Anda di halaman 1dari 8

Tugas Makalah:

ILMU ALAMIAH DASAR


“METODE ILMIAH”
KELAS B

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3

 WINDA MAYASARI ( 214 13 035 )


 REZKI IRKHAS SAID ( 214 13 038 )
 RABIATUL ADAWIYAH RISKA ( 214 13 032 )
 HASRINA ( 214 13 )
 MUSNAWIR ( 214 13 )
 YULIANTI ( 214 13 031 )
 HASRAN HAMKA ( 214 13 028 )
 ANAWULA ( 214 13 )

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Pada dasarnya setiap objek yang ada di dunia, pastilah menuntut metode tertentu.
Seperti halnya dalam memperoleh pengetahuan. Suatu ilmu, mungkin membutuhkan lebih
dari satu metode ataupun dapat diselesaikan menurut berbagai metode. Akhirnya suatu
pendapat mengatakan, bahwa suatu ilmu memiliki berbagai segi yang menuntut penggunaan
berbagai metode. Untuk memperoleh pengetahuan, maka digunakanlah metode berfikir
ilmiah. Namun tidak semua pengetahuan didapatkan melalui metode ilmiah. Tetapi agar ilmu
berkembang dan tetap eksis dan mampu menjawab berbagai tantangan yang dihadapi, maka
digunakanlah metode ilmiah ini. Agar lebih jelas lagi, didalam makalah ini akan dibahas
mengenai metode berfikir ilmiah.
B.     RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Metode Ilmiah?
2. Kriteria-kriteria apa saja yang tercantum dalam metode ilmiah?
3. Langkah-langkah apa saja yang diperlukan dalam membuat metode ilmiah?
C.    TUJUAN MAKALAH
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah memberi pengetahuan dan wawasan
mengenai metode ilmiah, serta langkah-langkah pembuatan metode ilmiah kepada
masyarakat awam pada umumnya dan kaum intelektual (mahasiswa) pada khususnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Metode Ilmiah
Metode merupakan prosedur atau cara seseorang dalam melakukan suatu kegiatan
untuk mempermudah memecahkan masalah secara teratur, sistematis, dan terkontrol. Ilmiah
adalah sesuatu keilmuan untuk mendapatkan pengetahuan secara alami berdasarkan bukti
fisis. Jadi, bila kita menjabarkan lebih luas, metode ilmiah adalah suatu proses atau cara
keilmuan dalam melakukan proses ilmiah (science project) untuk memperoleh pengetahuan
secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Cara untuk memperoleh pengetahuan atau
kebenaran pada metode ilmiah haruslah diatur oleh pertimbangan-pertimbangan yang logis
(McCleary, 1998). Ilmu pengetahuan seringkali berhubungan dengan fakta, maka cara
mendapatkannya, jawaban-jawaban dari semua pertanyaan yang ada pun harus secara
sistematis berdasarkan fakta-fakta yang ada. Hubungan antara penelitian dan metode ilmiah
adalah sangat erat atau bahkan tak terpisahkan satu dengan lainnya. Intinya bahwa metode
ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan
penjelasan kebenaran. Dengan adanya metode ilmiah ini pertanyaan-pertanyaan dasar dalam
mencari kebenaran seperti apakah yang dimaksud, apakah benar demikian, mengapa
begini/begitu, seberapa jauh, bagaimana hal tersebut terjadi dan sebagainya, akan lebih
mudah terjawab.

B.     Sifat Metode Ilmiah


1.      Efisien dalam penggunaan sumber daya (tenaga, biaya, waktu).
2.      Terbuka (dapat dipakai oleh siapa saja).
3.      Teruji (prosedurnya logis dalam memperoleh keputusan).

C.     Sikap Ilmiah


1.    Rasa Ingin Tahu
Rasa ingin tahu merupakan awal atau sebagai dasar untuk melakukan penelitian-
penelitian demi mendapatkan sesuatu yang baru.
2.    Jujur
Dalam melakukan penelitian, seorang sainstis harus bersikap jujur, artinya selalu
menerima kenyataan dari hasil penelitiannya dan tidak mengada-ada serta tidak boleh
mengubah data hasil penelitiannya.
3.    Tekun
Tekun berarti tidak mudah putus asa. Dalam melakukan penelitian terhadap suatu
masalah tidak boleh mudah putus asa. Seringkali dalam membuktikan suatu masalah,
penelitian harus diulang-ulang untuk mendapatkan data yang akurat. Dengan data yang
akurat maka kesimpulan yang didapat juga lebih akurat.
4.    Teliti
Teliti artinya bertindak hati-hati, tidak ceroboh. Dengan tindakan yang teliti dalam
melakukan penelitian, akan mengurangi kesalahan-kesalahan sehingga menghasilkan data
yang baik.
5.    Objektif
Objektif artinya sesuai dengan fakta yang ada. Artinya, hasil penelitian tidak boleh
dipengaruhi perasaan pribadi. Semua yang dikemukakan harus berdasarkan fakta yang
diperoleh. Sikap objektif didukung dengan sikap terbuka artinya mau menerima pendapat
yang benar dari orang lain.
6.    Terbuka Menerima Pendapat Yang Benar
Artinya bahwa kita tidak boleh mengklaim diri kita yang paling benar atau paling hebat.
Kalau ada pendapat lain yang lebih benar/tepat, kita harus menerimanya.

D.    Kriteria Metode Ilmiah


Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah,
maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:
a.     Berdasarkan Fakta
Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan
dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata. Janganlah
penemuan atau pembuktian didasar-kan pada daya khayal, kira-kira, legenda-legenda atau
kegiatan sejenis.
b.    Bebas dari Prasangka
Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari
pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan bukti yang
lengkap dan dengan pembuktian yang objektif. Apabila hasil dari suatu penelitian,
misalnya, menunjukan bahwa ada ketidak sesuaian dengan hipotesis, maka kesimpulan
yang diambil haruslah merujuk kepada hasil tersebut, meskipun katakanlah, hal tersebut
tidak disukai oleh pihak pemberi dana.

c.    Menggunakan Prinsip Analisa


Dalam memahami serta memberi arti terhadap fenomena yang kompleks, harus
digunakan prinsip analisa. Semua masalah harus dicari sebab-musabab serta
pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis, Fakta yang mendukung tidaklah
dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja. Tetapi semua
kejadian harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang tajam.
d.    Menggunakan Hipotesa
Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir dengan menggunakan
analisa. Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan persoalan serta memadu jalan pikiran
ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai
sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan
pikiran peneliti.
e.    Menggunakan Ukuran Obyektif
Seorang peneliti harus selalu bersikap objektif dalam mencari kebenaran. Semua data dan
fakta yang tersaji harus disajikan dan dianalisis secara objektif. Pertimbangan dan
penarikan kesimpulan harus menggunakan pikiran yang jernih dan tidak berdasarkan
perasaan.
f.     Menggunakan Teknik Kuantifikasi
Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk
artibut-artibut yang tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per
detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan Jauhi ukuran-ukuran
seperti: sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang rokok, dan sebagai¬nya
Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal, ranking dan
ranting.

E.     Syarat Metode Ilmiah


Syarat-syarat Metode Ilmiah, diantaranya :
1.      Obyektif, artinya pengetahuan itu sesuai dengan objeknya atau didukung metodik fakta
empiris.
2.     Metodik, artinya pengetahuan ilmiah diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu
yang teratur dan terkontrol.
3.      Sistematik, artinya pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri
sendiri, satu dengan yang lain saling berkaitan.
4.    Universal, artinya pengetahuan tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh seseorang atau
beberapa orang saja tetapi semua orang melalui eksperimentasi yang sama akan
memperoleh hasil yang sama.
F.     Pola Pikir Dalam Metode Ilmiah
1.     Induktif:  Pengambilan kesimpulan dari kasus yang bersifat khusus menjadi kesimpulan
yang bersifat umum. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan
pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup terbatas dalam menyusun
argumentasi dan terkait dengan empirisme.
2.    Deduktif: Pengambilan kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang
bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola
pikir silogismus dan terkait dengan rasionalisme.

G.   Langkah-Langkah Metode Ilmiah


a.     Perumusan Masalah
Proses kegiatan ilmiah dimulai ketika kita tertarik pada sesuatu hal.     Ketertarikan ini
karena manusia memiliki sifat perhatian. Pada saat kita tertarik pada sesuatu, sering
timbul pertanyaan dalam pikiran kita. Perumusan masalah merupakan langkah untuk
mengetahui masalah yang akan dipecahkan sehingga masalah tersebut menjadi jelas
batasan, kedudukan, dan alternatif cara untuk memecahkan masalah tersebut. Perumusan
masalah juga berarti pertanyaan mengenai suatu objek serta dapat diketahui faktor-faktor
yang berhubungan dengan objek tersebut. Masalah yang ditemukan diformulasikan dalam
sebuah rumusan masalah, dan umumnya rumusan masalah disusun dalam bentuk
pertanyaan.
b.    Pembuatan Kerangka Berfikir
Pembuatan kerangka berfikir merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan antar
berbagai faktor yang berkaitan dengan objek dan dapat menjawab permasalahan.
Pembuatan kerangka berfikir menggunakan pola berfikir logis, analitis, dan sintesis atas
keterangan-keterangan yang diperoleh dari berbagai sumber informasi. Hal itu diperoleh
dari wawancara dengan pakar atau dengan pengamatan langsung.
c.     Penarikan Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu permasalahan.
Penyusunan hipotesis dapat berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang pernah
dilakukan oleh orang lain. Dalam penelitian, setiap orang berhak menyusun
hipotesis. Masalah yang dirumuskan harus relevan dengan hipotesis yang diajukan.
Hipotesis digali dari penelusuran referensi teoretis dan mengkaji hasil-hasil penelitian
sebelumnya.
d.    Pengujian Hipotesis/Eksperiment
Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara menganalisis data. Data dapat diperoleh
dengan berbagai cara, salah satunya melalui percobaan atau eksperimen. Percobaan yang
dilakukan akan menghasilkan data berupa angka untuk memudahkan dalam penarikan
kesimpulan. Pengujian hipotesis juga berarti mengumpulkan bukti-bukti yang relevan
dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat bukti-bukti yang
mendukung hipotesis.
e.     Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu
ditolak atau diterima. Hipotesis yang diterima dianggap sebagai bagian dari pengetahuan
ilmiah, sebab telah memenuhi persyaratan keilmuan. Syarat keilmuan yakni mempunyai
kerangka penjelasan yang konsisten dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya serta telah
teruji kebenarannya. Melalui kesimpulan maka akan terjawab rumusan masalah dan
hipotesis yang diajukan dapat dibuktikan kebenarannya.

H.    Kegunaan Metode Ilmiah


Dengan adanya sikap dan metode ilmiah akan menghasilkan penemuan-penemuan
yang berkualitas tinggi dan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan manusia.
Beberapa kegunaan metode ilmiah dalam kehidupan manusia antara lain :
1.      Membantu memecahkan permasalahan dengan penalaran dan pembuktian yang
memuaskan.
2.      Menguji hasil penelitian orang lain sehingga diperoleh kebenaran yang objektif.
3.      Memecahkan atau menemukan jawaban rahasia alam yang sebelumnya masih teka teki.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Pengertian metode ilmiah adalah suatu proses atau cara keilmuan dalam melakukan
proses ilmiah (science project) untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis
berdasarkan bukti fisis.
2.      Kriteria yang termasuk ke dalam metode ilmiah adalah :
1. Berdasarkan fakta
2. Bebas dari prasangka
3. Menggunakan prinsip-prinsip analisa
4. Menggunakan hipotesa
5. Menggunakan ukuran objektif
6. Menggunakan teknik kuantifikasi
3.      Langkah-langkah dalam membuat metode ilmiah
1. Hipotesis
2. Melakukan eksperimen
3. Menyimpulkan eksperimen

Anda mungkin juga menyukai