Pelaporan
Keuangan
Syariah
Akuntansi Akad Musyarakah
08
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi S1 03610001 Suryana, SE., M.Ak.
Abstract Kompetensi
Akad Musyarakah adalah akad bagi Mahasiswa memiliki kemampuan
hasil antara dua pihak atau lebih menjelaskan tentang pelaporan
unutk suatu usaha tertentu, dimana keuangan dalam akad bagi hasil
masing-masing pihak memberikan dengan akad Musyarakah.
kontribusi dana (modal) sesuai
dengan kesepakatan Bersama,
dengan ketentuan bahwa
keuntungan dan risiko akan
ditanggung Bersama sesuai dengan
kesepakatan.
Akad Musyarakah
PENGERTIAN MUSYARAKAH
Musyarakah adalah bentuk kerjasama dua orang atau lebih dengan pembagian
keuntungan secara bagi hasil. Menurut Dewan Syariah Nasional MUI dan PSAK No.
106 mendefinisikan musyarakah sebagai akad kerjasama antara dua pihak atau lebih
untuk suatu usaha tertentu, dimana masing – masing pihak memberikan kontribusi
dana dengan ketentuan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian
berdasarkan kontribusi dana.
2. Ketentuan syariah
a) Pelaku : mitra harus cakap hokum dan baligh
b) Objek musyarakah:
Modal :
• Modal yang diberikan harus tunai
• Modal yang diserahkan dapat berupa uang tunai, emas, asset
perdagangan atau asset tak berwujud seperti hak paten dan lisensi.
• Apabila modal yang diserahkan dalam bentuk nonkas, maka harus
ditentukan nilai tunainy aterlebih dahulu dan harus diseoakati bersama.
• Modal para mitra harus dicampur, tidak boleh dipisah.
Kerja :
• Partisipasi mitra merupakan dasar pelaksanaan musyarakah
• Tidak dibenarkan jika salah satu mitra tidak ikut berpartisipasi
• Setiap mitra bekerja atas dirinya atau mewakili mitra’
• Meskipun porsi mitra yang satu dengan yang lainnya tidak harus sama,
mitra yang bekerja lebih banyak boleh meminta bagian keuntungan
lebih besar.
c) Ijab qabul
Ijab dan Qabul harus dinyatakan dalam akad dengan memperhatikan
sebagai berikut :
• Penawaran dan permintaan harus secara eksplisit menunjukkan tujuan
akad
• Penerimaan dan Penawaran dilakukan pada saat kontrak
• Akad dituangkan secara tertulis
d) Pihak-pihak yang berakad harus cakap hukup
• Kompeten
• Menyediakan dana dan pekerjaan
• Memiliki hak mengatur aset musyarakah dalam proses bisnis normal
1. Syirkah Al Milk atau perkongsian amlak mengandung arti kepemilikan bersama yang
keberadaannya muncul apabila dua orang atau lebih memperoleh kepemilikan bersama
atas suatu kekayaan. Syirkah ini bersifat memaksa dalam hokum positif. Misalnya : dua
orang atau lebih menerima warisan atau hibah atau wasiat sebidang tanah.
2. Syirkah Al Uqud yaitu kemitraan yang tercipta dengankesepakatan dua orang atau lebih
untuk bekerja sama dlam mencapai tujuan tertentu. Setiap mitra berkontribusi dana dn
atau dengan bekerja, serta berbagai keuntungan dan kerugian. Syirkah jenis ini dapat
dianggap kemitraan yang sesungguhnya Karena pihak yang bersangkutan secara
sukarela berkeinginan untuk membuat kerjasama investasi dan berbagi keuntungn dan
resiko. Syirkah uqud sifatnya ikhtiariyah (pilihan sendiri). Syirkah Al Uqud dapat
dibagi menjadi sebagai berikut :
3. Syirkah abdan yaitu bentuk syirkah antara dua pihak atau lebih dari kalangan pekerja
atau professional dimana mereka sepakat untuk bekerjasama mengerjakan suatu
pekerjaan dan berbagi penghasilan yang diterima. Syirkah ini dibolehkan oleh ulama
malikiyah, hanabilah dan zaidiyah dengan alasan tujuan dari kerjasama ini adalah
4. Syirkah wujuh yaitu kerjasama antara dua pihak dimana masing – masing pihak sama
sekali tidak menyertakan modal dan menjalankan usahanya berdasarkan kepercayaan
pihak ketiga. Penamaan wujuh ini dikarenaknan jual beli tidak terjadi secara kontan.
Kerjasama ini hanya berbentuk kerjasama tanggungjawab bukan modal atau pekerjaan.
Ulama hanafiyah, hanabilah dan zaidiyah membolehkan syirkah ini sebab mengandung
unsure perwakilan dari seorang partner dalam penjualan dan pembelian.
Ulama malikiyah, sayifiiyah berpendapat bahwa syirkah ini tidak sah karena syirkah ini
gada unsur kerjasama modal atau pekerjaan.
5. Syirkah inan yaitu sebuah persekutuan dimana posisi dan komposisi pihak – pihak yang
terlibat di dalamnya adalah tidak sama, baik dalam modal maupun pekerjaan.
Ulama foqoh membolehkan syirkah ini.
6. Syirkah muwafadah yaitu sebuah persekutuan dimana posisi dan komposisi pihak –
pihak yang terlibat didalamnya harus sama, baik dalam hal modal, pekerjaan, agama,
keuntungan maupun resiko kerugian. Jika komposisi modal tidak sama maka
syirkahnya batal. Menurut pendapat ulama hanafiyah dan maliki syirkah ini boleh.
Namun menurut syafii dan hanabilah dan kebanyakan ulama fiqih lain menolaknya
karena syirkah ini tidak dibenarkan syara, selain itu syarat untuk menyamakan modal
sangatlah sulit dilakukan dan mengundang unsure ke-gharar-an.
• Mitra aktif adalah mitra yang mengelola usaha musyarakah, baik mengelola
sendiri atau menunjuk pihak lain atas nama mitra tersebut
• Mitra Pasif adalah mitra yang tidak ikut mengelola usaha musyarakah
• Pada prinsipnya, LKS boleh menggunakan system Accrual Basis maupun Cash Basis
dalam administrasi keuangan.
• Secara kemaslahatan (Al-Ashlah) dalam pencatatan sebaiknya digunakan system
Accrual Basis, tetapi untuk bagi hasil atas dasar penerimaan yang benar-benar terjadi
(Cash Basis)
• Penetapan system yang dipilih harus di sepakati dalam akad.
apabila investasi dalam bentuk kas akan dinilai sebesar jumlah yang diserahkan; dan
dicatat:
Dr. Investasi Musyarakah – Kas xxx
Cr. Kas xxx
apabila investasi dalam bentuk kas akan dinilai sebesar jumlah yang diserahkan; dan
dicatat:
Dr. Investasi Musyarakah – Kas xxx
Cr. Kas xxx
Pencatatan yang dilakukan jika nilai wajar asset non kas yang diserahkan lebih besar dari
nilai buku, maka selisihnya akan dicatat dalam akun selisih penilaian asset musyarakah:
Dr. Investasi Musyarakah xxx
Dr. Akumulasi Penyusutan xxx
Cr. Selisih penilaian aset musyarakah xxx
Cr. Aset non kas xxx
Pencatatan yang dilakukan jika nilai wajar asset non kas yang diserahkan lebih kecil
dari nilai buku, maka selisihnya dicatat sebagai kerugian:
Dr. Investasi Musyarakah xxx
Dr. Akumulasi Penyusutan xxx
Dr. Kerugian xxx
Cr. Aset non kas xxx
Apabila investasi dalam bentuk aset non-kas dan diakhir akad akan diterima kembali
maka atas aset nonkas musyarakah disusutkan berdasarkan nilai wajar tersebut.
Dr. Beban Depresiasi xxx
Cr. Akumulasi Depresiasi xxx
Apabila modal investasi yang diserahkan berupa aset non-kas, dan diakhir akad
dikembalikan dalam bentuk kas sebesar nilai wajar aset non kas yang disepakati ketika aset
tersebut diserahkan. Ketika akad musyarakah berakhir, aset nonkas akan dilikuidasi/dijual
terlebih dahulu dan keuntungan atau kerugian dari penjualan aktiva ini (selisih antara nilai
buku dengan nilai jual) didistribusikan pada setiap mitra sesuai kesepakatan.
3. Apabila modal investasi berupa aset nonkas, dan dikembalikan dalam bentuk kas
sebesar nilai wajar ketika aset non kas diserahkan,
- Jika tidak ada penyisihan kerugian dan penjualan aset nonkas menghasilkan keuntungan;
Dr. Kas xxx
Cr. Investasi Musyarakah xxx
Cr. Keuntungan xxx
- Jika ada penyisihan kerugian dan penjualan aset nonkas menghasilkan keuntungan:
Dr. Kas xxx
Dr Penyisihan Kerugian xxx
Cr. Investasi Musyarakah xxx
Cr. Keuntungan xxx
(b) nilai wajar untuk penerimaan dalam bentuk aset nonkas, Jurnal:
Dr. Aset non-kas xxx
Cr. Dana Syirkah Temporer xxx
Apabila diakhir akad aset nonkas tidak dikembalikan maka yang mencatat beban
depresiasi adalah usaha musyarakah atas dasar nilai wajar dan disusutkan selama masa
akad atau selama umur ekonomis. Sedangkan jika dikembalikan, yang mencatat beban
depresiasi adalah mitra yang menyerahkan aset nonkas sebagai modal investasinya.
Dr. Beban Depresiasi xxx
Cr. Akumulasi Depresiasi xxx
Apabila diakhir akad aset nonkas tidak dikembalikan maka yang mencatat beban
depresiasi adalah usaha musyarakah atas dasar nilai wajar dan disusutkan selama masa
akad atau selama umur ekonomis. Sedangkan jika dikembalikan, yang mencatat beban
depresiasi adalah mitra yang menyerahkan aset nonkas sebagai modal investasinya.
Dr. Beban Depresiasi xxx
Cr. Akumulasi Depresiasi xxx
2. Apabila dana investasi yang diserahkan berupa aset non-kas, dan diakhir akad
dikembalikan, jurnal:
Dr. Dana Syirkah Temporer xxx
Cr. Aset nonkas xxx
Jika aset harus dikembalikan, dan terjadi kerugian maka ia menerima kas sebagai
peutup kerugian. Jurnal:
Dr. Kas xxx
Cr. Penyisihan Kerugian xxx
3. Apabila modal investasi yang diserahkan berupa aset non-kas, dan diakhir akad
dikembalikan dalam bentuk kas, maka aset nonkas harus dilikuidasi/dijual terlebih
dahulu dan keuntungan atau kerugian dari penjualan aktiva didistribusikan pada setiap
mitra sesuai kesepakatan. Jika penjualan menghasilkan keuntungan:
Dr. Kas xxx
Dr. Akumulasi Depresiasi xxx
Cr. Aset non kas xxx
Cr. Keuntungan xxx
Dr. Keuntungan xxx
Cr. Dana Syirkah Temporer xxx
Jika penjualan tersebut menghasilkan kerugian, :
Dr. Kas xxx
Dr. Akumulasi Depresiasi xxx
Dr. Penyisihan Kerugian xxx
Cr. Aset non kas xxx
Bagian mitra aktif atas investasi musyarakah menurun (dengan pengembalian modal mitra
secara bertahap) dinilai sebesar jumlah kas atau nilai wajar aset nonkas yang diserahkan
untuk usaha musyarakah pada awal akad ditambah dengan jumlah modal syirkah temporer
yang telah dikembalikan kepada mitra pasif, dan dikurangi kerugian (jika ada).
Penyajian
Pengelola menyajikan hal-hal sebagai berikut yang terkait dengan usaha musyarakah dalam
laporan keuangan:
a. Kas atau aset nonkas yang disisihkan oleh mitra aktif dan yang diterima dari mitra pasif
disajikan sebagai investasi musyarakah;
b. Aset musyarakah yang diterima dari mitra pasif disajikan sebagai unsur dana syirkah
temporer;
c. Selisih penilaian aset musyarakah, disajikan sebagai unsur ekuitas.
Pengungkapan
Mitra mengungkapkan hal-hal yang terkait transaksi musyarakah, tetapi tidak terbatas, pada:
a. isi kesepakatan utama usaha musyarakah, seperti porsi dana, pembagian hasil
usaha,aktivitas usaha musyarakah, dan lain-lain;
b. pengelola usaha, jika tidak ada mitra aktif; dan
c. pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101 tentang Penyajian Laporan
Keuangan Syari’ah.