Anda di halaman 1dari 15

TUGAS BAHAN BANGUNAN

“BAJA RINGAN”

DISUSUN OLEH :

VINA PASARIBU
NIM:2005022027

DOSEN PENGAMPU:

MUHAMMAD ARI SUBHAN HARAHAP.S.T..M.T.


NIP.19761203 200212 1 001

D3 TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

TAHUN PELAJARAN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul ‘’BAJA RINGAN ’’. Penulis sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan
sehari-hari. Akhir kata saya sebagai penyusun laporan ini menguapkan terima kasih yang sebesar
besarnya kepada Bapak dosen Pembimbing MUHAMMAD ARI SUBHAN HARAHAP. S.T..M.T.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Medan,Oktober 2021

Vina Pasaribu

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ 2


DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ...................................................................................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Baja .......................................................................................................................................... 6
2.2 Baja Ringan ............................................................................................................................ 6
2.3 Baja Ringan dalam Konstruksi Bangunan .......................................................................... 6
2.4 Jenis-jenis Baja Ringan ......................................................................................................... 7
2.5 BAJA PROFIL ....................................................................................................................... 9
2.6 Metode Dan Proses Pembuatan Baja ............................................................................... 10
2.7 Metode Pembuatan Baja Ringan ........................................................................................ 11
2.8 Perbedaan Baja Ringan dan Baja Profil ............................................................................ 11
2.9 Kelebihan Atap Baja Ringan .............................................................................................. 12
2.10 Kekurangan Atap Baja Ringan ......................................................................................... 12
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESMPULAN ....................................................................................................................... 15


3.2 SARAN ................................................................................................................................... 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring pertumbuhan ekonomi yang pesat yang berdampak pula terhadap kebutuhan bahan
pangan, tempat tinggal, serta industri. Kebutuhan rumah tinggal, workshop industri akan berdampak
juga terhadap kebutuhan akan material bangunan seperti kayu, semen, besi, dll. Seiring
melonjaknya harga bahan besi dikarenakan melemahnya nilai tukar rupiah akhir- akhir ini terhadap
dollar, maka peran material pengganti untuk besi baja WF yang biasa dipakai untuk bentang diatas
15 meter perlu dilakukan. Salah satunya adalah jenis material baja ringan/truss. Membandingkan
struktur kedua bahan ini, maka diperlukan analisis struktur atap rangka baja dengan konstruksi atap
rangka baja ringan/truss.
Menurut (Nugroho 2014) bahwa pemakaian baja ringan sebagai rangka atap pada masa
sekarang semakin digemari, hampir semua bangunan perkantoran, rumah sakit, tempat ibadah, di
kota kota besar di Indonesia sudah menggunakan rangka atap baja ringan. Menurut (Pangaribuan
2014). Faktor pemakaian struktur baja ringan di karenakan oleh kemudahan, faktor kecepatan
pemasangan, juga menjadi pertimbangan dalam memilih rangka atap baja ringan ini, oleh sebab itu
baja ringan adalah alternatif untuk pengganti baja WF yang harganya sangat mahal dan berat.
Material lain yang biasa digunakan untuk struktur Konstruksi rangka umumnya dibuat dari
bahan kayu, dan digunakan pada bangunan yang memiliki sistem struktur atap, seperti
bangunansekolah, perkantoran, rumah sakit, rumah tinggal, tempat ibadah, ruangserba guna, pabrik,
dan lain-lain; dengan bahan penutup atap dari genteng,seng, asbes, maupun metal sheet. Kayu
kamper, kayu bengkirai, kayu kering, kayu meranti, dan kayu kelapa adalah jenis material kayu
yang telah lama dikenal dan umum digunakan, tetapi memiliki kelemahan-kelemahan antara lain
kualitas kayu yang tidak merata, pelapukan yang disebabkan oleh serangan rayap, memuai ataupun
menyusut karena perubahan cuaca, mudah terbakar dan langkanya material kayu saat ini.
Banyaknya kelebihan yang dimiliki oleh baja dan baja ringan memberikan alternatif yang
efektif dan efisien dalam hal kegunaannya sebagai pondasi, tiang dan rangka atap. Saat ini baja dan
baja ringan menjadi material bangunan yang sedang tren, tiang dan rangka atap baja ringan lebih
dominan terkenal dibanding material kayu untuk strukturlainnya. Penggunaan baja dan baja ringan
sebagai struktur konstruksimenarik untuk dikaji. Banyaknya kelebihan baja dan baja
ringandibandingkan konstruksihendaknya menjadikan baja dan baja ringan sebagai pilihan utama
masyarakat dalam hal pembuatan struktur konstruksi untuk banguna-bangunan gedung.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian baja, baja ringan, dan baja profil ?
2. Jelaskan jenis-jenis baja ringan dan baja profil ?
3. Apa kelebihan dan kekurangan konstruksi menggunakan baja ringan dan baja profil ?
4. Bagaimana proses pembuatan baja ringan ?
5. Apakah perbedaan baja ringan dan baja profil ?

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan defenisi dari baja, baja ringan dan baja profil.
2. Menjelaskan jenis-jenis baja ringan dan baja profil.

4
3. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan konstruksi yang menggunkan baja ingan dan baja
profil.
4. Menjelaskan proses pembuatan baja.
5. Menjelaskan perbedaan baja ringan dan bajaprofil.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Baja
Baja adalah salah satu logam ferro yang banyak digunakan dalam dunia teknik dan industri.
Kandungan baja yang utama diantaranya yaitu besi dan karbon. Kandungan besi (Fe) pada baja
sekitar 97% dan karbon (C) sekitar 0,2% hingga 2,1% sesuai grade-nya. Selain unsur besi (Fe) dan
karbon (C), baja mengandung unsur lain seperti mangan (Mn) dengan kadar maksimal 1,65%,
silikon (Si) dengan kadar maksimal 0,6%, tembaga (Cu) dengan kadar maksimal 0,6%, sulfur (S),
fosfor (P) dan lainnya dengan jumlah yang dibatasi dan berbeda-beda. Fungsi karbon dalam baja
adalah Baja Ringansebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi pada kisi kristal (crystal
lattice) atom besi.
Adapun sifat khas baja :
a) Keras kuat awet
b) Sifat magnetnya kuat
c) Koefisien muai rendah
d) Tahan terhadap tekanan/beban
e) Tahan terhadap asam
f) Tahan karat

2.2 Baja Ringan


Baja ringan adalah baja berkualitas tinggi yang bersifat ringan dan tipis, namun
kekuatannya tidak kalah dari baja konvensional. Meskipun tipis, baja ringan memiliki derajat
kekuatan tarik 550 Mpa, sementara baja biasa sekitar 300 Mpa. Kekuatan tarik dan tegangan ini
untuk mengompensasi bentuknya yang tipis.

Untuk ketebalan baja ringan umumnya berkisar antara 0,2-2,0 mm. Variasi ketebalan ini
ditentukan oleh fungsi besar beban yang ditopang, dan ukuran bentangan baja itu sendiri. Dengan
adanya variasi ketebalan yang ditentukan oleh faktor-faktor diatas, baja ringan memiliki tingkat
efektivitas yang lebih baik.
Baja ringan memang lebih tipis dibanding baja konvensional yang memiliki ketebalan
3mm atau lebih.Dengan ketipisannya, kita mungkin meragukan kekuatan material ini.Namun kita
tidak perlu khawatir, kekuatannya sangat bisa diandalkan karna baja ringan terbuat dari
baja bermutu tinggi.Masalah yang timbul karna ketipisan baja ringan adalah,kurang
kakunya struktur rangka baja itu sendiri dan disinilah pengaku (bracing) dibutuhkan. Karna
berbahan baja, maka baja ringan juga bisa berkarat, agar awet, tahan lama dan tidak mudah
berkarat, baja ringan biasanya sudah dilapis antikarat.

2.3 Baja Ringan dalam Konstruksi Bangunan


Baja ringan adalah salah satu material bangunan yang biasanya digunakan untuk konstruksi,
terutama pada bagian atap bangunan. Baik itu digunakan untuk pembangunan rumah, gudang,
tempat parkir, pabrik, maupun bangunan lainnya yang biasa dibuat dalam konstruksi.
Baja ringan ini kebanyaka terbentuk dari bahan dasar campuran antara seng dan alumunium.
Penggunaan baja ringan pun akhirnya mebgalami kemajuan, terutama dalam segi mutu. Sudah

6
semakin banyak produsen Rangka atap baja ringan yang menyesuaikan pembuatan material ini
dengan standar SNI ( Standar Nasional Indonesia ).

2.4 Jenis-jenis Baja Ringan


1. Baja Ringan Kaso
Baja ringan kaso, atau biasa disebut juga dengan trus, merupakan jenis baja ringan yang
dipakai menjadi kaki utama pada sebuah konstruksi bangunan sebagai kuda-kuda. Jenis baja ini
sendiri terbagi menjadi dua profil, yaitu profil C dan W. Kedua profil ini dapat dibedakan dari segi
ukurannya. Profil C lebih kecil daripada ukuran profil W.Penggunaan baja ringan kaso juga bisa
menjadi sebagai tiang pada konstruksi yang tak mempunyai beban yang begitu berat, seperti
menopang kanopi. Baja ringan jenis ini mudah dalam segi penggunaan dalam proses pembangunan
konstruksi sehingga membuat durasi pengerjaan lebih singkat. Selain itu, pemakaian baja ini
mampu dikondisikan sesuai kebutuhan.

2. Baja Ringan Reng


Baja ringan reng dapat dibedakan secara jelas karena bentuknya yang persis dengan huruf W
dan bentuk trapesium. Baja ringan reng adalah bagian atap bangunan yang digunakan untuk
meletakkan genteng. Masyarakat sering menyebut baja ringan ini dengan profil B.

3. Baja Ringan Taso


Memiliki bentuk yang persis dengan huruf A, baja ringan taso adalah jenis baja ringan yang
dari luartampak seperti balok kecil yang berfungsi guna mengikat baja ringan reng atau profil B.
Semakin tipis tebal ukuran baja ringan taso, maka semakin bagus pula tampilan bangunan Anda.
Penggunaan baja ringan taso ini wajib jika Anda ingin menyusun rangka atap bangunan yang
kokoh.
Selain mempercantik desain bangunan, baja ringan taso sering digunakan untuk mengikat
tiang utama atau kuda-kuda. Kegunaan lainnya baja ini dapat menguatkan gording supaya peletakan
permukaan atap bangunan menjadi lebih baik.

Ukuran dari Baja Ringan :


1. Profil Baja Ringan Z

Karena berbentuk seperti huruf Z, maka profil baja ringan ini dinamai profil Z. Profil baja
ringan ini berfungsi sebagai profil utama dalam penyambungan, terutama untuk struktur kuda-kuda
pada rangka atap. Titik berat profil ini berada pada bagian tengahnya,membuat profil baja ringan ini
dapat dengan mudah menyeimbangkan beban di kanan-kirinya.

7
Gambar 1. Baja Z

2. Profil Baja Ringan C (Canal) dan W


Kedua profil baja ringan ini melengkapi fungsi sekaligus kekuatan profil baja ringan Z.
Keduanya memiliki bentuk yang sama, hanya saja profil W memiliki ukuran yang lebih besar
dibandingkan profil C.

Gambar 2. Baja Ringan C / Canal

Gambar 3. Baja Ringan W

8
Ketiga profil baja ringan ini Z, C, dan W berfungsi sebagai batang struktural yang memiliki
ketebalan 0.8-1 mm.

3. Profil Baja Ringan B ( Reng)

Pada rangka atap baja ringan diperlukan batang penahan pada bagian penutup atap-nya
(reng). Profil baja ringan B ini didesain lebih tipis dibandingkan profil baja ringan lainnya untuk
dapat memenuhi fungsi tersebut.

Gambar 4. Baja Ringan B ( Reng)

2.5 BAJA PROFIL


Baja profil (structural steel) merupakan kategori baja yang digunakan dalam suatu
kosntruksi dengan berbagai jenis dan bentuk yang sesuai dengan standar. Setiap bentuk profil
memiliki sifat mekanik dan karakteristik yang berbeda dengan bentuk yang lain sehingga
pengunaanya harus disesuaikan dengan kegunaan dan fungsi pada suatu konstruksi. Berikut ini
merupakan jenis-jenis dan bentuk baja profil yang sering digunakan dalam konstruksi maupun
fabrikasi.ngertian Baja Profil. Berikut ini beberapa jenis baja profi:
1. Wide Flange (WF)
WF biasa, composite beam atau column, kantilever kanopi, dan lain-lain.
Istilah lain: IWF, WF, H-Beam, UB, UC, balok H, balok I, balok W.

2. UNP
Penggunaan digunakan untuk: balok, kolom, tiang pancang, top & bottom chord member
pada truss UNP hampir sama dengan WF, kecuali untuk kolom jarang digunakan karena relatif
lebih mudah mengalami tekuk.
Istilah lain: Kanal U, U-channel, Profil u

3. Equal Angle (Hot Rolled)


Biasa digunakan untuk : member pada truss,bracing, balok, dan struktur ringan lainnya.
Istilah lain : profil siku, profil L, L-shape.

4. Unequal Angle (Hot Rolled)


Biasa digunakan untuk : member pada truss, bracing, balok, dan struktur ringan lainnya.
Istilah lain : profil siku, profil L, L-shape Penggunaan dan istilah lain hampir sama dengan Equal
Angle.
9
5. Lipped Chanel
Biasa digunakan untuk : purlin (balok dudukan penutup atap), girts (elemen yang memegang
penutup dinding misalnya metal sheet, dan lain-lain), member pada truss, rangka komponen
arsitektural.
Istilah lain : balok purlin, kanal C, C-channel, profil C

6. Equal Angle (Cold Formed)


Biasa digunakan untuk : bracing struktur ringan (kecil), rangka komponen arsitektural,
support komponen-komponen ME.
Istilah lain : hampir sama dengan EA hot rolled.

7. Unequal Angle (Cold Formed)


Pengunaan dan istilah lain hampir sama dengan Equal Angle.

8. RHS (Rectangular Hollow Section) – cold formed


Pengunaan : komponen rangka arsitektural (ceiling, partisi gipsum, dan lain-lain), rangka
dan upport ornamen-ornamen s non struktural.
Istilah lain : besi hollow (istilah pasar), profil persegi, profil

9. SHS (Square Hollow Section) – cold formed


Pengunaan dan istilah lain hampir sama dengan RHS.

10. Steel Pipe


Penggunaan : bracing (horizontal dan vertikal), secondary beam (biasanya pada rangka
atap), kolom arsitektural, support komponen arsitektural (biasanya eksposed, karena bentuknya
yang silindermempunyai nilai artistik)
Istilah lain : steel tube, pipa

11. T-Beam (Hot Rolled)


Penggunaan balok lantai,balok kantiviler(kanopi)

2.6 Metode Dan Proses Pembuatan Baja


1. Proses Brake
Proses pembentukan press-brake dilakukan menekuk pelat baja. Pelat baja diletakkan ke
dalam alat ini dan ditekuk bagian-bagiannya secara bertahap hingga menjadi bentuk yang
diiingkan. Kelebihan dari proses ini adalah bentuk profil dapat dibuat sesuai keinginan selama alat
atau tooling tersedia. Apalagi dengan alat yang moderen yang terkomputerisasi, mesin press-brake
sudah menjadi mesin CNC dengan adanya lengan penahan yang akan bergerak sesuai dengan
bentuk yang telah di-masukkan ke dalam program. Mesin baru ini juga telah dilengkapi anti-
crowning sehingga bentuk profil yang panjang tidak akan melengkung akibat proses penekukan.
Kekurangan proses ini adalah dalam produktivitas menghasilkan produk dan tidak mampunya
membentuk tekukan kecil yang terhalang oleh tekukan lain. Produktivitasnya sangat rendah jika
ingin membentuk profil secara masal, karena prosess untuk pembuatan satu bentuk harus diulang-
ulang tekukannya.

2. Roll Forming
Proses roll forming dilakukan dengan melewatkan pelat baja ke dalam serangkaian roll
hingga produk yang diinginkan tercapai. Mesin roll forming yang baru sudah terkomputerisasi

10
sehingga dapat melubangi, dan mencetak label di ujung proses setelah profil terbentuk.
Produktivitas proses roll forming sangatlah tinggi sehingga dalam waktu singkat profil dapat segera
terbentuk, itulah kelebihannya. Namun kekurangannya adalah satu mesin dengan roll set yang telah
disiapkan hanya dapat membuat satu bentuk yang telah ditetapkan sehingga harus memesan mesin
baru jika menginginkan bentuk baru meski hanya sekedar menambah tekukan atau lipatan.

3. Punching
Proses ketiga adalah proses pembentukan dengan menggunakan mesin punch atau mesin
pons. Pelat baja disimpan di atas die-set dan kemudian proses punching dengan tekanan tinggi akan
melubangi dan membentuk pelat baja tersebut. Proses ini biasa dilakukan pada pembuatan aksesoris
atau komponen dari baja ringan. Proses pembentukan suatu aksesoris biasanya akan melibatkan
beberapa tahapan proses punching, sehingga untuk mempercepat prosesnya biasanya dibuatkan
sistem progressive.

2.7 Metode Pembuatan Baja Ringan


Baja diproduksi didalam dapur pengolahan baja dari besi kasar baik padat maupun cair, besi
bekas ( Skrap ) dan beberapa paduan logam. Ada beberapa proses pembuatan baja antara lain :

1. Proses Konvertor
Terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan menghadap kesamping.
Sistem kerja
a. Dipanaskan dengan kokas sampai ± 1500 0C,
b. Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja. (± 1/8 dari volume konvertor)
c. Kembali ditegakkan.
d. Udara dengan tekanan 1,5 – 2 atm dihembuskan dari kompresor.
e. Setelah 20-25 menit konvertor dijungkirkan untuk mengeluarkan hasilnya.

2. Proses Thomas (Basa)


Lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api hos atau dolomit [ kalsium
karbonat dan magnesium (CaCO3 + MgCO3)], besi yang diolah besi kasar putih yang mengandung
P antara 1,7 – 2 %, Mn 1 – 2 % dan Si 0,6-0,8 %. Setelah unsur Mn dan Si terbakar, P membentuk
oksida hosphor (P2O5), untuk mengeluarkan besi cair ditambahkan zat kapur (CaO),
3 CaO + P2O5 Ca3(PO4)2 (terak cair).

3. Proses Basic Oxygen Furnace


Logam cair dimasukkan ke ruang baker (dimiringkan lalu ditegakkan)
Oksigen (± 1000) ditiupkan lewat Oxygen Lance ke ruang bakar dengan kecepatan tinggi. (55 m3
(99,5 %O2) tiap satu ton muatan) dengan tekanan 1400 kN/m2.
ditambahkan bubuk kapur (CaO) untuk menurunkan kadar P dan S.

2.8 Perbedaan Baja Ringan dan Baja Profil


1. Proses Pembentukan
Dari segi proses pembentukannya, baja konvensional dibentuk saat masih berwujud liquid
atau cairan dengan suhu yang sangat panas. Cairan baja tersebut akan dituang ke cetakan dengan
teknik khusus yang tidak sembarang orang mampu melakukannya. Beda halnya dengan baja ringan
yang dibentuk saat suhu cairan baja mulai agak dingin. Perbedaan suhu tersebut menjadi faktor
penyebab berat dan tidaknya massa besi baja itu.
11
2. Berat
Dari segi beratnya kita sudah bisa memprediksi bahwa baja ringan pastinya memiliki berat
yang lebih ringan. Jika dibandingkan dengan baja konvensional, baja ringan terasa sangat enteng
saat diangkat.
Berat rata-ratanya pun jika dibandingkan dengan baja biasa jauh lebih sedikit. Oleh karena faktor
itulah, baja ringan banyak digunakan sebagai kerangka dari bangunan yang dirancang.
Dengan menggunakan baja ringan, struktur fondasi bangunan dibawahnya tidak perlu menyangga
beban yang terlalu berat seperti saat menggunakan jenis baja konvensional. Sebaliknya, berat yang
besar pada besi baja konvensional efektif dalam meningkatkan kekuatan gaya yang diteruskan oleh
besi baja tersebut.

3. Komposisi Karbon
Baja ringan memiliki persentase karbon yang sangat rendah, sekitar 0,16-0,29% dari berat,
dibandingkan baja konvensional, dengan karbon yang bisa mencapai 0.30–1.70% dari berat.
Persentase komposisi karbon ini sangat mempengaruhi kekuatan dan daktilitas baja.

4. Kekuatan
Derajat kekuatan dari besi baja ringan dan baja konvensional terpaut jauh. Karena
persentase karbon lebih kecil, kekuatan gaya tarik dan kekerasan baja ringan lebih rendah
dibandingkan kekuatan yang dipunyai oleh baja konvensional.

5. Daktilitas
Baja ringan memiliki daktilitas tinggi sedangkan baja konvensional memiliki daktilitas lebih
rendah. Tentunya, baja ringan lebih mudah untuk dibentuk. Baja ringan dan konvensional masing-
masing memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri. Dengan mengetahui perbedaan baja ringan
dan baja konvensional diatas, kalian bisa tahu manakah jenis baja yang Anda butuhkan. Hubungi
kami untuk penawaran baja ringan dan baja konvensional Anda.

2.9 Kelebihan Atap Baja Ringan

Gambar 5. Kelebihan Atap Baja Ringan

12
Di bawah ini adalah beberapa keunggulan dari material bangunan yang stu ini:
1.Ringan dan Mudah Memasangnya
Berat atap baja ringan ini cukup ringan jika dibandingkan dengan material pembuat atap
lainnya, yaitu hanya sekitar 9 kg / m2. Sifatnya yang ringanini juga memudahkan para pekerja
konstruksi untuk memasang rangka atap tersebut.

2. Kuat dan Awet


Meskipun material yang satu ini ringan, namun keunggulan dari baja ringan itu sendiri
adalah penggunaannya yang cukup uat dan awet. Bahkan, bahan bangunan tersebut tidak akan
berkarat dan tahan menghadapi cuaca ekstrem, sehingga bisa melindungi rumahmu dengan
maksimal.

3. Mudah Dibentuk dan Disambung


Atap baja ringan bisa menjadi solusinya untuk membuat atap banguan yang sesuai dengan
keinginan Anda. Hal ini dikarenakan material baja ringan ini dapat dengan mudah dipotong dan
dibentuk mengikuti bentuk rangka atap yang kita inginkan. Selain itu, baja ringan juga dapat
disambungkan dengan jenis atap lainnya menggunakan material penghubung baja.

4. Tegangan Tarik Tinggi


Atap baja ringan ternyata memiliki karakteristik yang lebih lentur jika dibandingkan dengan
jenis atap lainnya. Kelenturan rangka atap ini tentu sangat penting karena semakin besar tegangan
tarik atap, semakin banyak energi yang bisa diserap.

2.10 Kekurangan Atap Baja Ringan

Gambar 6. Kekurangan Atap Baja ringan

Berikut ini adalah beberapa kekurangan baja ringan yaitu:

13
1. Harga Tidak Murah
Karena kualitas dan segala keunggulannya yang bisa didapatkan, ternyata harga atap baja
ringan tergolong mahal. Namun, penggunaannya pun tergantung merk yang Anda gunakan untuk
konstruksi atapnya.

2. Mudah Terbawa Angin


Karena sifatnya yang ringan, baja ringan itu sendiri dapat dengan mudah terbawa angin.
Namun, jika Anda memasangnya dengan benar, hal itu tidak akan terjadi. Sistem sambungan pada
baja ringan yang hanya menggunakan baut memudahkan angin besar untuk meniup lepas kerangka
atap rumah yang dibangun.

3. Tampilan Tampak Acak-acakan


Struktur atap rumah sebetulnya harus bisa menampung beban atap yang berat. Hal tersebut
adalah nilai tambahan bagi kekuatan fondasi rumah, namun jika dilihat dari sudut estetika,
kerapatan kerangka baja ringan ini terkesan acak-acakan dan dapat merusak keindahan bangunan.

4. Rentan Roboh Jika Tidak Teliti


Atap baja ringan menggunakan sistem berbentuk jaring untuk bisa membangun atap yang
kuat dan tahan lama. Hal ini akan berbahaya jika tidak diperhitungkan dengan benar. Kegagalan
dalam menghitung konstruksi atap rumah dapat menyebabkan kegagalan yang menyeluruh sehingga
atap bisa roboh.

5. proses pembuatannya tidak ramah lingkungan


Apabila dilihat dari segi berkelanjutan, baja ringan bias mencemari lingkungan. Berbeda
dengan kayu yang cenderung lebih ramah lingkungan karena terbuat dari material organik.

6. Bisa berakibat fatal apabila salah hitung


Material baja memilki struktur jaringan, sehingga semuanya harus dihitung dengsn
matang.Apabila terjadi salah perhitunan,bias-bisa atap yang yang sudah dibangun tidak memenuhi
syarat aman.

14
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESMPULAN

Baja ringan memilki estetika indah yang dapat dibentuk struktur sesuai dengan desain yang
di inginkan dan dapat menghemat bahan, dibandingkan dengan struktur kayu, material baja ringan
juga merupakan salah satu solusi untuk mengganti kelangkaan material kayu yang semakin lama
semakin sulit didapat.selain itu material baja ringan/truss lebih awet,efisien dan ekonomis dari pada
kayu akan tetapi struktur pengerjannya lebih rumit karena menggunakan perhitungan.

3.2 SARAN

Penggunaan baja mempunyai sifat ramah lingkungan, karena menggunkan material yang
bias mengngurangi pembalakan liar (illegal logging),namun dalam prosesnyaterlalu panjang dan
ketersediaan bahan dari bijih besi juga terbatas.

15

Anda mungkin juga menyukai