Anda di halaman 1dari 18

Review

“Nursing Management With Patient Intraoperatif”

A. Pengertian Keperawatan Intraoperatif


Keperawatan Intraoperatif dimulai ketika pasien masuk ke bagian
bedah dan berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan.

B. Aktifitas keperawatan pada intraoperatif:


1. Pemeliharaan Keselamatan
a. Atur Posisi Pasien
- Kesejajaran fungsional
- Pemajanan area pembedahan
- Mempertahankan posisi selama di operasi.
b. Memasang alat grounding ke pasien
c. Memberikan dukungan fisik
d. Memastikan bahwa jumlah jarum dan instrument yang tepat.
2. Pemantauan Fisiologis
a. Memperhitungkan efek dari hilangnya atau masuknya cairan yang
berlebihan.
b. Mengobservasi kondisi kardiopulmunal
c. Melaporkan perubahan-perubahan pada TPRS
3. Dukungan Psikologis (Sebelum Induksi dan Jika Pasien Sadar)
a. Memberikan dukungan emosional pada pasien.
b. Berdiri dekat dan menyentuh pasien selama prosedur dan induksi.
c. Terus mengkaji status emosional pasien.
d. Mengkomunikasikan status emosional pasien ke anggota kes yang
sesuai.
4. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Memberikan keselamatan untuk pasien
b. Mempertahankan lingk aseptic dan terkontrol

1
c. Secara efektif mengelola SDM

C. Fungsi Keperawatan Intraoperatif


Fungsi keperawatan di ruang operasi :
1. Sirkulasi
2. Scrub ( instrumentasi )
Aktivitas perawat sirkulasi:
- Mengatur ruang operasi
- Melindungi keselamatan dan kebutuhan kesehatan pasien dengan cara :
a. Memantau aktivitas anggota tim bedah
b. Memeriksa kondisi di dalam ruang operasi.
- Memastikan kebersihan, suhu yang tepat, kelembaban dan pencahayaan;
menjaga peralatan tetap berfungsi; dan ketersediaan perbekalan material.
- Memantau praktik aseptis untuk menghindari pelanggaran teknik,
- Memantau pasien sepanjang prosedur operasi untuk memastikan
keselamatan dan kesejahteraan individu.

Aktivitas perawat scrub :


- Scrubing untuk pembedahan
- Mengatur meja steril, menyiapkan alat jahitan, dan peralatan khusus;
- Membantu dokter bedah dan asisten dokter bedah selama prosedur bedah
dengan mengantisipasi instrument yang dibutuhkan, spons, drainase dan
peralatan lain ;
- Terus mengawasi waktu pasien di bawah pengaruh anesthesia dan waktu
luka dibuka.
- Mengecek peralatan dan material untuk memastikan bahwa semua jarum,
kasa dan instrument sudah dihitung lengkap saat insisi ditutup.
- Memberi label pada specimen dan dikirim ke petugas laboratorium.

D. Prinsip Kesehatan dan Baju Operasi

2
1. Kesehatan yang baik sangat penting untuk setiap orang dalam ruang
operasi.
2. Selama pembedahan, personel yang telah melakukan scrub dan
mengenakan pakaian operasi hanya menyentuh benda-benda yang telah
disteril.
3. Personel yang tidak melakukan scrub dilarang menyentuh atau
mengkontaminasi apa saja yang steril.
4. Pilek, sakit tenggorok, infeksi kulit merupakan sumber organisme
patogenik yang harus dilaporkan.
5. Dalam suatu contoh, kejadian infeksi luka pada pasien pasca operasi
disebabkan oleh infeksi tenggorok ringan yang dibawa oleh perawat ruang
operasi.
6. Untuk itu penting sekali segera melaporkan bahkan kelalaian ringan
sekalipun.

BAJU
- Pakaian rumah tidak bisa dipakai di ruang operasi
- Hanya baju ruang operasi yang bersih dan dibenarkan institusi yang
diperbolehkan.
- Ruang pakaian terletak dekat kamar operasi dan dicapai dari koridor terluar.
- Baju diganti di ruang pakaian sebelum masuk dan saat meninggalkan kamar
operasi.
- Baju operasi tidak bisa dipakai diluar ruang operasi. Baju operasi terdiri dari :
a. Pakaian dari katun yang tertutup rapi. Pakaian dan tali pinggang
dimasukan ke dalam celana.
b. Celana panjang bagian pergelangan kaki harus bermanset tertutup
( tali atau rajutan )
c. Baju panjang ( jas )

MASKER

3
- Masker dipakai sepanjang waktu di ruang operasi untuk meminimalkan
kontaminasi melalui udara.
- Droplet yang mengandung mikroorganisme dari orofaring dan nasofaring
harus ditampung dan disaring.
- Oleh karenanya, masker harus menyatu dan nyaman (ketat-pas) dan harus
menutup seluruh hidung dan mulut.
- Bersamaan itu pula, masker harus tidak mengganggu pernapasan, berbicara
,penglihatan
- Masker diganti minimal antara pergantian pasien dan tidak dipakai di luar
bagian bedah.
- Karena masker kehilangan kefektifannya ketika lembab, maka masker harus
diganti antar prosedur bedah dan sesering mungkin jika perlu.
- Tali masker benar terikat dengan rapi
- Tali atas diikatkan di belakang kepala
- Tali bawah diikatkan di belakang leher
- Masker harus dipakai atau dilepas
- Tidak boleh menggantung di leher
- Saat melepas masker, hanya talinya saja yang dipegang untuk mencegah
kontaminasi pada tangan.

TUTUP KEPALA
- Tutup kepala harus secara menyeluruh menutup rambut ( kepala dan garis
leher, termasuk cambang) sehingga sehelai rambut, jepitan rambut, penjepit,
ketombe dan debu tidak jatuh ke dalam daerah steril.
- Jenis penutup kepala yang tersedia semuanya adalah sekali pakai, tidak
berserabut dan seperti kain.

SEPATU
- Sepatu sebaiknya nyaman dan menyangga; bakiak, sepatu tennis, sandal
dan bot tidak diperbolehkan sebab tidak aman dan sulit untuk dibersihkan.

4
- Sepatu dibungkus dalam penutup sepatu sekali pakai atau kanvas.
- Penutup konduktif listrik bagi pemakai.
- Penutup sepatu dipakai hanya satu kali dan dilepaskan ketika
meninggalkan area terlarang.
- Konduktometer biasanya terletak di pintu masuk daerah ruang operasi.

BAHAYA KESEHATAN
- Pemantauan internal dari ruang operasi meliputi analisis sample dari sapuan
terhadap agens infeksius dan toksik.
- Sejak 1987, CDC ( Center For Diseases Control ) melaporkan beberapa kasus
tenaga perawatan kesehatan yang terjangkit AIDS melalui pemajanan okupasi.
- Penggunaan sarung tangan ganda sudah rutin, setidaknya dalam trauma bedah
dimana terdapat fragmen tulang yang tajam.
- Kaca mata pelindung dipakai jika luka bedah diirigasi atau ada pengeboran
tulang.
- Selain perlengkapan scrub rutin dan sarung tangan ganda, beberapa ahli bedah
memakai sepatu boot karet, gaun atau apron kedap air, dan pelindung lengan
baju.
- Pada kasus bedah berdarah pelindung wajah yang dililitkan dapat digunakan
untuk mengganti kaca mata.
- Bagian tubuh pasien yang lain ditutup dengan kain steril.

Kontrol lingkungan
- Lantai dan permukaan horizontal dibersihkan secara teratur dengan sabun
dan air atau detergen germisida, dan peralatan yang disteril diinspeksi secara
teratur untuk memastikan pengoperasian dan performa yang optimal.
- Sebelum dapat dipaket, linen, kain dan larutan yang digunakan
dibersihkan dan disterilkan di unit dekat ruang operasi.
- Material – material steril dibungkus sendiri-sendiri digunakan bila di
perlukan material individual tambahan.

5
- Ruang operasi yang dilengkapi dengan system aliran udara laminar yang
menyaring bakteri dan debu dengan presentasi tinggi.
- Aliran laminar juga mempertukarkan udara dengan lebih efektif – sekitar
200 kali perjam – jika dibandingkan dengan penyejuk udara, yang
mempertukarkan udara 12 kali perjam.

PERATURAN DASAR ASPSIS BEDAH


Umum
- Permukaan atau benda steril yang bersentuhan dengan permukaan atau benda
lain yang steril menjadi tetap steril;
- Permukaan atau benda steril kontak dengan benda tidak steril pada beberapa
titik membuat tidak steril.
- Jika terdapat keraguan tentang sterilitas pada perlengkapan atau area, maka
dianggap tidak steril atau terkontaminasi.
- Apapun yang steril untuk satu pasien (terbuka di baki steril atau meja dengan
perlengkapan steril) dapat digunakan hanya pada pasien ini.
- Perlengkapan steril yang tidak dipakai harus dibuang atau disterilkan kembali
jika akan digunakan kembali.
- Setelah pembedahan, luka dilindungi dari
kemungkinan kontaminasi dengan memasang balutan steril.
- Luka dibersihkan dengan normal salin dan
menggunakan antiseptic saat membersihkan dan mengganti balutan luka.
- Perawatan tertentu dilakukan untuk melindungi luka
yang belum sembuh agar tidak kontak dengan segala yang tidak steril.

Personel
- Personel yang scrub tetap dalam area prosedur bedah, jika personel scrub
meninggalkan ruang operasi, status sterilnya hilang.
- Untuk kembali kepada pembedahan, orang ini harus mengikuti lagi
prosedur scrub, pemakaian gown dan sarung tangan.

6
- Hanya sebagian kecil dari tubuh individu scrub dianggap steril: dari
bagian depan pinggang sampai pada daerah bahu, lengan bawah dan sarung
tangan. Tangan yang mengenakan sarung tangan harus berada di depan antara
bahu dan garis pinggang.
- Pada beberapa ruang operasi, suatu pelindung khusus yang menutupi gaun
dipakai, yang memperluas area steril.
- Perawat instrumentasi dan semua personel yang tidak scrub tetap berada
pada jarak aman untuk menghindari kontaminasi di area steril.

Penutup/draping
- Selama menutup meja atau pasien, penutup steril dipegang dengan baik di
atas permukaan yang akan ditutup dan diposisikan dari depan ke belakang.
- Hanya bagian atas dari pasien atau meja yang ditutupi dianggap steril;
penutup yang menggantung melewati pinggir meja adalah tidak steril.
- Penutup steril tetap dijaga dalam posisinya dengan mengunakan penjepit
atau perekat agar tidak berubah selama prosedur bedah.
- Robekan atau bolongan akan memberikan akses kepermukaan yang tidak
steril dibawahnya, menjadikan area ini tidak steril. Penutup yang demikian
harus diganti.

Pelayanan Peralatan Steril


- Pak peralatan dibungkus atau dikemas sedemikian rupa sehingga mudah untuk
dibuka tanpa resiko mengkontaminasi isinya.
- Peralatan steril, termasuk larutan, disorongkan ke bidang steril atau diberikan
ke orang yang berscrub sedemikian rupa sehingga kesterilan benda atau
cairan tetap terjaga.
- Tepian pembungkus yang membungkus peralatan steril atau bagian bibir botol
terluar yang mengandung larutan tidak dianggap steril.

7
- Lengan tidak steril perawatan instrumentasi tidak boleh menjulur di atas area
steril. Artikel steril akan dijatuhkan ke atas bidang steril, dengan jarak yang
wajar dari pinggir area steril.

Larutan
- Larutan steril dituangkan dari tempat yang cukup tinggi untuk
mencegah sentuhan tidak disengaja pada basin atau mangkuk wadah steril,
tetapi tidak terlalu tinggi sehingga menyebabkab cipratan. (bila permukaan
steril menjadi basah, maka diangap terkontaminasi)

o PASIEN YANG MENJALANI ANESTESIA.


Ahli anestesi
- Adalah dokter yang secara khusus dilatih dalam seni dan sains ahli
anestesi.
- Setelah berkonsultasi dengan ahli bedah, ahli anestesi biasanya
memilih anesthesia dan mengatasi segala masalah teknis yang
berhubungan dengan pemberian agens anestetik dan pengawasan kondisi
pasien.

Anestetist
- Adalah perawat, dokter gigi, atau dokter yang berkualitas yang
memberikan anestetik.
- Kebanyakan anesthetist adalah perawat yang telah lulus dari program
perawat anesthesia berakreditasi dan telah lulus sertifikasi oleh American
association of nurse anesthetist untuk menjadi perawat anesthetist tedaftar
bersertifikat (Certified registered nursing anesthetist CRNA).
o Pilihan agens anestetik dibicarakan, dan pasien diberi kesempatan
untuk mengemukakan reaksi dan informasi sebelumnya mengenai segala
medikasi yang sedang digunakan yang mungkin mempengaruhi pilihan
terhadap suatu agens.

8
o Waktu tersebut, ahli anestesi mengkaji kondisi system
kardiovaskuler dan paru-paru pasien dan menyelediki tentang segala infeksi
pulmonary yang sudah ada dan diperluas hingga riwayat merokok pasien.
o Pada hari pembedahan, pasien diantar ke ruang operasi dan dipindahkan ke
meja operasi, di mana ahli anestesi atau perawat anesthetist akan melakukan
lagi pemeriksaan kondisi fisik, tekanan darah, nadi dan frekuensi pernafasan
dicatat secara teliti, selanjutnya anestetik diberikan.
o Selama pelaksanaan pembedahan, ahli anestesi memantau tekanan darah nadi,
dan pernapasan pasien, juga elektrokardiagram (EKG), volume tidal, kadar
gas darah, pH darah, konsentrasi gas alveolar dan suhu tubuh.

Pertimbangan Gerontologi
 Pasien lansia mempunyai resiko anestesi dan pembedahan lebih tinggi dari
orang dewasa.
 Resiko periop meningkat pada setiap sepuluh tahun di atas 60 tahun.
 Beberapa kemungkinan yang harus diperhatikan :
 Infuse iv berlebihan edema pulmunari
 Penurunan TD mendadak atau berkepanjangan iskemik serebral,
infark.
 Menurunnya vaskularisasi termogulasi terganggu.
 Aksi siliaris dan refleks batuk efektif berkurang
menyebabkan resiko Pneumonia
 Penurunan pertukaran gs menambah resiko hipoksia serebral.
 Lansia membutuhkan lebih sedikit anestetik untuk menyebabkan anestesia
dan waktu yang lama untuk menghilangkan anestesi. Agens anestetik
mempunyai afinitas terhadap jaringan lemak, berkumpul dalam lemah tubuh
dan otak

ANASTESI
Adalah suatu keadaan narcosis, analgesia, relaksasi dan hilangnya refleks.
Anestetik dibagi menjadi 2 kelas :

9
1. Anestetik yang menghambat sensasi di seluruh tubuh (anestesi umum)
2. Anestetik yang menghambat sensasi di sebagian tubuh (local, regional,
epidural atau spinal)

- Anestesia Umum
 Anestesia umum biasanya segera tercapai ketika anestetik diberikan.
 Macam anesthesia umum :
1. Diinhalasi
2. Intravena

Penjelasan :
1. Diinhalasi
 Terdapat dua macam yaitu:
a. Anestetik Cair Volatile
 Menghasilkan anesthesia saat uapnya dihisap.
 Contoh : Halotan (flothane), Enfluran (Enhtrane), Metasifluran
(Penthrane), Isofluran (Forane).
 Lihat table u/ keuntungan & kerugian.

b. Anestetik gas
 Diberikan melalui inhalasi dan selalu dikombinasikan dgn
oksigen.
 Contoh : Oksida Nitrat & Siklopropane

 Substansi tersebut saat dihirup masuk ke dalam darah melalui kapiler2


pulmonal dan saat konsentrasi cukup, bekerja di pusat otak untuk
membuat hilang kesadaran dan hilang sensasi.
 Ketika pemberian anestetik dihentikan, uap atau gas dikeluarkan melalui
paru-paru.
 Tahap-tahap anesthesia umum :
a. Tahap I :Anestesia awal

10
 Hal yg klien rasakan sesudah menghirup cairan anestetik,
hangat, pening dan perasaan terpisah dari lingk.
 Pasien dpt mendengar bunyi deringan, amuman atau
denganungan di telinganya.
 Klien masih sadar tapi ia menyadari tidak mampu u/
menggerakan ekstrimitas dg mudah.
 Bunyi2an terdengar berlebihan; bahkan sura rendah terdengar
sangat bising & tdk nyata. Bunyi & gerakan tidak perlu
dihindari ketika anetesia akan dimulai.

b. Tahap II :Excitement
 Ditandai dgn gerakan melawan, berteriak, berbicara, bernyanyi,
tertawa atau menangis (sering dpt dihindari jika anestetik
diberikan cepat & lancer)
 Pupil berdilatasi tetapi berkontriksi bila dipajankan cahaya.
 Frekuensi nadi cepat
 Perafasan tidak teratur.
 Gerakan tidak terkontrol

c. Tahap III : Anestesia Bedah


 Dicapai dgn pemberian kontinyu anestetik
 Klien dlm keadaan tidak sadar, berbaring tenang di meja
operasi
 Pupil mengecil & berkontriksi bila ada cahaya.
 Pernafasan teratur, frekuensi nadi normal, kulit merah muda.
 Dengan pemberian anestetik yang tepat, tahap ini dpt
dipertahankan slm berjam-jam.

d. Tahap IV : Takarlajak
 Dicapai ketika terlalu banyak anesthesia diberikan.
 Pernafasan dangkal, nadi lemah & cepat.

11
 Pupil lebar & tdk berkontriksi bila terpajan cahaya.
 Sianosis
 Anestisia harus segera dihentikan & butuh dukungan respiratori &
sirkulasi.
 Jika tidak segera ditangani : KEMATIAN.

 Selama pemberian anestetik dilakukan dgn baik:


 Tidak ada perbedaan mencolok antara tahap I – III
 Tidak ada Tahap IV
 Respon pupil, TD, Frekuensi pernafasan & jantung pedoman
kondisi pasien.

2. Anestesia Intravena
Contoh : Barbiturat (untuk yang singkat), natrium thiopental (efek lbh lama).
 Keuntungan :
 Awitan anestesi menyenangkan.
 Pasien sadar hanya dgn sedikit mual & muntah.
 Bermanfaat u/ bedah mata
 Tidak mudah meledak
 Memerlukan peralatan sedikit

 Kerugian :
 Tiopental mrpk. Depresan respiratori yang sangat kuat.
 Bersin, batuk, spasme laring kadang terjadi pd pemakaian ini.
 Tidak diindikasikan utk anak2 karena vena kecil.
 Tidak diindikasikan utk bedah abdomen & thorak.

Anestesi Regional
 Adalah anestesi local dgn menyuntikkan agens anestetik di sekitar saraf
sehingga area yang dipersyarafi oleh saraf ini teranestesi.

12
 Efeknya bergantung jenis saraf yang terlibat.
 Macam anesthesia regional :
a. Anesthesia Spinal
 Merupakan tipe blok konduksi saraf yang luas dgn memasukan
anesthesia local kedalam ruang Subaraknoid di tingat Lumbal
( biasanya L4 & L5).
 Menghasilakan anesthesia pd ekstrimitas bawah, abdomen bawah &
perineum.
 Penyebaran agens anesthesia dan tk. Anesthesia bergantung pd jml.
Cairan yang disuntikan, kecepatan disuntikan, posisi padien stl.
Penyuntikan dan Bj agens.
 Contoh Agens : Prokain, tetrakain (Pontocaine) dan Lidokain
(Xylocaine).
 Efek Samping : mual & muntah, pusing
 Pengkajian stl anestesi spinal : TV & sensasi kaki dan jarinya.
b. Blok Konduksi
Macam – macam blok konduksi :
1) Blok Epidural
 Dicapai dgn menyuntikan anestetik local kedlm kanalis spinalis
sekeliling duramater.
 Memblok fungsi sensori, motor & otonomik mirip dgn anestesi
spinal hanya tempat yang membedakannya.
 Dosis lebih besar.
 Keuntungan : tidak sakit kepala
 Kerugian : memerluan keakhlian khusus untuk menyuntikan
kedalam epidural bukan ke subarahnoid.
 Bila tidak sengaja pada arakhnoid akan terjadi anesthesia spinal
tinggi dan mengakibatkan hipotensi berat, henti napas.
 Penanganan komplikasi : dukungan jalan nafas, ciaran
intravena & penggunaan vasopressor.
2) Blok Pleksus brakialis

13
Menyebabkan anesthesia pada lengan.
3) Anastesia Paravertebral
Menyebabkan anestesi pd saraf yang mempersarafi dada, dinding
abdomen & ekstrimitas.
4) Blok Transakral (Kaudal)
Menyebabkan anestesi pd perineum, kadang abdomen bawah.

c. Anestesia Infiltrasi Lokal


 Adalah penyuntikan larutan yang mengandung anestetik local ke dlm
jaringan pda bidang yang direncanakan sebagai tempat insisi.
 Keuntungan :
 Sederhana, ekonomis, tidak meledak.
 Peralatan minimal.
 Pemulihan cepat
 Efek yang tidak diinginkan dlm anestesi umum dpt dihindari.
 Ideal untuk prosedur bedah yang pendek & superficial.
 Agens : Lidokain (xylocaine), Bupivakain (Marcain), Prokain (Novocain).
 Biasanya dikombinasi dgn epinefrin.
 Kontraindikasi : pasien gelisah.

E. Asuhan Keperawatan Intraoperatif


Tujuan utama pada tahap intraoperatif adalah untuk memenuhi rasa
nyaman dan memenuhi keseimbangan homoestatis. Contoh tindakan perawat
agar tujuan tersebut tercapai, yaitu:
- Pengkajian di perlengkapan dan pemenuhan lingkungan bersih
- Membuka dan memakai yang steril selama pembedahan
- Menyediakan obat dan cairan yang bersih
- Memantau dan memenuhi rasa nyaman
- Memasang kateter, NGT, drain
- Menyediakan spons, pisau, dan alat-alat lainnya

14
Perawatan klien selama pembedahan berlangsung membutuhkan
persiapan yang baik dan pengetahuan tentang proses yang terjadi selama
prosedur pembedahan dilaksanakan.

1. Ruang Sementara (Holding Area)


Pada sebagian besar rumah sakit, klien lebih dahulu masuk ke
ruang tahanan sementara yang berada di luar ruang operasi. Disana
perawat menjelaskan tahap-tahap yang akan dilaksanakan untuk
menyiapakan klien menjalani permbedahan. Perawat di ruang tahanan
sementara biasanya adalah bagian ddari petugas ruang operasi dan
mengenakan pakaian, topi, dan alas kaki khusus ruang operasi sesuai
dengan kebijakn pengontrolan infeksi rumah sakit.
Di dalam ruang tahanan sementara, perawat, perawat anastesi atau
ahli anstesi memasang keteter infus ke tangan klien untuk memberikan
prosedur rutin penggantian cairan dan obat-obatan melalui intravena.
Perawat juga memasang manset tekanan darah. Akibat pengaruh obat-
obatan preoperatif, klien mulai merasa pusing. Karena suhu ruang tahanan
sementara dan ruang operasi biasanya dingin maka klien harus diberikan
selimut tambahan.
2. Kedatangan Klien ke Ruang Operasi
Perawat memindahkan klien ke ruang operasi dengan
menggunakan brankar. Klien biasanya masih sadar. Setelah klien berada si
atas meja operasi, perawat mengencangkan tali pengaman di sekitar klien.
Perawat ruang operasi memeriksa identifikasi kardeks klien,
melihat kembali lembar persetujuan tindakan, riwayat kesehatan, hasil
pemeriksaan fisik, dan berbagai hasil pemeriksaan, pastikan bahwa alat
protese dan barang berharga telah dilepas, dan memeriksa kembali rencana
perawatan preoperatif yang berhubungan dengan rencan perawatan
intraoperatif. Perawat mungkin akan memasang peralatan monitor sebelum
pembedahan dilaksanakan.
3. Pemberian Anastesi

15
Klien yang menjalani pembedahan akan menerima anastesi dengan salah
satu dari tiga cara sebagai berikut : umum, regional, atau lokal.
a. Anestesi Umum
Klien yang mendapat anestesi umum akan kehilangan seluruh sensasi
dan kesadarannya. Klien juga mengalami amnesia tentang seluruh
proses yang terjadi selama pembedahan. Pembedahan yang
menggunakan anestesi umum melibatkan prosedur mayor, yang
membutuhkan manipulasi jaringan yang luas.
b. Anestesi Regional
Induksi anestesi regional menyebabkan hilangnya sensasi pada daerah
tubuh tertentu. Selama pembedahan berlangsung klien akan tetap sadar
kecuali jika dokter memprogramkan pemberian tranquilizer yang dapat
menyebabkan klien tidur.
c. Anestesi Lokal
Anestesi lokal menyebabkan hilangnya sensasi pada tempat yang
diinginkan. Biasanya dugunakan dalam prosedur minor pada tempat
bedah sehari.

4. Pengaturan Posisi Klien Selama Pembedahan


Selama anastesi umum, tenaga keperawatan dan dokter bedah
seringkali tidak mengatur posisi klien sampai klien mencapai tahap
relaksasi yang lengkap. Idealnya, posisi klien diatur agar dokter bedah
mudah mencapai tempat pembedahan dan fungsi sirkulasi serta pernafasan
adekuat. Posisi tidak boleh mengganggu struktur neuromuskular. Tim
harus mencatat usia, berat badan, tinggi badan status nutrisi, keterbatasan
fisik, dan kondisi yang ada sebelum pembedahan serta
mendokumentasikannya untuk mengingatkan petugas yang akan merawat
klien setelah operasi (Walsh, 1993).

5. Peran Perawat Selama Pembedahan

16
Perawat melakukan satu dari dua peran selama pembedahan
berlangsung, yaitu sebagai perawat instrumen atau perawat sirkulator.
- Perawat instrumentator (scrub nurse)
memberikan instrumen dan bahan-bahan yang dibutuhkan oleh
dokter bedah selama pembedahan berlangsung dengan menggunakan
teknik aseptik pembedahan yang ketat dan terbiasa dengan instrumen
pembedahan. Peran ini membutuhkan pengetahuan dan keterampilan
untuk mengantisipasi instrumen apa yang dibutuhkan oleh dokter
bedah dan memberikannya secara cepat dan lancar.
- Perawat sirkulator
adalah asisten perawat instrumentator dan dokter bedah. Saat
klien pertama kali masuk ke dalam ruang aoperasi, perawt sirkulator
membantu mengatur posisi klien dan menyediakan alat dan duk bedah
yang dibutuhkan dalam pembedahan. Selama pembedahan
berlangsung, perawat sirkulator menyediakan bahan-bahan yang
dibutuhkan perawat instrumentator, membuang alat dan spon kasa yag
telah kotor serta tetap menghitung instrumen, jarum dan spons kasa
yang telah digunakan.
Pada setiap akhir prosedur pembedahan, perawat
instrumentator dan sirkulator menghitung jumlah instrumen, jarum,
dan spon kasa yang telah digunakan. Prosedur ini mencegah
tertinggalnya bahan-bahan tersebut di dalam luka bedah klien.
Memantau bahan-bahan tersebut secara hati-hati penting bagi
keselamatan klien.

6. Dokumentasi Perawatan Intraoperatif


Selama fase intraoperatif, petugas keperawatan melanjutkan
rencana asuhan keperawatan preoperatif. Misalnya asaeptik yang ketat
harus dilakukan untuk meminimalkan resiko infeksi luka bedah. Selama
prosedur pembedahan berlangsung, perawat menjaga agar pencatatan
aktivitas perawatan klien dan prosedur yang dilakukan oleh petugas ruang

17
operasi tetap akurat. Dokumentasi perawatan intraoperatif memberi data
yang bermanfaat bagi perawat yang akan merawat klien setelah
pembedahan.

18

Anda mungkin juga menyukai