RIWAYAT PEKERJAAN/JABATAN
4
5
6
Perkembangan Jumlah Penduduk Indonesia
(Juta)
JUTA JIWA 330 jt
343,96 jt
SUKSES INDONESIA
300
KELAHIRAN 285 jt Bila LPP
275 TERCEGAH 1,49%
305,6 jt
250 HAMPIR 100 JUTA 80
Juta
225
Bila LPP
200
205 JT
237.6 JT 0,62%
175
150 Tahun
2050
125 119,2 jt penduduk
100 97,1 jt >450 juta
75
50 40.2 jt
25
0
1900 1961 1971 2000 2010 2035 TAHUN
8
8
Kebijakan dan Strategi
Program Kependudukan,
Keluarga Berencana,
dan Pembangunan Keluarga
(KKBPK)*
*Program KKBPK adalah paradigma baru BKKBN sejak UU No.51 tahun 2009
tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan
rasa aman pada seluruh warga negara
2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan
terpercaya
3. MEMBANGUN INDONESIA DARI PINGGIRAN DENGAN MEMPERKUAT DAERAH-
DAERAH DAN DESA DALAM KERANGKA NEGARA KESATUAN
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya
5. MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP MANUSIA INDONESIA
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik
8. MELAKUKAN REVOLUSI KARAKTER BANGSA
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia
10
3 DIMENSI PEMBANGUNAN
Perumahan Antarwilayah:
Kemaritiman (1) Desa,
dan kelautan (2) Pinggiran
(3) Luar Jawa
BKKBN Mental/Karakter
(4) Kawasan Timur
Penyediaan sarana dan prasarana serta jaminan ketersediaan alat dan obat kontrasepsi yang
memadai
Peningkatan pelayanan KB dengan penggunaan MKJP untuk mengurangi resiko drop-out maupun
penggunaan non-MKJP dengan memberikan informasi secara berkesinambungan untuk
keberlangsungan kesertaan ber-KB
Peningkatan jumlah dan penguatan kapasitas tenaga lapangan KB dan tenaga kesehatan
pelayanan KB
Pembinaan ketahanan dan pemberdayaan keluarga melalui kelompok kegiatan bina keluarga dalam
rangka melestarikan kesertaan ber-KB
Penguatan tata kelola pembangunan kependudukan dan KB melalui penguatan landasan hukum
dan kelembagaan
Penguatan bidang KKB melalui penyediaan data dan informasi yang berkualitas
RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH (RPK) 2017
PRIORITAS NASIONAL: PEMBANGUNAN KESEHATAN
Percepatan
Kemenkes, Kemendikbud, Kemenperin, Kementan,
perbaikan gizi
Kemendag, BKKBN, BPOM, Kemenag, Kemensos
masyarakat KemenPPPA, Kemenkominfo KemenPUPR,
KemenKP, KemenPDTT, Kemendagri
Sumber:
Deputi Kementerian PPN/Bappenas Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan, Kick-off Bilateral Meeting, 29 Feb 2016
RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH (RPK) 2017
PENDEKATAN HOLISTIK
PENINGKATAN PELAYANAN KB DAN KESEHATAN REPRODUKSI
BKKBN/SKPD KB
Kemenkes/Dinkes
Peningkatan BPOM
pelayanan KB BPJS
PU/Dinas PU
BKKBN/SKPD KB Penguatan
Kemendagri Penguatan
regulasi,
Pemda Advokasi
kelembagaan,
BPS dan KIE KB
serta data dan
BKKBN/SKPD KB
informasi Kemenag
Pengendalian Kemenkes/Dinkes
jumlah
penduduk
(TFR/kelahiran)
BKKBN
BKKBN/SKPD KB Kemendikbud/
Kemensos Dinas Pendidikan
Kemdikbud Pembangun Kemenag
Pembinaan
-an
remaja
Keluarga
Sumber:
Deputi Kementerian PPN/Bappenas Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan, Kick-off Bilateral Meeting, 29 Feb 2016
SASARAN STRATEGIS
BKKBN 2015 - 2019
No INDIKATOR 2015 2016 2017 2018 2019 2015-
2019
1 Persentase laju pertumbuhan penduduk 1,38 1,27 1,25 1,23 1,21 1,19
(2010-2015) (2015-2020)
(LPP)
2 Angka kelahiran total (total fertility 2,37 2,36 2,33 2,31 2,28 2,28
(SDKI 2012
rate/TFR) per WUS (15-49 tahun) TFR 2,6)
a. Menurunnya tingkat putus pakai 26,0 25,7 25,3 25,0 24,6 24,6
kontrasepsi
b. Meningkatnya penggunaan MKJP 20,5 21,1 21,7 22,3 23,5 23,5
(persen)
4 Persentase kebutuhan ber-KB yang tidak 10,60 10,48 10,26 10,14 9,91 9,91
terpenuhi (unmet need)(%)
6 Presentase kehamilan yang tidak 7,1 7,0 6,9 6,8 6,6 6,6
diinginkan dari WUS (15-49 tahun)
PROGRAM BKKBN TAHUN 2015– 2019
DALDUK
PENELITIAN &
PELATIHAN LPP
TFR – CPR
PENGAWASAN
DUKUNGAN Unmet
KBKR
MANAJEMEN Need
ASFR –
KTD
ADPIN
KSPK
SERVICE MISSION
CENTER CENTER
PENGEMBANGAN KEGIATAN PRIORITAS PROGRAM KKBPK
MEMPERHATIKAN
Dimensi pembangunan
9 Agenda Prioritas (BKKBN masuk ke dalam Memiliki daya ungkit
Pembangunan dimensi pembangunan Target/sasaran yang terhadap upaya
Pemerintah bidang kesehatan dan harus dicapai dalam pencapaian sasaran
pembangunan strategis dalam Renstra
(Nawa Cita) RPJMN 2015-2019
mental/karakter bangsa
periode 2015-2019 BKKBN 2015-2019
(Revolusi Mental)
MEMPERTIMBANGKAN
433
Jt Kerusakan
Tahun Lingkungan
2010 423
237 Jt Kelangkaan
juta
312 Sumber Daya
Jt Kerawanan
Diprediksi, jumlah penduduk pangan
Indonesia akan terus naik. 309
Jt
2050 Penduduk Indonesia sampai 2050
adalah 309 – 330 juta, masih
Kemiskinan
menjadi negara ke 6 dengan
penduduk terbesar dunia Konflik Sosial 20
Proyeksi penduduk menurut provinsi:
Indonesia, 2010 – 2035 (Dalam Ribuan)
Provinsi terbesar
jumlah penduduk :
1. Jabar
2. Jatim
3. Jateng
4. Sumut
5. Banten
6. DKI Jakarta
Laju Pertumbuhan Penduduk Indonesia rata-rata 1, 49 persen/tahun. Itu artinya, setiap tahunnya akan terjadi
pertumbuhan penduduk sekitar 3,5 juta lebih per tahun.
TINGGI KELUARGA MISKIN/HAMPIR MISKIN
10,000% 7,932%
6,900% 7,175%
4,500%
5,000%
,000%
1971 1990 2000 2010 2025
Sumber :
Sensus Penduduk 1971, 1990,
2000
Proyeksi Penduduk 2005-2025
ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) NASIONAL
SINGAPURA:
3/100.000 KELAHIRAN HIDUP
TARGET PEMERINTAH MENURUNKAN AKI
BRUNEI MENJADI 102/100.000 KELAHIRAN HIDUP
24/100.000 KELAHIRAN HIDUP PADA 2015
MALAYSIA
29/100.000 KELAHIRAN HIDUP
THAILAND
48/100.000 KELAHIRAN HIDUP
TIMOR LESTE
300/100.000 KELAHIRAN HIDUP WHO, WORLD HEALTH STATISTICS 2013
ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) NASIONAL
SINGAPURA:
2/1000 LAHIR HIDUP
BRUNEI
TARGET PEMERINTAH MENURUNKAN AKB
5,6/1000 LAHIR HIDUP MENJADI 23/1000 LAHIR HIDUP PADA 2015
MALAYSIA
5,6/1000 LAHIR HIDUP
THAILAND
10,6/1000 KELAHIRAN HIDUP
AKB VIETNAM
INDONESIA
24,8/1000 LAHIR HIDUP INDONESIA ADALAH NEGARA DGN AKB
KAMBOJA
TERTINGGI NOMOR 4 DI ASEAN
36,2/1000 LAHIR HIDUP
MASYARAKAT
(Hasil Survey IMD tahun 2012 dari 59
Negara Terkemuka)
20 20: Acceptance
of foreign ideas
Usia Harapan
Negara Ranking IPM Angka Kematian
Hidup
ibu
Jepang 10 5 87.9
Singapura 18 3 83.8
Malaysia 64 29 74.0
Sri Langka 97 60 75.9
Thailand 103 48 73.9
Indonesia 121 359 71.6
28
PERAN KB DALAM PENINGKATAN IPM
⬇MMR
⬇IMR KESEHATAN
⬆GIZI ANAK
IPM
⬆KECERDASAN
⬆PARTISIPASI SEKOLAH PENDIDIKAN
⬆TINGKAT PENDIDIKAN
KB
⬆PUBLIC SAVING
⬆PRIVATE SAVING EKONOMI
⬆MUTU SDM
Kerangka Teori: Continuum of Care
BKL
Lansia
BKR • Konseling
• Kualitas
Pelayanan bagi • Degener
anak SMP/A & asi
remaja
BKB • Konseling:
Gizi
Pelayanan HIV/AIDS,
NAPZA dll
bagi anak • Kespro
SD remaja
•Konseling
Pelayanan •Upaya Kesehatan
BKB bagi Sekolah
balita
KBPP Pelayanan •
•
Konseling
Pemantauan pertumbuhan &
Persalinan, bagi bayi perkembangan
4T
Pemeriksaa nifas &
Pelayanan n Kehamilanneonatal • Konseling
31
TAHAPAN PEMBANGUNAN BIDANG KEPENDUDUKAN
RPJPN 2005-2025 (UU No. 17/2007)
RPJM 4
(2020-2024)
RPJM 3
Bertahan
(2015-
nya kondisi
2019)
Tercapainya penduduk
RPJM 2
RPJM 1 (2010-2014) kondisi tumbuh
(2005- penduduk seimbang
2009) Terkendali tumbuh
Mengendalik
nya jumlah seimbang
an jumlah dan laju
dan laju pertumbuhn
pertumbuh penduduk
an
penduduk
TARGET
34
KUADRAN TFR DAN CPR MENURUT PROVINSI
PENGATURAN FERTILITAS
KELUARGA BERENCANA
Kesehatan anak:
- Menurunkan angka kematian bayi (AKB)
- Menurunkan prevalensi balita pendek (stunting)
4 TERLALU 3 TERLAMBAT
1. Terlalu muda melahirkan (<20 tahun) 1. Terlambat mencapai fasilitas kesehatan
2. Terlalu tua melahirkan (>35 tahun) 2. Terlambat mendapatkan pertolongan nakes
3. Terlalu dekat jarak melahirkan (<2 tahun)
3. Terlambat mengenali tanda bahaya persalinan
4. Terlalu banyak jumlah anaknya (>2 anak)
4 KUNJUNGAN
AUDIT
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KB
• Jaminan Ketersediaan Alkon dan Supply Chain Management (alur distribusi) alkon, termasuk
adanya BOKB (DAK Non-Fisik Subbidang KB) TA 2016 untuk dukungan anggaran distribusi Alkon
dari gudang kab/kota ke faskes
• Peningkatan kerja sama Faskes Pelayanan KB dengan BPJS Kesehatan – perbaikan sistem data dan
informasi Faskes pelayanan KB
UPAYA BKKBN DALAM TURUT MENINGKATKAN
KESEHATAN ANAK (1)
3. Pengembangan
Program “Orang Tua Hebat”
46
KESEHATAN REPRODUKSI (KESPRO)
DAN HAK-HAK REPRODUKSI
Ruang lingkup kesehatan reproduksi dalam lingkup kehidupan
Promosi dan konseling kelangsungan hidup ibu, bayi, dan anak (KHIBA)
Sumber:
BKKBN, Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Promosi dan Konseling Kesehatan Reproduksi (Kespro) dalam
Program Kependudukan, KB, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK).
UPAYA PENINGKATAN PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI (KESPRO)
Usia kerja
5
Usia Usia
sekolah 4
lanjut
1
3
Nikah
2 PEMBANGUNAN KELUARGA
Bayi dan anak
Hamil
8
“MELAKUKAN REVOLUSI KARAKTER BANGSA”
BONUS DEMOGRAFI
• Terjadi hanya satu kali dalam sejarah perjalanan suatu bangsa
86 54 51 >50
proyeksi 44 Naik
SP2000 Anak dan Anak dan Anak dan
Anak dan terus
lansia per lansia per lansia per
lansia per 100 karena
100 usia 100 usia 100 usia
usia produktif naiknya
produktif produktif produktif
proporsi
lansia
2028-2031 >2045
Berdasarkan proyeksi SP2010
Window of Opp menyempit dan
47 Anak >50
Angka ketergantungan tidak lagi Naik terus
dan lansia
serendah yang diharapkan per 100 usia karena
naiknya
produktif proporsi
Source : Prof. Sri Moertiningsih Adioetomo SE MA PhD Head of Masters
Program on Population and Labor University of Indonesia; 2011 lansia54
. 5
KITA PUNYA BONUS DEMOGRAFI
Saat ini Indonesia menikmati Bonus Demografi karena penurunan fertilitas.
Bisa berlanjut bahkan setelah RK naik lagi, namun harus bersumber dari
kelompok lansia yang sehat, berpendidikan, dan produktif.
Tahun
1965 1975 1985 1995 2005 2015 2025 2035 2045
Terjadi Kemampu
Jumlah
Ukuran perubahan Jumlah Beban an
penduduk
keluarga struktur bayi dalam setiap menabung
usia
menjadi penduduk keluarga keluarga menjadi
produktif
lebih kecil menurut berkurang berkurang lebih
meningkat
umur tinggi
55
No. Provinsi 2010 2015 2020 2025 2030 2035
1. Aceh 56.3 54.8 53.6 50.8 47.9 45.8
Rasio
2. Sumatera Utara 58.0 56.3 55.3 53.6 51.7 50.8 Ketergantungan
3. Sumatera Barat 57.7 55.8 54.8 53.6 51.7 50.6 Menurut Provinsi,
4. Riau 54.1 51.4 49.7 48.4 47.1 46.6
5. Jambi 50.8 47.3 44.5 43.3 42.7 42.7 Indonesia 2010-2035
6. Sumatera Selatan 51.3 49.7 48.4 47.3 45.8 45.3
7. Bengkulu 51.3 47.9 46.2 44.9 44.3 44.5
8. Lampung 51.1 49.5 48.6 47.3 45.6 45.3
Provinsi dgn rasio
9. Bangka Belitung 48.6 46.2 44.9 44.3 44.3 43.1 ketergantungan tinggi
10. Kepulauan Riau 46.8 49.7 46.4 41.8 38.1 37.9 bonus demografi belum
11. DKI Jakarta 37.4 39.9 42.0 42.2 40.1 39.5 tercapai di 2010-2035
12. Jawa Barat 49.9 47.7 46.4 46.4 46.2 46.6
13. Jawa Tengah 49.9 48.1 47.7 48.4 49.9 51.7
14. DI Yogyakarta 45.8 44.9 45.6 46.8 47.7 48.4
Sumatera Utara, Sumatera
15. Jawa Timur 46.2 44.3 44.9 44.3 46.2 48.4 Barat, NTT< Sulawesi
16. Banten 48.6 46.4 45.3 43.9 41.8 41.0 Tenggara, Sulawesi Barat,
17. Bali 47.3 45.6 43.3 42.2 43.3 45.8 Maluku dan Maluku Utara
18. NTB 55.8 53.8 52.2 50.2 48.6 48.1
19. NTT 70.6 66.7 63.4 62.1 61.6 61.6
20. Kalimantan Barat 52.7 50.8 49.7 48.8 47.3 46.6 Provinsi dgn rasio
21. Kalimantan Tengah 50.4 46.2 43.3 41.4 40.3 39.9 ketergantungan rendah
22. Kalimantan Selatan 49.3 48.6 47.7 46.2 44.7 44.7 bonus demografi tercapai
23. Kalimantan Timur 48.6 46.2 44.5 43.7 43.1 43.5
selama periode 2010-2035
24. Sulawesi Utara 47.9 46.6 46.4 46.8 47.3 48.4
25. Sulawesi Tengah 52.7 50.6 49.7 49.5 48.6 48.6
26. Sulawesi Selatan 56.0 52.9 51.3 50.4 49.5 49.7 Bangka Belitung, Kepri,
27. Sulawesi Tenggara 63.4 60.5 58.0 54.6 52.7 51.5 Jakarta, Jawa Barat, DIY, Jaw
28. Gorontalo 51.7 48.6 47.5 47.7 47.7 47.9
Timur, Banten, Bali, Kalsel,
29. Sulawesi Barat 60.5 56.0 53.8 52.7 51.5 51.1
Kaltim, Sulut.
30. Maluku 63.1 59.7 58.2 57.5 55.8 54.3
31. Maluku Utara 61.3 58.5 56.0 53.4 51.5 50.8 Sumber: Bappenas, dkk.,
32. Papua Barat 53.6 49.4 47.1 45.3 44.3 43.7 2013, Proyeksi Penduduk
33. Papua 53.8 47.5 43.7 42.0 41.6 42.2 Indonesia 2010-2035.
56
Tantangan Pemberlakuan
(Bung Karno)
12 Sifat Manusia Indonesia
1. Munafik/hipokrit 8. Lebih suka tidak bekerja keras
2. Enggan 9. Tukang menggerutu
bertanggung 10. Cepat cemburu dan dengki
jawab 11. Sok
3. Berjiwa feodal 12. Tukang tiru/plagiat
4. Masih percaya
takhyul
5. Artistik
6. Watak yang (Mochtar Lubis,
lemah Dalam Manusia
7. Boros Indonesia: Sebuah
Pertanggung Jawab,
1977)
Perubahan Mental Negatif Menjadi
Positif
• Mental penakut menjadi mental pemberani
• Mental pecundang menjadi mental pemenang
• Mental tempe menjadi mental baja
• Mental egois menjadi mental sosial
• Mental bengis menjadi mental humanis
• Mental maling menjadi mental dermawan
• Mental korup menjadi mental bersih
• Mental bebek menjadi mental rajawali
• Mental pelit menjadi mental murah hati
• Mental pengemis menjadi mental pejuang
• Mental peniru menjadi mental pelopor
• Mental pengikut menjadi mental pemimpin
• Mental sombong menjadi mental rendah hati
• Mental bos menjadi mental pelayan
Terbentuknya Karakter
Agen Politikal
Perikehidupan
Konsentrasi kekuatan
kebangsaan
nasional melalui demokrasi
dan kewargaan
REVOLUSI permusyawaratan yang
PANCASILA (Sila 4) berorientasi persatuan yang merdeka,
bersatu,
(Negara Kekeluargaan)
berdaulat, adil,
dan keadian
dan makmur
(Negara Kesejahteraan)
Perekonomian merdeka yang berdasarkan
berkeadilan dan berkemakmuran, Pancasila
Relasi Produksi
berlandaskan usaha
tolong-menolong, menekankan
penguasaan negara (atas sektor strategis)
Seraya memberi peluang bagi hak milik
pribadi dengan fungsi sosial
“Dalam melaksanakan
revolusi mental, kita dapat
menggunakan konsep
Trisakti yang pernah
diutarakan Bung Karno
dalam pidatonya tahun
1963...”
(Joko Widodo, “Revolusi
Mental”, Kompas, Sabtu, 10
Mei 2014, hal. 6)
Sumber:
Buku panduan Revolusi Mental yang disusun Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI
serta pemaparan rancangan oleh Kelompok Kerja Revolusi Mental Tim Transisi Pemerintahan Jokowi-JK, dikutip
dalam Majalah Detik Nomor 203, 19-25 Oktober 2015.
REVOLUSI MENTAL DIMULAI DARI KELUARGA
Keluarga
Fungsi Fungsi
Agama Sosial
Fungsi Budaya
Lingkungan
Fungsi
Cinta Kasih
Fungsi
Ekonomi
Fungsi Fungsi
Sosialisasi Perlindungan
Fungsi
dan
Reproduksi
Pendidikan
68
IMPLEMENTASI PROGRAM KKBPK
SECARA UTUH DI LINI LAPANGAN
Formasi
ideal Penggarapan Program KKBPK Sesuai
Program yang utuh dan menyeluruh dengan pola
KKBPK di penggarapan
seluruh
di seluruh tingkatan wilayah Program
tingkatan (meliputi kegiatan seluruh bidang BKKBN KKBPK
wilayah dan lintas sektor)
Presiden RI : Kampung KB
TA 2016:
Pilot Project
minimal 1 Kampung KB Kegiatan didukung oleh
di setiap kab/kota 514 Kampung BKKBN dengan integrasi
(Telah dicanangkan oleh Presiden Jokowi
di Kab. Cirebon, Prov. Jabar
kegiatan lintas sektor
tgl 14 Januari 2016)
KAMPUNG KB
Kampung KB merupakan direktif Presiden RI dalam upaya merevitalisasi Program KKBPK guna
mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dan mewujudkan keluarga kecil berkualitas.
Kampung KB merupakan satuan wilayah setingkat RW, dusun atau setara, yang memiliki kriteria tertentu
di mana terdapat keterpaduan Program KKBPK dan pembangunan sektor terkait yang dilaksanakan secara
sistemik dan sistematis.
Secara umum, Kampung KB bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung
atau yang setara melalui Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga serta
pembangunan sektor terkait dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas.
Secara khusus, Kampung KB bertujuan untuk meningkatkan peran Pemerintah, Pemerintah Daerah,
Lembaga Non Pemerintah dan swasta dalam memfasilitasi, melakukan pendampingan, dan pembinaan
kepada masyarakat agar turut berperan serta aktif dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui
berbagai indikator, baik dari Bidang Pengendalian Penduduk dan KB maupun indikator lintas sektor.
KRITERIA PROGRAM
PEMBANGUNAN KELUARGA
1) Partisipasi keluarga dalam
program ketahanan keluarga DAPAT
2) Partisipasi keluarga dalam DIINTEGRASIKAN
program pemberdayaan
keluarga
3) Partisipasi remaja dalam PIK
Sasaran Kampung KB
a. Keluarga
DAPAT
b. Remaja
DIINTEGRASIKAN
c. Penduduk lanjut usia (lansia)
d. Pasangan Usia Subur (PUS)
e. Keluarga dengan balita
f. Keluarga dengan remaja
g. Keluarga dengan lansia
h. Sasaran sektor sesuai dengan
bidang tugas masing masing
PESAN PRESIDEN RI
PADA PENCANANGAN
KAMPUNG KB
DI CIREBON 14 JAN’16
HASIL YANG DIHARAPKAN
PENDIDIKAN SETINGGI
MUNGKIN
PEKERJAAN
POLA HIDUP SEHAT
SEHARI-HARI KOMPETITIF
GENERASI
EMAS
AKTIF DALAM
MENIKAH
KEHIDUPAN
TERENCANA
MASYARAKAT
HARGANAS:
BANGUN
KARAKTER
BANGSA
DARI
KELUARGA
Sabtu, 1 Agustus 2015 |
• Presiden Jokowi menginstruksikan penanaman
nilai-nilai budi pekerti dalam sistem pendidikan.
Namun, keterlibatan keluarga tak kalah penting.
• Keluarga Indonesia jadi tiang negeri yang kuat
dan kokoh menuju Indonesia maju dan sejahtera.
• Keluarga sebagai garda terdepan pembangunan
sosial dan kesejahteraan rakyat.
KESIMPULAN
Melalui Program Pembangunan Keluarga
yang komprehensif dengan pendekatan
berwawasan kependudukan dapat
mewujudkan keluarga Indonesia berkualitas
75
Terima Kasih
www.bkkbn.go.id