Anda di halaman 1dari 3

RIZQY EKO SAPUTRA

1922100020
AKUNTANSI RMK BLK

SEWA GUNA USAHA


(LEASING)
A. Pengertian Sewa Guna Usaha
Perusahaan sewa guna usaha di Indonesia dikenal dengan nama leasing. menurut Keputusan
Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991, sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan barang modal baik secara guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna
usaha tanpa hak opsi (operating lease), untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran secara berkala. Selanjutnya yang dimaksud dengan finance lease adalah kegiatan
sewa guna usaha dimana lessee pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa
guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati. Sebaliknya operating lease tidak mempunyai hak opsi
untuk membeli objek sewa guna usaha.
B. Kegiatan Mengenai Leasing
Kegiatan leasing secara resmi diperbolehkan beroperasi di indonesia setelah keluar Surat
Keputusan bersama antara Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan Nomor.
Kep.122/MK//IV/1974, Nomor 32/M/SK/2/74 dan Nomor 30/Kbp/I/74 tentang perizinan Usaha Leasing
di Indonesia.
Wewenang untuk memberikan usaha leasing dikeluarkan oleh Menteri Keuangan berdasarkan
Surat Keputusan Nomor 649/MK/IV/5/1974. Perkembangan selanjutnya dengan keluarnya Kebijakan
Derugulasi 20 Desember 1988 (Pakdes 20 1988) yang isinya mengatur  tentang usaha leasing di
Indonesia. Kemudian dalam Keppres Nomor 61 Tahun 1998 dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
1251/KMK.013/1998 diperkanalkan adanya istilah pembiayaan.
Lembaga pembiayaan tersebut meliputi:
 Sewa guna usaha (leasing)
 Modal ventura (venture capital)
 Anjak piutang (factoring)
 Pembiayaan konsumen (consumer finance) dan
 Kartu kredit (credit card)
C. Pihak Pihak Yang Terlibat
1. Lessor
Merupakan perusahaan leasing yang membiayai keinginan para nasabahnya untuk memperoleh
barang modal
2. Lessee
Adalah nasabah yang mengajukan permohonan leasing kepada lessor untuk memperoleh barang
modal  yang di inginkan
3. Supplier
Yaitu pedagang yang menyediakan barang yang akan di leasing sesuai perjanjian antara leassor
dengan lessee dalam hal ini  suplier juga dapat bertindak sebagai lessor.
4. Asuransi
Merupakan pihak yang akan menanggung resiko terhadap perjanjian antara leassor dengan leasse.
D. Kegiatan Leasing
Dalam surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1169/KMK. 01/1991 Tanggal 21 November 1991,
kegiatan leasing dapat dilakukan dengan dua acara, yaitu:
1. Melakukan sewa guna usaha dengan hak opsi bagi lessee (finance lease)
2. Melakukan sewa guna usaha dengan tanpa hak opsi bagi lesee (operating lease)
Kemudian didalam praktiknya transaksi finance leasing dibagi lagi kedalam bentuk-bentuk sebagai
berikut :
1. Direct finance lease
Transaksi ini dikenal juga dengan nama true lease. Dimana dalam transaksi ini pihak lessor
memberli barang modal atas permintaan lessee dan sekaligus menyewagunakan barang tersebut
kepada lessee.
2. Sales dan lease back
Proses ini dilakukan dimana pihak lesse menjual barang modalnya kepada lessor untuk dilakukan
kontrak sewa guna usaha atas barang tersebut, antara lesse dengan lessor. Model ini biasanya
digunakan untuk menambah modal kerja pihak lessee.
Sedangkan dalam operating lease dimana pihak lessor sengaja membeli barang modal untuk kemudian
dilease kan kepada pihak lessee.
E. Jenis-Jenis Perusahaan Leasing
1. Independent leasing
Merupakan perusahaan leasing yang berdiri sendiri dapat sekaligus sebagai supplier atau membeli
barang-barang modal dari supplier lain untuk dileasekan.
2. Captive lessor
Dalam perusahaan leasing jenis ini, produsen atau supplier mendirikan perusahaan leasing dan
yang mereka leasekan adalah barang-barang milik mereka sendiri.
3. Lease broker
Perusahaan jenis ini kerjanya hanyalah mempertemukan keinginan lessee untuk memperoleh
barang modal kepada pihak lessor untuk dileasekan.
F. Perjanjian Leasing
Perjanjian yang dibuat antara lessor dengan lessee disebut “lease agreement”, dimana didalam
perjanjian tersebut memuat kontrak kerja bersyarat antara kedua belah pihak, lessor dan lessee.
G. Biaya-biaya yang Dikeluarkan
Adapun biaya-biaya yang dibebankan kepada lessee biasanya terdiri dari:
1. Biaya administrasi yang besarnya dihitung per tahun
2. Biaya materai untuk perjanjian
3. Biaya bunga terhadap barang yang dileasekan
4. Premi asuransi yang disetor kepada pihak asuransi
Di antara biaya-biaya di atas, perolehan biaya bunga merupakan yang terbesar sehingga keuntungan yang
diperoleh pun terbesar dari bunga yang dibebankan kepada para lessee tersebut.
H. Prosedur Permohonan Leasing
Prosedur permohonan fasilitas leasing oleh lessee kepada lessor secara umum sebagai berikut:
1. Pihak lessee mengajukan permohonan untuk memperoleh fasilitas suatu barang modal baik secara
lisan maupun tertulis.
2. Pihak lessor akan meneloto maksud dan tujuan permohonan lessee
3. Jika dokumen yang dibutuhkan sudah lengkap, maka memberikan informasi tentang persyaratan
dalam perjanjian kontarak antara lessee dengan lessor, termasuk hak dan kewajibannya masing-
masing
4. Pihak lessor akan mengadakan penelitian dan analisa terhadap informasi dan data yang diberikan
lessee
5. Penelitian dilakukan untuk mengukur kemampuan nasabah membayar dan kemampuan untuk
membayar dengan disertai kebenaran informasi dan data yang ada di lapangan.
I. Sangsi-sangsi
Sangsi-sangsi yang diberikan pihak lessor kepada pihak lessee apabila lessee ingkar janji/tidak
memenuhi kewajibannya kepada pihak lessor sesuai perjanjian yang telah disepakati adalah sebagai
berikut:
1. Berupa teguran lisan supaya segera melunasi
2. Jika teguran lisan tidak digubris, maka akan diberikan teguran tertulis
3. Dikenakan denda sesuai perjanjian
4. Penyitaan baran yang dipegang oleh lessee

Anda mungkin juga menyukai