Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah
ini.
10 oktober 2021
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
filsafat ekonomi Islam mestinya berbeda dengan asas-asas ekonomi Islam; dimana
filsafat ekonomi Islamadalah nilai-nilai filosofis/dasar ekonomi Islam, yang merupakan
norma abstrak dan cita-cita ekonomi Islam, sementara asas-asasnya adalah nilai-nilai atau
prinsip-prinsip umum; dan bahwa filsafat ekonomi Islam dapat disebut sebagai etika atau
moral berekonomi.
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Pembahasan
Tujuan dari diadakan pembahasan tersebut adalah sebagai berikut :
1.Untuk mengetahui wilayah kajian dari filsafat ekonomi islam.
3 dapat memperoleh tentang dalil dalil filsafat ekonomi islam dalam al quran Dan hadist
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
memahami nash dengan cara sepotong-sepotong tanpa memantulkan dengan.nash lain,
baiknash lainyangsecaratekstual (langsung) membicarakan persolan yangsama maupun nash
yang tidaksecaralangsung membicarakannya tetapi mempunyai keterkaitan.
Sebelum berusaha menemukan konsep filsafat ekonomi Islam ada satu hal
yangpenting dipahami, bahwa berbedadengan nash yangberhubungan dengan masalah-
masalah keluarga, dimana nash yang tersedia relatif cukup rinci, dalam masalah mu'amalat
sangat sedikit nash yang membicarakannya. Hal ini menjadi indikasi bahwa dalam masalah
mu'amalah dibutuhkan fleksibilitas, sesuai dengan perkembangan, zaman, kondisi, situasi,
ruang dan waktu.
Manusia adalah mahluk Allah SWT yang disiapkan untuk mengemban Amanat
Allah SWT. (Qs. Al. Ahzab :72)
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-
gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat
zalim dan amat bodoh”
Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya,
karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya
Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)
Apabila telah ditunaikan shalat,maka bertebaranlah kamu dimuka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung
Manusia dianjurkan bekerja mencari nafkah dengan cara halal dan dilarang bekerja
mencari nafkah dengan cara yang batil dilarang, demikian juga dalam hal mencari harta
dengan jalan batil sangat dilarang, hendaklah mencarinya dengan cara yang sah seperti
berdagang atas dasarsukarela tanpa paksaan (Qs. An Nisa’: 29)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-
suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah
Maha Penyayang kepadamu.
3
Dari ayat-ayat Al Qur’an diatas, Ahmad Azhar Basyir beberapa prinsip ekonomi
syariah yang dijadikan pedoman dalam melaksanakan kegiatan ekonomi antara lain:
Kelima, Islam menentukan berbagai macam bentuk kerja yang halal dan haram, kerja
yang dipandang baik saja yang dianggap sah.
Bekerja merupakan suatu usaha atau kegiatan manusia yang dilakukan dengan
sungguh-sungguh dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik sandang, pangan dan
papan.Dan Islammenganjurkan kepada manusia untuk bekerja dan berusaha semaksimal
mungkin. Bahkan didalamhaditstersebutdisebutkanbahwakita lebihbaikmemakan ataupun
member makan keluarga dengan hasil jerih payah kita didalam bekerja. Bukandari yang lain
yang tidak jelas perolehannya.
Hadist tentang konsumsi; Anjuran untuk memakaan sesuatu yang halal dan baik
“Halal itu jelas, haram juga jelas, diantara keduanya adalah subhat, tidak banyak
manusia yang mengetahui. Barang siapa yang menjaga diri darisubhat, maka ia telah bebas
untuk agama dan harga dirinya, barang siapa yang terjerumus kedalam subhat, maka ia
diibaratkan pengembala sekitar tanah yang dilarang yang dikhawatirkan terjerumus.
Ingatlah sesungguhnya setiap pemimpin punya bumi larangan. Larangan Allah adalah hal
yang diharamkan oleh Allah SWT, ingatlah bahwa didalam jasad terdapat segumpal daging,
4
jika baik maka baiklah seluruhnya, jika jelek maka jeleklah seluruh tubuhnya, ingatlah
daging itu adalah hati” (HR. Bukhori)
Mencari makan atau memeberi makan itu mudah. Namun yang dianjurkan oleh Islam
adalah bagaimana memakan atau memberi makan barang yang sudah jelas kehalalannya.
Jangan memakan sesuatu yang tidak jelas kehalalannya.
Larangan menimbun:
“Aku mendengar nabi SAW bersabda barang siapa menahan makanan (keperluan)
kaum muslimin, makaAllahSWT akanmenimbulkan padanya kerugian dan kebangkrutan”
(Hr. Ibnu Majah)
Menimbun barang hanya akan membuat kerugian dan kebangkrutan orang lain, untuk
itu Islam melarang adanya penimbunan. Dengan menimbun, sirkulasi barang tidak akan
normal dan tentu mengganggu aktivitas ekonomi. Islam begitu jelas mengatur segala hal
keterkaitan dengan aktivitas ekonomi untuk mempermudah persoalan hidup manusia. Untuk
itu, hal-hal yang sudah dicontohkan didalam islam sudah seharusnya menjadi panutan bagi
manusia didalam menjalankan roda kehidupan.
5
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Ekonomi Islam merupakan sistem yang berlandaskan kepada Al Qur’an dan Hadits.
Hal ini ditujukkan dengan adanya perinsip-prinsip yang digunakan didalam setiap aktivitas
ekonominya, baik itu kegiatanan produksi, konsumsi dan distribusi Menjalankan aktivitas
ekonomi dengan senantiasa memastikan sejalan dengan ketentuan Allah SWT
bahwa wilayah ekonomi Islam adalah wilayah yang disebut oleh ahli hukum Islam
dengan bidang mu'amalah, yang mencakup dua hal pokok, yakni: (1) hak kepemilikan dan
pendistribusian sumber kekayaan, serta (2) perikatan (akad-akad) yang berhubungan dengan
hak kepemilikan dan pendistribusian tersebut. Sedangkan filsafat ekonomi Islam adalah cita-
cita ekonomi Islam, yakni terciptanya sistem ekonomi yang menjamin keadilan (justice) dan
kesamaan kesempatan bagi masing-masing individu untuk melakukan kegiatan ekonomi (al-
musdwd).
Menjalankan aktivitas ekonomi dengan senantiasa memastikan sejalan dengan
ketentuan Allah SWT merupakan bentuk rill dari keberimanan seseorang sebagai seorang
muslim. Dengan kata lain, pilihan (choice) untuk berekonomi secara islami adalah
merupakan konsekwensi keberislaman seseorang (alas an ideologis).
B. Saran
6
DAFTAR PUSTAKA :
Nasution, Khoiruddin. "Wilayah Kajian dan Filsafat Ekonomi Islam." Millah: Jurnal
Studi Agama 1.2 (2016): 9-25.
Takhim, Muhamad, and Hery Purwanto. "Filsafat Ilmu Ekonomi Islam." Syariati:
Jurnal Studi Al-Qur'an dan Hukum 4.01 (2018): 105-114.
Takhim, Muhamad, and Hery Purwanto. "Filsafat Ilmu Ekonomi Islam." Syariati:
Jurnal Studi Al-Qur'an dan Hukum 4.01 (2018): 105-114.
Harahap, D. (2015). Kebahagiaan Dan Akhir Kehidupan Menurut Filsafat Ekonomi Islam.
HUMAN FALAH: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, 2(2), 83-101.