Anda di halaman 1dari 10

Nama : Dinda Aulia Putri

Npm : 201901500214

Kelas : R3C

Rangkuman Materi

Materi 4

“contextual teaching and learning"

Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (US Departement of Education,
2001). Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka
dan bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari
berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat mereka memposisikan sebagai diri sendiri
yang memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk
menggapinya.Pendekatan konstektual merupakan pendekatan yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat.pendekatan kontekstual sendiri dilakukan dengan melibatkan komponen
komponen pembelajaran yang efektif yaitu konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar,
pemodelan, refleksi, penilaian sebenarnya.Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya
lima bentuk belajar yang penting, yaitu :

a. Mengaitkan. adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti konstruktivisme. Guru
menggunakan strategi ini ketia ia mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal
siswa. Jadi dengan demikian, mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa dengan informasi
baru.
b. Mengalami. merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan berarti menghubungkan
informasi baru dengan pengelaman maupun pengetahui sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih
cepat ketika siswa dapat memanipulasi peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk
penelitian yang aktif.
c. Menerapkan. Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan kegiatan pemecahan
masalah. Guru dapet memotivasi siswa dengan memberikam latihan yang realistic dan relevan.
d. Kerjasama. Siswa yang bekerja secara individu sering tidak membantu kemajuan yang signifikan.
Sebaliknya, siswa yang bekerja secara kelompok sering dapat mengatasi masalah yang komplek
dengan sedikit bantuan. Pengalaman kerjasama tidak hanya membanti siswa mempelajari
bahan ajar, tetapi konsisten dengan dunia nyata.
e. Mentransfer. Peran guru membuat bermacam-macam pengalaman belajar dengan focus pada
pemahaman bukan hapalanHal-hal Yang Perlu Diperhatikan dalam Pendekatan KontekstualHal-
hal yang diperlukan untuk mencapai sejumlah hasil yang diharapkan dalam penerapan
pendekatan kontekstual adalah sebagai berikut :
a. Guru yang berwawasan. Maksudnya yaitu guru yang berwawasan dalam penerapan dan
pendekatan.
b. Materi dalam pembelajaran.Dalam hal ini guru harus bisa mencari materi pembelajaran
yang dijiwai oleh konteks perlu disusun agar bermakna bagi siswa.
c. Strategi metode dan teknik belajar dan mengajar.Dalam hal ini adalah bagaimana seorang
guru membuat siswa bersemangat belajar, yang lebih konkret, yang menggunakan realitas,
lebih aktual, nyata/riil, dsb.

"Tujuan ctl"

1. Model pembelajaran CTL ini bertujuan untuk memotivasi siswa untuk memahami makna materi
pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan
mereka sehari-hari sehingga siswa memiliki pengetahuan atu ketrampilan yang secara refleksi
dapat diterapkan dari permasalahan kepermasalahan lainya.
2. Model pembelajaran ini bertujuan agar dalam belajar itu tidak hanya sekedar menghafal tetapi
perlu dengan adanya pemahaman
3. Model pembelajaran ini menekankan pada pengembangan minat pengalaman siswa.
Model pembelajaran CTL ini bertujuan untuk melatih siswa agar dapat berpikir kritis dan
terampil dalam memproses pengetahuan agar dapat menemukan dan menciptakan sesuatu
yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain
4. Model pembelajaran CTL ini bertujun agar pembelajaran lebih produktif dan bermakna
Model pembelajaran model CTL ini bertujuan untuk mengajak anak pada suatu aktivitas yang
mengkaitkan materi akademik dengan konteks kehidupan sehari-hari
5. Tujuan pembelajaran model CTL ini bertujuan agar siswa secara individu dapat menemukan dan
mentrasfer informasi-informasi komplek dan siswa dapat menjadikan informasi itu miliknya
sendiri.

"Strategi Pembelajaran CTL"

Beberapa strategi pembelajaran yang perlu dikembangkan oleh guru secara kontekstual antara lain:

a. Pembelajaran berbasis masalah


Dengan memunculkan problem yang dihadapi bersama,siswa ditantang untuk berfikir kritis
untuk memecahkan.
b. Menggunakan konteks yang beragam
Dalam CTL guru membermaknakan pusparagam konteks sehingga makna yang diperoleh siswa
menjadi berkualitas.
c. Mempertimbangkan kebhinekaan siswa
Guru mengayomi individu dan menyakini bahwa perbedaan individual dan sosial seyogyanya
dibermaknakan menjadi mesin penggerak untuk belajar saling menghormati dan toleransi untuk
mewujudkan ketrampilan interpersonal.
d. Memberdayakan siswa untuk belajar sendiri
Pendidikan formal merupakan kawah candradimuka bagi siswa untuk menguasai cara belajar
untuk belajar mandiri di kemudian hari.
e. Belajar melalui kolaborasi
Dalam setiap kolaborasi selalu ada siswa yang menonjol dibandingkan dengan koleganya dan
sisiwa ini dapat dijadikan sebagai fasilitator dalam kelompoknya.
f. Menggunakan penelitian autentik
Penilaian autentik menunjukkan bahwa belajar telah berlangsung secara terpadu dan
konstektual dan memberi kesempatan pada siswa untuk dapat maju terus sesuai dengan
potensi yang dimilikinya.
g. Mengejar standar tinggi
Setiap sekolah seyogyanya menentukan kompetensi kelulusan dari waktu ke waktu terus
ditingkatkan dan setiap sekolah hendaknya melakukan Benchmarking dengan melakukan studi
banding ke berbagai sekolah di dalam dan luar negeri.

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN

Kelebihan dari model pembelajaran CTL

a. Memberikan kesempatan pada sisiwa untuk dapat maju terus sesuai dengan potensi yang
dimiliki sisiwa sehingga sisiwa terlibat aktif dalam PBM.
b. Siswa dapat berfikir kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami suatu isu dan
memecahkan masalah dan guru dapat lebih kreatif
c. Menyadarkan siswa tentang apa yang mereka pelajari.
d. Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa tidak ditentukan oleh guru.
e. Pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
f. Membantu siwa bekerja dengan efektif dalam kelompok.
g. Terbentuk sikap kerja sama yang baik antar individu maupun kelompok.

Kelemahan dari model pembelajaran CTL

a. Dalam pemilihan informasi atau materi dikelas didasarkan pada kebutuhan siswa
padahal,dalam kelas itu tingkat kemampuan siswanya berbeda-beda sehinnga guru akan
kesulitan dalam menetukan materi pelajaran karena tingkat pencapaianya siswa tadi tidak sama
b. Tidak efisien karena membutuhkan waktu yang agak lama dalam PBM
c. Dalam proses pembelajaran dengan model CTL akan nampak jelas antara siswa yang memiliki
kemampuan tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan kurang, yang kemudian menimbulkan
rasa tidak percaya diri bagi siswa yang kurang kemampuannya
d. Bagi siswa yang tertinggal dalam proses pembelajaran dengan CTL ini akan terus tertinggal dan
sulit untuk mengejar ketertinggalan, karena dalam model pembelajaran ini kesuksesan siswa
tergantung dari keaktifan dan usaha sendiri jadi siswa yang dengan baik mengikuti setiap
pembelajaran dengan model ini tidak akan menunggu teman yang tertinggal dan mengalami
kesulitan.
e. Tidak setiap siswa dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan mengembangkan kemampuan
yang dimiliki dengan penggunaan model CTL ini.
f. Kemampuan setiap siswa berbeda-beda, dan siswa yang memiliki kemampuan intelektual tinggi
namun sulit untuk mengapresiasikannya dalam bentuk lesan akan mengalami kesulitan sebab
CTL ini lebih mengembangkan ketrampilan dan kemampuan soft skill daripada kemampuan
intelektualnya.
g. Pengetahuan yang didapat oleh setiap siswa akan berbeda-beda dan tidak merata.
h. Peran guru tidak nampak terlalu penting lagi karena dalam CTL ini peran guru hanya sebagai
pengarah dan pembimbing, karena lebih menuntut siswa untuk aktif dan berusaha sendiri
mencari informasi, mengamati fakta dan menemukan pengetahuan-pengetahuan baru di
lapangan
Materi 5
A. Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning
Resume pembelajaran PBL ini menurut J. Duch (1994) adalah instruksi kepada siswa untuk
selalu belajar. Menciptakan kolaborasi yang solid dalam suatu grup untuk memecahkan
masalah yang ada. Materi masalah yang dibuat guru untuk siswa, bermanfaat untuk
menumbuhkan kecakapan dalam analisis, inisiatif dan kritis yang mana nantinya akan
terbenam pada pola pikir peserta didik.

Berikut adalah penggunaan sintaks dari model pembelajaran problem based learning:

1. Konsep Dasar (Basic Concept)


Guru menyampaikan dasar pengetahuan yang terdiri dari konsep dasar, instruksi, sumber,
koneksi dan keterampilan yang dibutuhkan dalam mata pelajaran yang akan disampaikan.
Ini bermanfaat agar siswa bisa menangkap maksud dari apa yang disampaikan. Sehingga
suasana pembelajaran akan terkoneksi dengan mudah dan visi misi pembelajaran bisa
tercapai.
2. Pendefinisian Masalah (Defining The Problem)
Pada bagian ini guru mengutarakan skenario atau permasalahan, lalu siswa melaksanakan
aktivitas brainstorming, ini berarti setiap siswa dalam grup harus menyatakan ide dan
pendapat. Langkah ini bisa melahirkan berbagai macam ide pendapat.
3. Pembelajaran Mandiri (Self Learning)
Siswa diharuskan menemukan referensi belajar dari banyak sumber agar permasalahan yang
ada akan semakin jelas. Referensi bisa memiliki bentuk berupa artikel, video, perpustakaan,
berita, situs internet, buku apapun itu asalkan bahan berasal dari sumber yang relevan.
4. Pertukaran Pengetahuan (Exchange Knowledge)
Sesudah siswa memperoleh referensi yang diinginkan untuk penajaman materi. Pada
pelajaran selanjutnya siswa diminta untuk berdiskusi dalam sebuah grup untuk
mematangkan bahan sumber lalu merumuskan solusi untuk permasalahan grup. Sehingga
pertukaran pengetahuan dalam grup diskusi bisa dilaksanakan dengan baik.
5. Penilaian (Assessment)
Terdapat tiga bagian yang harus dilakukan ketika penilaian yakni sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Seluruh penilaian dalam kapabilitas siswa dalam memperoleh pengetahuan
terdiri dari aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan diantaranya adalah laporan, catatan,
pekerjaan rumah, kuis, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester.
Mengutarakan masalah

Model pembelajaran ini berlandaskan pada pengaturan dalam mengajar sesuai dengan masalah
yang dihadapi oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Ini bisa membuat pembelajaran yang
diterima siswa lebih mengena dan bermakna.
Walaupun proses pembelajaran PBL ini berlandaskan pada masalah yang terdapat pada mata
pelajaran khusus seperti Matematika, IPS dan IPA. Tetapi setiap masalah yang dicari sudah
melewati seleksi yang ketat, sehingga persoalan akan berguna untuk siswa.

Penyelidikan Original

Metode PBL merupakan pembelajaran yang berlandaskan masalah yang mewajibkan siswa
untuk melaksanakan pencarian secara original. Ini berguna untuk menciptakan solusi nyata pada
setiap masalah yang dihadapi.
Pembelajaran PBL mengharuskan siswa untuk bisa menciptakan hasil dalam produk yang nyata.
Hasil tersebut dapat berupa tulisan, video, multimedia, gambar, laporan.

PBL melatih Kolaborasi dan kerja sama

Pembelajaran yang berasaskan masalah ini memiliki ciri berupa kerja sama antar siswa
terbentuk dengan solid. Ini bisa dibentuk dengan cara grup berdua atau dengan grup kecil yang
memiliki banyak anggota.

Karakteristik Model Pembelajaran PBL


Problem based learning memiliki beberapa sifat yang dikemukakan oleh Rusman (2010):

Permasalahan adalah landasan pertama dalam proses belajar dalam pendidikan.


PBL harus sesuai apa yang ada di dunia asli para siswa, permasalahannya pun tidak harus
struktur.
Permasalahan yang ada harus memiliki beragam perspektif ganda atau masalah yang relatif
terhadap subyek.
Permasalahan yang diangkat harus sesuai dengan daya pikir pengetahuan pada siswa dari mulai
kompetensi hingga sikap. Ini bisa memerlukan sebuah pengenalan belajar untuk mata pelajaran
yang baru.
Belajar membimbing dan kontrol diri menjadi dasar utama.
Menggunakan berbagai sumber referensi pengetahuan yang heterogen, dari cara
penggunaannya hingga evaluasi pada setiap sumber pengetahuan adalah proses yang
berlandaskan problem based learning.
Aktivitas pembelajaran merupakan aktivitas interaktif, kolaboratif, kooperatif dan komunikatif.
Meningkatkan skill inquiry dan membuat solusi dari masalah merupakan salah satu hal esensial
yang harus dikuasai. Sama pentingnya dengan mendapatkan dari isi ilmu pengetahuan itu
sendiri.
Setiap proses belajar merupakan aktivitas untuk mengkoneksikan dan integrasi ilmu
pengetahuan.
PBL harus terlibat dalam ulasan, refleksi dan evaluasi dari setiap proses belajar siswa.
Baca juga: Model Pembelajaran
Tujuan PBL untuk Pendidikan
Misi utama dari PBL adalah merangsang dan meningkatkan kapabilitas siswa dalam berpikir
kritis, analitis, logis, kreatif dan sistematis. Alat-alat pikir tersebut berguna untuk pemecahan
solusi siswa dalam kehidupan sehari-hari dengan cara penelitian data empiris sehingga pola pikir
ilmiah akan terbangun.

Ini adalah macam-macam tujuan model problem based learning.

Meningkatkan pola pikir menemukan solusi atau pemecahan masalah.


Melatih siswa memiliki keterampilan untuk proses berpikir abstrak tentu sangat berbeda dengan
melatih siswa untuk berpikir konkret. Resnick menjelaskan bahwa kondisi dan koneksi dalam
proses berpikir tentang berpikir yakni walaupun kerangka berpikir mempunyai kesamaan antara
konteks. Jadi setiap berpikir itu memiliki keberagaman tergantung siswa ketika memecahkan
masalah.

Mempelajari pola pikir


Model pembelajaran PBL ini juga memiliki misi untuk mendukung kemampuan siswa ketika
menghadapi masalah di kehidupan nyata dan mempelajari tugas penting sebagai manusia
mandiri. Resnick menyampaikan PBL sangat penting untuk pemecahan masalah dengan
bekerjasama.

Mempelajari kemandirian
Dengan menantang siswa untuk terus menemukan solusi dari masalah dalam realitas yang
diciptakan siswa sendiri. Ini bisa berdampak pada pengembangan mental yang lebih solid untuk
kehidupan yang lebih mandiri.

Tentu perlu tuntunan oleh guru secara konsisten dengan cara memotivasi siswa untuk terus
mempertanyakan segala sesuatu. Dan memberikan penghargaan bila pertanyaannya siswa
memiliki kualitas yang bagus.

Kekurangan & Kelebihan Pembelajaran Problem Based Learning


Setiap sistem dan model yang dibuat manusia pasti ada nilai positif dan negatif. Ini adalah
beberapa Kekurangan serta Kelebihan dari pembelajaran problem based learning:

Kelebihan
Penemuan solusi adalah metode paling signifikan untuk bisa memahami pengetahuan
Problem solving bisa memicu pembelajar untuk lebih lapar dengan ilmu pengetahuan.
Pemecahan masalah bisa menumbuhkan semangat siswa dalam kegiatan belajar.
Bisa bermanfaat untuk menemukan cara agar menerangkan pengetahuan kepada orang lain.
Memberikan rasa tanggung jawab dalam belajar. Selain itu penemuan solusi ini juga
mengembangkan siswa untuk bisa refleksi diri terhadap proses belajar.
Siswa bisa mengetahui bahwa setiap pembelajaran pada hakikatnya adalah cara berpikir, tidak
hanya belajar melalui buku dan guru secara mentah.
Dengan metode pemecahan masalah siswa cenderung lebih bersemangat dan menyukai dalam
proses pembelajaran.
Metode PBL melatih siswa untuk berpikir kritis dan bisa mencerna pengetahuan baru secara
solid.
Berguna untuk siswa agar bisa memakai pengetahuan yang dimiliki di dunia nyata.
Model PBL bisa berguna untuk memicu siswa untuk secara konsisten untuk terus belajar.
Meskipun belajar di jenjang formal sudah berakhir.
Kelemahan
Bila pembelajar tidak mempunyai inisiatif atau semangat dan permasalahan terlalu sulit
dipecahkan, siswa akan merasa jenuh untuk hanya sekedar mencoba.
Kesuksesan PBL harus mengorbankan persiapan dan waktu yang tidak sedikit.
Pemahaman yang kurang akan berdampak pada siswa dalam memotivasi diri dalam pemecahan
masalah.
Kesimpulan
Pada dasarnya esensi utama yang diperhatikan adalah sikap siswa untuk proaktif dalam
pembelajaran untuk menghasilkan pemahaman dan ketahanan pengetahuan yang lebih baik.

Sikap aktif tersebut bisa membantu siswa dalam menangani segala macam masalah dalam
hidup. Selain itu kemampuan mengatasi masalah bisa membantu siswa dalam pemikiran kritis,
kolaborasi, komunikasi dan keterampilan belajar mandiri.
Materi 6
1. Definisi Self-Directed Learning
Self-directed learning (SDL) merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang
memungkinkan pelajar dapat mengambil inisiatif sendiri, dalam mendiagnosis kebutuhan
belajarnya, merumuskan tujuan belajar, mengidentifikasi sumber-sumber untuk belajar, memilih
dan mengimplementasikan strategi pembelajaran, dan mengevaluasi output pembelajaran. Oleh
karena itu definisi belajar mandiri dapat diasumsikan suatu proses pembelajaran atas inisiatif
menunjukkan kesediaan untuk melaksanakan SDL, mampu menentuan nasibnya sendiri dan
memilih sendiri cara terbaik untuk dia bisa belajar serta dapat memperluas ketrampilan yang
dimilikinya.
2. Kelebihan dan Kekurangan Self-Directed Learning
Metode self-directed memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan (Huriah, 2018).
Kelebihan metode self-directed learning
1. Siswa bebas untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka sendiri, sesuai dengan
kecepatan belajar mereka dan sesuai dengan arah minat dan bakat mereka dalam
menggunakan kecerdasan majemuk yang mereka miliki.
2. Menekankan sumber belajar secara lebih luas baik dari guru maupun sumber belajar lain
yang memenuhi unsur edukasi
3. Mahasiswa dapat mengembangkan pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang dimiliki
secara menyeluruh.
4. Pembelajaran mandiri memberikan siswa kesempatan yang luar biasa untuk mempertajam
kesadaran mereka akan lingkungan mereka dan memungkinkan siswa untuk membuat
pilihan�pilihan positif tentang bagaimana mereka akan memecahkan masalah yang dihadapi
sehari-hari.
5. Mahasiswa memiliki kebebasan untuk memilih materi yang sesuai dengan minat dan
kebutuhan. Disamping itu, cara belajar yang dilakukan sendiri juga lebih menyenangkan.

Kekurangan self directed learning

1. Siswa bodoh akan semakin bodoh dan siswa pintar akan semakin pintar karena jarang
terjadi interaksi satu sama lainnya.
2. Bagi siswa yang malas, maka siswa tersebut untuk mengembangkan kemampuannya atau
pengetahuannya.
3. Ada beberapa siswa yang membutuhkan saran dari seseorang untuk memilih materi cocok
untuknya atau karena siswa yang bersangkutan tidak mengetahui sampai seberapa
kemampuannya.

3. Langkah-Langkah Self-Directed Learning


Secara garis besar, proses pembelajaran dalam self-directed learning dibagi menjadi tiga yaitu
planning, monitoring, dan evaluating. Pada tahap perencanaan (planning), siswa merencanakan
aktivitas pada tempat dan waktu dimana siswa merasa nyaman untuk belajar. Siswa juga
merencanakan komponen belajar yang diinginkan serta menentukan target belajar yang ingin
dicapai. Pada tahap monitoring, siswa mengamati dan mengobservasi pembelajaran mereka.
Banyak tantangan belajar yang dapat ditemukan oleh siswa ketika siswa memonitor pelajaran
mereka sehingga akan menjadikan proses belajar yang lebih bermakna. Dalam tahap evaluasi,
siswa mengevaluasi pelajaran dan pengetahuan yang dimiliki kemudian guru memberikan
umpan balik serta mengkolaborasikan pengetahuan siswa yang satu dengan yang lainnya untuk
mencapai suatu pemahaman yang benar. Guru tidak dapat mengevaluasi siswa secara langsung
melainkan menyiapkan waktu untuk evaluasi dan umpan balik bagi masing – masing siswa (Song
& Hill, 2007).

Huda (2013) merumuskan empat tahap proses self-directed learning, yaitu:

a. Planning
Yang termasuk dalam tahap ini antara lain: menganalisis kebutuhan peserta didik, institusi dan
persoalan kurikulum, melakukan analisis terhadap skill atau kemampuan yang dimiliki oleh
peserta didik, merancang tujuan pembelajaran yang continuum, memilih sumber daya yang
tepat untuk pembelajaran, serta membuat rencana mengenai aktivitas pembelajaran harian.
b. Implementing
Pendidik mempromosikan kemampuan yang dimiliki peserta didik, menerapkan pembelajaran
sesuai dengan hasil adopsi rencana dan setting, penyesuaian yang telah dilakukan, serta
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih metode yang sesuai dengan
keinginannya.
c. Monitoring
Pada tahap ini pendidik melakukan mind-tas monitoring atau melakukan pengawasan terhadap
pengerjaan tugas yang diberikan,study balance monitoring atau melakukan pengawasan peserta
didik selama mengerjakan aktivitas-aktivitas lain yang berkaitan dengan tugas utama
pembelajaran, serta awareness monitoring atau mengawasai kesadaran dan kepekaan peserta
didik selama pembelajaran.
d. Evaluating
Pendidik membandingkan hasil peserta didik, menyesuaikan dan melakukan penilaian peserta
didik dengan tujuan yang telah dirancang sebelumnya, serta meminta pernyataan kepada
peserta didik, dengan mengajukan pertanyaan mengenai proses penyelesaian tugas.

Anda mungkin juga menyukai