Anda di halaman 1dari 12

1

BAB I

PENDAHULUAN

Dunia dewasa ini menghadapi globalisme yang tercermin pada ungkapan bahwa dunia
kini sudah merupakan suatu “desa global” (global village). Hal ini ditandai dengan kemajuan
dalam berbagai faktor seperti : politik, ekonomi, revolusi transportasi dan revolusi komunikasi.
Pada masa kini, ilmu pengetahuan berkembang dengan sangat pesat. Teknologi sebagai produk
ilmu pengetahuan menampakkan diri dalam berbagai bentuk dan aplikasinya. Salah satu
diantaranya yang sangat menonjol adalah teknologi informasi dengan komputer sebagai
instrumen utamanya. Selanjutnya diuraikan perkembangan setiap faktor tersebut secara
singkat di bawah ini.

A. Faktor Politik Dalam Era Glabalisasi


Peta politik dunia telah berubah secara signifikan, sejak berakhirnya perang dingin
antara negara-negara adikuasa, dimana telah terjadi polarisasi politik. Polarisasi politik yang
dimaksud adalah negara-negara yang bergabung dalam Blok Barat dan negara-negara yang
tergabung dalam Blok Timur serta negara-negara dunia ketiga.
Negara-negara Blok Barat dipelopori oleh Amerika Serikat. Negara-negara ini menganut
paham kapitalisme di bidang ekonomi dalam berbagai bentuknya dan sekaligus mengaku
menjadi pembela dan pengembang demokrasi dan hak-hak asasi manusia. Negara-negara Blok
Timur pada umumnya merupakan negara-negara komunis yang pada waktu itu dipimpin oleh
Uni Soviet. Blok ini menganut pahan liberalisme. Sementara negara-negara diluar dari kedua
bilak tersebut disebut negara dunia ketiga atau negara-negara miskin atau negara-negara
sedang berkembang.
Negara-negara Blok Barat dan Blok Timur sama menunjukkan keinginannya, kemauan
dan bahkan tekad untuk memperluas hegemoninya yang dilakukan baik secara terbuka maupun
secara klandestin. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan membangun kekuatan militer
yang pada gilirannya mengakibatkan terjadinya perlombaan senjata pemusnah massal (
Weapon of mass destruction) termasuk senjata nuklir maupun senjata biologis. Hasilnya adalah
berakhirnya perang dingin diikuti dengan penghentian perlombaan senjata.
Bersamaan dengan berakhirnya perang dingin tersebut, negara-negara yang berfaham
komunisme mulai prodemokrasi yang berakibat pada runtuhnya pemerintahan diktatorial
komunistis. Faham ini digantikan oleh pemerintahan yang dipilih melalui pemilihan umum.
Bubarnya negara Uni Soviet dan digantikan dengan bentuk lain yang disebut sebagai
Confederation of Free States. Meskipun tidak semua republik yang membentuk Uni Soviet ikut
bergabung karena negara-negara tersebut memproklamirkan kemerdekaannya. Akibatnya
hanya ada satu negara adikuasa di bunia dewasa ini yaitu Amerika Serikat. Gerakan
prodemokrasi juga terjadi di negara-negara yang mempertahankan komunisme sebagai ideologi
negaranya seperti yang terjadi di Republik Rakyat Cina (RRC), sekalipun penguasa acap kali
mencoba menghalanginya dengan menggunakan kekerasan. Proses demokratisasi juga terjadi
di negara-negara yang sedang berkembang yang merdeka setelah perang dunia II berakhir.

MI 2021 Dr.Dra.Ec.Elfreda Aplonia Lau,M.Si


2

Dunia saat ini belum aman, meskipun perang dingin telah usai dan perlombaan senjata
praktis sudah berhenti. Misalnya tidak sedikit negara yang menghadapi gerakan separatisme
yang mengancam eksistensi negara tersebut. Kelompok fundamentalis yang ingin memaksakan
kehendak untuk mendirikan negara berdasarkan agama tertentu.
Demikan halnya, di berbagai negara banyak pimpinannya adalah seorang despot yang
memerintah dengan tangan besi, yang menyebabkan banyaknya pembangkang yamg oleh
despot ingin dimusnahkan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ancaman timbulnya perang
dunia III sangat kecil, namun perang lokal diperkirakan masih akan terjadi di berbagai belahan
bumi ini.
Uraian-uraian tersebut memberikan signal bahwa para praktisi manajemen
internasional mutlak perlu memahami kondisi politik dan perkembangannya pada tingkat
global, regional dan lokal karena pasti berpengaruh pada kegiatan manajerialnya.

B. Faktor Ekonomi Dan Manajemen Internasional


Secara aksiomatis dapat dikatakan bahwa faktor ekonomi merupakan faktor yang paling
dominan berpengaruh dalam menyelenggarakan manajemen internasional. Hal ini disebabkan
dalam bidang ekonomilah manajemen internasional paling banyak bergerak yaitu dalam dunia
bisnis. Interaksi yang terjadi antara para manajer internasional pada tingkat mikro yaitu dalam
suatu perusahaan dan antar perusahaan tingkat nasional, tingkat regional dan global, justru
terjadi di bidang ekonomi. Bahkan faktoe ekonomi merupakan instrumen yang digunakan oleh
masyarakat bangsa untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.

1. Faktor Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat


Berbagai negara menjalin kerja sama demi peningkatan kesejahteraan rakyatnya.
Beberapa dasar pengukuran untuk menilai terjadinya peningkatan kesejahteraan rakyat :
Pertama : kuatnya daya serap pasaran kerja sehingga persentase anggota masyarakat yang
secara ekonomi produktif mempunyai pekerjaan tetap tinggi. Jumlah pengangguran terbuka,
terselubung maupun pengangguran musiman sedikit, walaupun yang diidam-idamkan adalah
full employment.
Kedua : mempunyai pekerjaan tidak cukup

2. Pengentasan Kemiskinan Pada Skala Global


Kemiskinan merupakan gejala yang mendunia, sehingga mengatasinyapun memerlukan
upaya bersama seluruh umat manusia dan pemerintahan di dunia karena tidak ada stupun
negara yang betapa kayanya mampu mengatasi masalah kemiskinan itu sendirian. Pihak- pihak
yang terkait diantaranya :

a. Peranan Perserikatan Bangsa-bangsa


Salah satu bentuk nyata dari upaya global mengentaskan kemiskinan adalah peranan yang
dimainkan oleh PBB. PBB didirikan dengan tujuan secara kolekif berupaya agar planet bumi ini
makin aman untuk dihuni yang diusahan melalui Dewan Keamanan. FAO untuk mengatasi
kemelut akan pangan. ILO untuk mengatasi masalah-masalah perburuhan. WHO untuk
kepentingan kesehatan. UNICEF yang menangani masalah anak-anak. UNESCO untuk
menghandle masalah-masalah pendidikan. ECOSOC (Economic and Social Council). Selanjutnya

MI 2021 Dr.Dra.Ec.Elfreda Aplonia Lau,M.Si


3

pada tahun 1944, delegasi dari 44 negara berkumpul di Bretton Woods, New Hampshire,
Amerika Serikat untuk mendirikan IMF dan Bank Dunia untuk menangani bidang Keuangan
termasuk pemberian pinjaman kepada negara-negara yang membutuhkan.

b. Maraknya Forum Kerja sama ekonomi


\ Maraknya forum kerja sama ekonomi merupakan maraknya kerja sama regional, dan
subregional di bidang ekonomi. Beberapa contoh : APEC ( Asia Pasific Economic
Coorperation). EEC (European Economic Community). NAFTA (North America Free Trade
Agreement). SAPTA (South Asia Preferential Trade Agreement ). GCC ( Cooperation Council for
the arab States of the Gulf). AFTA (Asean Free Trade Agreement). Carribean Community
(Caricom), Andrean Pact dan berbagai forum kerja sama ekonomi lainnya di berbagai kawasan
di Benua Afrika.
Berbagai pertemuan yang diselenggarakan dan dihadiri oleh para kepala negara dan
pemerintahan telah menghasilkan banyak keputusan penting di bidang ekonomi termasuk
perdagangan bebas, eliminasi proteksi, kebijakan fiscal , investasi di negara-negara anggota dan
lainnya. Upaya mengentaskan kemiskinan akan membuahkan hasil yang lebih besar jika
komitmen pada tingkat puncak itu diikuti dengan strategi operasionalisasi pada tingkat
nasional. Fakta menunjukkan bahwa salah satu penyebab sukar terwujudnya operasionalisasi
karena berbagai negara terfokus pada melihat permasalahan dengan menggunakan “
kacamata” kepentingan nasionalnya masing-masing.

c. Globalisasi dan Keberadaan Korporasi Nasional


Suatu fenomena dunia dewasa ini adalah makin banyaknya korporasi multinacional yang
beroperasi di semua bagian dunia. Fenomena ini Sangat menarik untuk diamati karena
korporasi multinacional tersebut tidak hanya berasal dari negara-negara kaya dan maju
melainkan juga berkantor pusat di negara-negara sedang berkembang, walaupun jumlahnya
tidak banyak. Kebanyakan manajemen internacional merupakan pelaku dan pemegang peran
utama dalam korporasi multinacional tersebut.
Lima ciri dari perusahaan multinasional :
1. Wilayah operasinya meliputi semua bagian dunia.
2. Jenis produknya yang sangat beraneka ragam, baik dalam bentuk
barang maupun jasa.
3. Jumlah karyawan yang sangat banyak.
4. Kegiatan operasional perusahaan menghasilkan penerimaan yang demikian besarnya
sehingga ada kalanya jumlah penerimaan tersebut lebih besar dari anggaran belanja negara
dimana perusahaan tersebut beroperasi.
5.Korporasi multinasional tidak lagi terikat pada batas-batas artifisial antar negara karena lahan
yang digarapnya merupakan seluruh dunia dan operasionalisasi kegiatannya sudah
merupakan lintas budaya.

C. Perkembangan Ilmu Pengetahuan


Para ilmuwan berpendapat bahwa dewasa ini ilmu pengetahuan sangat pesat
berkembang melebihi kepesatan dalam era manapun dalam sejarah umat manusia. Sebuah
alasan yang diketengahkan adalah bahwa dari semua ilmuwan yang pernah hidup di planet

MI 2021 Dr.Dra.Ec.Elfreda Aplonia Lau,M.Si


4

bumi ini, sembilan puluh persen diantaranya masih hidup sekarang ini. Para manajer
internasional perlu mengamati dan mengikuti perkembangan ini karena ramifikasinya pasti
berpengaruh pada manajemen bisnis.
Beberapa ramifikasinya adalah :
1. Perkembangan ilmu yang pesat pun tidak merubah filsafat ilmu, yang berarti bahwa
semua cabang ilmu pengetahuan pada akhirnya harus diabdikan kepada peningkatan
mutu hidup seluruh umat manusia. Paradigma lama yang mengatakan bahwa ilmu demi
ilmu semata, tidak berlaku lagi
2. Satu cabang ilmu pengetahuan hanya mempunyai nilai intrinsik jika teori , dalil dan yang
dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam proses manajemen bisnis.
3. Perkembangan yang demikian pesat menghasilkan berbagai spesialisasi ilmu
pengetahuan, bahkan sudah mengarah pada super spesialisasi.
4. Usia suatu teori semakin pendek, dalam arti bahwa tidak mustahil bahwa suatu teori yang
hari ini diyakini benar, besok tidak demikian lagi halnya karena adanya temuan-temuan
baru yang mengatakan demikian.
5. Organisasi, para manajer bahkan tenaga-tenaga kerja teknis dan operasional sekalipun
harus menjadi organisasi, manajer, dan karyawan pembelajar sebab jika tidak maka
pengetahuan, kemahiran dan keterampilannnya akan kadaluarsa, yang jika sampai terjadi
dapat menutup kemungkinan untuk memberikan kontribusi yang optimal demi
pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

D. Perkembangan Teknologi
Salah satu produk ilmu pengetahuan yang berkembang dengan pesat adalah
perkembangan di bidang teknologi. Disenangi atau tidak disenangi, mau atau tidak mau
teknologi harus digunakan. Tantangannya terletak pada dua hal yaitu pertama : memilih dan
menggunakan teknologi tepat guna membuahkan peningkatan efisiensi, efektivitas, dan
produktivitas organisasi. Kedua : jangan sampai pemanfaatan perkembangan teknologi canggih
berakibat pada organisasi yang tidak lagi manusiawi.
Empat perkembangan teknologi yang berkaitan dengan manajemen internasional :
1. Revolusi transportasi
2. Revolusi komunikasi
3. Revolusi teknologi informasi
4. Perkawinan antara teknologi komunikasi dan teknologi informasi.
Ungkapan bahwa dunia hanyalah sebagai suatu desa global atau global village di-
Sebabkan terjadinya revolusi di bidang transportasi baik di darat, laut maupun di udara.
Revolusi transportasi telah memungkinkan manusia bepergian dari suatu tempat ke tempat lain
dengan sangat cepat, aman dan nyaman. Demikian juga halnya dengan barang dan jasa yang
dapat didistribusi atau dipasarkan di seluruh belahan dunia. Kondisi ini menyebabkan semua
bagian dunia terbuka dan terjangkau oleh semakin banyak orang sehingga dapat dikatakan
bahwa tidak ada lagi desa yang terisolasi. Kesemuanya ini membuka kesempatan baru bagi para
manajer internasional dalam bentuk dan intensitas yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Tantangannya adalah memahami berbagai konsekuensi kemudahan tersebut, tidak hanya
dalam bentuk positifnya seperti lancarnya roda perekonomian seperti import dan eksport.
Namun menyadari pula timbulnya persaingan yang makin ketat yang mengharuskan para

MI 2021 Dr.Dra.Ec.Elfreda Aplonia Lau,M.Si


5

manajer untuk meningkatkan keunggulan kompetitifnya dan tidak terpukau hanya dengan
keunggulan komparatif.
Revolusi komunikasi menyentuh semua bidang kehidupan dan penghidupan manusia,
baik dari arti politik, pertahanan negara, ekonomi, soasial, budaya, pendidikan, hiburan,
olahraga, kondisi cuaca, hubungan antar manusia dan bahkan sebagai akibat berbagai peristiwa
berupa bencana alam dan acts of God lainnya. Sebagai misal dalam bidang politik revolusi
komunikasi menyebabkan sesuatu yang terjadi di berbagai negara dapat diketahui di berbagai
belahan dunia pada waktu yang sama. Tragedi 11 September 2001 di Amerika Serikat dimana
runtuhnya Gedung World Trade Center di kota New York yang ditabrak oleh dua pesawat
penumpang dan serangan ke Gedung Departemen Pertahanan Amerika (Pentagon) yang juga
ditabrak oleh satu pesawat penumpang yang menelan ribuan korban jiwa dapat diketahui oleh
seluruh belahan dunia lewat siaran stasiun televisi di Amerika.
Para manajer internasional mutlak perlu memahami implikasi revolusi komunikasi
tersebut karena menampakkan diri pada pola dan gaya hidup dalam masyarakat di
lingkungannya dan secara internal dalam organisasi akan terlihat persepssi, pandangan hidup
dan tindakan para anggota organisasi yang bersangkutan. Misalnya meningkatnya tingkat
pendidikan para anggota masyarakat termasuk para karyawan dalam organisasi membuat
masyarakat :
a. Makin mampu menuntut perolehan haknya meskipun tidak selalu dibarengi oleh kesediaan
menunaikan kewajibannya.
b. Berupaya memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan tingkat pengetahuan dan
keterampilan yang dimilikinya.
c. Menuntut imbalan yang lebih besar
d. Menuntut peningkatan mutu produk dan jasa yang dibeli dan digunakannnya.
Revolusi di bidang teknologi informasi khususnya dalam bidang komputer mengalami
perkembangan yang sangat pesat sehingga :
a. Usia satu generasi komputer makin pendek.
b. Jenis-jenis perangkat kerasnya makin beraneka ragam, mulai dari yang sederhana seperti
electronic diary, electronic calculator, lap top, personal computer hingga super computer.
c. Aplikasinya yang makin beraneka ragam mulai dari perhitungan sederhana hingga aplikasi
yang sangat rumit.
d. Dukungan perangkat lunak dengan aneka ragam bahasanya.
e. Harganya yang relatif makin murah.
Informasi merupakan elemen yang kritikal sifatnya karena seluruh kegiatan organisasi
didasarkan pada informasi. Perlu untuk diperhatikan pula bahwa karena akses informasi kian
mudah dan murah, maka timbul tuntutan yang kuat agar para pimpinan organisasi mengubah
mindset-nya dalam gaya dan pola pengambilan keputusan dari yang sentralistis menjadi
desentralistis. Hal ini merupakan suatu bentuk pemberdayaan para bawahan sebagai bagian
dari proses demokratisasi dalam organisasi. Para bawahan tidak lagi puas sebagai pelaksana
perintah semata melainkan selaku pemilik otonomi dalam menyelesaikan tugas pekerjaannya,
termasuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya.
Perkawinan antara teknologi komunikasi dan teknologi informasi membuahkan berbagai
hal dalam kehidupan manusia pada umumnya dan kehidupan organisasional khususnya.
Misalnya : semakin meluasnya jaringan informasi secara lokal, regional dan global seperti

MI 2021 Dr.Dra.Ec.Elfreda Aplonia Lau,M.Si


6

internet dan world wide web, Electronic Mail, Electronic shopping dan electronic education, dan
electronic meeting. Perkembangan ini mengubah banyak hal dalam interaksi antar manusia
seperti :
1. Memperoleh informasi dengan mengakses internet.
2. Teleconferencing atau electronic meeting yaitu rapat yang diselenggarakan oleh pimpinan,
termasuk manajer puncak tanpa kehadiran fisik para peserta rapat di ruang rapat.
3. Telecommunication yaitu penyelesaian tugas oleh karyawan yang dilaksanakan di rumah
dan menyampaikan hasil pekerjaannya kepada organisasi melalui telepon atau faxiimile.
4. Electronic shopping yaitu berbelanja dengan cara mengorder lewat internet atau
membayar dengan menggunakan kartu kredit.
5. Electronic banking yaitu pengambilan uang, pembayaran berbagai rekening biaya dan
pengiriman uang dapat dilakukan dengan menggunakan ATM.

E. Tantangan Bagi Manajemen Internasional


Manajer internasional perlu menggunakan pendekatan contingency dalam
mengemudikan roda organisasi yang dipimpinya. Pendekatan ini dibutuhkan karena manajer
internasional dihadapkan pada tiga jenis lingkungan yaitu : lingkungan global, lingkungan tuan
rumah dan lingkungan operasional. Setiap lingkungan dapat dijelaskan di bawah ini .

1. Lingkungan Global
Keberhasilan seorang manajer internasional ditentukan oleh pemahamannya tentang
sumberdaya manusia, tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan dan lingkungan yang
dihadapinya. Kecenderungan-kecenderungan global dan kekuatan yang mempengaruhinya
bersifat multifaset dan multidimensional seperti : dimensi politik, ekonomi, dan teknologi yang
saling mempengaruhi.
Faktor lain yang harus diperhatikan pula oleh manajer internasional adalah persaingan
global. Ada ungkapan yang mengatakan bahwa dalam ”desa global” sekarang ini, persaingan
tidaklah datang dari dunia luar melainkan ”dari seberang jalan”. Ungkapan ini benar adanya,
dapat dilihat dari kenyataan adanya suatu perusahaan yang menghasilkan produk tertentu yang
beroperasi di kawasan dimana perusahaan lain telah menghasilkan produk sejenis. Konkritnya,
perusahaan otomotif Jepang . Perusahaan ini
ini sudah lama didirikan di Amerika Serikat dan perusahaan ini bertetangga dengan perusahaan
otomotif Amerika. Demikian pula berbagai produk lain seperti komputer, alat-alat
komunikasi,televisi, radio, peralatan rumah tangga seperti mesin cuci, kompor gas, kamera.
Kenyataan ini menunjukkan bahwa jika perusahaan ingin menang dalam persaingan yang
terjadi, tidak lagi mengandalkan keunggulan komparatifnya, melainkan keunggulan
kompetitifnya yang berarti penekanan kuat pada peningkatan mutu, harga yang bersaing, dan
fokus perhatian pada kepuasan pelanggan.
Para manajer internasional juga hendaknya memperhatikan iklim yang serasi antara
perusahaan, terutama yang membentuk perusahaan multinasional, dengan negara tuan rumah.
Para manajer internasional hendaknya memperhatikan relasinya dengan captains of industry
yaitu para anggota elit di masyarakat seperti : politisi, tokoh-tokoh dunia usaha. Para manajer
internasional juga hendaknya memperhatikan relasinya dengan opinion leaders yaitu para
decider di lingkungan birokrasi pemerintahan serta para pemimpin informal yang sangat

MI 2021 Dr.Dra.Ec.Elfreda Aplonia Lau,M.Si


7

berperan dalam mempertahankan sesuatu yang menjadi kepentingan nasional yang selanjutnya
dijadikan dasar dalam berbagai kebijakan nasional. Misalnya : terbuka atau tidaknya negara
untuk semua industri atau terbatas pada industri tertentu, terbuka/tidaknya sekuruh wilayah
kekuasaan negara bagi pendatang asing atau hanya kawasan tertentu saja, kebijkasanaan
tentang penanaman moal asing, sistem perpajakan, boleh /tidaknya perusahaan asing
melakukan repatriasi keuntungan ke negara asal, kebijakan tentang pemanfaatan teknologi
canggih, kewajiban perusahaan untuk melestarikan kekayaan alam, kebijakan tentang
pencemaran udara, kebijakan tentang kewajiban perusahaan untuk melakukan daur ulang,
tingkat perlindungan atas hak cipta, kebijakan dalam pemanfaatan tenaga kerja asing dan
lokal,peraturan perundang-undangan di bidang perburuhan, serta kebijakan mengenai
penggunaan tenaga kerja wanita dan anak-anak.
Akibatnya para manajer internasional menghendaki adanya imbalan atas ketaatannya
kepada peraturan perundang-undangan dan kebijakan nasional yang ditentukan oleh
pemerintah setempat. Imbalan tersebut dapat berupa stabilitas poitik, stabilitas ekonomi,
stabilitas sosial, stabilitas ekonomi dan keamanan dan ketenangan berusaha, iklim dunia bisnis
yang memberikan peluang bagi para manajer internasional untuk meraih keuntungan secara
wajar.

2. Lingkungan Tuan Rumah


Manajemen internasional dalam berinteraksi dengan lingkungan tuan rumah dapat
menghadapi berbagai tantangan. Tantangan-tantangan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi
tantangan dalam bidang politik, ekonomi, teknologi, budaya nasional, persaingan lokal dan
interdependensi antara anak perusahaan dengan tuan rumah.

a. Faktor Politik sebagai Tantangan


Faktor politik akan menjadi tantangan jika seorang ditempatkan di negara dunia ke- 3.
Hal ini disebabkan negara dunia ketiga sering diguncang oleh pergerakan politik, situasi politik
sering labil dan penyebabnyapun beragam. Misalnya: kurangnya pengalaman dalam
menjalankan roda pemerintahan suatu negara yang merdeka dan berdaulat karena terlampau
lama dijajah oleh kolonial asing. Eforia kemerdekaan kadang menumbuhkan rasa nasionalisme
yang berlebihan yang kadang menjurus pada penolakan sesuatu yang berbau asing. Demikian
pula, masalah politik di dunia ke tiga menjadi lebih rumit karena kekurangpahaman arti hakiki
dari demokrasi, pemerintahan yang otoriter dan represif dengan pimpinan nasional yang
berkuasa diktator. Dapat dikatakan pula bahwa manajer internasional yang telah terbiasa
dengan good governance dan orientasi pelayanan aparatur pemerintahan di negara asalnya,
namun kesulitan menghadapi poor governance dengan orientasi kekuasaan birokrasi
pemerintahan di negara para manajer internasional ditempatkan. Sudah tentu para manajer
internasional dihadapkan pada situasi dan kondisi yang berbeda antara negara asal dan negara
tempat manajer internasional beroperasi.

b. Faktor Ekonomi sebagai Tantangan


Tantangan dalam ekonomi merupakan tantangan yang cukup berat bagi para manager
internacional. Aspek-aspek ekonomi yang perlu dicermati antara lain :
1. Iklim perusahaan yang tidak selalu kondusif bagi pengembangan usaha.

MI 2021 Dr.Dra.Ec.Elfreda Aplonia Lau,M.Si


8

2. Kebijkan ekonomi nasional yang sering restriktif


3. Banyak jumlah penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan absolut.
4. Luasnya daerah pemukiman yanh kumuh
5. Kondisi kesehatan dan mutu gizi yang rendah
6. Daya beli masyarakat banyak yang rendah
7. Tingginya tingkat pengangguran terbuka maupun terlelubung
8. Tingkat keterampilan yang rendah yang berakibat pada produktivitas yang rendah
9. Tingkat inflasi yang sering tinggi
10. Tingkat suku bunga yang tinggi
11. Penguasaan yang sangat besar oleh pemerintah atas kehidupan perekonomian negara yang
terlihat dari banyaknya badan-badan usaha milik negara baik di tingkat pusat maupun
daerah.
12. Utang negara – pemerintah dan swasta yang sangat besar yang tidak jarang bahkan
melebihi Debt to Service Ratio yaitu prosentase penerimaan dari ekspor yang digunakan
untuk menjamin utang dan bunganya yang melebihi ambang yang oleh dunia internasional
dianggap aman yaitu 25 %.
Berbagai tantangan tersebut membuat manajer internasional harus jeli melihat dan
menggunakan peluang yang ada. Hal ini berarti bahwa para manajer internasional dapat
melakukan analisis yang baik tentang bidang usaha yang feasible untuk dimasuki dan
menentukan secara tepat barang dan jasa yang hendak dihasilkan agar perusahaan dapat
berkontribusi bagi masyarakat dan negara demi peningkatan kesejahteraan rakyat.

c. Tantangan di Bidang Tekonologi


Para manajer internasional telah terbiasa menerapkan tekonologi terkini atau sering
disebut ” State of the art technology) di negara asal dalam hal kepentingan produksi,
pemasaran, promosi, layanan purna jual, manajemen penjualan, manajemen sumberdaya
manusia, manajer operasional dan lain-lain. Kenyataan ini dimulai dari strategi manajemen
bisnis yang bersifat padat modal/capital intensive. sementara negara-negara yang sedang
berkembang, penggunaan teknologi yang canggih sangat mungkin merupakan hal yang baru.
Tenaga kerja lokal belum tentu memiliki keterampilan untuk menggunakan teknologi canggih
tersebut. Selain hal tersebut, berbagai masalh ekonomi yang dihadapi, strategi manajemen
bisnis sering harus didasarkan pada pendekatan padat karya (Labor intensive).
Memang benar bahwa penerapan teknologi canggih dapat meningkatkan efisiensi,
efektivitas dan produktivitas organisasi. Namun penerapan capital intensiv ini, berakibat
pada pengurangan jumlah tenaga kerja. Pertanyaan yang harus dijawab adalah apa yang
hendak dilakukan bagi para pekerja yang tenaganya digantikan teknologi canggih tersebut ?”
Tentunya penerapan teknologi tepat guna.

d. Pemahaman Budaya Nasional sebagai Tantangan


Secara aksiomatis setiap bangsa mempunyai budaya nasional sendiri yang bersifat kas dan
budaya nasional itulah yang menjadi sumber penciptaan dan pemeliharaan budaya organisasi.
Kluckhon dan Strodtbeck mengidentifikasi enam dimensi yang mengakibatkan timbulnya
perbedaan budaya nasional. Ke-enam dimensi tersebut adalah :

MI 2021 Dr.Dra.Ec.Elfreda Aplonia Lau,M.Si


9

1. Hubungan dengan alam, yakni manusi menguasai alam, manusia harus tundak pada alam
dan manusia harus memelihara hubungan yang serasi dengan alam.
2. Orientasi waktu yaitu orientasi masa depan, masa kini dan masa lalu.
3. Sifat dasar manusia pada dua sisi, dimana pada dasarnya dikatakan bahwa manusia itu
baik, sedangka di sisi lain secara inheren manusia memiliki sifat buruk.
4. Orientasi kegiatan dalam bentuk mengendalikan, berbuat dan sekedar mempertahankan
eksistensi.
5. Fokus letak tanggung jawab mengenai kesejahteraan bersama.
6. Konsep tentang ruang yaitu apakah umum dan terbuka atau mengutamakan privasi.
Hofstede mengetengahkan empat dimensi yaitu :
1. Individualisme versus kolektivisme yang berarti mengagungkan individualisme atau
menganut faham kekeluargaan/kebersamaan.
2. Power distance yaitu paham yang membenarkan pandangan bahwa wajar dan pantas
apabila orang-orang tertentu dalam masyarakat mempunyai kekuasaan lebih besar dari
yang lain.
3. Pengelakan ketidakpastian di masa yang akan datang dan enggan membuat resiko dan
membuat rencana jangka panjang.
4. Penekanan pada makna kehidupan tertentu yaitu kuantitas hidup yang berarti
menggunakan kepemilikan materi sebagai ukuran keberhasilan seseorang- versus kulaitas
hidup seperti kebahagiaan.
Pemahaman budaya nasional oleh para manajer internasional utlak perlu karena :
1. Implikasinya sangat luas dalam menciptakan, menumbuhkan dan memelihara budaya
organisasi.
2. Para manajer internasional harus terhindar dari kebiasaan menjatuhkan vonis yang
mengatakan bahwa suatu budaya nasional tertentu baik atau tidak baik dengan
menggunakan takaran yang berlaku di negara asalnya sebab baik buruknya suatu budaya
ditentukan oleh diterima tidaknya berbagai elemen budaya dimaksud oleh masyarakat yang
menganutnya.
3. Pemahaman ini akan membantu para manajer internasional untuk melakukan penyesuaian-
penyesuaian yang dituntut oleh lingkungan tempat para manajer innternasional beroperasi.

e. Persaingan Lokal sebagai Tantangan


Para manajer internasional memang memiliki keunggulan seperti : keunggulan kompetitif,
kemahiran dalam bidang manajemen, proses produksi dengan menggunakan teknologi canggih
dan keunggulan global. Namun merupakan suatu persepsi yang tidak tepat jika para manajer
internasional berpendapat pasti menang bersaing dengan pengusaha loka. Hal ini disebabkan
para manajer internasional dihadapkan pada persaingan dengan para pengusaha lokal dalam
hal :
1. Pengenalan pasar lokal.
2. Pemahaman kebiasaan dan preferensi konsumen.
3. Kemampuan menekan harga karena proses produksi yang lebih sederhana.
4. Upah karyawan yang lebih rendah
5. Mutu produk yang meskipun tidak terlalu tinggi, masih dalam batas-batas yang akseptabel
bagi para konsumen.

MI 2021 Dr.Dra.Ec.Elfreda Aplonia Lau,M.Si


10

6. Solidaritas sosial para konsumen dengan para pengusaha lokal tersebut yang mungkin
sudah lama dikenal, bertetangga di daerah pemukiman atau adanya pertalian darah.
7. Perolehan bahan mentah atau bahan baku yang lebih murah.
8. Menghadapi persaingan berdasarkan pendekatan Zero sum game, yang menurut prinsip-
prinsip etika bisnis tidak seharusnya terjadi tetapi tidak jarang diterapkan oleh pengusaha
lokal.

f. Interdependensi antara Cabang Perusahaan dengan Kantor Pusat


Para manajer internasional hendaknya menyadari bahwa keberhasilan cabang-cabang
perusahaan merupakan tolak ukur keberhasilan perusahaan secara keseluruhan, sehingga
interdependensi perusahaan dengan cabang-cabang perusahaan hendaknya diciptakan,
dikembangkan dan dipertahankan.
Kriteria interdependensi antara lain :
1. Dukungan kantor pusat dalam berbagai bentuk seperti penyediaan tenaga manajerial yang
handal.
2. Dukungan finansiil untuk kepentingan investasi
3. Dukungan teknologi untuk kepentingan peningkatan produktivitas organisasi
4. Dukungan tenaga ahli untuk membantu tenaga kerja lokal
5. Kemampuan cabang perusahaan untuk bersaing di pasar lokal
6. Keberhasilan meraih keuntungan sesuai target perusahaan
7. Pemeliharaan citra positif perusahaan secara global
8. Pemanfaatan para manajer yang berhasil untuk dipercayai menduduki jabatan manajerial
yang lebih tinggi di kantor pusat perusahaan atau di tempat lain yang memerlukan manajer
yang siap menghadapi tantangan baru.

3. Lingkungan Operasional
Pemahaman manajer internasional terhadap lingkungan operasional akan diuji dalam
bentuk fungsi, perilaku, dan tindakan secara operasional.

a. Fungsi-Fungsi Manajerial dan Perilaku Bawahan sebagai Tantangan


Secara konseptual dikatakan bahwa tidak ada perbedaan yang berarti antara fungsi-
fungsi yang hendak dijalankan oleh manajer lokal dengan manajer internasional. Jika ada
perbedaan, maka perbedaan itu hanya bersifat nuansa dan tidak bersifat idiosinkratis. Contoh :
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan dan
pengendalian.

b. Ketentuan Normatif
Setiap perusahaan wajib menaati berbagai ketentuan normatif yang berlaku di
lingkungan lokal dan berbagai dalam berbagai bentuk seperti : peraturan perundang-undangan
yang dibuat oleh pemerintah pusat, tingkat upah dan gaji, peranan serikat buruh, tingkat upah
dan gaji, jam kerja, sistem bonus, tunjangan hari raya, hak cuti, asuransi kecelakaan, asuransi
jiwa, perlakuan yang sama bagi karyawan dan karyawati, adat-istiadat yang tidak boleh
dilanggar, ketentuan agama dan sebagainya.

MI 2021 Dr.Dra.Ec.Elfreda Aplonia Lau,M.Si


11

c. Budaya Organisasi
Budaya organisasi bersumber dari budaya nasional. Namun, setiap organisasi
mempunyai budaya tersendiri yang membedakannya dengan budaya lain. Setiap organisasi
perlu memiliki budaya inti (core culture) karena berfungsi sebagai :
1. Penentu batas-batas berperilaku dalam berorganisasi.
2. Alat menumbuhkan sense of belonging yang tinggi
3. Dasar membuat komitmen demi keberhasilan organisasi
4. Instrumen memelihara stabilitas organisasional
5. Pengganti mekanisme pengendalian yang koersif.
Para manajer dihadapkan pada dua tantangan budaya organisasi yaitu :
1. Dilema bahwa budaya organisasi harus cukup kuat, sehinggafungsi-fungsi budaya tersebut
dapat terselenggara dengan baik. Namur bila budaya organisasi melemah, maka akan
menjadi penghambat relima fungís budaya tersebut.
2. Unsur-unsur budaya organisasi induk perusahaan ataukah unsur-unsur budaya yang
disesuaikan dengan tuntutan budaya nasional.
Tidak rumusan yang pasti terhadap kedua tantangan tersebut. Kuncinya terletak pada
kemampuan para manajer internasional untuk menjalankan roda organisasi dengan gaya
manajemen yang situasional, kondisional, temporal dan spesial.

d. Keterampilan Tenaga Kerja Lokal


Diskriminasi yang terjadi diantara para manajer pribumi yang bekerja di perusahaan
multinasional dengan para manajer ekspatriat merupakan tantangan bagi para manajer
internasional. Tindakan diskriminatif ini dapat diatasi dengan cara sebagai berikut :
1. Adanya kebijakan perusahaan yang menghilangkan tindakan diskriminatif dan dilaksanakan
secara konsekwen.
2. Alih kemahiran manajerial
3. Kesediaan melakukan investasi insani (Human Investment) melalui program pendidikan dan
pelatihan bagi para karyawannya.

e. Tanggung Jawab Sosial


Tanggung jawab para manajer internasional akan tampak pada kepedulian perusahaan
tentang situasi dan kondisi di sekitarnya. Kepedulian tersebut dapat tampak sebagai berikut :
1. Menghindari adanya sikap eksklusivisme
2. Kesediaan menyediakan fasilitas umum dan fasilitas sosial seperti : jalan, sekolah, tempat
ibadah, dan lain-lain.
3. Pemberian bantuan kepada warga yang ditimpa musibah banjir, kebakaran, tanah longsor,
kerusakan akibat huru-hara atau acts of God lainnya.
4. Mempekerjakan tenaga kerja yang tersedia di sekitar perusahaan.
5. Membeli bahan baku dan bahan pembantu dari pemasok setempat dengan memperhatikan
harga dan mutu dipertanggungjawabkan.
6. Memberikan beasiswa kepada anak-anak karywa dan anak-anak sekitar perusahaan yang
berprestasi tinggi
7. Tidak mencemari udara sekitar perusahaan
8. Daur ulang bahan-bahan yang memang akan dibuang oleh perusahaan.

MI 2021 Dr.Dra.Ec.Elfreda Aplonia Lau,M.Si


12

MI 2021 Dr.Dra.Ec.Elfreda Aplonia Lau,M.Si

Anda mungkin juga menyukai