Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

FILSAFAT EKONOMI ISLAM


“ wilayah kajian filsafat ekonomi islam dan dalil dalil
ekonomi islam dalam al quran dan hadits ”
Dosen Pengampu :
Dr. Hansen Rusliani M. Sh

Disusun Oleh : Kelompok 1


YUNI HAYATI 501200524
M .RONNI SAPUTRA 501200543
NURHASANAH 501200529
FREDA ELVINA PHALOSA 501200541
MUHAMMAD IRFAN 501200539

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul kajian filsafat ekonomi islam
dan dalil dalil ekonomi islam dalam al quran dan hadits .Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Filsafat ekonomi islam di UIN Sultan Thaha Syaifuddin
Jambi. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan
bagi pembaca tentang peran pengusaha menurut pandangan Islam.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak selaku dosen


mata kuliah filsafat ekonomi islam. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah
ini.

10 oktober 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ ii
BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... Error! Bookmark not defined.
C. Tujuan pembahasan........................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB 2 : PEMBAHASAN ................................................................ Error! Bookmark not defined.
A. pengertian filsafat dan ekonomi islam ....................... Error! Bookmark not defined.
B. wilayah kajian filsafat konomi islam ........................... Error! Bookmark not defined.
C. dalil dalil ekonomi islam dalam al quran dan hadist .......................................................... 5

BAB 3 : PENUTUP ................................................................................................................................


A. Kesimpulan dan Saran .......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A .Latar Belakang Masalah

filsafat ekonomi Islam mestinya berbeda dengan asas-asas ekonomi Islam; dimana
filsafat ekonomi Islamadalah nilai-nilai filosofis/dasar ekonomi Islam, yang merupakan
norma abstrak dan cita-cita ekonomi Islam, sementara asas-asasnya adalah nilai-nilai atau
prinsip-prinsip umum; dan bahwa filsafat ekonomi Islam dapat disebut sebagai etika atau
moral berekonomi.

wilayah ekonomi Islam persoalan-persoalan umat manusia.yang demikian cepat


berubah dan berkembang sesuai dengan dan mengiringi perubahan dan perkembangan ilmu,
teknologi dan masyarakat itu sendiri. Lebihdari itu bolehdikatakan bahwasalahsatupenyebab
kegagalan ekonomi Islam (Muslim) selama ini adalah karena kegagalann yamerespon
kebutuhahkebutuhan global sebagai akibat dariperubahan danperkembangan masyarakat.

B.Rumusan Masalah

A.wilayah kajian filsafat konomi islam

B.dalil dalil ekonomi islam dalam al quran dan hadist

C.Tujuan Pembahasan
Tujuan dari diadakan pembahasan tersebut adalah sebagai berikut :
1.Untuk mengetahui wilayah kajian dari filsafat ekonomi islam.

2. Mampu menjelaskan tujuan kajian dalam filsafat ekonomi islam.

3 dapat memperoleh tentang dalil dalil filsafat ekonomi islam dalam al quran Dan hadist

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.Wilayah Kajian Filsafat Ekonomi Islam

1. Wilayah Ekonomi Islam


Dalam upaya memahami al-Qur'an dan sunnah Nabi Muhammad sebagai sumber
ajaran Islam, para ulama (pemikir) berbeda pendapat tentang pengelompokan ajaran Islam
tersebut. Secara umum ulama tradisional mengklasifikasikan ajaran Islam menjadi tiga
kelompok besar, yakni: (1) akidali, (2) shari'ah, dan (3) akhlak-tasauf. Pengelompokan lain
adalah: (1) ilmu kalam, yang mencakup hukum-hukum yang berhubungan dengan zat Allah
dan sifat-sifat-Nya, iman kepada rasul-rasul-Nya, hari akhirat, dan semacamnya, yang juga
populer dengan nama ilmu ketauhidan; (2) ilmu akhlak, yang mencakup tentang
"pengolahan" jiwa sehingga semakin baik, dengan cara menjalankan keutamaan-keutamaan
dan menjauhi perbuatanperbuatan tercela; dan (3) ilmu fikih, yang melingkupi hukum-hukum
yang berhubungan dengan perbuatan-perbuatan hamba dalam bidang 'ibadah, mu'amalah, dan
semacamnya.^ Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua teori tersebut pada
prinsipnyaadalah sama, yakni ketauhidan, etika atau moral dan hukum (legal-formal)

2. Filsafat Ekonomi Islam


Untuk menemukan konsep filsafat ekonomi Islam, adaproblem metodologi yang
dihadapi para ahli. Sebab dapat disebut bahwa hampir seluruh sejarah keilmuan hukum Islam
menggunakan pendekatan deductive-normative atau deductive-doctriner, yakni cara berpikir
hitam-putih, halal-haram, dan sejehisnya. Hasil temuan studi hukum Islam dengan
pendekatan ini adalah kaku dan tidak/kurang dapat menyesuikan dengan perubahan dan
perkembangan zaman dan masyarakat. Padahal persoalan-persoalan yang masuk wilayah
ekonomi Islam adalah persoalan-persoalan umat manusia.yang demikian cepat berubah dan
berkembang sesuai dengan dan mengiringi perubahan dan perkembangan ilmu, teknologi dan
masyarakat itu sendiri. Lebihdari itu bolehdikatakan bahwasalahsatupenyebab kegagalan
ekonomi Islam (Muslim) selama ini adalah karena kegagalannyamerespon
kebutuhahkebutuhan global sebagai akibat dariperubahan danperkembangan masyarakat.
Memang dalamsejarah studi hukumIslamdikenal dua pendekatan pokok, yakni
pendekatan deduktif-normatif, atau disebutjuga normative approach, seperti
disebutkansebelumnya, yakni metode yang digunakanuntuk memahami maksud nash. Kedua,
pendekatan empiris-inductive, yakni satu pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan nyata masyarakat (real/empiris/praktis). Baikcara (metode) memahami
nash maupuncara (metode) menyelesaikan masalah-masalah empiris, para ahli dari masa
klasik sampai kontemporer, berbeda pendapat. Dapat dikatakan bahwa salah satu ciri metode
memahami nash yang digunakanpemikir klasik dan pertengahanadalahmetode parsial, yakni

2
memahami nash dengan cara sepotong-sepotong tanpa memantulkan dengan.nash lain,
baiknash lainyangsecaratekstual (langsung) membicarakan persolan yangsama maupun nash
yang tidaksecaralangsung membicarakannya tetapi mempunyai keterkaitan.

Sebelum berusaha menemukan konsep filsafat ekonomi Islam ada satu hal
yangpenting dipahami, bahwa berbedadengan nash yangberhubungan dengan masalah-
masalah keluarga, dimana nash yang tersedia relatif cukup rinci, dalam masalah mu'amalat
sangat sedikit nash yang membicarakannya. Hal ini menjadi indikasi bahwa dalam masalah
mu'amalah dibutuhkan fleksibilitas, sesuai dengan perkembangan, zaman, kondisi, situasi,
ruang dan waktu.

C.Dalil Dalil Ekonomi Islam Dalam Al Quran Dan Hadist

1. Ayat-Ayat yang Menjelaskan tentang Ekonomi Islam: 9

Manusia adalah mahluk Allah SWT yang disiapkan untuk mengemban Amanat
Allah SWT. (Qs. Al. Ahzab :72)

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-
gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat
zalim dan amat bodoh”

Manusia diciptakan untuk memakmurkan kehidupan dibumi (Qs. Hud : 61)

Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya,
karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya
Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)

Apabila telah ditunaikan shalat,maka bertebaranlah kamu dimuka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung

Manusia dianjurkan bekerja mencari nafkah dengan cara halal dan dilarang bekerja
mencari nafkah dengan cara yang batil dilarang, demikian juga dalam hal mencari harta
dengan jalan batil sangat dilarang, hendaklah mencarinya dengan cara yang sah seperti
berdagang atas dasarsukarela tanpa paksaan (Qs. An Nisa’: 29)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-
suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah
Maha Penyayang kepadamu.

Didalam melaksanakan bisnis harus memperhatikan nilai keadilan, mengurangi


takaran dan timbangaan, jangan mengurangi hak orang lain (Qs. Al’A’raf: 85)

3
Dari ayat-ayat Al Qur’an diatas, Ahmad Azhar Basyir beberapa prinsip ekonomi
syariah yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan kegiatan ekonomi antara lain:

Pertama, Manusia adalah makhluk pengemban Amanah Allah SWT unutk


memakmurkan kehidupandibumidandiberi kedudukansebagai khalifah (wakilnya) yang wajib
melaksanakan petunjuknya.

Kedua, bumi dan langit seisinya diciptakan untuk melayani


kepentinganhidupmanusia,dandituntutkepadanyauntuktaatterhadap amanat Allah SWT. Allah
SWT adalah pemilik mutlak atas semua ciptaan-Nya.

Ketiga, Manusia wajib bekerja untuk memenuhi kebutuhankebutuhan hidupnya


didunia ini Keempat, kerja adalah sesuatu yang harus menghasilkan (produksi)

Kelima, Islam menentukan berbagai macam bentuk kerja yang halal dan haram, kerja
yang dipandang baik saja yang dianggap sah.

Keenam, hasil kerja manusia diakui sebagai miliknya

Ketujuh, hak milik manusia dibebani kewajiban-kewajiban yang diperuntukkan bagi


kepentingan sosial.

Kedepalan,harta jangansampaiberedardikalangankaummuslim saja, tetapi diratakan


dengan jalan memenuhi kewajibaan-kewajiban kebendaan yang telah di tetapkan dan
menumbuhkan kepedulian social berupa anjuran berbagai macam sedekah.

2.Hadits-hadits yang menjelaskan tentang ekonomi islam :

Hadits tentang anjuran bekerja “Tiada seorangpun yang makan-makanan yang


lebih baik dari pada makan yang diperoleh dari hasil dari keringatnya sendiri.
Sesungguhnya Nabi Allah Daud AS itupun makand dari karyanya sendiri. (HR. Bukhori)

Bekerja merupakan suatu usaha atau kegiatan manusia yang dilakukan dengan
sungguh-sungguh dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik sandang, pangan dan
papan.Dan Islammenganjurkan kepada manusia untuk bekerja dan berusaha semaksimal
mungkin. Bahkan didalamhaditstersebutdisebutkanbahwakita lebihbaikmemakan ataupun
member makan keluarga dengan hasil jerih payah kita didalam bekerja. Bukandari yang lain
yang tidak jelas perolehannya.

Hadist tentang konsumsi; Anjuran untuk memakaan sesuatu yang halal dan baik

“Halal itu jelas, haram juga jelas, diantara keduanya adalah subhat, tidak banyak
manusia yang mengetahui. Barang siapa yang menjaga diri darisubhat, maka ia telah bebas
untuk agama dan harga dirinya, barang siapa yang terjerumus kedalam subhat, maka ia
diibaratkan pengembala sekitar tanah yang dilarang yang dikhawatirkan terjerumus.
Ingatlah sesungguhnya setiap pemimpin punya bumi larangan. Larangan Allah adalah hal
yang diharamkan oleh Allah SWT, ingatlah bahwa didalam jasad terdapat segumpal daging,

4
jika baik maka baiklah seluruhnya, jika jelek maka jeleklah seluruh tubuhnya, ingatlah
daging itu adalah hati” (HR. Bukhori)

Mencari makan atau memeberi makan itu mudah. Namun yang dianjurkan oleh Islam
adalah bagaimana memakan atau memberi makan barang yang sudah jelas kehalalannya.
Jangan memakan sesuatu yang tidak jelas kehalalannya.

Larangan untuk menjual barang cacat

“Seorang muslim adalah saudara lainnya.Tidak dihalalkan bagi seorang muslim


menjual suatu barang kepada saudaranya yang didalamnya mengadung cacat kecualisetelah
ia menjelaskan kepadanya.(HR.Ibnumajah)

Didalam melakukan transaksi penjualan hendanya dilakukand engan transparan.


Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya untuk jujur, termasuk didalamnya jujur dalam
menyamapaikan kecacatannya jika barang yang diperjualbelikan cacat.

Larangan menimbun:

“Aku mendengar nabi SAW bersabda barang siapa menahan makanan (keperluan)
kaum muslimin, makaAllahSWT akanmenimbulkan padanya kerugian dan kebangkrutan”
(Hr. Ibnu Majah)

Menimbun barang hanya akan membuat kerugian dan kebangkrutan orang lain, untuk
itu Islam melarang adanya penimbunan. Dengan menimbun, sirkulasi barang tidak akan
normal dan tentu mengganggu aktivitas ekonomi. Islam begitu jelas mengatur segala hal
keterkaitan dengan aktivitas ekonomi untuk mempermudah persoalan hidup manusia. Untuk
itu, hal-hal yang sudah dicontohkan didalam islam sudah seharusnya menjadi panutan bagi
manusia didalam menjalankan roda kehidupan.

5
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN

Ekonomi Islam merupakan sistem yang berlandaskan kepada Al Qur’an dan Hadits.
Hal ini ditujukkan dengan adanya perinsip-prinsip yang digunakan didalam setiap aktivitas
ekonominya, baik itu kegiatanan produksi, konsumsi dan distribusi Menjalankan aktivitas
ekonomi dengan senantiasa memastikan sejalan dengan ketentuan Allah SWT
bahwa wilayah ekonomi Islam adalah wilayah yang disebut oleh ahli hukum Islam
dengan bidang mu'amalah, yang mencakup dua hal pokok, yakni: (1) hak kepemilikan dan
pendistribusian sumber kekayaan, serta (2) perikatan (akad-akad) yang berhubungan dengan
hak kepemilikan dan pendistribusian tersebut. Sedangkan filsafat ekonomi Islam adalah cita-
cita ekonomi Islam, yakni terciptanya sistem ekonomi yang menjamin keadilan (justice) dan
kesamaan kesempatan bagi masing-masing individu untuk melakukan kegiatan ekonomi (al-
musdwd).
Menjalankan aktivitas ekonomi dengan senantiasa memastikan sejalan dengan
ketentuan Allah SWT merupakan bentuk rill dari keberimanan seseorang sebagai seorang
muslim. Dengan kata lain, pilihan (choice) untuk berekonomi secara islami adalah
merupakan konsekwensi keberislaman seseorang (alas an ideologis).

B. Saran

Dalam penyusunan makalah ini, masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan, untuk


itu penulis sangat mengharapkan partisipasi rekan dan dosen berupa saran serta kritik
yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini

6
DAFTAR PUSTAKA :

Nasution, Khoiruddin. "Wilayah Kajian dan Filsafat Ekonomi Islam." Millah: Jurnal
Studi Agama 1.2 (2016): 9-25.

M Anton Athoillah, M. Anton. "Filsafat Ekonomi Islam." (2013).

Takhim, Muhamad, and Hery Purwanto. "Filsafat Ilmu Ekonomi Islam." Syariati:
Jurnal Studi Al-Qur'an dan Hukum 4.01 (2018): 105-114.

Nasrifah, M. (2016). Sistem Ekonomi Islam dalam Al-Qur’an& Hadits. Iqtishodiyah:


Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, 2(2), 67-86.

Takhim, Muhamad, and Hery Purwanto. "Filsafat Ilmu Ekonomi Islam." Syariati:
Jurnal Studi Al-Qur'an dan Hukum 4.01 (2018): 105-114.

Harahap, D. (2015). Kebahagiaan Dan Akhir Kehidupan Menurut Filsafat Ekonomi Islam.
HUMAN FALAH: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, 2(2), 83-101.

Anda mungkin juga menyukai