Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sasmi Ranggayoni

NIM : 190204014

RESUME VIDEO HIV DAN KEHAMILAN

HIV merupakan suatu penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia yaitu
limfosit sel darah putih (CD4). HIV menyerang sel CD4 dan terus menggandakan diri. Hasil
dari penggandaan tersebut kemudian menyerang sel CD4 yang lain. Saat HIV menggandakan
diri, sel CD4 dirusak dan menjadi tidak efektif dalam memerangi infeksi yang masuk ke
tubuh manusia.

HIV hanya bisa menular melalui 4 cairan, yaitu : Darah, ASI, Cairan sperma, dan Cairan
vagina. HIV bisa menular melalui kegiatan yang melibatkan ke 4 cairan tersebut :

1. Penggunaan peralatan suntik yang tidak steril


2. Jarum tato tidak steril
3. Seks bebas yang dilakukan tanpa pengaman
4. Transfusi darah dari donor yang terinfeksi HIV
5. Ibu kepada anak saat kehamilan, kelahiran, dan saat menyusui dari ibu positif HIV

HIV hanya dapat hidup didalam tubuh orang yang hidup, dan hanya bertahan beberapa
saat diluar tubuh. HIV tidak dapat menular melalui:

1. Air ludah
2. Air mata
3. Muntahan
4. Kotoran manusia
5. Air kencing
6. Keringat, karena HIV tidak dapat menembus kulit yang utuh.
7. Bersentuhan
8. Memakai sesuatu yang dipakai oleh orang HIV
9. Melalui gigitan nyamuk
Kemungkinan penularan HIV dari ibu ke janin saat kehamilan yaitu 50%-60%. Namun
bisa ditekan atau dicegah hingga mencapain kemungkinan penularan 20%. Untuk wanita
yang positif HIV, dianjurkan untuk memeriksa keadannya sebelum hamil, seperti :

1. Kadar CD4 500-700


2. Kadar virus dalam darah dianjurkan tidak terdeteksi atau negatif

Pentingnya memeriksakan kadar virus dalam darah pada ibu hamil yang positif HIV
karena jika kadar virus dalam darah sangat tinggi bisa menyebabkan penghalang plasenta
tembus dan menularkan HIV kepada janin.

Jika wanita yang positif HIV, namun terlanjur hamil sebelum memeriksakan keadaannya
tetap memiliki penanganan lanjutan. dianjurkan untuk melahirkan secara cessar agar
mengurangi resiko penularan 1%, mengurangi kontak dengan cairan di vagina atau di mulut
Rahim, dan mengurangi kontak dengan darah. Ibu hamil yang positif HIV bisa melahirkan
dengan normal jika kadar CD4 nya tinggi dan kadar virus dalam darahnya tidak terdeteksi.
Namun, melahikan secara normal tidak dianjurkan.

Untuk ibu yang positif HIV dianjurkan untuk tidak memberikan bayi nya ASI. Namun
jika harus memberikan ASI, hanya boleh selama 3 bulan. Pada saat pemberian ASI tidak
boleh di selingi makanan pendamping atau susu formula karena akan mengakibatkan luka
pada lapisan di usus yang akan menyebabkan teradinya penularan HIV.

Pencegahan yang bisa dilakukan untuk mengurangi resiko penularan dari ibu ke janin,
antara lain :

1. Pemberian ARV kepada ibu untuk menurunkan kadar virus yang ada dalam tubuhnya.
2. Pencegahan epidemi HIV dengan cara TOP

Pemberiaan ARV pada ibu hamil diberikan sedini mungkin pada usia kehamilan diatas
14-16 minggu. Tetapi tergantung kadar CD4. Jika kadar CD4 dibawah 350, ARV diberikan
lebih awal. Sebelum penggunaan ARV pada ibu hamil harus melalui tahap pemeriksaan :

1. Pemeriksaan darah lengkap


2. Fungsi ginjal
3. Fungsi hati
Pemberian ARV pada ibu hamil jika hasil ketiga pemeriksaan diatas normal. Tetapi harus
tetap melakukan pemeriksaan rutin, pemberian ARV harus dipantau, harus ada dukungan dari
orang terdekat.

Pemberian ARV pada ibu hamil tidak bisa memastikan bahwa janin atau anak akan
negatif HIV, tetapi resiko penularan dapat diturunkan. Pada anak berusia 18 bulan akan
dilakukan 3 kali pemeriksaan, apabila hasil pemeriksaan tersebut negatif, maka dipastikan
anak tersebut tidak terjangkit HIV.

Untuk wanita yang positif HIV tetapi tidak ingin hamil, dianjurkan untuk menggunakan
KB hormonal namun lebih baik di steril.

Anda mungkin juga menyukai