Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan limpahan rahmat-Nya jua lah
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan
kepada Nabi kita Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikut beliau hingga akhir
zaman. Amin…
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Metodik
Khusus Pengajaran Agama Islam II (MK PAI II) yang diasuh oleh Bpk. Ade Firdaus,
S.Pd.I, M.Pd.I. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bpk.
Ade Firdaus, S.Pd.I, M.Pd.I yang selaku dosen mata kuliah MK PAI II yang telah
memberikan arahan kepada penyusun dalam menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Penyusunan dan Pengembangan Silabus ini” ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penyusun mengharapkan kritik dan saran konstruktif dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini di kemudian hari. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin...

Serang, ..... ...... ...........

Penyusun        

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang masalah


Peran pembelajar (guru/dosen) di sekolah tidak hanya memberikan materi terhada
pebelajar (di SD, SLTP, SLTA dan Perguruan tinggi) akan tetapi pebelajar harus memberi
wahana baru dan inovasi kepada pembelajarannya. Pembelajaran harus diposisikan sebagai
agen modernisasi dalam segala bidang, dan harus memiliki visi tentang apa yang diperbuat
bagi pebelajarnya, mengapa dia melakuakan suatu perbuatan dan bagaimana cara dia
melakukannnnya terhadap pembelajarannya itu. Dalam hal ini pengembangan silabus
berperan penting karena merupakan salah satu tahapan kurikulum, khususnya untuk
menjawab pertanyaan “apa yang harus dipelajari?”.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.

B.       Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Apa Pengertian Silabus?
2.      Bagaimana proses penyusunan silabus?
3.      Bagaimana langkah-langkah pengembangan silabus?

C.      Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian silabus.
2.      Untuk mengetahui proses penyusunan silabus.
3.      Untuk mengetahui langkah-langkah pengembangan silabus.

BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Silabus

Silabus adalah rancangan pembelajaran pada suatu dan / atau kelompok Mata pelajaran /
tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, Kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, Indikator pencapaian kompetensi, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber
Belajar. Sedangkan yang dimaksud rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah
penjabaran dari silabus untuk mengarahkan peserta didik Dalam upaya mencapai standar
kompetensi.
Dapat disimpulkan bahwa silabus adalah seperangkat rencana yang berisi garis besar atau
pokok-pokok pembelajaran yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan
oleh setiap satuan pendidikan.

B. Landasan Pengembangan Silabus.

1. Peraturan pemerintah nomor 13 tahun 2015 perubahan peratursn Pemerintah nomor19


tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan;
2. Permenpan dan RB nomor 15 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pamong Belajar
dan Angka Kreditnya;
3. Peraturan Bersama Mendikbud. Dan Kepala BKN nomor 03/III/PB/2011 Dan nomor 8
tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pamong Belajar dan
Angka Kreditnya;
4. Permendikbud. RI nomor 39 tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional
Pamong Belajar dan angka Kreditya.
5. Pemendikbud. Nomor 21 tahun 2016 tentang standar Isi pendidikan dasar dan
menengah.
6. Pemendikbud. Nomor 22 tahun 2016 tentang standar Proses pendidikan dasar dan
menengah.

Prinsip Pengembangan Silabus

1. Ilmiah Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2. Relevan Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi dalam
silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan
spiritual peserta didik.
3. Sistematis Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam
mencapai kompetensi.
4. KonsistenAdanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar,
indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
5. Memadai Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
6. Aktual dan Kontekstual Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni
mutahir dalam kehidupan nyata dan peristiwa yang terjadi.
7. Fleksibel Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasikan keragaman peserta
didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan
masyarakat.
8. Menyeluruh Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif,
afektif, psikomotor) (BNSP, 2006: 14)

Fungsi silabus pembelajaran adalah sebagai berikut.

1. Memberikan informasi tentang Rencana pelaksanaan pembelajaran dan penilaian


secara sistematis, sehingga memudahkan guru dalam pelaksanaan pembelajaran.

2. Guru dapat melihat, mengamati, menganalisis, dan memprediksi proses


pembelajaran, sehingga menjadi sebuah kerangka kerja yang terencana.

3. Suatu pedoman dalam pengembangan pembelajaran, sehingga menjadi dasar


pembuatan rencana pengelolaan pembelajaran.

4. Sebagai sumber pokok dalam upaya penyusunan rencana pembelajaran,


sehingga rencana pembelajaran dapat tersusun sesuai prosedur.

5. Alat aktualisasi kurikulum secara operasional pada satuan tingkat pendidikan


tertentu, sehingga dapat memudahkan guru dalam melakukan tugas pembelajaran.

PENGEMBANG SILABUS
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok dalam sebuah madrasah atau beberapa madrasah,
kelompok  Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru
(PKG), dan Mapenda Kandepag Kabupaten/Kota.
a.        Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu mengenali
karakteristik siswa, kondisi sekolah dan lingkungannya. 
b.        Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan
pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan
untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang
akan digunakan oleh madrasah tersebut.
c.        Di MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun silabus
secara bersama. Di MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu disusun secara
bersama oleh guru yang terkait.
d.        Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya
bergabung dengan madrasah lain melalui forum MGMP/PKG untuk bersama-sama
mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah dalam lingkup
MGMP/PKG setempat.
e.        Dinas Pendidikan dan atau Mapenda Kantor Departemen Agama setempat dapat
memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari
para guru berpengalaman di bidangnya masing-masing.
E.     KOMPONEN DALAM SILABUS
Silabus memuat sekurang-kurangnya komponen-kompenen sebagai berikut:
1.        Identitas silabus
2.        Standar Kompetensi
3.        Kompetensi dasar
4.        Materi pokok/pembelajaran
5.        Kegiatan pembelajaran
6.        Indikator
7.        Penilaian
8.        Alokasi waktu
9.        Sumber belajar
Komponen-komponen diatas akan dijabarkan kedalam format silabus, dengan
melalui langkah-langkah yang akan dijelaskan dibawah ini.

Komponen Silabus
Secara umum, silabus mencakup Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD),
indikator, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran.
Berikut ini komponen-komponen yang harus ada dalam silabus.

1. Identitas mata pelajaran, memuat nama mata pelajaran.


2. Identitas sekolah, meliputi nama satuan pendidikan dan kelas.

3. Kompetensi Inti (KI), yaitu pencapaian standar kompetensi dalam aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.

4. Kompetensi Dasar (KD), berisi kemampuan spesifik dalam aspek sikap, pengetahuan,
dan keterampilan.

5. Indikator Pencapaian Kompetensi, yaitu pengukuran yang menunjukkan pencapaian


kompetensi dasar tertentu dalam penilaian mata pelajaran

6. Materi Pokok, yaitu berisi fakta, konsep, prinsip, prosedur, yang relevan dengan kondisi
kelas dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian
kompetensi.

7. Kegiatan Pembelajaran, yaitu proses kegiatan di dalam kelas untuk penentuan


pencapaian kompetensi yang diharapkan.

8. Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk


menentukan pencapaian hasil belajar. Alat penilaian dapat berupa tes dan non tes
dalam bentuk tertulis maupun lisan.

9. Alokasi waktu, yaitu penentuan alokasi waktu setiap kompetensi dasar dibuat sesuai
jumlah jam minggu efektif pelajaran untuk setiap satu semester.

10. . Sumber belajar, yaitu dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar
atau sumber belajar lain yang relevan

C.      Langkah-langkah Pengembangan Silabus


Secara umum proses pengembangan silabus terdiri atas sembilan langkah utama
sebagaimana tercantum dalam Buku Pedoman Umum Pengembangan Silabus (Dediknas,
2004) yaitu:
a.      Mengisi identitas Silabus
Identitas terdiri atas nama sekolah/madrasah, kelas, mata pelajaran, dan
semester.  Identitas silabus ditulis di atas matriks silabus.
b.      Menuliskan Standar Kompetensi
Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai
pada mata pelajaran tertentu. Standar Kompetensi diambil dari Standar Isi (Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar) Mata Pelajaran.
Sebelum menuliskan Standar Kompetensi, penyusun terlebih dahulu mengkaji Standar Isi
mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal berikut:
·         Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau SK dan KD;
·         Keterkaitan antarstandar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
·         Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata pelajaran.
Standar Kompetensi dituliskan di atas matrik silabus di bawah tulisan semester.
c.       Menuliskan Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan minimal yang harus dimiliki
peserta didik dalam rangka menguasai SK mata pelajaran tertentu. Kompetensi dasar dipilih
dari yang tercantum dalam Standar Isi.
Sebelum menentukan atau memilih Kompetensi Dasar, penyusun terlebih dahulu mengkaji
standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
·         urutan berdasarkan hirarkhi konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan Kompetensi
Dasar;
·         keterkaitan antar Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam mata pelajaran; dan
·         keterkaitan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar antar mata pelajaran.
d.      Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Dalam mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran perlu mempertimbangkan:
·         relevansi materi pokok dengan SK dan KD;
·         tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta  didik;
·         kebermanfaatan bagi peserta didik;
·         struktur keilmuan;
·         kedalaman dan keluasan materi;
·         relevansi dengan kebutuhan peseta didik dan tuntutan lingkungan; dan
·         alokasi waktu.
Selain hal-hal di atas, dalam mengidentifikasi materi pokok/ pembelajaran harus
diperhatikan prinsip-prinsip:
·         kesahihan (validity), materi memang benar-benar teruji kebenaran dan kesahihannya;
·         tingkat kepentingan (significance), materi yang diajarkan memang benar-benar diperlukan
oleh siswa diperlukan oleh siswa;
·         kebermanfaatan (utility), materi tersebut memberikan dasar-dasar pengetahuan dan
keterampilan pada jenjang berikutnya;
·         layak dipelajari (learnability), materi layak dipelajari, baik dari aspek tingkat kesulitan
maupun aspek pemanfaatan bahan ajar dan kondisi setempat;
·         menarik minat (interest), materinya menarik minat siswa dan memotivasinya untuk
mempelajari lebih lanjut.
e.       Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan
guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar.
Kegiatan pembelajaran yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan
pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Kegiatan pembelajaran
memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
Kriteria dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran sebagai berikut.
·         Kegiatan pembelajaran disusun bertujuan untuk memberikan bantuan kepada para pendidik,
khususnya guru, agar mereka dapat bekerja dan melaksanakan proses pembelajaran secara
profesional sesuai dengan tuntutan kurikulum.
·         Kegiatan pembelajaran disusun berdasarkan atas satu tuntutan kompetensi dasar secara utuh.
·         Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa secara
berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
·         Kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa (student-centered). Guru harus selalu berpikir
kegiatan apa yang bisa dilakukan agar siswa memiliki kompetensi yang telah ditetapkan.
·         Materi  kegiatan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
·         Perumusan kegiatan pembelajaran harus jelas memuat materi yang harus dikuasai untuk
mencapai Kompetensi Dasar.
·         Penentuan urutan langkah pembelajaran sangat penting, artinya bagi KD-KD yang
memerlukan prasyarat tertentu.
·         Pembelajaran  bersifat spiral (terjadi pengulangan-pengulangan pembelajaran materi
tertentu).
·         Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri
yang mencerminkan pengelolaan kegiatan pembelajaran siswa, yaitu kegiatan dan objek
belajar.
Pemilihan kegiatan pembelajaran mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.
·         Memberikan peluang bagi siswa untuk mencari, mengolah, dan menemukan sendiri
pengetahuan, di bawah bimbingan guru.
·         Mencerminkan ciri khas dalam pegembangan kemapuan mata pelajaran.
·         Disesuaikan dengan kemampuan siswa, sumber belajar dan sarana yang tersedia.
·         Bervariasi dengan mengombinasikan kegiatan individu/perorangan, berpasangan, kelompok,
dan klasikal.
·         Memperhatikan pelayanan terhadap perbedaan individual siswa seperti: bakat, minat,
kemampuan, latar belakang keluarga, sosial-ekomomi, dan budaya, serta masalah khusus
yang dihadapi siswa yang bersangkutan.
f.       Merumuskan Indikator
Untuk mengembangkan instrumen penilaian, terlebih dahulu diperhatikan
indikator.  Oleh karena itu, di dalam penentuan indikator diperlukan kriteria-kriteria berikut
ini. Kriteria indikator adalah sebagai berikut.
·         Sesuai tingkat perkembangan berpikir siswa.
·         Berkaitan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
·         Memperhatikan aspek manfaat dalam kehidupan sehari-hari (life skills).
·         Harus dapat menunjukkan pencapaian hasil belajar siswa secara utuh (kognitif, afektif, dan
psikomotor).
·         Memperhatikan sumber-sumber belajar yang relevan.
·         Dapat diukur/dapat dikuantifikasikan/dapat diamati.
·         Menggunakan kata kerja operasional.
g.      Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator.
Untuk mengembangkan instrumen penilaian terlebih dahulu diperhatikan indikator. Di dalam
kegiatan penilaian ini terdapat tiga komponen penting, yaitu teknik penilaian, bentuk
instrumen, dan contoh instrumen.
1.      Teknik Penilaian
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan
proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan
sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan untuk menentukan
tingkat keberhasilan pencapaian kompetensi yang telah ditentukan.  Adapun yang dimaksud
dengan teknik penilaian adalah cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh informasi
mengenai proses dan produk yang dihasilkan pembelajaran yang dilakukan oleh peserta
didik.
Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam rangka penilaian ini, yang secara garis
besar dapat dikategorikan sebagai teknik tes dan teknik nontes.Teknik tes merupakan cara
untuk memperoleh informasi melalui pertanyaan yang memerlukan jawaban betul atau salah,
sedangkan teknik nontes adalah suatu cara untuk memperoleh informasi melalui pertanyaan
yang tidak memerlukan jawaban betul atau salah.
Dalam melaksanakan penilaian, penyusun silabus perlu memperhatikan prinsip-
prinsip berikut ini:
·         Pemilihan jenis penilaian harus disertai dengan aspek-aspek yang akan dinilai sehingga
memudahkan dalam penyusunan soal.
·         Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian indikator.
·         Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan siswa
setelah siswa mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang
terhadap kelompoknya.
·         Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam
arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi
dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa.
·         Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindakan perbaikan, berupa program remedi.
Apabila siswa belum menguasai suatu kompetensi dasar, ia harus mengikuti proses
pembelajaran lagi, dan bila telah menguasai kompetensi dasar, ia diberi tugas pengayaan.
·         Siswa yang telah menguasai semua atau hampir semua kompetensi dasar dapat diberi tugas
untuk mempelajari kompetensi dasar berikutnya.
·         Dalam sistem penilaian berkelanjutan, guru harus membuat kisi-kisi penilaian dan
rancangan penilaian secara menyeluruh untuk satu semester dengan menggunakan teknik
penilaian yang tepat.
·         Penilaian dilakukan untuk menyeimbangkan berbagai aspek pembelajaran: kognitif, afektif
dan psikomotor dengan menggunakan berbagai model penilaian, baik  formal maupun
nonformal secara berkesinambungan.
·         Penilaian merupakan suatu proses pengumpulan dan penggunaan informasi tentang hasil
belajar siswa dengan menerapkan prinsip berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat, dan
konsisten sebagai akuntabilitas publik.
·         Penilaian merupakan proses identifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang
dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai
disertai dengan peta kemajuan hasil belajar siswa.
·         Penilaian berorientasi pada Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator. Dengan
demikian, hasilnya akan memberikan gambaran mengenai perkembangan pencapaian
kompetensi.
·         Penilaian dilakukan secara berkelanjutan (direncanakan dan dilakukan terus menerus) guna
mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan penguasaan kompetensi  siswa,
baik sebagai efek langsung (main effect) maupun efek pengiring (nurturant effect) dari proses
pembelajaran.
·         Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang ditempuh dalam
proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi
lapangan, penilaian harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik
wawancara, maupun produk/hasil dengan  melakukan observasi lapangan yang berupa
informasi yang dibutuhkan.
2.      Bentuk Instrumen
Bentuk instrumen yang dipilih harus sesuai dengan teknik penilaiannya.

·         Tes tulis, dapat berupa tes esai/uraian, pilihan ganda, isian, menjodohkan dan sebagainya.
·         Tes lisan, berbentuk daftar pertanyaan.
·         Tes unjuk kerja, dapat berupa tes identifikasi, tes simulasi, dan uji petik kerja produk, uji
petik kerja prosedur, atau uji petik kerja prosedur dan produk.
·         Penugasan, seperti tugas proyek atau tugas rumah.
·         Observasi,  menggunakan lembar observasi.
·         Wawancara, menggunakan pedoman wawancara
·         Portofolio, menggunakan dokumen pekerjaan, karya, dan atau prestasi siswa.
·         Penilaian diri, menggunakan lembar penilaian diri
Sesudah penentuan instrumen tes telah dipandang tepat, selanjutnya instrumen tes itu
dituliskan di dalam kolom matriks silabus yang tersedia.
3.      Contoh Instrumen
Setelah ditetapkan bentuk instrumennya, selanjutnya dibuat contohnya. Contoh instrumen
dapat dituliskan di dalam kolom matriks silabus yang tersedia.  Namun, apabila dipandang
hal itu menyulitkan karena kolom yang tersedia tidak mencukupi, contoh instrumen penilaian
diletakkan di dalam lampiran.
h.      Menentukan Alokasi Waktu
Alokasi waktu adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk ketercapaian suatu
Kompetensi Dasar tertentu, dengan memperhatikan:
·         Minggu efektif per semester,
·         Alokasi waktu mata pelajaran, dan
·         Jumlah kompetensi per semester.
i.        Menentukan Sumber Belajar 
Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang diperlukan dalam kegiatan
pembelajaran, yang dapat berupa buku teks, media cetak, media elektronika, nara sumber,
lingkungan alam sekitar, dan sebagainya. Penentuan sumber belajar berdasarkan pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok,kegiatan pembelajaran dan indikator
pencapaian kompetensi.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Secara garis besar, silabus mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, materi


pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran.

Hubungan logis antar berbagai komponen dalam silabus dari setiap mata pelajaran


merupakan langkah yang harus dipersiapkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.

Silabus dapat menjadi acuan dalam penyusunan rencana pembelajaran, untuk semua kajian
mata pelajaran, atau pun pengelolaan kegiatan pembelajaran dan pengembangan penilaian
hasil pembelajaran.

Silabus dikembangkan berdasarkan standar kompetensi, lulusan dan standar isi untuk


satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap
tahun tertentu dan digunakan sebagai acuan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran

Ada beberapa kesimpulan yang mungkin bisa diambil dalam makalah yang kami buat
ini;
1.    silabus adalah seperangkat rencana yang berisi garis besar atau pokok-pokok pembelajaran
yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan
pendidikan.
2.    pada dasarnya pada tahapan penyusunan silabus, selalu berisi beberapa point yaitu
perencanaan, pelaksanaan, perbaikan, pemantapan dan penilaian silabus.
3.    Secara umum proses pengembangan silabus terdiri atas sembilan langkah utama
sebagaimana tercantum dalam Buku Pedoman Umum Pengembangan Silabus (Dediknas,
2004)
B.     SARAN
Tentunya penyusun menyadari bahwa apa yang ada dalam makalah ini masih
sangatlah jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu penyusun berharap kepada para pembaca
dan penyimak makalah ini untuk bersedia memberikan kritik ataupun saran yang sifatnya
konstruktif untuk kemudian bisa lebih memperbaiki lagi dalam penysunan makalah serupa
yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Majid, Abdul. 2009. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru.


Bandung: Remaja Rosdakarya.
Depdiknas. 2006. Model Pengembangan Silabus. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kurikulum.
Mulyasa, E. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai