SHORTEST PATH
(Studi Kasus: Jasa Pengiriman Barang PT. JNE Medan di Jalan Bridgen Katamso
Menuju Haveltia)
Disusun Oleh:
Kelompok 6
Anggota:
JURURSAN MATEMATIKA
1
BAB 1 PENDAHULUAN
2
pengambilan keputusan untuk menunjukkan lintasan yang akan ditempuh sehingga
meminimalisasikan waktu dalam perjalanan. Karena dalam pengantaran barang
kepada konsumen sering terjadi keterlambatan dan tidak sampai di tujuan. Hal
tersebut terjadi karena sangat mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan. Misalnya
seorang kurir tidak memahami lokasi dalam pengantaran barang, sehingga barang
yang di kirim kepada konsumen tidak tepat waktu sampai maka digunakan rute atau
lintasan terpendek.
Algoritma merupakan kumpulan perintah-perintah untuk menyelesaikan suatu
masalah tertentu. Algoritma yang dapat digunakan untuk menentukan lintasan
terpendek dalam graph dapat dilakukan dengan beberapa algoritma, salah satunya
adalah Algoritma Bellman-Ford. Algoritma Bellman-Ford, digunakan untuk
menetukan lintasan terpendek dalam suatu perjalanan. Algoritma Bellman-Ford
adalah salah satu algoritma yang dapat digunakan untuk melakukan proses pencarian
Bellman-Ford dapat mencari jalur serta menghitung jalur dengan cara paralel, dalam
arti masing-masing simpul dapat melakukan setiap prosesnya secara bersamaan
dalam satu waktu (multiproses). Pencarian lintasan terpendek dapat dimodelkan
dalam bentuk graph. Dalam pencarian lintasan terpendek pada suatu masalah terdapat
banyak algoritma yang dapat digunakan. Pemilihan algoritma yang optimum selalu
menjadi permasalahan dalam pencarian lintasan terpendek, dimana masing-masing
algoritma memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri.
3
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui lintasan terpendek dari perjalanan PT JNE Medan di Jalan
Bridgen Katamso menuju Helvetia sehingga meminimalisasikan waktu dalam
perjalanan.
1.4 Manfaat
Dengan adanya studi kasus PT JNE Medan dalam perjalanan pengiriman barang yang
menggunakan algoritma Bellman-Ford diharapkan dapat membantu PT. JNE Medan
yang berada di Jalan Bridgen Katamso menuju Helvetia dalam menentukan lintasan
terpendek. Sehingga dengan begitu waktu pengiriman barang menjadi lebih singkat
dan optimal.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Graf
Sebuah graf G = (V, E) terdiri dari himpunan (V1, V2, V3….) yang elemen
elemennya disebut simpul dan himpunan E = (e1, e2, e3,….) yang elemennya disebut
bujur. Sedemikian sehingga setiap bujur e yang dinyatakan sebagai pasangan simpul
(V1, V2) (Deo Narsingh, 1989). Simpul simpul V1 dan V2 yang diasosiasikan
dengan simpul simpul akhir dari e .
Jenis-Jenis Graf
3. Graf tidak berarah dan tidak bebobot 4. Graf berarah dan tidak berbobot
5
1. Melabeli titik a dengan 0 dan titik yang lainnya dengan . T adalah himpunan
semua titik yang panjang terpendeknya dari a.
• jika d(j) > d(i) + Cij maka perulangan salah dengan d(j) = d(i) + Cij
6
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, digunakan metode perancangan algoritma. Pada tahap awal
akan dilakukan perancangan algoritma pencarian jarak terpendek dengan algoritma
Exhaustive Search. Metode yang dilakukan ada sebagai berikut :
1. Mencari lintasan terpendek dari Jalan Bridgen Katamso (S) menuju Helvetia (D)
2. Melabeli titik awal (S) yaitu jalan Bridgen Katamso dengan 0 dan semua titik
lainnya ∞
3. Proses iterasi terhadap semua titik untuk menentukan jarak dari semua titik yang
berhubungan dengan titik asal dengan cara:
Untuk setiap (i,j) E(D), jika d(j) > d(i) + Cij maka perulangan salah dengan
d(j) = d(i) + Cij
4. Memilih lintasan terpendek dari Jalan Bridgen Katamso (S) menuju Helvetia (D)
7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
PT. JNE Medan berada pada jalan Bridgen Katamso ingin menuju Helvetia,
tetapi jarak yang dapat ditempuh belum diketahui sehingga dicari lintasan terpendek
menuju tempat tersebut.
1. Mencari lintasan terpendek dari Jalan Bridgen Katamso (S) menuju Helvetia (D)
2. Melabeli titik awal (S) yaitu jalan Bridgen Katamso dengan 0 dan semua titik
lainnya ∞
∞ ∞
2
2 A C
0
1 3
S
6 D
B
1
∞ ∞
3. Proses iterasi terhadap semua titik untuk menentukan jarak dari semua titik yang
berhubungan dengan titik asal dengan cara:
Untuk setiap (i,j) E(D), jika d(j) > d(i) + Cij maka perulangan salah dengan d(j) = d(i) + Cij
8
Iterasi I: melabeli titik a dan b berturut-turut dengan 2 dan 6 kemudian
memilih titik (a,b)
2 ∞
2
2 A C
0
1 3
S
6 D
B
1 ∞
6
Iterasi II: untuk titik a bergerak menuju titik c dan d. Kemudian melabeli titik
c dan d berturut-turut dengan 4 dan 3 maka diperoleh titik (c,d)
2 4
2
2 A C
0
1 3
S
6 D
B
6 1 3
Iterasi III: untuk titik b, bergerak menuju d, maka label titik d adalah 7
9
2 4
2
2 A C
0
1 3
S
6 D
B
6 1 7
4. Memilih lintasan terpendek dari Jalan Bridgen Katamso (S) menuju Helvetia (D)
Pada proses iterasi diperoleh hasil lintasan terpendek pada iterasi II yaitu S-A-
D=2+1=3 (dalam km)
A
2
S 1
10
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Untuk menghitung lintasan terpendek dengan menggunakan Algoritma Bellman-Ford
terdapat 2 rute, jika dari titik S melalui titik B untuk menuju titik D maka label titik
D adalah 7. Sedangkan jika dari titik S melalui titik A untuk menuju titik D maka
label titik D adalah 3.
Karena Algoritma Bellman-Ford digunakan untuk mencari lintasan terpendek dari PT
JNE Medan yang berada di Jalan Bridgen Katamso ingin menuju Helvetia, maka
lintasan yang dipilih adalah melabeli titik D dengan 3
11