Anda di halaman 1dari 17

SEJARAH BAHASA INDONESIA

Pembimbing:

M. Yatim.M.pd

Disusun oleh:
Nabila aswina putri
Melly yuswitira
Yundi permata sari

UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI


JURUSAN KEBIDANAN
T.A 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang disampaikan seseorang kepada
orang lain agar bisa mengetahui apa yang menjadi maksud dan tujuannya. Pentingnya
bahasa sebagai identitas manusia, tidak bisa dilepaskan dari adanya pengakuan
manusia terhadap pemakaian bahasa dalam kehidupan bermasyarakat sehari-
hari.Untuk menjalankan tugas kemanusiaan, manusia hanya punya satu alat, yakni
bahasa. Dengan bahasa, manusia dapat mengungkapkan apa yang ada di benak
mereka. Sesuatu yang sudah dirasakan sama dan serupa dengannya, belum tentu
terasa serupa, karena belum terungkap dan diungkapkan. Hanya dengan bahasa,
manusia dapat membuat sesuatu terasa nyata dan terungkap.
Era globalisasi dewasa ini mendorong perkembangan bahasa secara pesat,
terutama bahasa yang datang dari luar atau bahasa Inggris.Bahasa Inggris merupakan
bahasa internasional yang digunakan sebagai pengantar dalam berkomunikasi antar
bangsa. Dengan ditetapkannya Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional (Lingua
Franca), maka orang akan cenderung memilih untuk menguasai Bahasa Inggris agar
mereka tidak kalah dalam persaingan di kancah internasional sehingga tidak buta
akan informasi dunia. Tak dipungkiri memang pentingnya mempelajari bahasa asing,
tapi alangkah jauh lebih baik bila kita tetap menjaga, melestarikan dan
membudayakan Bahasa Indonesia.Karena seperti yang kita ketahui, bahasa
merupakan idenditas suatu bangsa.Untuk memperdalam mengenai Bahasa Indonesia,
kita perlu mengetahui bagaimana perkembangannya sampai saat ini sehingga kita
tahu mengenai bahasa pemersatu dari berbagai suku dan adat-istiadat yang
beranekaragam yang ada di Indonesia, yang termasuk kita di dalamnya.Maka dari itu
bahasa Indonesia.melalui makalah ini penulis ingin menyampaikan sejarah tentang
perkembangan bahasa Indonesia.

melalui makalah ini penulis ingin menyampaikan sejarah tentang perkembangan


bahasa Indonesia.

1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam pembahasan


makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana sejarah perkembangan Bahasa Indonesia pada masa


prakemerdekaan?
2. Mengapa bahasa melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia?
3. Bagaimana sejarah perkembangan Bahasa Indonesia pada masa
pascakemerdekaan?
4. Apa saja peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi perkermbangan bahasa
Indonesia?
5. Bagaimana sejarah ejaan Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)?
6. Bagaimana Perkembangan Bahasa Indonesia pada masa reformasi?
7. Bagaimana kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia?

1.3  Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan Bahasa Indonesia pada masa


prakemerdekaan
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan Bahasa Indonesia pada masa
pascakemerdekaan
3. Untuk mengetahui Peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi perkermbangan
bahasa Indonesia
4. Untuk mengetahui sejarah ejaan Bahasa Indonesia (Ejaan Yang
Disempurnakan)
5. Untuk mengetahui perkembangan Bahasa Indonesia pada masa reformasi
6. Untuk mengetahui kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia pada Masa Prakemerdekaan

Pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.Pada zaman


Sriwijaya, bahasa Melayu di pakai sebagai bahasa penghubung antar suku di
Nusantara dan sebagai bahasa yang di gunakan dalam perdagangan antara pedagang
dari dalam Nusantara dan dari luar Nusantara.

Perkembangan dan pertumbuhan Bahasa Melayu tampak lebih jelas dari berbagai
peninggalan-peninggalan misalnya:

 Tulisan yang terdapat pada batu Nisan di Minye Tujoh, Aceh pada tahun 1380
 Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang pada tahun 683.
 Prasasti Talang Tuo, di Palembang pada Tahun 684.
 Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada Tahun 686.
 Prasati Karang Brahi Bangko, Merangi, Jambi, pada Tahun 688.

Dan pada saat itu Bahasa Melayu telah berfungsi sebagai:

1. Bahasa kebudayaan yaitu bahasa buku-buku yang berisia aturan-aturan hidup


dan sastra.
2. Bahasa perhubungan (Lingua Franca) antar suku di indonesia
3. Bahasa perdagangan baik bagi suku yang ada di Indonesia maupun pedagang
yang berasal dari luar indonesia.
4. Bahasa resmi kerajaan.
Bahasa melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya
agama Islam di wilayah Nusantara, serta makin berkembang dan bertambah kokoh
keberadaannya karena bahasa Melayu mudah di terima oleh masyarakat Nusantara
sebagai bahasa perhubungan antar pulau, antar suku, antar pedagang, antar bangsa
dan antar kerajaan. Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara
mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan
bangsa Indonesia, oleh karena itu para pemuda indonesia yang tergabung dalam
perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa
indonesia menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa indonesia. (Sumpah
Pemuda, 28 Oktober 1928).

Pada abad ke-15 berkembang bentuk yang dianggap sebagai bentuk resmi bahasa
Melayu karena dipakai oleh Kesultanan Malaka, yang kelak disebut sebagai bahasa
Melayu Tinggi.Penggunaannya terbatas di kalangan keluarga kerajaan di sekitar
Sumatera, Jawa, dan Semenanjung Malaya.

Pada akhir abad ke-19 pemerintah kolonial Hindia-Belanda melihat bahwa


bahasa Melayu (Tinggi) dapat dipakai untuk membantu administrasi bagi kalangan
pegawai pribumi.Pada periode ini mulai terbentuklah “bahasa Indonesia” yang secara
perlahan terpisah dari bentuk semula bahasa Melayu Riau-Johor.Bahasa Melayu di
Indonesia kemudian digunakan sebagai lingua franca (bahasa pergaulan), namun pada
waktu itu belum banyak yang menggunakannya sebagai bahasa ibu.Bahasa ibu masih
menggunakan bahasa daerah yang jumlahnya mencapai 360 bahasa.

Pada pertengahan 1800-an, Alfred Russel Wallace menuliskan di bukunya Malay


Archipelago bahwa “penghuni Malaka telah memiliki suatu bahasa tersendiri yang
bersumber dari cara berbicara yang paling elegan dari negara-negara lain, sehingga
bahasa orang Melayu adalah yang paling indah, tepat, dan dipuji di seluruh dunia
Timur. Bahasa mereka adalah bahasa yang digunakan di seluruh Hindia Belanda.”
Pada awal abad ke-20, bahasa Melayu pecah menjadi dua.Di tahun 1901, Indonesia di
bawah Belanda mengadopsi ejaan Van Ophuijsen sedangkan pada tahun 1904
Malaysia di bawah Inggris mengadopsi ejaan Wilkinson.

2.2  Mengapa bahasa melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia


Awalnya, pemerintah kolonial Hindia-Belanda menyadari bahwa bahasa Melayu
dapat dipakai untuk membantu administrasi bagi kalangan pegawai pribumi karena
penguasaan bahasa Belanda para pegawai pribumi dinilai lemah.Dengan
menyandarkan diri pada bahasa Melayu Tinggi, sejumlah sarjana Belanda mulai
terlibat dalam standardisasi bahasa.Promosi bahasa Melayu pun dilakukan di sekolah-
sekolah dan didukung dengan penerbitan karya sastra dalam bahasa Melayu. Akibat
pilihan ini terbentuklah "embrio" bahasa Indonesia yang secara perlahan mulai
terpisah dari bentuk semula bahasa Melayu Riau-Johor.
Ada empat faktor yang menyebabkan bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa
Indonesia yaitu :

1. Bahasa melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa


perhubungan dan bahasa perdangangan.
2. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dielajari karena dalam bahasa
melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).
3. Suku jawa, suku sunda dan suku suku yang lainnya dengan sukarela
menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
4. Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa
kebudayaan dalam arti yang luas.
2.3  Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia pada Masa Pascakemerdekaan

Berhubung dengan menyebar Bahasa Melayu ke pelosok nusantara bersamaan


dengan menyebarnya agama islam di wilayah nusantara. Serta makin berkembang
dan bertambah kokoh keberadaannya, karena bahasa Melayu mudah diterima oleh
masyarakat nusantara sebagai bahasa perhubungan antar pulau, antar suku, antar
pedagang, antar bangsa dan antar kerajaan.

Perkembangan bahasa Melayu di wilayah nusantara mempengaruhi dan


mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia oleh
karena itu para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan
secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia yang menjadi
bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia.

Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda
dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam rapat, para pemuda berikrar:

1. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah
Air Indonesia.
2. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa
Indonesia.
3. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku menjunjung tinggi bahasa persatuan,
bahasa Indonesia.

Ikrar para pemuda ini di kenal dengan nama “Sumpah Pemuda”. Unsur yang
ketiga dari “Sumpah Pemuda” merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa indonesia
merupakan bahasa persatuan bangsa indonesia. Pada tahun 1928 bahasa Indonesia di
kokohkan kedudukannya sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia di nyatakan
kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945, karena pada saat
itu Undang-Undang Dasar 1945 di sahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia. Di dalam UUD 1945 di sebutkan bahwa “Bahasa Negara Adalah
Bahasa Indonesia,(pasal 36). Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa indonesia
secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa indonesia di pakai oleh
berbagai lapisan masyarakat indonesia.

2.4  Peresmian nama bahasa indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan
bangsa Indonesia.Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi
Kemerekaan Indonesia tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai
berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, Bahasa Indonesia berposisi sebagi bahasa
kerja. Dari sudut pandang Linguistik, bahasa indonesia adalah salah satu dari banyak
ragam bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu-Riau dari abad ke-
19.
Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaannya sebagi
bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan
sejak awal abad ke-20. Penamaan “Bahasa Indonesia” di awali sejak di canangkannya
Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan “Imperialisme bahasa”
apabila nama bahasa Melayu tetap di gunakan.
Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa
Melayu yang di gunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini,
bahasa indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata
baru baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa
asing. Meskipun di pahami dan di tuturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia,
bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar
warga indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia
sebagai bahasa Ibu. Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi
sehari-hari (kolokial) atau mencampur adukkan dengan dialek Melayu lainnya atau
bahasa Ibunya.
Meskipun demikian, bahasa Indonesia di gunakan sangat luas di perguruan-
perguruan, media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai
forum publik lainnya, sehingga dapatlah dikatakan bahwa bahasa indonesia di
gunakan oleh semua warga indonesia. Bahasa Melayu dipakai dimana-mana
diwilayah nusantara serta makin berkembang dengan dan bertambah kukuh
keberadaannya.Bahasa Melayu yang dipakai didaerah-daerah diwilayah nusantara
dalam pertumbuhan dipengaruhi oleh corak budaya daerah.Bahasa Melayu menyerap
kosa kata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa sanskerta, bahasa Persia, bahasa
Arab, dan bahasa-bahasa Eropa.
Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan
dialek.Perkembangan bahasa Melayu diwilayah nusantara mempengaruhi dan
mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia.Komikasi
rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komunikasi antar perkumpulan
yang bangkit pada masa itu menggunakan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia,
yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia dalam sumpah
pemuda 28 Oktober 1928. Untuk memperoleh bahasa nasionalnya, Bangsa Indonesia
harus berjuang dalam waktu yang cukup panjang dan penuh dengan tantangan.
Secara sejarah, bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek temporal dari
bahasa Melayu yang struktur maupun khazanahnya sebagian besar masih sama atau
mirip dengan dialek-dialek temporal terdahulu seperti bahasa Melayu Klasik dan
bahasa Melayu Kuno. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional
merupakan usulan dari Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli
sejarah. Dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, Yamin
mengatakan bahwa : “Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di
Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi

bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa
Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan.
Secara Sosiologis kita bisa mengatakan bahwa Bahasa Indonesia resmi di akui
pada Sumpah Pemuda tanggal 28 Onktober 1928.Hal ini juga sesuai dengan butir
ketiga ikrar sumpah pemuda yaitu “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung
tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.”Namun secara Yuridis Bahasa Indonesia
diakui pada tanggal 18 Agustus 1945 atau setelah Kemerdekaan Indonesia.

2.5  Peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia


1.         Budi Otomo.
Pada tahun 1908, Budi Utomo yang merupakan organisasi yang bersifat
kenasionalan yang pertama berdiri dan tempat terhidupnya kaum terpelajar bangsa
Indonesia, dengan sadar menuntut agar syarat-syarat untuk masuk ke sekolah Belanda
diperingan,. Pada kesempatan permulaan abad ke-20, bangsa Indonesia asyik
dimabuk tuntutan dan keinginan akan penguasaan bahasa Belanda sebab bahasa
Belanda merupakan syarat utama untuk melanjutkan pelajaran menambang ilmu
pengetahuan barat.

2. Sarikat Islam.
Sarekat islam berdiri pada tahun 1912. mula-mula partai ini hanya bergerak
dibidang perdagangan, namun bergerak dibidang sosial dan politik jga. Sejak
berdirinya, sarekat islam yang bersifat non kooperatif dengan pemerintah Belanda
dibidang politik tidak perna mempergunakan bahasa Belanda. Bahasa yang mereka
pergunakan ialah bahasa Indonesia.

3. Balai Pustaka.
Dipimpin oleh Dr. G.A.J. Hazue pada tahu 1908 balai pustaku ini
didirikan.Mulanya badan ini bernama Commissie Voor De Volkslectuur, pada tahun
1917 namanya berubah menjadi balai pustaka.Selain menerbitkan buku-buku, balai
pustaka juga menerbitkan majalah.
Hasil yang diperoleh dengan didirikannya balai pustaka terhadap perkembangan
bahasa melau menjadi bahasa Indonesia dapat disebutkan sebagai berikut :

a.       Meberikan kesempatan kepada pengarang-pengarang bangsa Indonesia untuk


menulis cerita ciptanya dalam bahasa melayu.

b. Memberikan kesempatan kepada rakyat Indonesia untuk membaca hasil


ciptaan bangsanya sendiri dalam bahasa melayu.
c. Menciptakan hubungan antara sastrawan dengan masyarakat sebab melalui
karangannya sastrawan melukiskan hal-hal yang dialami oleh bangsanya dan
hal-hal yang menjadi cita-cita bangsanya.
d. Balai pustaka juga memperkaya dan memperbaiki bahasa melayu sebab
diantara syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh karangan yang akan
diterbitkan di balai pustaka ialah tulisan dalam bahasa melayu yang bersusun
baik dan terpelihara.

4. Sumpah Pemuda.
Kongres pemuda yang paling dikenal ialah kongres pemuda yang diselenggarakan
pada tahun 1928 di Jakarta. Pada hal sebelumnya, yaitu tahun 1926, telah pula
diadakan kongres p[emuda yang tepat penyelenggaraannya juga di Jakarta.
Berlangsung kongres ini tidak semata-mata bermakna bagi perkembangan politik,
melainkan juga bagi perkembangan bahasa dan sastra Indonesia.

Dari segi politik, kongres pemuda yang pertama (1926) tidak akan bisa dipisahkan
dari perkembangan cita-cita atau benih-benih kebangkitan nasional yang dimulai oleh
berdirinya Budi Utomo, sarekat islam, dan Jon Sumatrenan Bond. Tujuan utama
diselenggarakannya kongres itu adalah untuk mempersatukan berbagai organisasi
kepemudaan pada waktu itu.

Pada tahun itu organisasi-organisasi pemuda memutuskan bergabung dalam wadah


yang lebih besar Indonesia muda.Pada tanggal 28 Oktober 1928 organisasi pemuda
itu mengadakan kongres pemuda di Jakarta yang menghasilkan sebuah pernyataan
bersejarah yang kemudian lebih dikenal sebagai sumpah pemuda.Pertanyaan bersatu
itu dituangkan berupa ikrar atas tiga hal, Negara, bangsa, dan bahasa yang satu dalam
ikrar sumpah pemuda.
Peristiwa ini dianggap sebagai awal permulaan bahasa Indonesia yang sebenarnya,
bahasa Indonesia sebagai media dan sebagai symbol kemerdekaan bangsa. Pada
waktu itu memang terdapat beberapa pihak yang peradaban modern. Akan tetapi,
tidak bisa dipumgkiri bahwa cita-cita itu sudah menjadi kenyataan, bahasa Indonesia
tidak hanya menjadi media kesatuan, dan politik, melainkan juga menjadi bahasa
sastra indonesia baru.

2.6  Perkembangan EYD

Ejaan merupakan cara atau aturan menulis kata-kata dengan huruf menurut
disiplin ilmu bahasa. Dengan adanya ejaan diharapkan para pemakai menggunakan
bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai aturan-aturan yanga ada. Sehingga
terbentuklah kata dan kalimat yang mudah dan enak didengar dan dipergunankan
dalam komonikasi sehari hari. Sesuai dengan apa yang telah diketahui bahwa
penyempurnaan ejaan bahsa Indonesia terdiri dari:

1. Ejaan van Ophuijsen

Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin.Charles Van
Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan
Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun 1896. Pedoman tata bahasa yang
kemudian dikenal dengan nama ejaan van Ophuijsen itu resmi diakui pemerintah
kolonial pada tahun 1901. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:

a.       Huruf ï untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan karenanya harus
disuarakan tersendiri dengan diftong seperti mulaï dengan ramai. Juga digunakan
untuk menulis huruf y seperti dalam Soerabaïa.

b. Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb.


c. Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb.
d. Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata
ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dsb.

2.      Ejaan Soewandi

Ejaan Soewandi adalah ketentuan ejaan dalam Bahasa Indonesia yang berlaku
sejak 17 Maret 1947. Ejaan ini kemudian juga disebut dengan nama edjaan Soewandi,
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kala itu. Ejaan ini mengganti ejaan sebelumnya,
yaitu Ejaan Van Ophuijsen yang mulai berlaku sejak tahun 1901.

a.       Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb.
b.      Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat,
dsb.
c.       Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-
barat2-an.

d.      Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang
mendampinginya.

3. Ejaan Yang Disempurnakan

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku
sejak tahun 1972.Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau
Ejaan Soewandi. Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan bersama telah ditandatangani
oleh Menteri Pelajaran Malaysia pada masa itu, Tun Hussien Onn dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Mashuri. Pernyataan bersama
tersebut mengandung persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh
para ahli dari kedua negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan Yang Disempurnakan.Pada
tanggal 16 Agustus 1972, berdasarkan Keputusan Presiden No. 57, Tahun 1972,
berlakulah sistem ejaan Latin (Rumi dalam istilah bahasa Melayu Malaysia) bagi
bahasa Melayu dan bahasa Indonesia.Di Malaysia ejaan baru bersama ini dirujuk
sebagai Ejaan Rumi Bersama (ERB). Selanjutnya Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan menyebarluaskan buku panduan pemakaian berjudul “Pedoman Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan”.

Pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia,


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, menerbitkan buku “Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan” dengan penjelasan kaidah penggunaan yang
lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya
No. 0196/1975 memberlakukan “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah”.

2.7  Perkembangan Bahasa Indonesia Masa Reformasi

Munculnya Bahasa Media Massa (bahasa Pers):

1. Bertambahnya jumlah kata-kata singkatan (akronim);


2. Banyak penggunaan istilah-istilah asing atau bahasa asing adalam surat kabar.

Pers telah berjasa dalam memperkenalkan istilah baru, kata-kata dan ungkapan
baru, seperti KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme), kroni, konspirasi, proaktif,
rekonsiliasi, provokator, arogan, hujat, makar, dan sebagainya.

Bahasa Indonesia sudah mulai bergeser menjadi bahasa kedua setelah Bahasa
Inggris ataupun bahasa gaul. Selain itu, dipengaruhi pula oleh media iklan maupun
artis yang menggunakan istilah baru yang merupakan penyimpangan dari kebenaran
cara berbahasa Indonesia maupun mencampuradukan bahasa Inggris dan Bahasa
Indonesia.

2.8  Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia

Kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia, yaitu:

1. Sebagai bahasa persatuan (alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya


2. Bahasa nasional;
3. Bahasa resmi
4. Bahasa budaya dan Bahasa ilmu
5. Sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga
6. Pendidikan

BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan 
Dapat disimpullkan dari makalah ini, bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa
melayu. Bahasa melayu dipilih sebagai bahasa pemersatu (bahasa Indonesia) karena :

 Bahasa melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa


perhubungan dan bahasa perdangangan.
 Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dielajari karena dalam bahasa
melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).
 Suku jawa, suku sunda dan suku suku yang lainnya dengan sukarela
menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
 Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa
kebudayaan dalam arti yang luas.

3.2  Saran

Bahasa Indonesia yang kita ketahui sebagai mana dari penjelasan terdahulu
memiliki banyak rintangan dan kendala untuk mewujudkan menjadi bahasa
pemersatu, bahasa nasional, bahasa Indonesia. Sehingga kita sebagai generasi penerus
mampu untuk membina, mempertahankan bahasa Indonesia ini, agar tidak mengalami
kemerosotan dan diperguna dengan baik oleh pihak luar.

DAFTAR PUSTAKA
Anonym. 2013. Makalah Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia,
http://selidik86.blogspot.com/2013/03/makalah-sejarah-perkembangan-
bahasa_9.htmlV , diakses pada Selasa, 04November 2014 pukul 12:08
http://karinarisaf.blogspot.com/2012/10/perkembangan-bahasa-indonesia.html ,
diakses pada Selasa, 04 November 2014 pukul 12:20
http://jaririndu.blogspot.com/2012/01/sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia.html,
diakses pada Selasa, 04November 2014 pukul 12:
http://handikaabdillah20021992.blogspot.com/2012/10/perkembangan-bahasa-
indonesia-sebelum.html , diakses pada selasa, 04 November 2014 pukul 12:25

Anda mungkin juga menyukai