“BAJA RINGAN”
DISUSUN OLEH :
VINA PASARIBU
NIM:2005022027
DOSEN PENGAMPU:
D3 TEKNIK SIPIL
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul ‘’BAJA RINGAN ’’. Penulis sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan
sehari-hari. Akhir kata saya sebagai penyusun laporan ini menguapkan terima kasih yang sebesar
besarnya kepada Bapak dosen Pembimbing MUHAMMAD ARI SUBHAN HARAHAP. S.T..M.T.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Medan,Oktober 2021
Vina Pasaribu
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan defenisi dari baja, baja ringan dan baja profil.
2. Menjelaskan jenis-jenis baja ringan dan baja profil.
4
3. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan konstruksi yang menggunkan baja ingan dan baja
profil.
4. Menjelaskan proses pembuatan baja.
5. Menjelaskan perbedaan baja ringan dan bajaprofil.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Baja
Baja adalah salah satu logam ferro yang banyak digunakan dalam dunia teknik dan industri.
Kandungan baja yang utama diantaranya yaitu besi dan karbon. Kandungan besi (Fe) pada baja
sekitar 97% dan karbon (C) sekitar 0,2% hingga 2,1% sesuai grade-nya. Selain unsur besi (Fe) dan
karbon (C), baja mengandung unsur lain seperti mangan (Mn) dengan kadar maksimal 1,65%,
silikon (Si) dengan kadar maksimal 0,6%, tembaga (Cu) dengan kadar maksimal 0,6%, sulfur (S),
fosfor (P) dan lainnya dengan jumlah yang dibatasi dan berbeda-beda. Fungsi karbon dalam baja
adalah Baja Ringansebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi pada kisi kristal (crystal
lattice) atom besi.
Adapun sifat khas baja :
a) Keras kuat awet
b) Sifat magnetnya kuat
c) Koefisien muai rendah
d) Tahan terhadap tekanan/beban
e) Tahan terhadap asam
f) Tahan karat
Untuk ketebalan baja ringan umumnya berkisar antara 0,2-2,0 mm. Variasi ketebalan ini
ditentukan oleh fungsi besar beban yang ditopang, dan ukuran bentangan baja itu sendiri. Dengan
adanya variasi ketebalan yang ditentukan oleh faktor-faktor diatas, baja ringan memiliki tingkat
efektivitas yang lebih baik.
Baja ringan memang lebih tipis dibanding baja konvensional yang memiliki ketebalan
3mm atau lebih.Dengan ketipisannya, kita mungkin meragukan kekuatan material ini.Namun kita
tidak perlu khawatir, kekuatannya sangat bisa diandalkan karna baja ringan terbuat dari
baja bermutu tinggi.Masalah yang timbul karna ketipisan baja ringan adalah,kurang
kakunya struktur rangka baja itu sendiri dan disinilah pengaku (bracing) dibutuhkan. Karna
berbahan baja, maka baja ringan juga bisa berkarat, agar awet, tahan lama dan tidak mudah
berkarat, baja ringan biasanya sudah dilapis antikarat.
6
semakin banyak produsen Rangka atap baja ringan yang menyesuaikan pembuatan material ini
dengan standar SNI ( Standar Nasional Indonesia ).
Karena berbentuk seperti huruf Z, maka profil baja ringan ini dinamai profil Z. Profil baja
ringan ini berfungsi sebagai profil utama dalam penyambungan, terutama untuk struktur kuda-kuda
pada rangka atap. Titik berat profil ini berada pada bagian tengahnya,membuat profil baja ringan ini
dapat dengan mudah menyeimbangkan beban di kanan-kirinya.
7
Gambar 1. Baja Z
8
Ketiga profil baja ringan ini Z, C, dan W berfungsi sebagai batang struktural yang memiliki
ketebalan 0.8-1 mm.
Pada rangka atap baja ringan diperlukan batang penahan pada bagian penutup atap-nya
(reng). Profil baja ringan B ini didesain lebih tipis dibandingkan profil baja ringan lainnya untuk
dapat memenuhi fungsi tersebut.
2. UNP
Penggunaan digunakan untuk: balok, kolom, tiang pancang, top & bottom chord member
pada truss UNP hampir sama dengan WF, kecuali untuk kolom jarang digunakan karena relatif
lebih mudah mengalami tekuk.
Istilah lain: Kanal U, U-channel, Profil u
2. Roll Forming
Proses roll forming dilakukan dengan melewatkan pelat baja ke dalam serangkaian roll
hingga produk yang diinginkan tercapai. Mesin roll forming yang baru sudah terkomputerisasi
10
sehingga dapat melubangi, dan mencetak label di ujung proses setelah profil terbentuk.
Produktivitas proses roll forming sangatlah tinggi sehingga dalam waktu singkat profil dapat segera
terbentuk, itulah kelebihannya. Namun kekurangannya adalah satu mesin dengan roll set yang telah
disiapkan hanya dapat membuat satu bentuk yang telah ditetapkan sehingga harus memesan mesin
baru jika menginginkan bentuk baru meski hanya sekedar menambah tekukan atau lipatan.
3. Punching
Proses ketiga adalah proses pembentukan dengan menggunakan mesin punch atau mesin
pons. Pelat baja disimpan di atas die-set dan kemudian proses punching dengan tekanan tinggi akan
melubangi dan membentuk pelat baja tersebut. Proses ini biasa dilakukan pada pembuatan aksesoris
atau komponen dari baja ringan. Proses pembentukan suatu aksesoris biasanya akan melibatkan
beberapa tahapan proses punching, sehingga untuk mempercepat prosesnya biasanya dibuatkan
sistem progressive.
1. Proses Konvertor
Terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan menghadap kesamping.
Sistem kerja
a. Dipanaskan dengan kokas sampai ± 1500 0C,
b. Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja. (± 1/8 dari volume konvertor)
c. Kembali ditegakkan.
d. Udara dengan tekanan 1,5 – 2 atm dihembuskan dari kompresor.
e. Setelah 20-25 menit konvertor dijungkirkan untuk mengeluarkan hasilnya.
3. Komposisi Karbon
Baja ringan memiliki persentase karbon yang sangat rendah, sekitar 0,16-0,29% dari berat,
dibandingkan baja konvensional, dengan karbon yang bisa mencapai 0.30–1.70% dari berat.
Persentase komposisi karbon ini sangat mempengaruhi kekuatan dan daktilitas baja.
4. Kekuatan
Derajat kekuatan dari besi baja ringan dan baja konvensional terpaut jauh. Karena
persentase karbon lebih kecil, kekuatan gaya tarik dan kekerasan baja ringan lebih rendah
dibandingkan kekuatan yang dipunyai oleh baja konvensional.
5. Daktilitas
Baja ringan memiliki daktilitas tinggi sedangkan baja konvensional memiliki daktilitas lebih
rendah. Tentunya, baja ringan lebih mudah untuk dibentuk. Baja ringan dan konvensional masing-
masing memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri. Dengan mengetahui perbedaan baja ringan
dan baja konvensional diatas, kalian bisa tahu manakah jenis baja yang Anda butuhkan. Hubungi
kami untuk penawaran baja ringan dan baja konvensional Anda.
12
Di bawah ini adalah beberapa keunggulan dari material bangunan yang stu ini:
1.Ringan dan Mudah Memasangnya
Berat atap baja ringan ini cukup ringan jika dibandingkan dengan material pembuat atap
lainnya, yaitu hanya sekitar 9 kg / m2. Sifatnya yang ringanini juga memudahkan para pekerja
konstruksi untuk memasang rangka atap tersebut.
13
1. Harga Tidak Murah
Karena kualitas dan segala keunggulannya yang bisa didapatkan, ternyata harga atap baja
ringan tergolong mahal. Namun, penggunaannya pun tergantung merk yang Anda gunakan untuk
konstruksi atapnya.
14
BAB III
3.1 KESMPULAN
Baja ringan memilki estetika indah yang dapat dibentuk struktur sesuai dengan desain yang
di inginkan dan dapat menghemat bahan, dibandingkan dengan struktur kayu, material baja ringan
juga merupakan salah satu solusi untuk mengganti kelangkaan material kayu yang semakin lama
semakin sulit didapat.selain itu material baja ringan/truss lebih awet,efisien dan ekonomis dari pada
kayu akan tetapi struktur pengerjannya lebih rumit karena menggunakan perhitungan.
3.2 SARAN
Penggunaan baja mempunyai sifat ramah lingkungan, karena menggunkan material yang
bias mengngurangi pembalakan liar (illegal logging),namun dalam prosesnyaterlalu panjang dan
ketersediaan bahan dari bijih besi juga terbatas.
15