Faiz (118)
Angkatan 2018
Dari pelbagai bidang yang terdampak pandemi, mungkin bidang ekonomi dan
pendidikan adalah dua hal yang paling disoroti, karena mayoritas pelaku usaha di
negeri ini adalah UMKM maka adanya pandemi ini pastilah berakibat pada
kestabilan ekonomi dalam negeri, banyak pelaku usaha gulung tikar karena tidak
mampu bertahan pada kondisi pandemic seperti ini, acap kali peraturan
pemerintahpun menjadi sebab, karena kebijakan yang sering kali berubah-ubah,
adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mengakibatkan pelaku usaha
yang tidak beroprasi dibidang digital kehilangan konsumen dan bahkan sampai
gulung tikar (Bangkrut), contohnya pedagang angkringan, mereka berdagang pada
malam hari karena memang mereka mendapati konsumen pada malam hari, tetapi
karena adanya aturan pembatasan sosial mereka hanya boleh berdagang pada jam-
jam yang ditentukan, akibatnya mereka mengalami penurunan pendapatan,
memang mereka melanggar aturan yang berlaku dengan berdagang diluar rumah,
namun memang itulah yang mereka lakukan setiap harinya, untuk mengais rezeki
dan menyambung hidup, pedagang akringan adalah contoh kecil salah satu pelaku
usaha yang terdampak pandemi.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada periode Agustus 2020, jumlah
angka pengangguran meningkat 2,67 juta orang. Dengan demikian, jumlah
angkatan kerja di Indonesia yang menganggur menjadi sebesar 9,77 juta orang.
Tentu saja hal ini menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 berdampak pada
turunnya laju perekonomian dengan banyaknya pelaku usaha yang gulung tikar
dan naiknya jumlah pengangguran. Memang bukan hanya Indonesia yang
mengalami kondisi seperti ini, tetapi banayak juga negara diluar sanapun
merasakan anjloknya tingkat perekonomian akibat adanya pandemi Covid-19,
banyak pelaku usaha seperti UMKM mengeluh dengan kebijakan pemerintah
yang bisa dibilang tidak jelas, pemerintah melakukan pembatasan dengan waktu
yang ditentukan, namun setelah waktu yang ditentukan malah diperpanjang lagi,
mereka (pemerintah) memiliki landasan dalam pembuatan kebijakan, adapun
kebijakan yang berubah-ubah karena ditinjau dari kondisi masyarakat yang ada,
namun nampaknya kebijakan yang tak kunjung jelas dan sering kali berubah-ubah
ini diakibatkan karena masih banyak masyarakat yang melanggar, dan tetap
melakukan aktivitas seperti biasanya, banyak masayarakat kita melanggaran
peraturan pembatasan, dan tidak diam dirumah, namun sama halnya ketika
masyarakat menyalahkan kebijakan pemerintah yang berubah-ubah, masyarakat
harus mengetahui latar belakang yang melandasi hal tersebut terjadi, maka
pemerintahpun harus mengetahui apa yang melatar belakangi banyaknya
pelanggaran-pelanggaran yang ada dan tidak hanya melarang dengan dalih demi
keselamatan bersama.
Adanya pelanggaran terhadap aturan pembatasan sosial yang berlaku saat ini
adalah akibat dari tidak terjaminnya kebutuhan pokok masyarakat, mungkin jika
semua masyarakat Indonesia berpenghasilan tinggi dan memiliki tabungan dan
pekerjaan dapat dikerjakan dirumah, tidak akan menjadi masalah apabila ada
kebijakan dari pemerintah untuk diam dirumah, atau melakukan kegiatan seperti
kerja dirumah, namun nampaknya tingkat kesejahteraan dinegara dunia ketiga ini
masih di bawah negara maju, dan perlu diingat juga pada paragraf sebelumnya,
bahwa mayoritas pelaku usaha di Indonesia adalah UMKM, karena itu banyak
dari masyarakat yang memang harus keluar rumah untuk mencari nafkah, karena
tidak ada jaminan kebutuhan pokoknya terpenuhi selama mereka harus diam
dirumah. Disisi lain dibandingkan dengan mengupayakan terjaminnya kebutuhan
pokok masyarakat agar pembatasan yang dilakukan terlaksana dengan optimal,
pemerintah lebih memilih memaksakan masyarakatnya untuk diam dirumah tanpa
menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok, dan memberi sangsi administrative
bagi masyarakat yang melanggar. Ironi bukan?, akibatnya masyarakat tidak patuh
dan kasus Covid-19 terus meningkat menurut informasi yang beredar di media.
Anggaran besar harus dikeluarkan demi mengamankan tenaga medis, dan orang-
orang menangani kasus Covid-19, fasilitas-fasilitas disediakan untuk para korban
yang terpapar virus tersebut, akhirnya pandemi inipun tak kunjung usai.
Kebiasan bermain game ini akhirnya berefek negative pada tingkat belajar dan
membaca anak-anak atau murid, mereka lebih gemar bermain game daripada
membaca atau belajar, mereka lebih suka Top up Diamond, dan memberi kostum-
kostum karakter pada game yang mereka lakukan. Disatu sisi orang tuanya tengah
berjuang mencari nafkah saat masa-masa sulit seperti masa pandemi saat ini, disisi
lain anak-anaknya yang mereka titipkan pada lembaga pendidikan dan lingkungan
sosial menjadi pemalas sejak dini.
Namun perlu diingat, saat ini adalah waktu yang tepat untuk masyarakat Indonesia
membangun kembali budaya gotong royong, sistem ekonomi Indonesia adalah
Demokrasi ekonomi, artinya sistem ekonomi yang dipakai adalah sistem ekonomi
dari kegiatan ekonomi kolektif yang dilakukan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, didalamnya tidak ada ketimpangan, karena modal milik
bersama dan penghasilan dibagi dengan adil atau proporsional, dengan sistem
demokrasi ekonomi, maka masyarakat dapat mencapai kesejahteraan bersama,
tanpa adanya jurang kesenjangan yang membedakan antara sikaya dan dimiskin.
Kita bisa membangun kesadaran bersama dan membangun usaha bersama dengan
orang-orang disekitar kita, yaitu dengan membangun Usaha Masyarakat Mandiri
dan Kreatif (UMMK) ini bukan program pemerintah, tetapi ini adalah sebuah
gagasan yang penulis tawarkan untuk masyarakat yang tengah mengalami kondisi
sulit, walaupun sekarang sudah disebut sebagai new normal, tetapi pembatasan-
pembatasan masih tetap dilakukan, hal ini adalah peluang bagi kita, karena
masyarakat sudah terbiasa dengan kemudahan yang ada digadgetnya maka kita
bisa membangun usaha berbasis digital dengan UMMK, pertama kita harus
mampu memobilisasi masyarakat untuk ikut masuk dalam UMMK, karena dalam
UMMK ini kita membangun usaha dengan modal bersama jadi tidak akan terlalu
terasa berat, setelah itu teman-teman bisa bentuk kepengurusan dan landasan
berjalannya organisasi ini (UMMK), semuanya usaha yang akan dilakukan atau
dibuat oleh UMMK ini haruslah hasil dari kesepakatan bersama atau dengan kata
lain harus dimusyawarahkan terlebih dahulu, selanjutnya setelah kepengurusan
dan landasan gerak organisasi sudah dibuat, tahap berikutnya adalah memulai
usaha, pada masa new normal saat ini masyarakat sangat bergantung pada
gawainya, dan sering kali menghabiskan banyak waktu didepan smartphonennya
untuk menonton video-video menarik di Youtube, maka di sini UMMK bisa
membuat Channel youtube yang berisikan konten-konten menarik seperti
pembuatan film pendek yang mengandung unsur-unsur budaya daerah sekitar,
untuk menunjang pembuatan film tersebut, UMMK membentuk
divisi khusus yang menangani tentang multimedia dan periklanan, dalam konten-
konten yang dibuat seperti film sisipkan promosi produk-produk usaha anggota
UMMK, entah berupa barang maupun jasa, pilih orang-orang yang mampu
mengoprasikan software editing video dan kamera, di sini kaum muda yang
berpendidikan sangat berperan penting agar salah satu bidang usaha UMMK ini
berjalan, tak usah perfect diawal pembuatan konten, yang penting massive dan
istikomah, selanjutnya buat usaha kuliner ataupun barang yang menjadi kebutuhan
pokok masyarakat, seperti sabun mandi, sabun cuci piring, dan shampoo, lebih
bagus apabila UMMK ini dibuat antar desa, jadi bisa berbagi peran, UMMK desa
yang satu bisa menjadi Produsen, dan UMMK desa yang lain bisa menjadi
distributor dan konsumen, dan juga UMMK yang menjadi Produsen pun harus
bisa menjadikan masyarakat sekitar mengonsumsi produk buatan daerahnya
sendiri, maka harus ada kerja sama antara UMMK dan pemilik warung-warung
yang ada agar turut andil memasarkan produk hasil dari UMMK daerahnya
sendiri, dan apabila pemilik warung bagian (anggota) dari UMMK tersebut maka
diapun akan mendapatkan untung ganda, dari hasil penjualan diwarungnya, dan
dari hasil penjualan di UMMK yang dia ikuti. Namun sekali lagi, di sini harus
ditekankan asas gotong royong dan transparansi, karena demi berjalannya bisnis
yang sehat dan untuk mencapai kesejahteraan bersama.
Selain itu UMMK ini bisa juga membuat usaha dibidang transportasi, untuk
anggota UMMK yang tidak berikut serta dalam multimedia dan produksi
kebutuhan pokok, bisa ditempatkan di bidang transportasi, untuk anggota yang
mempunyai kendaraan pribadi seperti motor bisa menjadi ojek, entah dengan
sebutan apapun, Go Gas, Kang Nganter, atau apapun itu, namun di sini mereka
diakomodir oleh oleh administrator yang mengontrol pemesanan dari penumpang
atau konsumen, masyarakat bisa memesan lewat whatsapp, ataupun telephone,
dan saat konsumen memesan administrator memberitahukan ongkos serta nama
dan flat nomor ojek yang akan menjemputnya, seperti Grab dan Gojek, namun
ojek desa ini hanya melayani pesanan disekitar daerah tempatnya tinggal, ojek
desa ini bisa diberikan ciri seperti stiker pada helm, ataupun warna-warna yang
mencirikan kalau ojek tersebut bagian dari UMMK, dan masih banyak bidang
usaha lainnya yang dapat dibuat, tergantung bagaimana kalian mencermati kondisi
yang ada.
Dengan sistem kolektif seperti itu, semuanya mendapatkan hasil yang adil, tidak
ada pemenang yang paling berkuasa, karena memang modal terbesar bangsa kita
untuk menjadi negara maju adalah gotong royong dan sumber daya alam yang
melimpah, karena itu apabila sumber daya alam mampu dikelola dengan bijak
tanpa adanya keserakahan, maka semua orang bisa menikmati hasil dari negerinya
sendiri, bukankah menyedihkan, jika dinegeri yang kaya ini banyak orang kurang
mampu (dalam ekonomi) dan pengemis serta pelacur-pelacur yang terpaksa
melacurkan dirinya demi bertahan hidup?, kita harus bangun kembali kesadaran
bangsa ini, membangun kembali apa yang dikatakan dalam Pancasila, sebuah
hakikat dari bangsa ini, bangsa yang punya banyak keragaman, berbeda-beda
tetapi tetap satu jiwa, berbeda-beda tetapi bersama-sama, maka akan mudah
membangun kembali demokrasi ekonomi jika kita telah sadar.
Masa pandemi Covid-19 ini harusnya bisa menjadi titik balik bagi bangsa ini
untuk lebih meningkatkan lagi kondisi perekonomian masyarakat, banyak sekali
peluang yang ada, tinggal bagaimana kita, maukah berusaha untuk memulai
bersama, atau tetap pada individualistis dan hawek hanya memikirkan untuk
memperkaya diri sendiri, selain itu pemerintahpun harus hadir, karena dengan
konsep Usaha Masyarakat Mandiri dan Kreatif (UMMK) ini mampu mengurangi
tingkat pengangguran yang ada, lagipun bukankah Indonesia pada beberap tahun
kedepan akan mengalami bonus demografi?, daripada dipekerjakan dengan murah
dipabrik-pabrik luar, lebih baik menciptakan lapangan pekerjaan baru dengan
konsep UMMK dan berdaulat dalam segala hal.
Daftar Pustaka:
1. https://www.cnbcindonesia.com/news/20210326144212-4-233127/sad-30-juta-
umkm-gulung-tikar-karena-corona
2. https://money.kompas.com/read/2021/03/02/161627926/satu-tahun-pandemi-
jumlah-pengangguran-nyaris-10-juta-angka-kemiskinan-tembus?page=all
3. https://megapolitan.kompas.com/read/2021/03/02/05300081/kilas-balik-
kronologi-munculnya-kasus-pertama-covid-19-di-indonesia?page=all
4. https://nasional.tempo.co/read/1444170/kasus-korupsi-bansos-juliari-batubara-
disebut-mengelola-16-juta-paket