Disusun oleh
-Bintang Harsanto Putra (193515516156)
-Fikram Amal Tamagola (193515516083)
-Muhammad Sayyid Rayyan Mutaqin (193515516161)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang
diberikan-Nya sehingga tugas makalah yang berjudul “Etiks dan Moral dalam
Administrasi Publik” ini dapat penyusun selesaikan. Makalah ini penyusun buat
sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………… 2
DAFTAR ISI……………………………………………. 4
BAB I PENDAHULUAN………………………………. 4
A. Latar Belakang…………………………............ 4
B. Rumusan Masalah……………………….. ……. 4
C. Tujuan…………………………………………. . 4
B. Kegunaan Etika.............................................................9
C. Etika Administrasi Dalam Praktik.............................. 11
D. MAL ADMINISTRASI NEGARA.............................12
A. Kesimpulan.............................................................................. 15
B. Saran dan Kritik......................................................................15
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Semua permasalahan tersebut, pada hakekatya tidak perlu terjadi secara drastis dan
dramatis. Sebagaimana yang pernah dialami selama ini, seandainya pemerintah dan
aparatur pemerintahannya memiliki kredibilitas yang memadai dan kewibawaan
yang dihormati oleh rakyatnya. Pemerintah yang memiliki etika dan moralitas yang
tinggi dalam menjalankan kewenangan pemerintahannya, tentu memiliki
akuntabilitas dan penghormatan yang tinggi pula terhadap tuntutan aspirasi dan
kepentingan masyarakat yang dilayaninya. Dalam pemerintahan yang demikian
itu pula iklim keterbukaan, partisipasi aktif dan pemberdayaan masyarakat dapat
diwujudkan, sebagai manifestasi dari gagasan yang dewasa ini
mulai dikembangkan, yaitu penerapan etika dalam pelayanan publik Melihat
betapa kompleksnya masalah yang terjadi dalam praktek penyelenggaraan
pelayanan publik, maka upaya penerapan etika pelayanan publik di Indonesia
msenuntut pemahaman dan sosialisasi yang menyeluruh, dan menyentuh semua
dimensi persoalan yang dihadapi oleh birokrasi pelayanan. Permasalahannya
sekarang adalah sejauhmana pemahaman dan penerapan etika pelayanan publik
oleh birokrasi pemerintah Indonesia? Masalah ini perlu pengkajian secara kritis
dan mendalam, karena berbagai praktek buruk dalam penyelenggaraan pelayanan
publik seperti: ketidakpastian pelayanan, pungutan liar, dan pengabaian hak dan
martabat warga pengguna pelayanan, masih amat mudah dijumpai dihampir setiap
satuan pelayanan publik
C: Tujuan
1. Mengetahui apa itu etika dan moral dalam lingkup administrasi
publik.
2. mengetahui kegunaan etika ?
3. Mengetahui pengertian Etika dan Maladministrasi ?
4. Memahami etika yang ada di dalam administrasi negara ?
5. Mengetahui berbagai macam maladministrasi ?
6. Mengetahui upaya yang dapat mencegah maladministrasi ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Etika
Istilah etika berasal dari bahasa Latin “Ethica”, yaitu ilmu susila, ilmu akhlak.
Dalam bahasa Yunani yaitu “Ethos”, yang berarti norma- norma nilai-nilai,
kaidah-kaidah, ukuran-ukuran bagi tingkah laku yang baik. Atau Rathos yang
berarti adat kebiasaan. Jadi etika adalah kebiasaan yang baik dalam masyarakat,
yang kemudian mengendap menjadi norma atau kaidah atau dalam kata lain
menjadi normative dalam kehidupan manusia. Etika adalah ilmu yang
menyelediki mana yang baik dan mana yang buruk dengan melihat pada amal
perbuatan manusia sejauuh yang dapat diketahui akal dan pikiran.
Moral berasal dari bahas latin mores yang berarti adat kebiasaan. Kata mors ini
mempunyai sinonim mos, moris, manner more atau manners, morals. Dalam
bahasa Indonesia, kata moral berarti akhlak (basah arab) atau kesusilaan yang
mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi
pembimbing tingkah laku batin dalam hidup. Kata moral ini dalam bahasa yunani
sama dengan ethos yang menjadi etika. Makna moral yang terkandung dalam
kepribadian seseorang itu tercermin dari sikap dan tingkah lakunya. Bisa
dikatakan manusia yang bermoral adalah manusia yang sikap dan tingkah lakunya
sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Etika administrasi publik merupakan salah satu wujud control terhadap admin
istrasi Negara dalam melaksanakan apa yang menjadi tugas pokok, fungsi dan
kewenangannya. Disamping digunakan sebagai pedoman acuan, referensi
administrasi Negara dapat pula digunakan sebagai standard untuk menentukan
sikap, perilaku dan kebijakannya dapat dikatakan baik atau buruk.
Ethic is the rules of standards governing, the mpral conduct of the members of an
organization of management profession. (Chandler and Plano, The Public
Administration Dictionary, 1982)
Etika menurut Bartens (1977) “seperangkat nilai-nilai dan norma- norma moral
yang menjadi pegangan dari seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya.
Sedangkan Darwin (1999) mengartikan Etika adalah prinsip- prinsip moral yang
disepakati bersama oleh suautu kesatuan masyarakat, yang menuntunperilaku
individu dalam berhubungan dengan individu lain masyarakat. Darwin juga
mengartikan Etika Birokrasi (Administrasi Negara) adalah sebagai seperangkat
nilai yang menjadi acuan atau penuntun bagi tindakan manusia dalam organisasi.
Dari kedua pendapat tersebut etika memiliki dua fungsi yaitu: Pertama, sebagai
pedoman, acuan referensi bagi administrasi Negara, dalam menjalankan tugas dan
kewenangannya agar tindakannya dalam organisasi tadi dinilai baik, terpuji dan
tidak tercela. Kedua, etika birokrasi sebagai standart penilain apakah sifat,
perilaku dan tindakan birokrasi publik dinilai baik. tidak tercela dan terpuji.
Aliran pemikiran etika, yaitu:
1.Efisiensi, artinya tidak boros, sikap, perilaku dan perbuatan birokrasi publik
dikatakan baik jika mereka efisien.
2.Membedakan milik pribadi dengan milik kantor, artinya milik kantor tidak
digunakan untuk kepentingan pribadi.
3.Impersonal, maksudnya dalam melaksanakan hubungan kerja sama antara
orang yang satu dengan lainnya secara kolektif diwadahi oleh organisasi,
dilakukan secara formal, maksudnya hubungan inpersonal perlu ditegakkan
untuk menghindari urusan perasaan dari pada unsur rasio dalam menjalankan
tugas dari tanggung jawab berdasasarkan peraturan yang ada dalam organisasi.
4.Merytal System, nilai ini berkaitan dengan rekrutmen dan promosi pegawai,
artinya dalam penerimaan pegawai, atau promosi pegawai tidak berdasarkan atas
kekerabatan, namun berdasarkan pengetahuam, keterampilan, sikap, kemampuan
dan pengalaman, sehingga menjadikan yang bersangkutan cakap dan
professional dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dan bukan
sebaliknya.
5.Responsible, nilai ini adalah berkaitan dengan pertanggungjawaban birokrasi
publik dalam menjalankan tugas dan kewenangannya.
6.Accountable, nilai ini merupakan tanggung jawab yang bersifat obyektif, sebab
birokrasi dikatakan akuntable bilamana mereka dinilai obyektif oleh masyarakat
karena dapat mempertanggungjawabkan segala macam perbuatan, sikap dan
sepak terjangnya kepada pihak mana kekuasaan dan kewenangan yang dimiliki
itu berasal dan mereka dapat mewujudkan apa yang menjadi harapan publik.
7.Responsiveness, artinya birokrasi publik memiliki daya tnnggap terhhadap
keluhan, masalah dan aspirasi masyarakat dengan cepat dipahami dan berusaha
memenuhi,tidak suka menunda-nunda waktu atau memperpanjang alur
pelayanan
Kegunaan Etika
Etika tidak dimaksudkan untuk secara langsung dapat
membuat manusia menjadi lebih baik. Etika adalah pemikiran
sistematis tentang moralitas. Terdapat empat alasan mengapa etika
semakin diperlukan pada zaman ini.
a. Masyarakat sekarang ini semakin pluralistik atau
majemuk, baik dari suku, daerah, agama yang berbeda-
beda; demikian pula dalam bidang moralitas. Kita
berhadapan dengan sekian banyak pandangan moral
yang sering saling bertentangan. Mana yang mau
diikuti, apakah yang diterima dari orang tua kita dahulu,
moralitas tradisional desa, atau moralitas yang
ditawarkan melalui media massa?