Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sadari bahwa setiap manusia selain kodratnya
sebagai makhluk pribadi adalah juga makhluk sosial. Manusia membutuhkan
pertolongan dan bantuan orang lain. Sebagai makhluk sosial timbul perasaan dan sikap
ingin dihormati dan dihargai orang lain.Dengan dihormati dan dihargai,setiap manusia
merasakan adanya pengakuan dari orang lain,dari kelompok ,atau masyarakat sekitar.
Penting bagi setiap manusia untuk dapat mengembangkan sikap hormat dan
menghargai orang lain agar di dalam kehidupannya terwujud kerukunan dan kerjasama
yang baik sehingga tercapai kedamaian dan ketentraman hidup. Karena setiap manusia
sangat mendambakan suasana kehidupan yang akrab, ramah, dan penuh kedamaian.

B.     Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara?
2. Apakah jaminan yang mengatur tentang persaman kedudukan warga negara
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?
3. Bagaimana cara menghargai persamaan kedudukan warga negara tanpa
membedakan ras, agama, gender, golongan, budaya, dan suku? Apakah
pengertian struktur sosial? 

C.    Tujuan 
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan
diharapkan bermanfaat bagi kita semua.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Persamaan kedudukan warga negara


Adalah keadaan dimana setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan yang
sama sebagaimana yang lainnya untuk berpartisipasi dalam proses pembuatan
keputusan politik negara.
1. Persamaan Kedudukan Warga Negara dalam Segala Aspek Kehidupan.
 Persamaan Kedudukan Dalam Bidang Politik
a. Dalam hidup bernegara
Menurut pasal 28 UUD 1945 menyatakan “Bahwa kemerdekaan
berserikatdan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan
tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-undang”.
b. Dalam hidup Berbangsa dan Bernegara
 Hak mengemukakan pendapat baik dengan lisan maupun dengan
tulisan.
 Hak untuk berbeda pendapat/sependapat dengan orang lain.
 Hak untuk menolak kewarganegaraan.
 Hak untuk memperoleh status kewarganegaraan
 Persamaan Kedudukan Dalam Bidang Hukum
1. Menurut pasal 1ayat (3) UUD 1945 menyatakan “Negara Indonesia adalah
negara hukum”.
2. Menurut pasal 27 ayat (1) UUD 1945 menyatakan “Segala warga negara
bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya’’.
c. Pasal 28 D (1) UUD1945 menyatakan “Bahwa setiap orang berhak atas
pengakuan, jaminan perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama dihadapan hukum”.
3. Pasal 28 G (1) UUD1945 menyatakan “Setiap orang berhak atas
perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat dan harta
benda yang dibawah kekuasaanya, berhak atas rasa aman dan
perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat
sesuatu yang merupakan hak asasi”.
4. Pasal 6 Piagam Hak Asasi Manusia Sedunia menyatakan “Bahwa setiap
orang hak atas diakui dimana-mana sebagai pesona dihadapan hukum”.
5. Pasal 7 Piagam Hak Asasi Manusia Sedunia menyatakan “Bahwa semua
orang sama dihadapan hukum dan memiliki hak tanpa diskriminasi
apapun atas perlindungan hukum”.
6. Pasal 9 Piagam Hak Asasi Manusia Sedunia menyatakan “Bahwa
seorangpun tak boleh dikenakan penangkapan, penahanan dan
pembuangan secara sewenang-wenang”.

2
 Persamaan KedudukanDalam Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, setiap warga negara memiliki kedudukan yang
sama untuk mengelola dan mengembangkan perekonomian nasional yang
tercantum pada pasal 33 ayat 1-5 UUD 1945. Pasal 33 1945 sebagai landasan
landasan konstitusional menyatakan tentang demokrasi ekonomi, dimana
produksi dikerjakan oleh semua dan untuk semua dibawah pimpinan bukan
kemakmuran perorangan.
 Persamaan kedudukan dalam bidang sosial-budaya
Persamaan kedudukan warga negara RI dalam bidang sosial-budaya
tersirat dan tersurat dalam UUD 1945, seperti:
a. Pasal 27 ayat (2):
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan.
b. Pasal 28 A:
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak untuk mempertahankan
hidup dan kehidupannya.
c. Pasal 28 B ayat (2):
Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
d. Pasal 28 H ayat (1):
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan.
e. Pasal 28 H ayat (2):
Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna menncapai
persamaan dan keadilan.
f. Pasal 28 H ayat (3):
Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia bemanfaat.
g. Pasal 28 ayat (4):
Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik pribadi dan
hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh
siapapun.
h. Pasal 28 C ayat (1):
Setiap orang berhak mangembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
i. Pasal 28 ayat C (2):
Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan
yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
j. Pasal 28 E ayat (1):

3
Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadah menurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meniggalkannya, serta berhak kembali.
k. Pasal 28 E ayat (2):
Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercaayaan, menyatakan
pikiran dan sesuai dengan hati nuraninya.
l. Pasal 28 I ayat (3):
Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.
m. Pasal 29 ayat (2):
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.
n. Pasal 31:
Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.
o. Pasal 31 ayat (2) UUD 1945:
Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dan pemerintah wajib
melayaninya.
p. Pasal 31 ayat (3) UUD 1945:
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pendidikan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur undang-undang
q. Pasal 31ayat (4):
Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua
puluh persen dari angaran pendapatan dan belanja negara serta dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan
pemnyelenggaraan pendidikan nasional.
r. Pasal 31 ayat (5):
Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan
peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
s. Pasal 34 ayat (1):
Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.
t. Pasal 34 ayat (2):
Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan.
u. Pasal 34 ayat (3):
Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan
dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

4
v. Pasal 34 ayat (4):
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-
undang.

 Persamaan kedudukan dalam bidang Hankam


Sebagai warga negara yang baik, kita harus mementingkan kepentingan
umum daripada kepentingan pribadi, serta menjaga kepentingan dan
kedaulatan negara. Hal ini konstitusi diantaranya menyebutkan:
a. Pasal 27 ayat (3)
b. Pasal 30 ayat (1)
c. Pasal 30 ayat (2)

2. Pluralitas Masyarakat Indonesia


a. Secara Horizontal: masyarakat indonesia terdiri dari berbagai macam suku
bangsa, agama, ras, kebudayaan, adat istiadat dan bahasa.
b. Secara Vertikal: masyarakat indonesia terbagi atas masyarakat lapisan atas
dan masyarakat lapisan bawah yang tergambar dari struktur ekonomi dan
politik.

B. Jaminan Persamaan Kedudukan Warga Negara dalam Kehidupan


Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara
1. Jaminan Persamaan Hidup (Pendekatan Kultural)
Dalam kehidupan bangsa indonesia secara kultural, jaminan terhadap
persamaan hidup telah tertanam melalui adat dan budaya daerah yang relatif memiliki
nilai-nilai yang hampir sama.
Beberapa nilai kultural bangsa Indonesia yang memberikan jaminan persamaan
hidup dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
 Nilai religius
Esensi nilai religius sangat menghargai persamaan hidup dan memberi
jaminan kepada umatnya bahwa setiap manusia yang diciptakan adalah
sama dihadapan yang kuasa/ Tuhan. Dan yang membedakan adalah derajat
ilmu pengetahuan, adab, dan keimanan dari setiap masing-masing manusia.
 Nilai gotong royong
Esensi nilai gotong royong adalah adanya keinginan kuat dalam setiap
anggota masyarakat dalam setiap anggota masyarakat untuk meringankan
beban orang lain, sehingga mampu hidup mandiri layaknya masyarakat lain.
 Nilai ramah tamah
Esensi sikap sopan dan ramah tamah adalah adanya ketulusan melakukan
suatu perbuatan dengan berprasangka baik terhadap orang lain baik
terhadap orang lain baik yang sudah dikenal maupun yang belum dikenal.

5
 Nilai kerelaan berkorban dan cinta tanah air
Esensi rela berkorban dan cinta tanah air dalam jaminan persamaan hidup
adalah bahwa dalam kehidupan manusia ada rasa kebanggaan yang
mendalam jika sanggup melakukan pengorbanan untuk kepentingan orang
lain atau bangsa dan negara sebagai wujud rasa cinta yang tulus dan
mendalam

2. Jaminan Persamaan Hidup dalam Konstitusi Negara


a. Pembukaan UUD1945 pada alinea 1dan 2.
b. Sila-sila Pancasila.
 Ketuhanan yang Maha Esa: makna utama dalam sila pertama ini yaitu
adanya pengakuan persamaan jaminan hidup bagi warga negara
Indonesia untuk beragama dan melaksanakan ajaran agamanya sesuai
dengan keyakinan masing-masing.
 Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: menunjukkan ekspresi bangsa
Indonesia yang mempunyai keinginan kuat bahwa dalam aspek-aspek
hubungan antar manusia ada jaminan persamaan hidup dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, berdasarkan moralitas yang
adil dan beradab.
 Persatuan Indonesia: dengan dasar persatuan dan kesatuan Indonesia,
maka setiap bangsa Indonesia mampu meletakkan kepentingan,
keselamatan bangsa dan rakyat di atas kepentingan diri sendiri dan
golongan.
 Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan: keinginan hidup berbangsa dan
bernegara yang demokratis baik dalam arti formal maupun material
berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa dan moralitas Kemanusiaan
yang Adil dan Beradabdengan senantiasa menjunjung tinggi persatuan
dan kesatuan bangsa.
 Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: dimaksudkan dalam
rangka pengaturan hubungan manusia dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur,
material maupun spiritual.

c. UUD1945 dan Peraturan Perundangan Lainnya.


 Pasal 26 ayat (1)
 Pasal 27 ayat (1), (2), dan (3)
 Pasal 28, 28 A
 Pasal 29 ayat (2)
 Pasal 30 ayat (1)
 Pasal 31 ayat (1)
 Pasal 32 ayat (1)

6
 Pasal 33 ayat (3)
 Pasal 34 ayat (1)
 UU No. 40 Tahun 1999
 UU No. 3 Tahun 2002
 UU No. 31 Tahun2002
 UU No. 4 Tahun 2004

C. Menghargai Persamaan Kedudukan Warga Negara


Menurut Robert A. Dahl ada dua alasan utama untuk menghargai persamaan
kedudukan warga negara, yaitu:
 Secara intrinsik semua manusia diciptakan sama, yaitu diberikan hak-hak asasi
oleh Tuhan.
 Setiap orang yang tunduk pada hukum suatu negara seharusnya dianggap telah
memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam proses demokrasi pemerintahan
Dari hal diatas menghargai persamaan kedudukan dapat diartikan sebagai sikap
menghormati dan memberikan kesempatan kepada semua warga negara Indonesia
untuk mengembangkan potensinya dan berperan aktif dalam berbagai aspek
kehidupan.
Dalam Rangka Menghargai Persamaan Kedudukan bagi Setiap Warga Negara,
Perlu Dilakukan Langkah-Langkah Sebagai Berikut:
1. Regulasi yang dilakukan oleh lembaga eksekutif maupun legislatif.
2. Implementasi suatu kebijakan atau aturan, agar pelaksanaannya dilakukan
oleh aparat yang betul-betul memahami, proporsional, dan profesional.
3. Sosialisasi suatu peraturan atau kebijakan diperluas jangkauan dan
publikasinya agar warga masyarakat yang berkepentingan merasa berperan
aktif untuk memahami.
4. Masyarakat harus dilatih dan diberikan pembelajaran pentingnya “taat asas”
dan “taat aturan.
5. Aparatur penyelenggara negara/pemerintah dan masyarakat tidak saling
memberi peluang munculnya tindak Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
6. Keteladanan dan pembelajaran yang berkelanjutan di jalur pendidikan
melalui jenjang sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi.
7. Aparat penegak hukum senantiasa mewaspadai dan antisipatif terhadap
potensi-potensi konflik yang mengarah pada perbedaan ras, gender,
golongan, budaya, dan suku yang ada di dalam masyarakat.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Persamaan merupakan perwujudan kehidupan di dalam masyarakat yang saling
menghormati dan menghargai orang lain tanpa membeda-bedakan suku,agama,ras,dan
golongan(SARA).Dan persamaan tersebut dijamin dalam suatu Pembukaan UUD
1945,Sila-sila pancasila,dan UUD 1945 dan Peraturan Perundangan lainnya.

B. Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan psara pembaca dapat memahami dan
mengerti akan isi dan maksud dari judul tersebut diatas.

  

8
DAFTAR PUSTAKA

http://ufialimusmemory.blogspot.com/2013/12/makalah-persamaan-kedudukan-
warga.html

Anda mungkin juga menyukai