat. Kelompok yang memiliki sarana produksi
(borjuis) dan kelompok pekerja miskin (proletar) Karl Marx berpendapat bahwa pemilikan
dan Kontrol sarana- sarana berada dalam satu individu- individu yang sama.
Konflik in-group merupakan indikator adanya suatu hubungan yang sehat. Coser sangat
menentang para ahli sosiologi yang selalu melihat konflik hanya dalam pandangan negatif 
saja. Perbedaan merupakan peristiwa normal yang sebenarnya dapat memperkuat struktur 
sosial. Dengan demikian Coser menolak pandangan bahwa ketiadaan konflik sebagai
indicator dari kekuatan dan kestabilan suatu hubungan.
Menurut Dahrendorf hubungan- hubungan kekuasaan yang menyangkut bawahan dan atasan
menyediakan rasti bagi kelahiran kelas. Dahrendorf mengakui terdapat perbedaan di antara
mereka yang memiliki sedikit dan banyak kekuasaan. Perbedaan dominasi itu dapat terjadi
secara statis. Tetapi pada dasarnya tetap terdapat dua kelas sosial yaitu, mereka yang berkuasa
dan yang dikuasai.

Anda mungkin juga menyukai