Anda di halaman 1dari 20

OPEN FRACTURE ANTEBRACHII

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang, tulang rawan
sendi, tulang rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun parsial. Fraktur terjadi
oleh kekerasan langsung atau tidak langsung. Yang disebut kekerasan langsung terjadi
bila tenaga traumatik diberikan langsung pada tulang di tempat fraktur, apakah oleh
suatu ledakan hebat atau oleh suatu crushing force. Compound fracture lebih sering
terjadi setelah kekerasan langsung dan bisa transversal atau kominutif. Fraktur
karenan kekerasan tidak langsung biasanya setelah trauma rotasional dan fraktur
berbentuk oblik atau spiral.1
Lengan bawah merupakan struktur anatomi yang kompleks yang memiliki
peran penting pada fungsi ekstremitas atas. Ketangkasan ekstremitas atas bergantung
dari kombinasi fungsi lengan dan pergelangan tangan serta rotasi lengan bawah.
Tulang pada lengan bawah dapat dikatakan menghubungkan dua sendi kondilus yaitu
sendi radioulnar distal dan proksimal, sehingga perubahan geometris apapun terhadap
radius atau ulna mengubah kesesuaian dan sudut pergerakan dari sendi-sendi ini.2

2.2 Epidemiologi
Secara umum, cedera terbanyak pada laki-laki disebabkan kecelakaan
transportasi di darat sedangkan penyebab cedera jatuh dan karena benda tajam
terbanyak pada perempuan. Jika dilihat dari tingkat pendidikan, prevalensi cedera
hampir merata pada semua tingkat pendidikan hanya sedikit lebih banyak pada
responden yang tamat SMP. Penyebab cedera karena kecelakaan transportasi di darat
meningkat setelah tamat SMP, dan berkurang setelah di PT. Sedang penyebab cedera
karena jatuh berbanding terbalik dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah.
Prevalensi cedera yang disebabkan benda tajam atau benda tumpul terlihat hampir
merata, sedikit tinggi pada kelompok penduduk tamat SD. Penyebab cedera yang lain
hampir sama pada semua tingkat pendidikan.4
Bila dilihat dari jenis pekerjaan, diperoleh sebanyak 11,7% cedera terdapat
pada mereka yang masih sekolah dan yang terendah pada ibu rumah tangga (5,0%).

1
Sedangkan jika ditinjau dari lokasi tempat tinggal prevalensi cedera lebih tinggi di
pedesaan dibanding di perkotaan.

2.3 Etiologi
Fraktur terjadi ketika tekanan yang kuat diberikan pada tulang normal atau
tekanan yang sedang pada tulang yang terkena penyakit (fraktur patologis), misalnya
osteoporosis.12 Penyebab fraktur tulang yang paling sering adalah trauma, terutama
pada anak-anak dan dewasa muda. Jatuh dan cedera olahraga adalah penyebab umum
fraktur traumatik.2
Fraktur stres dapat terjadi pada tulang normal akibat stres tingkat rendah yang
berkepanjangan atau berulang. Fraktur stres, yang juga disebut fraktur keletihan
(fatigue fracture), biasanya menyertai peningkatan yang cepat tingkat latihan atlet,
atau permulaan aktivitas fisik baru. Fraktur stres paling sering terjadi pada individu
yang melakukan olahraga daya tahan seperti pelari jarak jauh. Fraktur stres dapat
terjadi pada tulang yang lemah sebagai respons terhadap peningkatan level aktivitas
yang hanya sedikit. Individu yang mengalami fraktur stres harus didorong untuk
mengikuti diet sehat-tulang dan diskrining untuk mengetahui adanya penurunan
denitas tulang.2
Fraktur adalah putusnya kontinuitas tulang, tulang rawan epifisis atau tulang
rawan sendi. Fraktur berdasarkan sebabnya :
1. Fraktur patologik
Fraktur yang terjadi pada daerah tulang yang telah menjadi lemah oleh karena
tumor atau proses patologik lainnya. Tulang sering kali menunjukkan
penurunan densitas. Penyebab yang paling sering dari fraktur-fraktur semacam
ini adalah tumor primer atau tumor metastasis. Contohnya adalah
osteoporosis, TBC tulang, infeksi dan tumor.3
2. Fraktur trauma
Fraktur yang paling sering terjadi di kehidupan sekitar. Dimana fraktur ini
terjadi karena terjadinya benturan keras seperti pada kecelakaan.3
3. Fraktur stress
Dapat terjadi pada tulang normal akibat stress tingkat rendah yang berulang
atau berkepanjangan. Fraktur stress juga disebut fraktur kelelahan (fatigue
fracture), biasanya terjadi akibat peningkatan drastic tingkat latihan pada
seorang atlit, atau pada permulaan aktifitas fisik yang baru. Karena kekuatan

2
otot meningkat secara lebih cepat dibandingkan kekuatan tulang, maka
individu dapat merasa mampu berprestasi melebihi sebelumnya walaupun
tulang-tulang mereka mungkin tidak dapat menunjang peningkatan tekanan.3

2.4 Patogenesis
2.4.1 Anatomi
Os Radius
Ujung proksimal radius membentuk caput radii, berbentuk roda, letak
melintang. Ujung cranial caput radii membentuk fovea articularis yang serasi
dengan capitulum radii. Caput radii dikelilingi oleh facies articularis, yang
disebut circumferentia articularis dan berhubungan dengan incisura radialis
ulnae. Caput radii terpisah dari corpus radii oleh collum radii. Di sebelah
caudal collum pada sisi medial terdapat tuberositas radii.5
Corpus radii di bagian tengah membentuk margo/ crista interossea,
margo anterior, dan margo posterior. Ujung distal radius melebar ke arah
lateral membentuk processus styloideus radii, di bagian medial membentuk
incisura ulnaris, dan pada facies dorsalis terdapat sulcus-sulcus yang ditempati
oleh tendo. Permukaan ujung distal radius membentuk facies articularis carpi.5
Os Ulna
Ujung proksimal ulna lebih besar daripada ujung distalnya. Hal yang
sebaliknya terdapat pada radius. Pada ujung proksimal ulna terdapat incisura
trochlearis, menghadap ke arah ventral, membentuk persendian dengan
trochlea humeri. Tonjolan di bagian dorsal disebut olecranon. Di sebelah
kaudal incisura trochlearis terdapat processus coronoideus, dan di sebelah
caudalnya terdapat tuberositas ulnae, tempat perlekatan m. brachialis. Di
bagian lateral dan incisura trochlearis terdapat incisura radialis, yang
berhadapan dengan caput radii. Di sebelah caudal incisura radialis terdapat
crista musculi supinatoris.5
Corpus ulna membentuk facies anterior, facies posterior, facies
medialis, margo interosseus, margo anterior dan margo posterior. Ujung distal
ulna disebut caput ulnae. Caput ulna berbentuk circumferential articularis, dan
di bagian dorsal terdapat processus styloideus serta sulcus m. extensoris carpi
ulnaris. Ujung distal ulna berhadapan dengan cartilago triangularis dan dengan
radius.5

3
Gambar: Os Radius dan Os Ulna

Gambar: Articulatio Cubiti

4
Gambar: Sambungan-sambungan tulang lengan bawah

Articulatio Radio-Ulnaris
Antara radius dan ulna terbentuk tiga buah articulus, yaitu (a)
articulatio radio-ulnaris proximal, (b) articulatio radio-ulnaris distalis dan
(c) syndesmosis, di bagian tengah (membrane interossea antebrachii).5
Articulatio radio-ulnaris proximalis dibentuk oleh capitulum radii
dengan incisura radialis ulnae. Capitulum radii berada di dalam ligamentum
anulare radii (dilingkari) sehingga capitulum radii dapat berputar dengan
bebas. Incisura radialis ulna merupakan ¼ bagian dari sebuah lingkaran den
ligamentum tersebut membentuk ¾ bagian selanjutnnya. Ligamentum
anulare radii membentuk corong yang membesar di bagian proksimal dan
mengecil di bagian distal, sehingga dengan demikian capitulum radii tidak
terlepas daripadanya.5
Antara corpus radii dan corpus ulna terdapat chorda obliqua dan
membrana interossea antebrachii, membentuk persendian berupa
syndesmosis. Chorda obliqua melekat pada tuberositas ulna, menuju ke
arah inferolateral dan melekat di bagian caudalis tuberositas radii.5
Membrana interossea antebrachii melekat pada crista interossea
radii dan pada crista interossea ulna, arahnya dari kraniolateral menuju ke

5
inferomedial. Pada membrana interossea ini terdapat perlekatan dari otot-
otot fleksor dan ekstensor lapisan profunda antebrachium.5
Articulatio radio-ulnaris distalis (inferior) dibentuk oleh capitulum
ulna dengan circumferentia articularisnya di satu pihak dengan incisura
ulnaris radii di pihak lain mempunya articularis yang tipis. Pada articulus
ini terdapat sebuah diskus articularis yang berbentuk segitiga, memisahkan
ujung ulna daripada os carpalia. Apeks dari diskus melekat pada sisi lateral
processus styloideus ulna, dan basisnya melekat pada margo lateralis
incisura ulnaris radii. Fungsi discus articularis adalah menghindari
pemisahan ujung radius daripada ujung ulna. Di bagian ventral dan dorsal
discus articularis mengadakan perlekatan pada capsula articularis dari wrist
joint.5

Pergerakan
Gerakan radius terhadap ulna menghasilkan gerakan rotasi dari
antebrachium, yang terjadi pada axis longitudinalis. Pada gerakan rotasi ini
radius berputar terhadap ulna dan humerus, gerakan yang dimaksud adalah
pronasi dan supinasi. Kedua gerakan ini berada di antara 135-150 derajat,
dan bervariasi secara individual. Axis dari gerakan ini dinamakan axis
pronasi-supinasi, yang letaknya miring (oblik) melalui capitulum radii dan
processus styloideus ulna. Gerakan pronasi dilakukan oleh m. pronator teres
dan m. pronator quadrates. Gerakan supinasi dilakukan oleh m. biceps
brachii dan m. supinator. Manus mengikuti gerakan radius.5
Gerakan sendi radiokarpal adalah fleksi dan ekstensi pergelangan
tangan serta gerakan deviasi radial dan ulnar. Gerakan fleksi dan ekstensi
dapat mencapai 90º oleh karena adanya dua sendi yang bergerak yaitu sendi
radiolunatum dan sendi lunatum-kapitatum dan sendi lain di korpus.
Gerakan pada sendi radioulnar distal adalah gerak rotasi.5
Untuk mengetahui mengapa dan bagaimana tulang mengalami
kepatahan, kita harus mengetahui keadaan fisik tulang dan keadaan trauma
yang dapat menyebabkan tulang patah. Tulang kortikal mempunyai struktur
yang dapat menahan kompresi dan tekanan memuntir (shearing).
Kebanyakan fraktur terjadi karena kegagalan tulang menahan tekanan
terutama tekanan membengkok, memutar, atau tarikan.2

6
2.4.2 Fraktur
Trauma dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Trauma langsung
menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjadi fraktur pada daerah
tekanan. Fraktur yang terjadi biasanya bersifat kominutif dan jaringan lunak ikut
mengalami kerusakan. Disebut trauma tidak langsung apabila trauma dihantarkan
ke daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur, misalnya jatuh dengan tangan
ekstensi dapat menyebabkan fraktur pada klavikula. Pada keadaan ini biasanya
jaringan lunak tetap utuh.2
Tekanan pada tulang dapat berupa tekanan berputar yang menyebabkan
fraktur bersifat spiral atau oblik, tekanan membengkok yang menyebabkan
fraktur transversal, tekanan sepanjang aksis tulang yang dapat menyebabkan
fraktur impaksi, dislokasi atau fraktur dislokasi, kompresi vertebra yang dapat
menyebabkan fraktur kominutif atau memecah misalnya badan vertebra, talus
atau fraktur buckle pada anak-anak, trauma langsung disertai dengan resistensi
pada jarak tertentu yang akan menyebabkan fraktur oblik atau fraktur Z, fraktur
karena remuk, maupun trauma karena tarikan pada ligament atau tendo yang
akan menarik sebagian tulang.2
Mekanisme jejas biasanya bevariasi. Penyebab tersering adalah tekanan
langsung pada lengan bawah, yang menyebabkan suatu fraktur pada ulna, radius,
atau keduanya. Mekanisme tersering selanjutnya ialah jatuh dengan tangan
menumpu berat badan pada keadaan lengan bawah pronasi. Mekanisme jejas
lainnya mencakup kecelakaan lalu lintas dan cedera atlet. Tekanan yang
dihasilkan biasanya jauh lebih besar sehingga menyebabkan fraktur Colles.
Kebanyakan fraktur lengan atas terjadi pada atlet yang jatuh atau seseorang yang
jatuh dari ketinggian.2
Fraktur pada kedua tulang biasanya diklasifikasikan sesuai dengan
tingkat fraktur, pola fraktur, derajat perpindahan/ pergeseran tulang, ada atau
tidaknya segmen tulang yang hilang, maupun fraktur terbuka atau tertutup. Setiap
faktor ini dapat mempengaruhi penanganan yang akan dipilih dan prognosis
selanjutnya. Gangguan pada sendi radioulnar distal atau proksimal juga memiliki
pengaruh penting terhadap penanganan dan prognosis. Menentukan ada tidaknya
hubungan fraktur dengan jejas sendi sangat penting karena efektifitas

7
penanganan diharapkan dapat memperbaiki kondisi tulang maupun sendi yang
terlibat.2

2.4.3 Klasifikasi
A. Berdasarkan penyebabnya fraktur dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
o Fraktur yang disebabkan oleh trauma berat
Trauma dapat bersifat :
 Eksternal : tertabrak, jatuh, dan sebagainya
 Internal : kontraksi otot yang kuat dan mendadak seperti pada serangan
epilepsi, tetanus, renjatan listrik, keracunan striknin
 Trauma ringan tetapi terus menerus
Jenis fraktur yang mungkin terjadi sangat bervariasi dan bergantung
pada berbagai faktor, misalnya :
 Besar kuatnya trauma
 Trauma langsung atau tidak langsung
 Umur penderita
 Lokasi fraktur.
Bila trauma terjadi pada atau dekat sendi mungkin terdapat fraktur
pada tungkai disertai dislokasi sendi. 6
o Fraktur patologik
Fraktur yang terjadi pada tulang yang sebelumnya telah mengalami proses
patologik, misalnya tumor tulang primer atau multipel mieloma sekunder,
kista tulang, osteomielitis dan sebagainya. Trauma ringan saja sudah dapat
menimbulkan fraktur.8

8
Gambar Fraktur patologik karena lesi displasia fibrosa pada radius proksimal. 8

 Fraktur stress
Fraktur yang disebabkan oleh trauma ringan tetapi terus menerus, misalnya
fraktur march pada metatarsal, fraktur tibia pada penari balet, fraktur
fibula pada pelari jarak jauh, dan sebagainya.9

Gambar: Fraktur stress pada korpus tibia memperlihatkan garis fraktur dan sklerosis
disekitarnya. 9

B. Secara garis besar, fraktur dapat diklasifikasikan menjadi fraktur komplit dan
inkomplit. Fraktur komplit yaitu tulang benar-benar patah menjadi dua fragmen
atau lebih. Fraktur komplit dapat dibagi lagi menjadi:
 Fraktur transversa.
 Fraktur obliq/spiral : secara khas dapat disebabkan oleh stres rotasi.

9
 Fraktur impaksi : fragmen fraktur yang satu tertancap kuat bersama
menjadi satu.
 Fraktur kominutif : terdapat lebih dari dua fragmen fraktur yang biasanya
terpecah-belah.
 Fraktur intra-artikular: fraktur mengenai permukaan sendi.9

Gambar: Jenis-jenis fraktur komplit 8

10
Fraktur inkomplit yaitu patahnya tulang hanya pada satu sisi saja. Fraktur
inkomplit dapat dibagi menjadi
 Fraktur greenstick, yang khas pada anak-anak. Tulang melengkung
disebabkan oleh konsistensinya yang elastis. Periosteumnya tetap utuh.
Fraktur ini biasanya mudah diatasi dan sembuh dengan baik
 Fraktur kompresi, yang banyak pada orang dewasa dan khas mengenai
korpus vetebra atau kalkaneus.9

Gambar: Greenstick fracture pada radius distal seorang anak. Perhatikan frakturnya tidak
komplit dan tidak meluas ke korteks dorsal. 8

Gambar: Fraktur kompresi. Kompresi baji anterior korpus vetebra T12. 8

11
C. Klasifikasi Fraktur Antebrachii
o
Fraktur Colles
Penyebab tersering akibat jatuh dalam keadaan tangan terentang dengan
lengan pronasi arah dorsofleksi, sehingga menyebabkan fraktur pada ujung
bawah radius dengan pergeseran posterior dari fragmen distal. Pada
pemeriksaan radiologi yang paling umum ditemukan adalah angulasi ke
dorsal dengan hilangnya kemiringan normal (5-10 derajat) ke arah volar
pada permukaan artikular dari radius, displasia fragmen distal fraktur ke
arah dorsal, impaksi pada lokasi fraktur, displasia fragmen distal fraktur ke
arah radial, dan kemiringan fragmen distal ke arah radial.10

Gambar: Fraktur colles 10

12
Gambar: Fraktur colles sinistra posisi AP/Lateral dengan impaksi pada sendi
pergelangan tangan. 10

o
Fraktur Smith
Fraktur ini biasanya akibat terjatuh pada punggung tangan atau pukulan keras
secara langsung pada punggung tangan. Pasien datang dengan nyeri dan
bengkak pada pergelangan tangan disertai dengan deformitas. Pada
pemeriksaan radiologi sering sekali disebut sebagai fraktur reverse colles.
Proyeksi AP dan lateral direkomendasikan karena gambarannya menyerupai
fraktur colles jika hanya proyeksi AP yang diperiksa. Fraktur transversal
melalui bagian distal dari metafisis radius yang disertai dengan angulasi ke
arah volar dan pergeseran ke volar.11

13
Gambar: Peradangan lateral pergelangan tangan memperlihatkan fraktur smith
(kebalikan dari fraktur colles) 11

o
Fraktur Galeazi
Fraktur ini akibat jatuh dengan tangan terlentang dan lengan bawah dalam
keadaan pronasi, atau terjadi karena pukulan langsung pada pergelangan
tangan bagian dorsolateral. Gambaran radiologisnya fraktur pada radius
umumnya terjadi pada perbatasan 1/3 tengan dengan 1/3 distal. Radius sering
kali akan tampak memendek, nilai secara hati-hati sendi radioulna distal akan
adanya pelebaram. Pada proyeksi lateral caput ulna biasanya akan terdorong
ke dorsal. Fraktur prosesus stylodeus ulna merupakan hal yang umum sebagai
pertanda adanya disrupis sendi radio-ulna distal. 11

Gambar: Fraktur Galeazzi radius dextra dengan dislokasi sendi radioulnar distal. 8

14
o
Fraktur Montegia
Fraktur jenis ini disebabkan oleh pronasi lengan bawah yang di paksakan saat
jatuh atau pukulan secara langsung pada bagian dorsal sepertiga proksimal lengan
bawah. Gambaran radiologinya selalu curiga adanya dislokasi caput radius pada
fraktur ulna yang terisolir. Periksa dengan seksama elbow view untuk kesegarisan
yang normal. Sebuah garis yang digambar sepanjang sumbu radius harus melewati
pertengahan capitallum baik pada proyeksi AP maupun lateral. Ini dikenal sebagai
radiocapitallar line. 11

Gambar: Fraktur oblik pada proksimal ulna dextra dengan angulasi radiohumeral. 11

2.5 Gejala Klinis


Gejala klinis sangat bervariasi sesuai mekanisme fraktur, namun pada
umumnya dijumpai gejala akibat adanya proses inflamasi sebagai berikut.
o
Nyeri, nyeri bersifat kontinue/terus-menerus dan meningkat semakin berat
sampai fragmen tulang tidak bisa digerakkan.
o
Gangguan fungsi, setelah terjadi fraktur ada bagian yang tidak dapat
digunakan dan cenderung menunjukkan pergerakan abnormal, ekstremitas
tidak berfungsi secara teratur karena fungsi normal otot tergantung pada
integritas tulang yang mana tulang tersebut saling berdekatan.
o
Deformitas/kelainan bentuk, perubahan tulang pada fragmen disebabkan
oleh deformitas tulang yang diketahui ketika dibandingkan dengan daerah
yang tidak luka.

15
o
Pemendekan, pada fraktur tulang panjang terjadi pemendekan yang nyata
pada ekstremitas yang disebabkan oleh kontraksi otot yang berdempet di
atas dan di bawah lokasi fraktur.
o
Krepitasi, Suara detik tulang yang dapat didengar atau dirasakan ketika
fraktur digerakkan.
o
Bengkak dan perubahan warna. Hal ini disebabkan oleh trauma dan
perdarahan yang mengikuti fraktur.5

2.6 Pemeriksaan Penunjang


Penggunaan x-ray sangat penting untuk melihat keadaan tulang. Sehingga
dapat melihat jenis patahan.
A. Tujuan pemeriksaan radiologis:
o
Untuk mempelajari gambaran normal tulang dan sendi
o
Untuk konfirmasi adanya fraktur
o
Untuk melihat sejauh mana pergerakan dan konfigurasi fragmen serta
pergerakannya
o
Untuk menentukan teknik pengobatan
o
Untuk menentukan fraktur itu baru atau tidak
o
Untuk menentukan apakah fraktur intra-artikuler atau ekstra-artikuler
o
Untuk melihat adanya keadaan patologis lain pada tulang
o
Untuk melihat adanya benda asing, misalnya peluru
Pada penggunaan x-ray ini ada hal yang penting yang harus diperhatikan, yaitu
rules of two. Hal ini untuk mengurangi persentase kesalahan dalam
menegakkan diagnosis sekecil mungkin.13
B. Rules of two terdiri dari :
o Dua posisi proyeksi, dilakukan sekurang-kurangnya yaitu pada
anteroposterior dan lateral
o Dua sendi pada anggota gerak dan tungkai harus di foto, di atas dan di
bawah sendi yang mengalami fraktur
o Dua anggota gerak. Pada anak-anak sebaiknya dilakukan foto pada ke dua
anggota gerak terutama pada fraktur epifisis
o Dua trauma, pada trauma yang hebat sering menyebabkan fraktur pada dua
daerah tulang.

16
o Dua kali dilakukan foto. Pada fraktur tertentu misalnya fraktur
tulangskafoid, foto pertama biasanya tidak jelas sehingga biasanya
diperlukan foto berikutnya 10-14 hari kemudian.13

Gambar: Foto AP antebrachii sinistra normal

Pola ABCs dapat digunakan untuk menganalisis foto radiologis. Berikut adalah
pola ABCs: 14
o A: Alignment :

struktur tulang : menilai ukuran dan jumlah tulang

kontur tulang : menilai permukaan dan kontinuitas garis tulang

Kedudukan tulang antar tulang : normal tidak ada dislokasi, fraktur dan
subluksasi
o B: Bone Density

Densitas tulang : menilai densitas tulang

Tekstur tulang: menilai struktur trabekula

Perubahan densitas tulang : menilai ada tidaknya perubahan dalam
densitas tulang
o C: Cartillage Space

Menilai lebar celah sendi : menyempit atau melebar

Tulang subchondral : menilai permukaannya

Lempeng epifisis : menilai ukuran dan relativitasnya sesuai umur tulang.
o S: Soft Tissue

Otot : menilai ukuran dari gambaran jaringan lunak

Kapsul sendi : normalnya tidak terlihat

Periosteum : normalnya tidak terlihat, normal jika terlihat saat
penyembuhan fraktur. 14

17
2.7 Diagnosis
Diagnosis fraktur antebrachii ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang yaitu radiologis. Pada anak biasanya diperoleh
dengan alloanamnesis dimana ditemukan adanya riwayat trauma dan gejala-gejala
seperti nyeri, pembengkakan, perubahan bentuk dan gangguan gerak. Pada pasien
dengan riwayat trauma yang perlu ditanyakan adalah waktu terjadinya, cara
terjadinya, posisi penderita dan lokasi trauma. Bila tidak ada riwayat trauma berarti
merupakan fraktur patologis. 2

2.8 Komplikasi
o Malunion (penyatuan pada posisi yang tidak tepat), disebabkan oleh reposisi
fraktur yang kurang baik, timbul deformitas tulang.
o Non-union (tidak menyatu/gagal menyatu), biasanya karena imobilisasi yang
tidak sempurna.
o Delayed union, umumnya terjadi pada orang tua karena aktivitas osteoblas
menurun, distraksi fragmen-fragmen tulang karena reposisi kurang baik,
misalnya traksi terlalu kuat atau fiksasi internal kurang baik, bisa disebabkan
juga oleh defisiensi vitamin C da D, fraktur patologis dan infeksi.
o Infeksi (osteomielitis), terumata pada fraktur terbuka
o Nekrosis avaskuler, hilangnya/terputusnya supply darah pada suatu bagian
tulang sehingga menyebabkan kematian tulang tersebut. 7

2.9 Penatalaksanaan
A. Terapi fraktur diperlukan konsep ”4R” yaitu :
o Rekognisi atau pengenalan adalah dengan melakukan berbagai diagnosa yang benar
sehingga akan membantu dalam penanganan fraktur karena
perencanaanterapinya dapat dipersiapkan lebih sempurna.
o Reduksi atau reposisi adalah tindakan mengembalikan fragmen-fragmen
fraktur semirip mungkin dengan keadaan atau kedudukan semula
atau keadaan letak normal.
o Retensi atau fiksasi atau imobilisasi adalah tindakan mempertahankan atau

18
menahan fragmen fraktur tersebut selama penyembuhan.
o Rehabilitasi adalah tindakan dengan maksud agar bagian yang menderita
fraktur tersebut dapat kembali normal.2
B. Konservatif
o Proteksi semata-mata (tanpa reduksi atau imobilisasi)
o Imobilisasi dengan bidai eksterna (tanpa reduksi)
o Reduksi tertutup dengan manipulasi dan imobilisasi eksterna,
mempergunakan gips
o Reduksi tertutup dengan fraksi berlanjut dengan imobilisasi
o Reduksi tertutup dengan traksi kontinu dan counter traksi. 2
C. Tindakan Pembedahan
o Reduksi tertutup dengan fiksasi eksterna atau fiksasi perkutaneus dengan
K-wire, setelah dilakukan reduksi tertutup pada fraktur yang bersifat tidak
stabil, maka reduksi dapat dipertahankan dengan memasukkan K-wire
perkutaneus misalnya pada fraktur suprakondiler humeri pada anak-anak
atau pada fraktur Colles. 2
o Reduksi terbuka dengan fiksasi interna, tindakan ini bertujuan untuk
mereposisi dan mempertahankan fragmen tulang yang patah melalui
prosedur operasi dengan pemasangan implan di dalam lapisan kulit dan
otot berupa plat, skrup, pin, dan paku. 2
o Reduksi terbuka dengan fiksasi eksterna, tindakan ini dilakukan melalui
proses operasi. Perbedaannya ialah alat fiksasi/ implan dipasang dari
dalam hingga keluar lapisan otot dan kulit. 2

2.10 Prognosis
Penanganan lebih dini biasanya menghasilkan hasil yang baik. Ada fraktur-
fraktur tertentu yang kurang stabil, dan klasifikasi yang tepat dapat membuat klinisi
waspada terhadap fraktur yang memiliki risiko komplikasi saat penyatuannya.
Diantara fraktur komplit, fraktur transversal cenderung tetap berada di tempat,
sesudah dilakukan reduksi, tidak seperti fraktur oblik dan spiral yang mempunyai
kecenderungan untuk bergeser. Pergeseran sesudah reduksi dapat menyebabakn
penyatuan yang lambat (delayed union), penyatuan pada posisi yang salah (malunion)
atau bahkan tidak terjadinya penyatuan (nonunion). Hal yang sama, fraktur kominutif

19
biasanya bersifat tidak stabil dan kemungkinan untuk sembuh dalam posisi yang
kurang optimal karena reduksi fragmen fraktur sering sulit dipertahankan. Fraktur
transversal membutuhkan waktu penyembuhan lebih lama dari pada fraktur spiral
untuk sembuh. Fraktur yang terjadi pada anak-anak dan pada ekstremitas atas
(dibandingkan ekstremitas bawah) cenderung sembuh lebih cepat. Pengetahuan
mengenai hal-hal tersebut bermanfaat saat melakukan follow up terhadap suatu
fraktur.8

20

Anda mungkin juga menyukai