Pembimbing:
M. Yatim.M.pd
Disusun oleh:
Nabila aswina putri
Melly yuswitira
Yundi permata sari
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia pada Masa Prakemerdekaan
Perkembangan dan pertumbuhan Bahasa Melayu tampak lebih jelas dari berbagai
peninggalan-peninggalan misalnya:
Tulisan yang terdapat pada batu Nisan di Minye Tujoh, Aceh pada tahun 1380
Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang pada tahun 683.
Prasasti Talang Tuo, di Palembang pada Tahun 684.
Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada Tahun 686.
Prasati Karang Brahi Bangko, Merangi, Jambi, pada Tahun 688.
Pada abad ke-15 berkembang bentuk yang dianggap sebagai bentuk resmi bahasa
Melayu karena dipakai oleh Kesultanan Malaka, yang kelak disebut sebagai bahasa
Melayu Tinggi.Penggunaannya terbatas di kalangan keluarga kerajaan di sekitar
Sumatera, Jawa, dan Semenanjung Malaya.
Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda
dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam rapat, para pemuda berikrar:
1. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah
Air Indonesia.
2. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa
Indonesia.
3. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku menjunjung tinggi bahasa persatuan,
bahasa Indonesia.
Ikrar para pemuda ini di kenal dengan nama “Sumpah Pemuda”. Unsur yang
ketiga dari “Sumpah Pemuda” merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa indonesia
merupakan bahasa persatuan bangsa indonesia. Pada tahun 1928 bahasa Indonesia di
kokohkan kedudukannya sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia di nyatakan
kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945, karena pada saat
itu Undang-Undang Dasar 1945 di sahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia. Di dalam UUD 1945 di sebutkan bahwa “Bahasa Negara Adalah
Bahasa Indonesia,(pasal 36). Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa indonesia
secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa indonesia di pakai oleh
berbagai lapisan masyarakat indonesia.
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan
bangsa Indonesia.Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi
Kemerekaan Indonesia tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai
berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, Bahasa Indonesia berposisi sebagi bahasa
kerja. Dari sudut pandang Linguistik, bahasa indonesia adalah salah satu dari banyak
ragam bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu-Riau dari abad ke-
19.
Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaannya sebagi
bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan
sejak awal abad ke-20. Penamaan “Bahasa Indonesia” di awali sejak di canangkannya
Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan “Imperialisme bahasa”
apabila nama bahasa Melayu tetap di gunakan.
Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa
Melayu yang di gunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini,
bahasa indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata
baru baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa
asing. Meskipun di pahami dan di tuturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia,
bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar
warga indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia
sebagai bahasa Ibu. Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi
sehari-hari (kolokial) atau mencampur adukkan dengan dialek Melayu lainnya atau
bahasa Ibunya.
Meskipun demikian, bahasa Indonesia di gunakan sangat luas di perguruan-
perguruan, media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai
forum publik lainnya, sehingga dapatlah dikatakan bahwa bahasa indonesia di
gunakan oleh semua warga indonesia. Bahasa Melayu dipakai dimana-mana
diwilayah nusantara serta makin berkembang dengan dan bertambah kukuh
keberadaannya.Bahasa Melayu yang dipakai didaerah-daerah diwilayah nusantara
dalam pertumbuhan dipengaruhi oleh corak budaya daerah.Bahasa Melayu menyerap
kosa kata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa sanskerta, bahasa Persia, bahasa
Arab, dan bahasa-bahasa Eropa.
Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan
dialek.Perkembangan bahasa Melayu diwilayah nusantara mempengaruhi dan
mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia.Komikasi
rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komunikasi antar perkumpulan
yang bangkit pada masa itu menggunakan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia,
yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia dalam sumpah
pemuda 28 Oktober 1928. Untuk memperoleh bahasa nasionalnya, Bangsa Indonesia
harus berjuang dalam waktu yang cukup panjang dan penuh dengan tantangan.
Secara sejarah, bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek temporal dari
bahasa Melayu yang struktur maupun khazanahnya sebagian besar masih sama atau
mirip dengan dialek-dialek temporal terdahulu seperti bahasa Melayu Klasik dan
bahasa Melayu Kuno. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional
merupakan usulan dari Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli
sejarah. Dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, Yamin
mengatakan bahwa : “Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di
Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi
bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa
Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan.
Secara Sosiologis kita bisa mengatakan bahwa Bahasa Indonesia resmi di akui
pada Sumpah Pemuda tanggal 28 Onktober 1928.Hal ini juga sesuai dengan butir
ketiga ikrar sumpah pemuda yaitu “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung
tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.”Namun secara Yuridis Bahasa Indonesia
diakui pada tanggal 18 Agustus 1945 atau setelah Kemerdekaan Indonesia.
2. Sarikat Islam.
Sarekat islam berdiri pada tahun 1912. mula-mula partai ini hanya bergerak
dibidang perdagangan, namun bergerak dibidang sosial dan politik jga. Sejak
berdirinya, sarekat islam yang bersifat non kooperatif dengan pemerintah Belanda
dibidang politik tidak perna mempergunakan bahasa Belanda. Bahasa yang mereka
pergunakan ialah bahasa Indonesia.
3. Balai Pustaka.
Dipimpin oleh Dr. G.A.J. Hazue pada tahu 1908 balai pustaku ini
didirikan.Mulanya badan ini bernama Commissie Voor De Volkslectuur, pada tahun
1917 namanya berubah menjadi balai pustaka.Selain menerbitkan buku-buku, balai
pustaka juga menerbitkan majalah.
Hasil yang diperoleh dengan didirikannya balai pustaka terhadap perkembangan
bahasa melau menjadi bahasa Indonesia dapat disebutkan sebagai berikut :
4. Sumpah Pemuda.
Kongres pemuda yang paling dikenal ialah kongres pemuda yang diselenggarakan
pada tahun 1928 di Jakarta. Pada hal sebelumnya, yaitu tahun 1926, telah pula
diadakan kongres p[emuda yang tepat penyelenggaraannya juga di Jakarta.
Berlangsung kongres ini tidak semata-mata bermakna bagi perkembangan politik,
melainkan juga bagi perkembangan bahasa dan sastra Indonesia.
Dari segi politik, kongres pemuda yang pertama (1926) tidak akan bisa dipisahkan
dari perkembangan cita-cita atau benih-benih kebangkitan nasional yang dimulai oleh
berdirinya Budi Utomo, sarekat islam, dan Jon Sumatrenan Bond. Tujuan utama
diselenggarakannya kongres itu adalah untuk mempersatukan berbagai organisasi
kepemudaan pada waktu itu.
Ejaan merupakan cara atau aturan menulis kata-kata dengan huruf menurut
disiplin ilmu bahasa. Dengan adanya ejaan diharapkan para pemakai menggunakan
bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai aturan-aturan yanga ada. Sehingga
terbentuklah kata dan kalimat yang mudah dan enak didengar dan dipergunankan
dalam komonikasi sehari hari. Sesuai dengan apa yang telah diketahui bahwa
penyempurnaan ejaan bahsa Indonesia terdiri dari:
Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin.Charles Van
Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan
Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun 1896. Pedoman tata bahasa yang
kemudian dikenal dengan nama ejaan van Ophuijsen itu resmi diakui pemerintah
kolonial pada tahun 1901. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:
a. Huruf ï untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan karenanya harus
disuarakan tersendiri dengan diftong seperti mulaï dengan ramai. Juga digunakan
untuk menulis huruf y seperti dalam Soerabaïa.
Ejaan Soewandi adalah ketentuan ejaan dalam Bahasa Indonesia yang berlaku
sejak 17 Maret 1947. Ejaan ini kemudian juga disebut dengan nama edjaan Soewandi,
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kala itu. Ejaan ini mengganti ejaan sebelumnya,
yaitu Ejaan Van Ophuijsen yang mulai berlaku sejak tahun 1901.
a. Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb.
b. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat,
dsb.
c. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-
barat2-an.
d. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang
mendampinginya.
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku
sejak tahun 1972.Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau
Ejaan Soewandi. Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan bersama telah ditandatangani
oleh Menteri Pelajaran Malaysia pada masa itu, Tun Hussien Onn dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Mashuri. Pernyataan bersama
tersebut mengandung persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh
para ahli dari kedua negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan Yang Disempurnakan.Pada
tanggal 16 Agustus 1972, berdasarkan Keputusan Presiden No. 57, Tahun 1972,
berlakulah sistem ejaan Latin (Rumi dalam istilah bahasa Melayu Malaysia) bagi
bahasa Melayu dan bahasa Indonesia.Di Malaysia ejaan baru bersama ini dirujuk
sebagai Ejaan Rumi Bersama (ERB). Selanjutnya Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan menyebarluaskan buku panduan pemakaian berjudul “Pedoman Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan”.
Pers telah berjasa dalam memperkenalkan istilah baru, kata-kata dan ungkapan
baru, seperti KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme), kroni, konspirasi, proaktif,
rekonsiliasi, provokator, arogan, hujat, makar, dan sebagainya.
Bahasa Indonesia sudah mulai bergeser menjadi bahasa kedua setelah Bahasa
Inggris ataupun bahasa gaul. Selain itu, dipengaruhi pula oleh media iklan maupun
artis yang menggunakan istilah baru yang merupakan penyimpangan dari kebenaran
cara berbahasa Indonesia maupun mencampuradukan bahasa Inggris dan Bahasa
Indonesia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpullkan dari makalah ini, bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa
melayu. Bahasa melayu dipilih sebagai bahasa pemersatu (bahasa Indonesia) karena :
3.2 Saran
Bahasa Indonesia yang kita ketahui sebagai mana dari penjelasan terdahulu
memiliki banyak rintangan dan kendala untuk mewujudkan menjadi bahasa
pemersatu, bahasa nasional, bahasa Indonesia. Sehingga kita sebagai generasi penerus
mampu untuk membina, mempertahankan bahasa Indonesia ini, agar tidak mengalami
kemerosotan dan diperguna dengan baik oleh pihak luar.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym. 2013. Makalah Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia,
http://selidik86.blogspot.com/2013/03/makalah-sejarah-perkembangan-
bahasa_9.htmlV , diakses pada Selasa, 04November 2014 pukul 12:08
http://karinarisaf.blogspot.com/2012/10/perkembangan-bahasa-indonesia.html ,
diakses pada Selasa, 04 November 2014 pukul 12:20
http://jaririndu.blogspot.com/2012/01/sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia.html,
diakses pada Selasa, 04November 2014 pukul 12:
http://handikaabdillah20021992.blogspot.com/2012/10/perkembangan-bahasa-
indonesia-sebelum.html , diakses pada selasa, 04 November 2014 pukul 12:25