Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

BENTUK BENTUK DISKRIMINASI GENDER


Dosen Pembimbing: Rina Kartikasari,M.Kes.,M.Tr.Keb

Oleh:

KHAFIDOH

Kelas B S1 Kebidanan Transfer

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
2021
RENCANA TUGAS
BENTUK-BENTUK DISKRIMINASI GENDER

No Wilayah Unit Analisis Bentuk-bentuk


Partisipasi (Peran Produktif, peran reproduktif, peran sosial) diskriminasi gender
1. Keluarga A. peran produktif  Peran produktif
menyangkut pekerjaan barang dan jasa untuk di 1. Pekerjaan yang di
konsumsi dan di perdagangkan anggap berat dan
1. Pekerjaan bertani, buruh pabrik bisa di beresiko hanya bisa di
lakukan oleh laki-laki dan perempuan lakukan oleh laki-laki
2. Pekerjaan rumah tangga tidak harus di 2. Pekerjaan rumah
lakukan oleh perempuan tangga di bebankan
3. Kewajiban mencari nafkah tidak harus di kepada perempuan
lakukan oleh laki-laki 3. Kewajiban mencari
nafkah di percayakan
B. peran reproduktif kepada tugas laki-laki
peran yg dilakukan oleh seseorang untuk  Peran Reproduktif
melakukan kegiatan yg terkait
dengan 1. Dalam
pemeliharaan SDM dan tugas tugas rumah menjaga,memelihara
tangga dan mendidik anak-
1. Menyiapkan makanan, Berbelanja, anak adalah salah satu
Mengasuh anak,Mendidik anak adalah tugas tugas seorang
bersama (suami/istri) perempuan
2. Dalam refroduksi, perempuan tidak lagi 2. Menentukan banyak
mengikuti kehendak suami dalam nya keturunan di
perencanaan memiliki anak,permpuan tentukan oleh laki-laki
berhak menentukan program kehamilan nya tanpa melihat
dengan mengikuti program KB. kesehatan reproduksi
istrinya. Seperti
mempunyai anak
lebih dri 3,dan di
C. Peran social larang untuk ber KB
Kegiatan jasa dan partisipasi politik sehingga jarak
1. Anak laki2 dan perempuan mempunyai kehamilan terlalu
tugas yang setara/tidak dibedakan dekat
2. Suami atau istri memiliki tanggung jawab  Peran social
yang sama dalam rumah tangga 1. Anak permpuan
https://brainly.co.id/tugas/12187218 cenderung di
perlakukan secara
https://text- lembut dan di anggap
id.123dok.com/document/8ydvw95ey-peran- lemah,sedangkan
reproduktif-domestik-peran-produktif-peran- anak laki-laki
sosial.html cenderung dianggap
tangguh dan tidak
Dokumentasi boleh manja
2. Tanggung jawab
dalam rumah tangga
sering di titik
beratkan kepada laki-
laki (suami)

2. Komunitas/li 1. Peran produktif Peran produktif


ngkungan Menghilangkan segala bentuk 1. Eksploitasi
sekitar perdagangan manusia dan eksploitasi seksual,perdangan
seksual, serta berbagai jenis eksploitasi manusia, dan
lainnya pernikahan
Menghilangkan semua praktek paksa/pernikahan
berbahaya, seperti pernikahan anak, dini banyak di
pernikahan dini dan paksa, serta sunat alami oleh kaum
perempuan perempuan

2. peran Reproduktif
Peran reproduktif
Menghilangkan segala bentuk bentuk 1. Perempuan di
kekerasan terhadap kaum perempuan di anggap kaum lemah
ruang publik dan pribadi sehingga laki-laki
Mengakhiri segala bentuk diskriminasi sangat mudah
terhadap kaum perempuan di mana pun memperlakukan
Menjamin akses universal terhadap kekerasan kepada
kesehatan seksual dan reproduksi, dan perempuan baik
hak reproduksi seperti yang telah secara mental,dan
disepakati sesuai dengan Programme of seksual
Action of the International Conference
on Population and Development and the Peran social
Beijing Platform serta dokumen- Peran pemimpin di suatu
dokumen hasil reviu dari konferensi- lembaga atau politik di
konferensi tersebut percayakan kepada laki-
3. peran sosial laki

Menjamin partisipasi penuh dan efektif, dan


kesempatan yang sama bagi perempuan
untuk memimpin di semua tingkat
pengambilan keputusan dalam kehidupan
politik, ekonomi, dan masyarakat.
Perempuan pun mendapat hak dan
kewajibanya untuk menjadi seorang
pemimpin organisasi,lembaga/instansi
bahkan kenegaraan.

Contoh : ibu megawati sukarno putri (presiden


RI). Ibu susi fujiastuti (mentri kelautan dan
perikanan RI)

https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/re
ad/31/1439/mencapai-kesetaraan-gender-dan-
memberdayakan-kaum-perempuan

3. Sekolah/ Sekolah tidak mewadahi ekspresi gender murid, Laki-laki dipaksa


Kampus yang sama artinya dengan pengekangan terhadap berperilaku macho dan
Hak Asasi Manusia (HAM). harus menjadi pemimpin
1. Tidak melihat setatus social (miskin/kaya) sedangkan perempuan
2. Jenis kelamin (STM/Sekolah teknik harus wajib bertingkah laku
siswa laki-laki) lembut dan mesti
3. Fisik/kepribadian. Sekolah tidak lagi mengalah dari laki-laki
menganggap perempuan harus bersikap Sekolah tekhnik
lemah lembut dan laki-laki harus biasanya hanya
pemberani,kuat atau macho. menerima siswa laki-laki
https://magdalene.co/sto
ry/diskriminasi-gender-
di-lingkungan-sekolah-
berbahaya

4. Kebijakan  paradigma pemangku wewenang atau Pemangku kewenangan


Publik keputusan/aspirasi bisa di lakukan/di biasanya di percayakan
percayakan kepada semua orang dalam 1 kepada pihak laki-
kelompok/organisasi/institusi,bukan hanya laki,sedangkan
kepada Peran laki-laki saja perempuan pun perempuan dianggap
berhak menyampaikan pendapat,ide,gagasan lemah dan tidak mampu.
dalam kebijakan public.
 Contoh demo / aspirasi
mahasiswa/masyarakat bisa di ikuti oleh
semua kalangan baik laki-laki dan
perempuan
5. Penelitian Beban Ganda/Double Burden, yaitu adanya . Mengapa Beban
tentang perlakuan terhadap salah satu jenis kelamin Ganda bisa terjadi? 
Diskriminasi dimana yang bersangkutan bekerja jauh lebih Berbagai observasi
gender banyak dibandingkan dengan jenis kelamin menunjukkan bahwa
lainnya perempuan mengerjakan
hampir 90 persen dari
pekerjaan dalam rumah
tangga. Dan bagi
perempuan yang bekerja
di luar rumah, selain
bekerja di wilayah
publik, mereka juga
masih harus
mengerjakan pekerjaan
domestik dan
sebagainya.

REFLEKTIF LEARNING TUGAS MK ASKEB REMAJA DAN PERIMENOPAUSE

Pada table diatas menggambarkan bahwa terjadi peran ganda antara laki-laki dan perempuan.
Seperti :

1. Stereotip/Citra Baku, yaitu pelabelan terhadap salah satu jenis kelamin yang seringkali
bersifat negatif dan pada umumnya menyebabkan terjadinya ketidakadilan.Misalnya, karena
perempuan dianggap ramah, lembut, rapi, maka lebih pantas bekerja sebagai sekretaris, guru
Taman Kanak-kanak. Padahal disisi lain laki-laki pun bisa menjadi sekertaris tidak hanya
perempuan saja.
2. Subordinasi/Penomorduaan, yaitu adanya anggapan bahwa salah satu jenis kelamin dianggap
lebih rendah atau dinomorduakan posisinya dibandingkan dengan jenis kelamin
lainnya.Contoh:  dari Sejak dulu, perempuan mengurus pekerjaan domestik sehingga
perempuan dianggap sebagai “orang rumah” atau “teman yang ada di belakang”.
3. Marginalisasi/Peminggiran, yaitu kondisi atau proses peminggiran terhadap salah satu jenis
kelamin dari arus/pekerjaan utama yang berakibat kemiskinan. Misalnya, perkembangan
teknologi menyebabkan apa yang semula dikerjakan secara manual oleh perempuan diambil
alih oleh mesin yang pada umumnya dikerjakan oleh laki-laki.
4. Kekerasan/Violence, yaitu suatu serangan terhadap fisik maupun psikologis
seseorang.sehingga kekerasan tersebut tidak hanya menyangkut fisik (perkosaan,
pemukulan), tetapi juga nonfisik (pelecehan seksual, ancaman, paksaan, yang bisa terjadi di
rumah tangga, tempat kerja, tempat-tempat umum.

https://dp2pa.luwuutarakab.go.id/berita/13/kesetaraan-gender.html

Berdasarkan dari kasus di atas perempuan sangat di rugikan,baik dari fisik,reproduksi, dan
HAM. Karena sangat jelas di gambarkan bahwa kaum perempuan adalah sosok yang lemah,tidak
bisa memberikan pendapat,dan di tuntut harus mengikuti kehendak laki-laki.

Peran bidan dalam mewujudkan kesetaraan gender adalah dengan:

1. mengoptimalkan perannya,agar perempuan dapat lebih berdaya atau mempunyai kekuatan


untuk mengambil keputusan untuk dirinya,terutama terkait hak-hak reproduksi.
2. Aktif memberikan sosialisasi tentang kesehatan reproduksi melalui pendekatan, pemberian
informasi (penyuluhan)serta komunikasi,edukasi dan informasi secara intensif dan
berkelanjutan kepada para pengambil keputusan (laki-laki) dan peran serta para pemangku
kepentingan masyarakat yang dapat memberikan dampak positif untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kesehatan perempuan. Seperti penyuluhan ber KB, edukasi seks pada
remaja, bahaya pergaulan bebeas, dll.
Manfaat dari kesetaraan gender adalah sebagai berikut:

1. Tidak merendahkan kaum tertentu (perempuan)


2. Mengakhiri segala bentuk diskriminasi terhadap kaum perempuan di manapun
3. Menghapus segala bentuk kekerasan terhadap kaum perempuan diruang public dan
pribadi,termasuk perdaganagan orang dan eksploitasi seksual dll
4. Tidak ada lagi peraktik berbahaya, seperti perkawinan dini dan paksa, serta sunat
perempuan.
5. Mengenali dan menghargai pekerjaan mengasuh dan pekerjaan rumah tangga melalui
kebijakan perlindungan social dan peningkatan tanggung jawab bersama dalam
rumahtangga dan keluarga yang tepat.
6. Menjamin partisipasi penuh dan efektif,dan kesempatan yang sama bagi perempuan
untuk memimpin disemua tingkat pengambil keputusan dalam politik,ekonomi dan
masyarakat
7. Menjamin akses universal terhadap kesehatan seksual,reproduksi dan dan hak reproduksi.
http://Sdgs.bappenas.go.id

Sebab akibat

1. Perbedaan Gender (kenyataanyan dengan adanya perbedaan gender ini maka telah


menyebabkan berbagai ketidakadilan baik terhadap laki-laki maupun perempuan)
2. Ketidakadilan Gender (seperti pembatasan peran, pemikiran atau perbedaan perlakuan
yang berakibat pada terjadinya pelanggaran atas pengakuan hak asasi, persamaan hak
antara perempuan dan laki-laki

http://mappifhui.org/2018/11/23/ketidakadilan-gender-kekerasan-terhadap-perempuan-
vol-ii/

Kesimpulan

Gender merupakan perbedaan yang terlihat antara laki-laki dan perempuan apabila dilihat
dari nilai dan tingkah laku, gender berasal dari bahasa latin GENUS yang berarti genis atau tipe.
Gender adalah sifat dan perilaku yang diletakkan pada laki-laki dan perempuan yang dibentuk
secara social maupun budaya.Gender dapat didefinisikan sebagai keadaan dimana individu yang
lahir secara biologis sebagai laki-laki dan perempuan yang kemudian memperoleh pencirian
social sebagai laki-laki dan perempuan melalului atribut maskulinitas dan feminitas yang sering
didukung oleh nilai-nilai atau system di masyarakat yang bersangkutan.

Menurut sosiologi gender adalah prilaku atau pembagian peran antara laki-laki dan
perempuan yang sudah di bentuk di masyarakat tertentu dan pada masa waktu tertentu pula.
Berdasarkan Convention on the Elimination of All Form of Discrimination Against
Women (CEDAW) mengartikan bahwa : “ Setiap pembedaan, pengucilan, atau pembatasan yang
dibuat atas dasar jenis kelamin, yang mempunyai pengaruh atau tujuan untuk mengurangi atau
menghapuskan pengakuan, penikmatan, atau penggunaan hak-hak asasi manusia dan kebebasan-
kebebasan pokok di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, sipil, atau apaun launnya oleh
wanita  terlepas dari status perkawinan mereka, atas dasar persamaan antara Pria dan Wanita”

https://elearning.menlhk.go.id/pluginfile.php/854/mod_resource/content/1/analisis
%20gender/pengertian_gender.html

tujuan dari kesetaraan gender adalah agar setiap orang berhak memperoleh perlakuan yang sama
dan adil dalam masyarakat,tidak hanya dalam bidang politik,tempat kerja atau bidang yang
terkait dengan kebijakan tertentu. Hal ini sesuai dengan Tujuan 5 SDG (Sustainable
Development Goals) untuk Mencapai kesetaraan gender serta memberdayakan semua
perempuan dan anak perempuan, memiliki 5 target yaitu :

1. Mengakhiri segala bentuk diskriminasi terhadap kaum perempuan di mana pun


2. Menghilangkan segala bentuk kekerasan terhadap kaum perempuan di ruang publik dan
pribadi, termasuk perdagangan manusia dan eksploitasi seksual, serta berbagai jenis
eksploitasi lainnya.
3. Menghilangkan semua praktek berbahaya, seperti pernikahan anak, pernikahan dini dan
paksa, serta sunat perempuan
4. Menjamin partisipasi penuh dan efektif, dan kesempatan yang sama bagi perempuan untuk
memimpin di semua tingkat pengambilan keputusan dalam kehidupan politik, ekonomi, dan
masyarakat
5. Menjamin akses universal terhadap kesehatan seksual dan reproduksi, dan hak reproduksi
seperti yang telah disepakati sesuai dengan Programme of Action of the International
Conference on Population and Development and the Beijing Platform serta dokumen-
dokumen hasil reviu dari konferensi-konferensi tersebut
Peran bidan sangatlah penting.Bidan sebagai pengelola dan pelaksana memberikan asuhan
kebidanan pada perempuan sesuai dengan kewenangannya selama siklus reproduksi, dan bidan
sebagai pendidik mempunyai tugas untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada perempuan
dan masyarakat agar pengetahuan, sikap dan perilaku yang tidak sehat bisa berubah. Bidan
sebagai advocator adalah seseorang yang mampu mempengaruhi dan memperbaiki sistem
kesehatan dan kesejahteraan perempuan, pasangan dan keluarganya termasuk dalam bidang
ekonomi sampai akhirnya bidan mampu berkontribusi pada tahap kebijakan dan strategi, politik
dan tingkat internasional.

Anda mungkin juga menyukai