Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ILMU FIQH (PENGERTIAN, MACAM-MACAM,


DISKURSUS TENTANG FIQIH)
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqih Ijarah
Dosen Pengampu :
Dr. Imam Sucipto, M.Ag

Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
1. Fauziah Putri Ismulyana (20462048)
2. Mulyati (20462022)
3. Neng Sri Nur Apriani (30462023)
4. Shakira Rakti Maharani (20462034)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SYARI’AH INDONESIA


PURWAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
Rahmat dan Hidayah-Nya semata, kami dapat menyelesaikan Makalah dengan judul: ”Ilmu Fiqih
(Pengertian, Macam-Macam, Diskursus Tentang Fiqh”. Salawat dan salam semoga tetap tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat-sahabat dan pengikut-
pengikutnya sampai hari penghabisan.
Atas bimbingan kekompakan kelompok 1 dan saran dari teman-teman maka disusunlah
Makalah ini, semoga dengan tersusunnya Makalah ini dapat berguna bagi kami semua dalam
memenuhi tugas dari mata kuliah Fiqih Ijarah dan semoga segala yang tertuang dalam Makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi para pembaca dalam rangka membangun khasanah
keilmuan. Makalah ini disajikan khusus dengan tujuan untuk memberi arahan dan tuntunan agar
yang membaca bisa menciptakan hal-hal yang lebih bermakna.
Ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada:
1. Dosen Pembimbing mata kuliah Fiqih Ijarah, Dr. Imam Sucipto, M.Ag
2. Semua pihak yang telah membantu demi terbentuknya Makalah.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dan belum sempurna. Untuk itu kami berharap akan kritik dan saran yang bersifat membangun
kepada para pembaca guna perbaikan langkah-langkah selanjutnya.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua, karena kesempurnaan hanya milik
Allah SWT semata.

Purwakarta, 2 Oktober 2021


Penulis,

2|Page
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................................................1

Kata Pengantar ................................................................................................................................2

Daftar Isi .........................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................4

A. Latar Belakang ...........................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah ......................................................................................................................4

C. Tujuan Penulisan .........................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................6

A. Pengertian Fiqih .........................................................................................................................6

B. Macam-Macam Fiqih ..................................................................................................................7

C. Manfaat Mempelajari Ilmu Fiqih ...............................................................................................9

D. Dasar-Dasar Ilmu Fiqih ..............................................................................................................9

E. Konsep Dasar Ilmu Fiqih ..........................................................................................................10

F. Ciri Khas Ilmu Fiqih .................................................................................................................11

G. Perbedaan Syariat , Fiqih, & Hukum Islam .............................................................................12

H. Hukum Mmempelajari Ilmu Fiqih ...........................................................................................13

BAB III PENUTUP ......................................................................................................................14

A. Kesimpulan ..............................................................................................................................14

B. Saran .........................................................................................................................................14

Daftar Pustaka ...............................................................................................................................15

3|Page
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fiqih Islam merupakan salah satu bidang studi Islam yang paling terkenal atau dikenal oleh
masyarakat. Ini terjadi karena fiqih terkait langsung dengan kehidupan masyarakat, dan itu
terjadi dari sejak lahir sampai dengana meninggal dunia, manusia itu selalu berhubungan
dengan Fiqih.
Karena sifat dan fungsinya yang demikian itu maka fiqih dikategorikan sebagai ilmu al-
hal. Ilmu al-hal yaitu Ilmu yang berkaitan dengan tingkah laku kehidupan manusia, dan juga
termasuk ilmu yang wajib dipelajari oleh manusia, karena dengan Ilmu itu pula seseorang baru
bisa atau seseorang baru dapat melaksanakan kewajibannya mengabdi kepada Allah SWT
melalui ibadah seperti dalam melaksanakan sholat, puasa, zakat, haji, dan lain sebagainya.
Fiqih selalu menyertai seorang muslim dalam kehidupan sehari-hari mulai dari bangun
tidur hingga tidur kembali dan selalu menyertai semua kegiatan seorang muslim. Jadi fiqih
mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam islam terutama dalam mengarahkan apa
dan bagaimana seorang muslim bertindak dan melakukan kegiatannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Secara sederhana, fiqih bisa dipahami sebagai hasil dari pemikiran manusia tentang sesuatu
hal yang bersumber dari al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad SAW. Dari pengertian diatas,
dapat dipahami bahwa fiqih merupakan penjabaran yang lebih rinci dari tentang syari’at untuk
memudahkan dalam mengamalkan syari;at. Adapun ruang lingkup yang dikaji fiqih meliputi
hubungan manusia dengan Allah SWT yang biasa disebut dengan ibadah dan hubungan
manusia ddengan sesamanya atau yang biasa disebut dengan mu’amalah.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah digunakan untukk membatai pembahasan materi yang dibahas dalam
pembuatan makalah ini. Adapun yang dipakai penulis dalam penyusunan makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan ilmu fiqih?

4|Page
2. Apa manfaat mempelajari ilmu fiqih?
3. Apa saja konsep dasar dan ciri khas dalam ilmu fiqih?
4. Apa saja macam-macam fiqih?
5. Apa saja perbedaan mengenai ilmu fiqih, syari’at dan hukum islam?

C. Tujuan Masalah

Ada beberapa tujuan dalam penulisan makalah ini , yaitu :


1. Untuk mengetahui apa itu ilmu fiqih
2. Mempelajari apa mamfaat dari ilmu fiqih
3. Untuk mengetahui kosep dasar dan ciri khas ilmu fiqh
4. Memahami macam-macam fiqih
5. Mengetahui perbedaan mengenai ilmu fiqih, syari’at dan hukum Islam

5|Page
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Fiqih

Kata Fiqih dalam al-Qur’an disebut sebanyak 20 kali dalam bentuk kata kerja (fi’il) dan
berbagai derefiasinya[1]. Fiqih menurut bahasa artinya pengetahuan dan pemahaman yang
mendalam ( ‫[) تفهم‬2], sebagaimana firman Allah SWT dan sabda Nabi Muhammad saw, yaitu:
1. Al-qur’an : surat al-taubah : 122

‫فلو ال نفر من كل فرقة منهم طائفة ليتفقهوا في الد‬

“Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk
memperdalam pengetahuan mereka tentang agama.”
2. Al-hadits, HR. Bukhori sebagai berikut

‫من يرد الله خيرا يفقهه في الدين‬

“Jika Allah menginginkan suatu kebaikan bagi seseorang , dia akan memberikan suatu
pemahaman keagamaan (yang mendalam) kepadanya.”
Sedangkan pengertian fiqh menurut istilah adalah sebagaimana yang elah dikemukakan
oleh para fuqoha’ ialah:
1. Abdul Wahab Kholaf

‫الفقه هو العلم باالحكام الشرعية العملية المكتسب من ادلتها التفصلية‬

“Fiqh ialah ilmu tentang hukum syara’ yang bersifat praktis (amaliyah) yang diperoleh
melalui dalil-dalilnya yang terperinci.”[3]
Disebut ilmu karena fiqih merupakan garapan manusia dengan mempergunakan metode
metode tertentu,seperti qiyas lain-lain. disebut praktis karenakarena fiqih berisi pedoman bagi
kaum muslimin dalam melakukan segala aktifitas ibadah maupun mu’amalah. dengan
demikian, hukum-hukum aqidah dan akhlak tidak termasuk fiqih karena fiqih adalah hukum-

6|Page
hukum syara’ yang diambil dari proses istinbathdan nadzar(analisis) dari sumber-sumber
primernya berupa al-Qur’an dan hadits. Dan sumber-sumber ini bersifat tafsili(terperinci).
Dewasa ini, terminologi fiqih juga tidak lagi dimaksudkan sebagai seperangkat imu tentang
hukum, melainkan hukum-hukum fiqhiyyah itu sendiri disebut fiqih. dengan ungkapan lain,
fiqih adalah produk hukum yang dihasilkanulama berdasarkan pemahaman mereka terhadap
suatu nash. Atau dalam terminologi Manna al-Qathathan, fiqih adalah

‫الفقه هو العلم مجموعة االحكام الشرعية العملية المكتسب من ادلتها التفصلية‬

“Fiqh ialah ilmu tentang himpunan hukum syara’ yang bersifat praktis (amaliyah) yang
diperoleh melalui dalil-dalilnya yang terperinci.”[4]
2. Ahmad Bin Muhammad Dimyati
Beliau mengemukakan pengertian fiqih sebagai:

‫العلم باالحكام الشرعية التي طريقها االجتهاط‬

“Ilmu tentang hukum-hukum syara’ dengan menggunakan jalan ijtihad[5]


Dari definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa ilmu fiqih adalah ilmu yang berbicara
tentang hukum-hukum syar’i amali yang diambil dari dalil-dalil yang tafsili yang terdapat
dalam al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad SAW.
Para ulama sependapat bahwa setiap perkataan dan perbuatan manuasia, baik yang
menyangkut hubungan manusia dengan tuhannya, ataupun yang menyangkut dengan
sesamanya, semuanya telah diatur oleh syara’. Maka berdasarkan petunjuk itu para mujtahid
menetapkan hukumnya. Semua ketentuan-ketentuan hukum baik yang ditetapkan melalui nash
atau ijtihad para mujtahid pada bidang yang tidak ada nashnya, dinamakan fiqih.

B. Macam- Macam Fiqih

Fiqih juga memiliki beberapa bagian atau macam, berikut ini adalah macam-macam fiqih:
1. Ibadah
Ibadah merupakan salah satu macam-macam fiqih, yang mana dilakukan oleh setiap
umat muslim. Ibadah sendiri memiliki pengertian sebagai salah satu pengabdian dan juga

7|Page
penyembahan yang dilakukan oleh seorang muslim yang ditujukan kepada Allah SWT.
Ibadah juga di lakukan dengan cara merendahkan diri, dan juga diiringi dengan niat yang
ikhlas.
Tentunya hal ini di lakukan dengan berbagai cara, yang sebelumnya telah ditentukan
oleh agama.
2. Muamalat
Muamalat adalah sebuah peraturan agama, yang mana merupakan salah satu macam-
macam fiqih dan dimaksudkan untuk menjaga hak yang dimiliki manusia. Hal ini terjadi
dalam urusan tukar menukar barang atau bahkan sesuatu hal lainnya yang dapat
memberikan manfaat, dengan cara yang di tentukan oleh agama. Muamalat sendiri juga
tidak memiliki paksaan apapun.
Muamalat di lakukan, agar tidak adanya paksaan, penipuan atau bahkan pemalsuan
yang mana akan merugikan masyarakat bahkan pendzoliman yang mana memiliki kaitan
dengan harta, dan juga hidup banyak masyarakat.
3. Munakahat
Munakahat adalah salah satu undang-undang perkawinan, atau sebuah akan ada yang
mana dapat menghalalkan sebuah pergaulan antara laki-laki dan juga perempuan yang
mana bukan mahramnya. Tentunya hal ini juga di lakukan, untuk dapat mendapatkan
kebahagiaan antara rumah tangga dan juga untuk menyelesaikan pertikaian yang akan
mungkin terjadi.
Hal ini juga dilakukan untuk dapat memberikan kebahagiaan, untuk rumah tangga.
Memang pada dasarnya sebuah pernikahan telah diperintahkan oleh agama, agar dapat
sesuai dengan syariat agama.
4. Jinayat
Jinayat adalah macam-macam fiqih lainnya, yang mana merupakan salah satu
perbuatan yang dilarang oleh agama. Hal ini tentunya dapat menimbulkan hukuman dan
dilakukan untuk dapat menjaga harta, jiwa, dan juga hak-hak yang dimiliki oleh manusia
sendiri. Tentunya hal ini cukup penting, agar dapat menjaga umat manusia, selalu dalam
jalan yang benar.

8|Page
C. Manfaat Mempelajari Ilmu Fiqih

Ilmu fiqih, sebagai suatu keilmuan memiliki banyak manfaat dan diantara manfaat
mempelajari ilmu fiqih adalah sebagai berikut:
1. Sebagai benteng bagi umat Islam agar tidak lemah dan runtuh karena hilangnya ilmu
syari’at
2. Menjadikan manusia yang tafaqquh fidin
3. Agar manusia memiliki pengetahuan mengenai hukum syara yang mempunyai dua fungsi,
yaitu melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangannya.
4. merupakan perwujudan dari kehendak Allah yang mengatur seluruh aspek kehidupan
manusia.
5. mewujudkan insan yang berlandaskan islam dan memahami syari’at.[6]

D. Dasar-Dasar Ilmu Fiqih

Perkataan dasar yang dipergunakan untuk penulisan ini bukanlah dasar dalam pengertian
benda (seperti dasar kain untuk baju misalkan). Akan tetapi dasar ialah bahan-bahan yang
dipergunakan oleh fikiran manusia untuk membuat hukum fiqih dan yang menjadi dasarnya
ialah:
1. Al-Quran
Al-Qur’an yaitu kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dan
dibacakan secara mutawatir, diturunkan untuk digunakan menjadi petunjukhidup bagis
seluruh manusia, AlQuran merupakan mukjizat bagi bagi Nabi sampai akhir zaman.
AlQuran terdiri dari 30 juz, 114 surat dan 6.666 ayat.
2. Hadits
Hadits yaitu ucapan atau perbuatan Nabi dan ucapan atau perbuatan Nabi itu untuk
menjelaskan AlQuran kepada umat Islam. Menurut istilah, perkataan Nabi, perbuatannya
dan taqririyah (yakni ucapan dan perbuatan sahabat beliau dan dibenarkan oleh Nabi).
Hadis Nabi yang dimaksud yaitu berupa sunah qauliyah, sunah fi’liyah, dan sunah
taqririyah.

9|Page
3. Qiyas
Qiyas yaitu dipergunakan untuk menetapkan hokum suatu masalah, dan jika tidak ada atau
tidak terdapat dalam AlQuran dan Hadis dapat digunakan atau dapat menggunakan Qiyas.
Qiyas dibagi menjadi dua pokok, yaitu, yang pertama maqis’alaih, yaitu tempat meng-
qiyas-kan, yang kedua, yaitu maqis, yaitu yang di-qiyas-kan. Qiyas adalah perbandingan,
yaitu maksudnya membandingkan sesuatu kepada yang lain dengan persamaan umatnya.
4. Ijma’
Ijma artinya yaitu cita-cita, rencana, dan kesepakatan. Proses penyusunan hokum Islam
yang diterapkan, secara tegas menyebutkan bagaimana pengertian hokum dan kompilasi.
Ijma’ adalah bahan-bahan yang dimaksud dan diangkat dari berbagai kitab yang biasa
dipergunakan sebagai sumber pengambilan dalam menetapkan suatu hokum yang
dilakukan oleh para hakim, maka dapat dikemukakan bahwa yang diartikan sebagai
kompilasi hokum Islam.[7]

E. Konsep Dasar Ilmu Fiqih

Pada pokoknya yang menjadi objek pembahasan ilmu fiqih adalah perbuatan mukalaf
dilihat dari sudut hukum syara’.perbuatan tersebut dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok
besar, yaitu:
1. Ibadah
Bagian ibadah mencakup segala persoalan yang pada pokokny aberkaitan dengan urusan
akhirat. Artinya segala perbuatan yang dilakukan dengan maksud mendekatkan diri
kepada Allah SWT seperti shalat, zakat, puasa, haji, dan lain sebagainya.
2. Mu’amalah
Bagian mu’amalah yang mencakup hal-hal yang berhubungan dengan harta seperti, seperti
jual-beli, sewa-menyewa, pinjam-meminjam, amanah, dan harta peninggalan. pada bagian
ini juga dimasukan persoalan munakahah dan siyasah
3. ‘Uqubah
Bagian ‘uqubah yang mencakup segala persoalan yang berkaitan dengan tindak pidana
seperti pembunuhan, pencurian, perampokan, pemberontakan, dan lain-lain. Bagian ini
juga membicarakan hukuman-hukuman, seperti qisas, had, diyat, dan ta’zir.[8]

10 | P a g e
F. Ciri Khas Ilmu Fiqih

Ilmu fiqih sebagai suatu bidang keilmuan memiliki ciri khas, diantaranya:
1. Al Ahkam (tentang hukum-hukum)
Pengetahuan manusia bermacam-macam. Tidak semua pengetahuan disebut fiqh. Fiqh
adalah pengetahuan manusia khusus mengenai hukum-hukum saja. Adapun pengetahuan
manusia tentang selain hukum tidak disebut fiqh. Pengetahuan tentang hukum-hukum
tersebut sudah ada pada masa Sahabat Nabi SAW dan sahabat-sahabat yang mengetahui
hukum-hukum tersebut disebut Faqih, yaitu orang yang ahli hukum-hukum dan orang
yang hanya membawa atau mempunyai buku fiqh, meskipun banyak dan mampu
membacanya, tidak disebut faqih (ahli fiqh).
2. Asy Syar’iyah (yang diambil dari Syariat)
Di atas telah dijelaskan bahwa hakikat fiqh adalah pengetahuan manusia khusus mengenai
hukum-hukum saja. Seperti kita ketahui sumber hukum yang dikenal dan berlaku dalam
masyarakt manusia bermacam-macam. Fiqh bukan pengetahuan menusia tentang semua
hukum apa saja, tetapi khusus tentang hukum-hukum yang diambil dari syara’ saja.
Dalam pengertian fiqh di atas diungkapkan dengan kata Asy Syar’iyah. Pengertian kata
Asy Syar’iyah tersebut ialah :“Hukum-hukum yang diambil (diperoleh) dari syara’, di
mana Nabi Muhammad yang mulia diutus untuk menyampaikannya.” Al Bannani
menjelaskan maksudnya lebih jelas lagi yaitu :“Hukum-hukum yang diambil dari dalil-
dalil yang ditetapkan Pencipta Syariat.”Pencipta syariat adalah Allah Ta’ala.
3. Al ‘Amaliyah (berkenaan dengan kaifiyyah amal perbuatan)
Kata Al ‘Amaliyah memberikan batasan bahwa fiqh terbatas pada hukum-hukum yang
berkenaan dengan kaifiyyah (cara) amal perbuatan saja. Dengan pembatasan ini, maka
pengetahuan manusia tentang akidah tidak termasuk fiqh, karena akidah bukan kaifiyyah
amal perbuatan. Dari sini jelaslah ruang lingkup fiqh.
Oleh karena itu, sebagaimana dikatakan Bannany “hukum-hukum fiqh itu berkenaan
dengan kaifiyyah (cara pelaksanaan) amal perbuatan adalah kebanyakannya (pada
umumnya) saja.”, bukan mutlak semua hukum dalam fiqh seperti itu.
Ada ulama, seperti Al Amidi, mengganti kata Al ‘Amaliyah (amal perbuatan) dalam
pengertian fiqh ini dengan kata Al Far’iyah (cabang). Tujuan Al Amidi ialah untuk

11 | P a g e
membedakan fiqih dari pengetahuan tentang dalil-dalil fiqih. Misalnya asas bahwa dalil-
dalil adalah hujjah (menjadi pegangan dalam menetapkan hukum). Dalil ialah seperti Al
Quran, Sunnah dan lain-lain. Pengetahuan tentang asas tersebut termasuk hukum-hukum
pokok (primer), bukan bidang fiqh, karena fiqh membahas hukum-hukum yang bukan
pokok (primer). Sebab itu pantas disebut dengan cabang (sekunder).
4. Al Muktasib Min Adillatiha At Tafshiliyyat
Ciri ini mengandung informasi tentang bagaimana lahirnya fiqh. Kalimat ini
mengungkapkan hakikat bahwa pengetahuan tentang hukum-hukum amal perbuatan
mukallaf (orang yang diwajibkan melaksanakan hukum) tersebut tidak ditetapkan
berdasarkan keinginan ahli fiqih, tetapi berdasarkan dalil-dalil (dasar-dasar) hukum. Jelas
dari pengertian fiqih di atas bahwa fiqih mempunyai sumber yang lebih dikenal dengan
istilah dalil.[9]

G. Perbedaan Syari’at dan Fiqih dan Hukum Islam

Dari paparan diatas, dapat diketahui perbedaan antara syari’at, fiqih, dasn hukum islam,
diantaranya:
1. Syariat adalah :
a. wahyu Allah dan sabda Rasulullah, merupakan dasar-dasar hukum yang ditetapkan
Allah melalui Rasul-Nya, yang wajib diikuti oleh orang islam.
b. Objeknya meliputi bukan saja batin manusia akan tetapi juga lahiriah manusia dengan
Tuhannya (ibadah).
c. Sumber Pokoknya ialah berasal dari wahyu ilahi dan atau kesimpulan-kesimpulan
yang diambil dari wahyu.
d. Sanksinya adalah pembalasan Tuhan di Yaumul Mahsyar, tapi kadang-kadang tidak
terasa oleh manusia di dunia ada hukuman yang tidak langsung.

2. Fiqh artinya:
a. Faham dan berusaha memahami hukum-hukum yang terdapat di dalam al-Qur’an dan
Sunnah nabi Muhammad untuk diterapkan pada perbuatan manusia yang telah
dewasa yang sehat akalnya

12 | P a g e
b. Objeknya peraturan manusia yaitu hubungan lahir antara manusia dengan manusia,
manusia dengan makhluk lain.
c. Berasal dari hasil pemikiran manusia tetapi tetap berpegang teguh pada al-Qur’an,
hadits, ijma’ dan qiyas.
3. Hukum Islam
a. Hukum Islam berdasarkan pertimbangan akal manusia dan didasarkan pada wahyu
Allah.
b. Cakupan hukum Islam sangat luas
c. Hukum Islam didasarkan untuk tujuan menciptakan kemaslahatan dunia dan akhirat
d. Hukum Islam erat kaitannya dengan akhlak
e. Hukum Islam menyeimbangkan kebutuhan individu, masyarakat, agama, dan
negara.[15]

H. Hukum Mempelajari Ilmu Fiqih

Hukum mempelajari Ilmu Fiqih tebagi kepada dua bagian:


1. Ilmu fiqih yang wajib dipoelajari oleh seluruh umat islam yang mukallaf, seperti
mempelajari masalah shalat, puasa, dan lain-lain
2. Ilmu fiqih yang wajib dipelajari oleh sebagian orang yang ada dalam kelompok meraka,
seperti mengetahui masalah ruju,, syarat-syarat menjadi qadhi atau wali hakim, dan lain-
lain.

13 | P a g e
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Ilmu fiqih adalah ilmu yang berbicara tentang hukum-hukum syar’i amali yang diambil
dari dalil-dalil yang tafsili yang terdapat dalam al-Qur’an, hadits, ijma dan qiyas.
Pada pokoknya yang menjadi objek pembahasan ilmu fiqih adalah perbuatan mukalaf dilihat
dari sudut hukum syara’ yang terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu ibadah, mu’amalah,
dan ‘uqubah.
Ilmu fiqih sebagai suatu bidang keilmuan memiliki ciri khas, diantaranya: Al Ahkam
(tentang hukum-hukum), Asy Syar’iyah (yang diambil dari Syariat), Al ‘Amaliyah (berkenaan
dengan amal perbuatan), Al Muktasib Min Adillatiha At Tafshiliyyat (diperoleh dari dalil-dalil
yang terperinci bagi hukum-hukum tersebut).
Antara fiqh, syariat, dan hukum islam ada satu persamaan yang mengaitkan antara
ketiganya. Fiqh adalah aturan yang baru diterapkan pada zaman nabi Muhammad. Syariat
adalah aturan Allah yang telah diterapkan sejak nabi terdahulu Adam, As. Hingga sekarang
dan berlaku sangat umum. Sedangkan Hukum lebih ditekankan kepada analisis suatu peristiwa
pada dasar hukum al-Qur’an dan as-Sunnah

B. Saran

Demikian makalah ini kami buat. Kami yakin makalah ini masih banyak kekurangan baik
dari segi isi maupun penulisan. Untuk itu, lami meminta kritik dan saran dari berbagai pihak.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi kami selaku penulis dan
umumnya bagi pembaca semua. Terima kasih.

14 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Syahrul. Ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh. 2010. Bogor : Ghalia Indonesia.
Hasan, Rosyad Khalil. Tarikh Tasyri’. 2009. Jakarta: Amzah.
Zuhri, Saifudin. Ushul Fiqih. 2011. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Nata, Abuddin. Masail Fiqhiyyah. 2006. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Koto, Alauddin. Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih. 2004. Jakarta : Fajar Interpratama Offset.
Timur Jaelani, Dkk. Ilmu Fiqih. 1982. Yogyakarta. : Rajagrafindo Persada.
Shidiq, Sapiudin. Ushul Fiqih. 2014. Jakarta : Kencana Prenadamedia group.
Ramulyo, Mohd Idris. Asas-Asas Hukum Islam. 1995. Jakarta : Sinar Grafika
Sofyan. Fiqih Alternatif. 2013. Yogyakarta : Mitra Pustaka
Zaidan, Abdul Karim. Pengantar Studi Syari’ah. 2008. Jakarta : Robbani Press
Hakim, Abdul Hamid. As-Sulam. 1998. Jakarta : Maktabah sa’diyah Putra.
Sutrisno. Nalar Fiqih Gus Mus. 2010. Yogyakarta : Mitra Pustaka.

[1] Sutrisno. Nalar Fiqih Gus Mus. 2010. Yogyakarta : Mitra Pustaka.
[2] Abu al-Husain Ahmad ibnu Faris ibn Zakariya, Mu’jam maqayis al-lughah, (beirut: Dar Ihya
al-turats al-‘Arabi, 2001 M/1422H), hlm. 442.
[3] Muhammad Abu Zahrah, Ushul al-Fiqh, (Mesir: Dar al-Fikr Al-‘Arabi,t,th.), h. 56; Saifuddin
al-Amidi, Al-Ahkam fi Ushul al-Ahkam, jilid 1, (Kairo:Muassal al-Halabi, 1976), hlm. 8.
[4] Manna al-Qaththan, Tarikh al-Tasyri’al-Islami:Al-Tasyri’wa al-Fiqh(Riyadh: Maktabah al-
Ma’arif, 1422H),hlm. 183.
[5] Abdul Hamid Hakim, As-Sulam:Ushul Fiqih(Jakarta: Maktabah sa’diyah Putra, 1998),hlm. 5
[6] Zaidan, Abdul Karim. Pengantar Studi Syari’ah.(Jakarta : Robbani Press,2008) hlm.44-48
[7] Koto, Alauddin. Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih. (Jakarta : Fajar Interpratama Offset, 2004)) hlm.
59-84
[8]Sofyan. Fiqih Alternatif. (Yogyakarta : Mitra Pustaka,2013) hlm. 8-10.
[9] Ramulyo, Mohd Idris. Asas-Asas Hukum Islam.( Jakarta : Sinar Grafika, 1995). hlm. 17-20

15 | P a g e
[10] Ramulyo.Mohd.Idris, Asas-Asas Hukum Islam (Karya Unipress perancang kulit samanhudi,
1995), hal. 11
[11] ibid, lihat hlm. 15-16
[12] ibid, lihat hlm. 16
[13] Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001, hal. 410
[14] Muhammad Daud Ali, 1996: 38
[15] Anwar, Syahrul. Ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh (Bogor : Ghalia Indonesia, 2010). hlm. 23-25.
[16] H. Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam (Hukum Fiqih Lengkap), (Bandung, Sinar Baru, 1982), hal.
419

16 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai