Anda di halaman 1dari 15

Makalah Etika Administrasi Publik

Mata Kuliah :Perilaku dan Etika Administrasi


Dosen : Drs. Suranto, M.Si. .
Perilaku dan Etika Administrasi (R.03)

Disusun oleh
-Bintang Harsanto Putra (193515516156)
-Fikram Amal Tamagola (193515516083)
-Muhammad Sayyid Rayyan Mutaqin (193515516161)

Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik


Parodi Administrasi Publik
Universitas Nasional
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang
diberikan-Nya sehingga tugas makalah yang berjudul “Etiks dan Moral dalam
Administrasi Publik” ini dapat penyusun selesaikan. Makalah ini penyusun buat
sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas.

Rasa terima kasih yang sedalamnya penyusun sampaikan: Drs. Suranto,


M.Si. .selaku dosen mata kuliah Perilaku dan Etika Administrasi (R.03) serta
rekan-rekan mahasiswa yang menyemangati dalam menyelesaikan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena


itu, saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan
makalah ini.

Jakarta , Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………… 2

DAFTAR ISI……………………………………………. 4

BAB I PENDAHULUAN………………………………. 4

A. Latar Belakang…………………………............ 4
B. Rumusan Masalah……………………….. ……. 4
C. Tujuan…………………………………………. . 4

BAB II PEMBAHASAN ………………………………. 5

A. Definisi Etika ...............................................................6

B. Kegunaan Etika.............................................................9
C. Etika Administrasi Dalam Praktik.............................. 11
D. MAL ADMINISTRASI NEGARA.............................12

BAB III PENUTUP...................................................................... 15

A. Kesimpulan.............................................................................. 15
B. Saran dan Kritik......................................................................15
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Praktek penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia saat ini masih penuh


dengan ketidakpastian biaya, waktu dan cara pelayanan. Mengurus pelayanan
publik ibaratnya memasuki hutan belantara yang penuh dengan ketidakpastian.
Waktu dan biaya pelayanan tidak pernah jelas bagi para pengguna pelayanan. Hal
ini terjadi karena prosedur pelayanan tidak pernah mengatur kewajiban dari
penyelenggara pelayanan dan hak dari warga sebagai pengguna. Prosedur
cenderung hanya mengatur kewajiban warga ketika berhadapan dengan unit
pelayanan. Ketidakpastian yang sangat tinggi ini mendorong warga untuk
membayar pungli kepada petugas agar kepastian pelayanan bisa segera diperoleh.
Ketidakpastian bisa juga mendorong warga memilih menggunakan biro jasa untuk
menye lesaikan pelayanannya daripada menyelesaikannya sendiri. Disamping itu
juga sering dilihat dan didengar adanya tindakan dan perilaku oknum pemberi
pelayanan yang tidak sopan, tidak ramah, dan diskriminatif. Sebagai konsekuensi
logisnya, dewasa ini kinerja pemerintah sebagai pelayan publik banyak menjadi
sorotan, terutama sejak timbulnya iklim yang lebih demokratis dalam
pemerintahan. Rakyat mulai mempertanyakan akan nilai yang mereka peroleh atas
pelayanan yang dilakukan oleh instansi pemerintah.

Semua permasalahan tersebut, pada hakekatya tidak perlu terjadi secara drastis dan
dramatis. Sebagaimana yang pernah dialami selama ini, seandainya pemerintah dan
aparatur pemerintahannya memiliki kredibilitas yang memadai dan kewibawaan
yang dihormati oleh rakyatnya. Pemerintah yang memiliki etika dan moralitas yang
tinggi dalam menjalankan kewenangan pemerintahannya, tentu memiliki
akuntabilitas dan penghormatan yang tinggi pula terhadap tuntutan aspirasi dan
kepentingan masyarakat yang dilayaninya. Dalam pemerintahan yang demikian
itu pula iklim keterbukaan, partisipasi aktif dan pemberdayaan masyarakat dapat
diwujudkan, sebagai manifestasi dari gagasan yang dewasa ini
mulai dikembangkan, yaitu penerapan etika dalam pelayanan publik Melihat
betapa kompleksnya masalah yang terjadi dalam praktek penyelenggaraan
pelayanan publik, maka upaya penerapan etika pelayanan publik di Indonesia
msenuntut pemahaman dan sosialisasi yang menyeluruh, dan menyentuh semua
dimensi persoalan yang dihadapi oleh birokrasi pelayanan. Permasalahannya
sekarang adalah sejauhmana pemahaman dan penerapan etika pelayanan publik
oleh birokrasi pemerintah Indonesia? Masalah ini perlu pengkajian secara kritis
dan mendalam, karena berbagai praktek buruk dalam penyelenggaraan pelayanan
publik seperti: ketidakpastian pelayanan, pungutan liar, dan pengabaian hak dan
martabat warga pengguna pelayanan, masih amat mudah dijumpai dihampir setiap
satuan pelayanan publik

Faktor utama dalam keterpurukan pelayanan publik di Indonesia adalah


lemahnya etika sumber daya manusia (SDM), yaitu birokrat yang bertugas
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Etika pelayanan publik harus
berorientasi kepada kepentingan masyarakat berdasar asas transparansi dan
akuntabilitas demi kepentingan masyarakat. Dalam pemberian pelayanan publik
khususnya di Indonesia, pelanggaran moral dan etika dapat kita amati mulai dari
proses kebijakanpublik yaitu pengusulan program, proyek, dan kegiatan yang
tidak didasarkanatas kenyataan desain organisasi pelayanan publik mengenai
pengaturan struktur, formalisasi, dispersi otoritas terhadap kepentingan tertentu,
proses manajemen pelayanan publik yang penuh rekayasa dan kamuflase mulai
dari perencanaan teknis, pengelolaan keuangan, sumber daya manusia,informasi
yang semuanya itu nampak dari sifat-sifat tidak transparan, tidak responsif, tidak
akuntabel, tidak adil sehingga tidak dapat memberikan kualitas pelayanan yang
unggul kapada masyarakat. Sudah sepantasnnya pelayanan umum dilakukan
secara beretika agartidak adanya kekecewaan dalam suatu masyarakat.
B: Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan etika dan moral dalam
administrasi publik?
2. Apa kegunaan etika?
3. Apa pengertian Etika dan Maal Adminstrasi
4. Apa saja etika yang ada dalam administrasi ?
5. Apa saja macam macam maladministrasi
6. Apa upaya yang dapat mencegah maladministasi

C: Tujuan
1. Mengetahui apa itu etika dan moral dalam lingkup administrasi
publik.
2. mengetahui kegunaan etika ?
3. Mengetahui pengertian Etika dan Maladministrasi ?
4. Memahami etika yang ada di dalam administrasi negara ?
5. Mengetahui berbagai macam maladministrasi ?
6. Mengetahui upaya yang dapat mencegah maladministrasi ?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Etika
Istilah etika berasal dari bahasa Latin “Ethica”, yaitu ilmu susila, ilmu akhlak.
Dalam bahasa Yunani yaitu “Ethos”, yang berarti norma- norma nilai-nilai,
kaidah-kaidah, ukuran-ukuran bagi tingkah laku yang baik. Atau Rathos yang
berarti adat kebiasaan. Jadi etika adalah kebiasaan yang baik dalam masyarakat,
yang kemudian mengendap menjadi norma atau kaidah atau dalam kata lain
menjadi normative dalam kehidupan manusia. Etika adalah ilmu yang
menyelediki mana yang baik dan mana yang buruk dengan melihat pada amal
perbuatan manusia sejauuh yang dapat diketahui akal dan pikiran.
Moral berasal dari bahas latin mores yang berarti adat kebiasaan. Kata mors ini
mempunyai sinonim mos, moris, manner more atau manners, morals. Dalam
bahasa Indonesia, kata moral berarti akhlak (basah arab) atau kesusilaan yang
mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi
pembimbing tingkah laku batin dalam hidup. Kata moral ini dalam bahasa yunani
sama dengan ethos yang menjadi etika. Makna moral yang terkandung dalam
kepribadian seseorang itu tercermin dari sikap dan tingkah lakunya. Bisa
dikatakan manusia yang bermoral adalah manusia yang sikap dan tingkah lakunya
sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Etika administrasi publik merupakan salah satu wujud control terhadap admin
istrasi Negara dalam melaksanakan apa yang menjadi tugas pokok, fungsi dan
kewenangannya. Disamping digunakan sebagai pedoman acuan, referensi
administrasi Negara dapat pula digunakan sebagai standard untuk menentukan
sikap, perilaku dan kebijakannya dapat dikatakan baik atau buruk.
Ethic is the rules of standards governing, the mpral conduct of the members of an
organization of management profession. (Chandler and Plano, The Public
Administration Dictionary, 1982)
Etika menurut Bartens (1977) “seperangkat nilai-nilai dan norma- norma moral
yang menjadi pegangan dari seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya.
Sedangkan Darwin (1999) mengartikan Etika adalah prinsip- prinsip moral yang
disepakati bersama oleh suautu kesatuan masyarakat, yang menuntunperilaku
individu dalam berhubungan dengan individu lain masyarakat. Darwin juga
mengartikan Etika Birokrasi (Administrasi Negara) adalah sebagai seperangkat
nilai yang menjadi acuan atau penuntun bagi tindakan manusia dalam organisasi.
Dari kedua pendapat tersebut etika memiliki dua fungsi yaitu: Pertama, sebagai
pedoman, acuan referensi bagi administrasi Negara, dalam menjalankan tugas dan
kewenangannya agar tindakannya dalam organisasi tadi dinilai baik, terpuji dan
tidak tercela. Kedua, etika birokrasi sebagai standart penilain apakah sifat,
perilaku dan tindakan birokrasi publik dinilai baik. tidak tercela dan terpuji.
Aliran pemikiran etika, yaitu:

1. Teori Empiris: Etika diambil dari pengalaman dan


dirumuskan sebagai kesepakatan.
2. Teori Rasional: Manusia menentukan apa yang baik dan
buruk berdasar penalaran atau logika.
3. Teori Intuitif: Manusia secara naluriah atau otomatis
mampu membedakan hal yang baik dan buruk.
4. Teori Wahyu: Ketentuan baik dan buruk dating dari
Yang Maha Kuasa.
Seperangkat nilai dan etika birokrasi yang dapat digunakan sebagai acuan,
referensi penuntun bagi birokrasi publik dalam melaksanakan tugas dan
kewenangannya antara lain adalah :

1.Efisiensi, artinya tidak boros, sikap, perilaku dan perbuatan birokrasi publik
dikatakan baik jika mereka efisien.
2.Membedakan milik pribadi dengan milik kantor, artinya milik kantor tidak
digunakan untuk kepentingan pribadi.
3.Impersonal, maksudnya dalam melaksanakan hubungan kerja sama antara
orang yang satu dengan lainnya secara kolektif diwadahi oleh organisasi,
dilakukan secara formal, maksudnya hubungan inpersonal perlu ditegakkan
untuk menghindari urusan perasaan dari pada unsur rasio dalam menjalankan
tugas dari tanggung jawab berdasasarkan peraturan yang ada dalam organisasi.
4.Merytal System, nilai ini berkaitan dengan rekrutmen dan promosi pegawai,
artinya dalam penerimaan pegawai, atau promosi pegawai tidak berdasarkan atas
kekerabatan, namun berdasarkan pengetahuam, keterampilan, sikap, kemampuan
dan pengalaman, sehingga menjadikan yang bersangkutan cakap dan
professional dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dan bukan
sebaliknya.
5.Responsible, nilai ini adalah berkaitan dengan pertanggungjawaban birokrasi
publik dalam menjalankan tugas dan kewenangannya.
6.Accountable, nilai ini merupakan tanggung jawab yang bersifat obyektif, sebab
birokrasi dikatakan akuntable bilamana mereka dinilai obyektif oleh masyarakat
karena dapat mempertanggungjawabkan segala macam perbuatan, sikap dan
sepak terjangnya kepada pihak mana kekuasaan dan kewenangan yang dimiliki
itu berasal dan mereka dapat mewujudkan apa yang menjadi harapan publik.
7.Responsiveness, artinya birokrasi publik memiliki daya tnnggap terhhadap
keluhan, masalah dan aspirasi masyarakat dengan cepat dipahami dan berusaha
memenuhi,tidak suka menunda-nunda waktu atau memperpanjang alur
pelayanan
Kegunaan Etika
Etika tidak dimaksudkan untuk secara langsung dapat
membuat manusia menjadi lebih baik. Etika adalah pemikiran
sistematis tentang moralitas. Terdapat empat alasan mengapa etika
semakin diperlukan pada zaman ini.
a. Masyarakat sekarang ini semakin pluralistik atau
majemuk, baik dari suku, daerah, agama yang berbeda-
beda; demikian pula dalam bidang moralitas. Kita
berhadapan dengan sekian banyak pandangan moral
yang sering saling bertentangan. Mana yang mau
diikuti, apakah yang diterima dari orang tua kita dahulu,
moralitas tradisional desa, atau moralitas yang
ditawarkan melalui media massa?

b. Masa transformasi (perubahan) masyarakat yang tanpa


tanding. Perubahan yang diakibatkan gelombang
modernisasi merupakan kekuatan yang menghantam
semua segi kehidupan manusia. Kehidupan di kota
sudah jauh berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Dalam transformasi ekonomi, sosial, intelektual dan
budaya itu nilai-nilai budaya tradisional ditantang
semuanya. Dalam situasi inilah etika membantu kita
agar jangan kehilangan orientasi, dapat membedakan
antara apa yang hakiki dan apa yang boleh saja berubah,
dan dengan demikian tetap sanggup untuk mengambil
sikap- sikap yang dapat kita pertanggungjawabkan

c. Perubahan sosial budaya yang terjadi itu dapat


dipergunakan oleh berbagai pihak untuk memancing di
air keruh. Mereka menawarkan ideologi-ideologi
mereka sebagai obat penyelamat. Etika dapat membuat
kita sanggup untuk menghadapi ideologi tersebut secara
kritis dan objektif, dan untuk membentuk penilaian kita
sendiri, agar tidak terlalu mudah terpancing. Etika juga
membantu kita jangan naif atau ekstrem, yaitu jangan
cepat-cepat memeluk segala pandangan yang baru,
tetapi juga jangan menolak nilai-nilai hanya karena baru
dan belum biasa.

d. Etika juga diperlukan oleh kaum agama yang


di satu pihak menemukan dasar kemantapan mereka
dalam iman kepercayaan mereka, dan di lain pihak
sekaligus mau berpartisipasi tanpa takut- takut dengan
tidak menutup diri dari semua dimensi kehidupan
masyarakat yang sedang berubah itu.

Berikut dijabarkan etika/prinsip-prinsip administrasi Negara:


 Pembagian tugas pekerjaan atau spesialis.Ini merupakan upaya yang
harus dipertimbangkan untuk mendapatkan efisiensi dalam menggunakan
tenaga kerja.
 Harus ada kaitan atau hubungan antara wewenang dan tanggung jawab.
 Disiplin,berarti sikap dan perilaku yang selalu sesuai dengan ketentuan
norma-norma yang berlaku tetapi juga dengan nilai-nilai(tujuan)yang
ingin di capai.
 Kesatuan komando(perintah),dengan kesatuan komando akan tercapai
kesatuan bahasa,kesatuan arah dan kesatuan tujuan karena seorang
pegawai menerima perintah dari seorang atasannya.
 Setiap kelompok dari kegiatan-kegiatan yang tujuannya sama harus
mempunyai satu pimpinan dan kesatuan arah tujuan yang sama.
 Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadiatau
golongan.Ini harus tegas-tegas dinyatakan oleh diri sendiri apabila
menghadapi dua kepentingan yang berlawanan.
 Pemberian ganjaran sebagai balas jasa,sebagai alat motivasi dan
pendorong.
 Sentralisasi,penugasan wewenang yang dimiliki.Jenjang hierarki:tingkat
wewenang yang dimiliki.KetertibanPelaksanaan yang adil pada semua
pihak.
 Stabilitas jabatan karyawan.Daya prakarsa,terutama prakarsa dalam
mencapai langkah-langkah yang tepat dan jitu dalam mencapai
tujuan.Semangat persatuan dalam korp.

Etika Administrasi Dalam Praktik


Asas-asas Umum Birokrasi Pemerintahan yang Baik
 Prinsip Demokrasi
Tujuan rakyat dalam membentuk negara ialah untuk dipergunakan sebagai sarana
guna mencapai cita-cita yang lebih tinggi yang semua itu terkandung dalam tujuan
negara. Pilar utama prinsip demokrasi ialah asas kedaulatan rakyat. Asas
kedaulatan rakyat memasyarakatkan bahwa rakyatlah yang mempunyai kekuasaan
tertinggi dalam pemerintahan negara, rakyat yang menentukan kehendak negara
dan rakyat yang akan menentukan pula bagaimana pula bagaimana berbuatnya.
Pada tataran makro, sistem pemerintahan demokratis suatu negara dapat
disolongkan ke dalam tiga macam bentuk, yakni :
 Sistem parlementer
Yaitu hubungan antara lembaga perwakilan dan lembaga yang menjalankan
kekuasaan eksekutif dapat saling memengaruhi.
 Sistem pemisahan kekuasaan
Ajaran trias Politica merupakan landasan pokok dalam sistem pemisahan
kekuasaan. Kekuasaan eksekutif dijalankan oleh presiden yang dipilih rakyat baik
secara langsung maupun secara perwakilan. Lembaga perwakilan mempunyai
dibidang legislatif yaitu merumuskan perundang-undangan. Jika ada perselisihan
antara lembaga eksekutif dengan legislatif, lembaga yudikatif yang akan
memutuskan.
 Sistem referendum.
Referenum secara harfiah berarti pemungutan suara secara klangsung oleh rakyat
untuk menentukan pendapat umum rakyat Keadilan Sosial dan Pemerataan
Mengusahakan kesejahteraan Umum
 .MAL ADMINISTRASI NEGARA
Istilah maladministrasi diambil dari bahasa Inggris ”maladministration” yang
diartikan: Tata usaha buruk; Pemerintahan buruk.
Kata administrasi berasal dari bahasa latin ”administrare” yang berarti to mange,
devirasinya antara lain menjadi ”administratio” yang mengandung makna
bersturing atau Pemerintah.
Pengertian maladministrasi secara umum adalah perilaku yang tidak wajar,
termasuk penundaan pemberian pelayanan; tidak sopan dan kurang peduli
terhadap masalah yang menimpa seseorang yang disebabkan oleh perbuatan
penyalahgunaan kekuasaan; penggunaan kekuasaan secara semena-mena atau
kekuasaan yang digunakan untuk perbuatan yang tidak wajar, tidak adil,
intimidatif atau diskriminatif dan tidak patut didasarkan seluruhnya atau sebagian
atas ketentuan undang-undang atau fakta, tidak masuk akal atau berdasarkan
tindakan yang tidak baralasan (unreasonable), tidak adil (unjust), menekan
(oppressive), improrer dan diskriminatif.
Sadjijono mengartikan maladministrasi adalah suatu tindakan atau
perilaku administrasi oleh penyelenggara administrasi negara (pejabat publik)
dalam proses pemberian pelayanan umum yang menyimpang dan bertentangan
dengan kaidah atau norma hukum yang berlaku atau melakukan penyalahgunaan
wewenang (detournement de pouvoir) yang atas tindakan tersebut menimbulkan
kerugian dan ketidakadilan bagi masyarakat, dengan kata lain melakukan
kesalahan dalam penyelenggaraan administrasi.
Berikut ini 20 (dua puluh) subtansi permasalahan yang dapat diklasifikasikan
sebagai suatu tindakan maladministrasi, yaitu:
1. Penundaan Berlarut
Secara berkali-kali menunda atau mengulur-ulur waktu dengan alasan yang tidak
dapat dipertanggung-jawabkan, sehingga proses administrasi yang sedang
dikerjakan menjadi tidak tepat waktu sebagaimana ditentukan (secara patut) dan
mengakibatkan tidak adanya kepastian dalam pemberian pelayanan umum.
2. Tidak Menangani
Sama sekali tidak melakukan tindakan yang semestinya wajib dilakukan (menjadi
kewajibannya) dalam rangka memberikan pelayanan umum kepada masyarakat.
3. Persekongkolan
Beberapa pejabat publik yang bersekutu dan turut serta melakukan kejahatan,
kecurangan, melawan hukum dalam memberikan pelayanan umum kepada
masyarakat.
4. Pemalsuan
Perbuatan meniru suatu secara tidak sah atau melawan hukum untuk kepentingan
menguntungkan diri sendiri, orang lain dan/atau kelompok.
5. Diluar Kompetensi : Memutuskan sesuatu yang bukan menjadi wewenangnya.
6. Tidak Kompeten :Tidak mampu atau tidak cakap dalam memutuskan sesuatu.
7. Penyalahgunaan Wewenang : Menggunakan wewenang (hak dan kekuasaan
untuk bertindak) untuk keperluan yang tidak sepatutnya.
8. Bertindak Sewenang-wenang : Menggunakan wewenang (hak dan kekuasaan
untuk bertindak) melebihi apa yang sepatutnya dilakukan sehingga tindakan
dimaksud bertentangan dengan ketentuan.
9. Permintaan Imbalan Uang/Korupsi
9a. Meminta imbalan uang dan sebagainya atas pekerjaan yang sudah semestinya
dilakukan (secara cuma-cuma) karena merupakan tanggung jawabnya.
9b. Menggelapkan uang negara, perusahaan (negara), dan sebagainya untuk
kepentingan pribadi atau orang lain.
10. Kolusi dan Nepotisme
Melakukan tindakan tertentu untuk mengutamakan sanak famili sendiri tanpa
kreteria objektif dan tidak dapat dipertanggung jawabkan (tidak akuntable), baik
dalam memperoleh pelayanan maupun untuk dapat duduk dalam jabatan atau
posisi di lingkungan pemerintahan.
11. Penyimpangan Prosedur
Tidak mematuhi tahapan kegiatan yang telah ditentukan dan secara patut.
12. Melalaikan Kewajiban : Tindakan kurang hati-hati dan tidak mengindahkan
apa yang semestinya menjadi tanggungjawabnya.
13. Bertindak Tidak Layak / Tidak Patut
Melakukan sesuatu yang tidak wajar, tidak patut, dan tidak pantas sehingga
masyarakat tidak mendapatkan pelayanan sebagaimana mestinya.
14. Penggelapan Barang Bukti
Menggunakan barang, uang dan sebagainya secara tidak sah yang merupakan alat
bukti suatu perkara.
15. Penguasaan Tanpa Hak : Memiliki sesuatu yang bukan milik atau
kepunyaannya secara melawan hak.

16. Bertindak Tidak Adil


Melakukan tindakan memihak, melebihi atau mengurangi dari yang sewajarnya.
17. Intervensi
Melakukan campur tangan terhadap kegiatan yang bukan menjadi tugas dan
kewenangannya.
18. Nyata-nyata Berpihak
Bertindak berat sebelah dan lebih mementingkan salah satu pihak tanpa
memperhatikan ketentuan perundangan yang berlaku.
19. Pelanggaran Undang-Undang
Melakukan tindakan menyalahi atau tidak mematuhi ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
20. Perbuatan Melawan Hukum
Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan yang berlaku dan
kepatutan.
 Penyelesaian Maladministrasi
Upaya yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan akibat hukum dari
maladministrasi adalah dengan cara menegakkan aturan sebagaimana yang secara
tegas ada, yang merupakan pelanggaran peraturan perundang-undangan ya tentu
menegakkan semua aturan yang ada, sedangkan yang melanggar asas-asas umum
pemerintahan yang baik tentu menegakkan kode etik dan atau sumpah jabatan
yang diucapkan ketika pegawai tersebut akan memangku jabatan.
Terhadap oknum pejabat publik yang terbukti bersalah melakukan tindakan
maladministrasi dikenakan tindakan disiplin dan/atau sanksi administrasi
(hukuman disiplin), bahkan mungkin diajukan ke Pengadilan yang berwenang,
apabila tindakan maladministrasi tersebut mengandung aspek yuridis lain.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan bahwa,
Etika administrasi negara merupakan prinsip yang harus di pegang teguh oleh
para administrator sebagai pelayan masyarakat. Sedangkan Mal administrasi
negara adalah penyalahgunaan kekuasaan administrasi yang menyebabkan salah
satu pihak rugi.
Etika administrasi publik merupakan salah satu wujud control terhadap admin
istrasi Negara dalam melaksanakan apa yang menjadi tugas pokok, fungsi dan
kewenangannya. Disamping digunakan sebagai pedoman acuan, referensi
administrasi Negara dapat pula digunakan sebagai standard untuk menentukan
sikap, perilaku dan kebijakannya dapat dikatakan baik atau buruk.

2. Kritik dan saran


Demikian pembahasan dari makalah kami.Kami berharap semoga pembahasan
dalam makalah ini dapat membantu dan bermamfaat bagi pembaca. Dan kami
pun berharap pula kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan dalam tugas
kami selanjutnya. Sekian dan Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai