Pendahuluan
Bernafas adalah pergerakan udara dari atmosfir ke sel tubuh dan pengeluaran
CO2 dari sel tubuh ke luar tubuh. Proses respirasi adalah proses pertukaran gas yang
masuk dan keluar melalui kerjasama antara sistem respirasi, kardiovaskuler dan kondisi
hematologis. Proses pernafasan mencakup ventilasi, difusi, transportasi dan perfusi.
a. Ventilasi adalah proses masuk dan ke luarnya udara di paru sehingga pertukaran gas
terjadi. Ventilasi mencakup kegiatan inspirasi dan ekspirasi. Saat inspirasi
sebanyak
20,9% oksigen di atmosfer akan masuk paru. Selama inspirasi diafragma dan otot
intercostal eksternal berkontraksi, sehingga memperbesar volume thorak dan
menurunkan tekanan intrathorak. Pelebaran dinding dada mendorong paru ekspansi,
menyebabkan tekanan jalan napas turun di bawah tekanan atmosfir, dan udara masuk
paru. Pada saat ekspirasi, diafragma dan otot intrcostal relaksasi, menyebabkan thorak
kembali bergerak ke atas ke ukuran lebih kecil. Tekanan dada meningkat menyebabkan
udara mengalir keluar dari paru
b. Difusi adalah proses pertukaran gas di paru, dimana molekul (gas/partikel lain) bergerak
dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Oksigen dan
karbon dioksida berdifusi diantara alveoli dan darah. Bernapas secara kontinyu
menambah supply oksigen paru, sehingga tekanan partial oksigen (PO2) di alveoli relatif
tinggi. Sebaliknya bernapas mengeluarkan karbon dioksida dari paru, sehingga tekanan
partial karbon dioksida (PCO2) di alveoli rendah. Oksigen berdifusi dari alveoli ke darah
karena PO2 lebih tinggi di alveoli daripada di darah kapiler. Karbon dioksida berdifusi
dari darah ke alveoli.
c. Transportasi dan Perfusi Gas. Oksigen ditransportasikan dari membrane kapiler alveoli
paru ke darah kemudian ke jaringan dan karbondioksida ditransportasikan dari
jaringan ke paru kembali. Oksigen diangkut dalam darah melalui hemoglobin yaitu 1,34
O2 terikat dalam 1 gram hemoglobin dengan persentase kejenuhan yang disebut
dengan saturasi O2 (SaO2) dan 0,003 terlarut dalam 100 ml plasma pada tekanan
parsial O2 di arteri (PaO2). Metabolisme meningkat maka akan mengakibatkan
peningkatan kebutuhan oksigen. Jumlah oksigen yang disampaikan ke sel disebut
perfusi gas.
Secara garis besar syarat agar oksigen sampai ke sel/jaringan dan bisa
digunakan untuk metabolisme membentuk energi adalah fungsi respirasi, hematologi dan
sirkulasi baik. Secara rinci syarat tersebut adalah:
a. Fungsi respirasi : jalan napas baik, frekuensi napas baik, irama napas teratur,
volume tidal cukup, keadaan alveoli/paru baik.
b. Fungsi hematologi : kadar HB cukup.
c. Fungsi sirkulasi : volume cairan darah cukup, kontraktilitas otot jantung baik,
pembuluh darah baik, irama dan frekuensi jantung baik.
Apabila salah satu syarat tersebut mengalami gangguan maka akan terjadi hipoksemia
dan dapat berlanjut hipoksia
Pada keadaan oksigen jaringan tidak adekuat, untuk mengenali kondisi hipoksia
diperlukan ketrampilan perawat untuk pengenalan dini hipoksemia. Pengenalan dini
tersebut sering sulit dilakukan karena gambaran klinis sering kurang spesifik seperti
perubahan status mental, dyspnea, sianosis, takipnoe, aritmia dan koma sehingga
diperlukan pemeriksaan penunjang lab analisa gas darah (AGD)
Klasifikasi Hipoksemia:
1) Hipoksemia ringan adalah jika PaO2 antara 70-80 mmHg ( pasien bernapas
dengan udara bebas). Terapi O2 pada kondisi ini dengan :
a. Nasal kanul/ binasal mulai 2-3 liter/menit
b. Masker/sungkup sederhana 6 liter/menit jika hipoksemia menuju sedang
2) Hipoksemia sedang adalah jika PaO2 antara 50-70mmHg (pasien bernapas dengan
udara bebas). Terapi O2 pada kondisi ini dengan :
Masker /sungkup sederhana dengan reservoar 8-12 liter/menit
3) Hipoksemia berat atau gagal napas adalah jika PaO2 kurang 50 mmHg dan PaCO2
lebih 50 mmHg (pasien bernapas dengan udara bebas). Terapi O2 pada kondisi
ini dengan :
a. Intubasi dilanjutkan dengan pemasangan ventilasi mekanik
b. Pemberian resusitator ( bag mask valve 12-15 liter/menit selama
ada/belum disiapkan ventilasi mekanik)
Tahap Kerja
1) Mencuci tangan
2) Mengisi humidifier terisi air steril sesuai tanda batas
3) Mengontrol fungsi flow meter
4) Memberikan oksigen sesuai intruksi yang tertulis di rekam medis
Cara pemberian oksigen dengan nasal kanul :
a. Menghubungkan selang nasal kanul ke sumber oksigen ( cek aliran oksigen)
b. Memasang kanul secara tepat pada hidung
c. Memberikan posisi pasien yang nyaman
d. Mengatur aliran oksigen sesuai instruksi (nasal kanul : 1 - 6 l/mt )
e. Mengontrol reaksi pasien
Cara pemberian oksigen dengan masker
a. Memasang selang masker pada perangkat oksigen
b. Mengisi reservoir bag dengan oksigen ¾ bagian
c. Mengatur aliran oksigen sesuai instruksi (simpel mask = 5 - 8
l/mt; Non rebirthing mask (RM), rebirthing mask(RM) = 8 – 12 l/mt
d. Memasang sungkup masker dan fiksasi ke pasien dengan posisi nyaman (
tidak tidak terlalu ketat / kendor)
Tahap terminasi
5) Mengontrol reaksi pasien ( tanyakan aliran oksigen ke pasien,perasaan
dan kenyamanan pasien )
6) Membereskan dan merapikan peralatan (bila ada)
7) Mencuci tangan
8) Melakukan dokumentasi tindakan di rekam medik: jumlah oksigen yang
diberikan, cara / metode pemberian dan reaksi pasien
Referensi