KONSTITUSI NEGARA
Disusun untuk memenuhi tugas
Oleh :
KELAS B
JURUSAN PERPAJAKAN
FAKULTAS SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET ( 2021 )
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat tuhan yang telah memberikan hidayah sehingga kami sekelompok
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul konstitusi negara ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas pak Raharjo selaku
dosen pada mata kuliah pendidikan kewarganegaraa. Selain itu pembuatan makalah ini
juga juga bertujuan guna menambah wawasan mengenai konstitusi negara bagi pembaca
maupun penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja sama
dengan membagikan ilmunya kepada kami di penulisan makalah ini hingga kami dapat
dengan rampung menyelesaikan makalah ini.
Kami juga menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami menantikan kritik dan saran yang nantinya akan membangun
kesempurnaan di makalah ini.
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………………………………. 1
Kata Pengantar …………………………………………………………………………… 2
2.5 Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa Negara 9
B. Saran …………………………………………………………………………………... 12
Daftar Pustaka
……………………………………………………………………………... 13
4
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Konstitusi (bahasa Latin: constituante) atau Undang-undang Dasar atau disingkat UUD dalam
negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan
negara—biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Hukum ini tidak mengatur hal-hal
yang terperinci, melainkan hanya menjabarkan prinsip-prinsip yang menjadi dasar
bagi peraturan-peraturan lainnya. Dalam kasus bentukan negara, konstitusi memuat
aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan hukum. Istilah ini merujuk secara khusus
untuk menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-prinsip
dasar hukum termasuk dalam bentukan struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban
pemerintahan negara pada umumnya. Konstitusi umumnya merujuk pada penjaminan hak
kepada warga masyarakatnya. Istilah konstitusi dapat diterapkan kepada seluruh
hukum yang mendefinisikan fungsi pemerintahan negara.
Dalam bentukan organisasi konstitusi menjelaskan bentuk, struktur, aktivitas, karakter,
dan aturan dasar organisasi tersebut. Jenis organisasi yang menggunakan konsep konstitusi
yaitu, organisasi pemerintahan (transnasional, nasional atau regional), organisasi
sukarela, persatuan dagang, partai politik, perdagangan beras dan rempah-rempah.
Konstitusi pada umumnya bersifat kodifikasi yaitu sebuah dokumen yang berisi aturan-
aturan untuk menjalankan suatu organisasi pemerintahan negara. Namun dalam
pengertian ini, konstitusi harus diartikan dalam artian tidak semuanya berupa dokumen
tertulis (formal).
Menurut para ahli ilmu hukum maupun ilmu politik konstitusi harus diterjemahkan
termasuk kesepakatan politik, negara, kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan
dan distribusi maupun alokasi. Konstitusi bagi organisasi pemerintahan negara yang
dimaksud terdapat beragam bentuk dan kompleksitas strukturnya, terdapat pula
konstitusi politik atau hukum akan tetapi mengandung pula arti konstitusi ekonomi
5
BAB 2
PEMBAHASAN
Kata warga negara berasal dari Bahasa inggris yaitu citizen, yang memiliki
arti warga negara. Pengertian warga negara secara umum merupakan bagian dari
penduduk suatu negara yang tinggal di wilayah hukum tertentu yang memiliki hak
dan kewajiban penuh sebagai bagaian warga negara di negara tersebut. Secara
hukum menurut Undang-undang 1945 pasal 26 ayat 1, pengertian warga negara
Indonesia dibedakan menjadi 2 golongan, yakni :
6
Beberapa unsur berdrinya suatu negara yakni
(1).Adanya pemerintahan yang berdaulat.
(2). Memiliki wilayah.
(3) Rakyat
(4). Pengakuan dari negara lain.
Secara Sosiologis, terdapat pernyataan dari seorang sejarawan, yaitu Prof. Nina Lubis
(2008),
“... dahulu, musuh itu jelas: penjajah yang tidak memberikan ruang untuk
mendapatkan keadilan, kemanusiaan, yang sama bagi warga negara, kini, musuh
bukan dari luar, tetapi dari dalam negeri sendiri: korupsi yang merajalela,
ketidakadilan, pelanggaran HAM, kemiskinan, ketidakmerataan ekonomi,
penyalahgunaan kekuasaan, tidak menghormati harkat dan martabat orang lain, suap-
menyuap, dll.”
7
Secara politis, pendidikan kewarganegaraan mulai dikenal dalam pendidikan
sekolah dapat digali dari dokumen kurikulum sejak tahun 1957 sebagaimana
dapat diidentifikasi dari pernyataan Somantri (1972) bahwa pada masa Orde
Lama mulai dikenal istilah: (1) Kewarganegaraan (1957); (2) Civics (1962); dan
(3) Pendidikan Kewargaan Negara (1968). Pada masa awal Orde Lama sekitar
tahun 1957, isi mata pelajaran PKn membahas cara pemerolehan dan kehilangan
kewarganegaraan, sedangkan dalam Civics (1961) lebih banyak membahas tentang
sejarah Kebangkitan Nasional, UUD, pidato-pidato politik kenegaraan yang terutama
diarahkan untuk "nation and character building” bangsa Indonesia. Pada awal
pemerintahan Orde Baru, kurikulum sekolah yang berlaku dinamakan Kurikulum
1968. Dalam kurikulum
tersebut di dalamnya tercantum mata pelajaran Pendidikan Kewargaan
Negara.
Hal itu yang menjadi awal dari era reformasi ( tahun 1988 ). Mulailah
muncul berbagai tuntutan reformasi di masyarakat seperti :
a. mengamandemen UUD NRI 1945,
b. menghapuskan doktrin Dwi Fungsi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia,
c. menegakkan supremasi hukum, penghormatan hak asasi manusia (HAM),
serta pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN),
d. melakukan desentralisasi dan hubungan yang adil antara pusat dan daerah,
e. mewujudkan kebebasan pers,
f. mewujudkan kehidupan demokrasi.
Dan seiring dengan perkembangan, tuntutan perubahan UUD NRI 1945 menjadi
kebutuhan semua bangsa Indonesia. Perubahan tersebut tentunya memiliki
latar belakang serta tujuan yang jelas, yakni sebagai berikut :
8
Latar Belakang :
a. kekuasaan tertinggi di tangan MPR
b. kekuasaan yang sangat besar pada Presiden
c. pasal-pasal yang berlaku masih multitafsir
d. kewenangan pada Presiden untuk mengatur hal-hal penting dalam undang-undang
Lembaga-lembaga negara
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagai konstitusi
Indonesia mengatur keberadaan lembaga-lembaga negara mulai tugas, fungsi, wewenang
sampai pada susunan dan kedudukannya. Aturan dalam konstitusi ini dijabarkan oleh
undang-undang, yaitu dalam UU Nomor
42 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD, UU Nomor 3 Tahun 2009
tentang Mahkamah Agung, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2014 tentang Mahkamah
Konstitusi, UU Nomor 18 Tahun 2011 tentang Komisi Yudisial, dan UU Nomor 15
Tahun 2004 tentang BPK.
10
Kekuatan Suprastruktur Politik dalam Lembaga Tinggi Negara Indonesia
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
4. Presiden/Wakil Presiden
5. Mahkamah Agung
6. Mahkamah Konstitusi
7. Komisi Yudisial
8. Badan Pemeriksa Kekuangan
11
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat memberikan manfaat bagi
pembaca sekalian. Apabila terdapat saran maupun kritik yang sekiranya ingin disampaikan,
silahkan sampaikan kepada kami. Apabila terdapat kesalahan mohon untuk memaafkan, kami
manusia tak ada yang sempurna maupun luput dari kesalahan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Buku ajar mata kuliah wajib umum “ PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ” oleh, Direktorat
Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia. ( 2016 )
13