HENDRA
A 421 21 191
Pada postingan artikel kali ini akan dijelaskan secara sederhana makna dari teori-teori
pembelajaran khususnya teori belajar kognitifistik dan implikasinya dalam pembelajaran.
Sebelumnya juga telah dijelaskan makna dari teori belajar lainnya.
Ciri-ciri belajar konstruktivisme yang dikemukakan oleh Driver dan Oldhan (1994)
dikutip dari modul belajar mandiri guru PPPK 2021 adalah sebagai berikut:
1. Lev V Vgotsky merupakan tokoh sekaligus sebagai pelopor dari teori belajar
konstruktivistik yang menekankan bahwa manusia secara aktif menyusun
pengetahuan dan memiliki fungsi-fungsi mental serta memiliki koneksi sosial.
Vgotsky beranggapan bahwa manusia mengembangkan konsep yang sistematis, logis
dan rasional yang dipengaruhi oleh pihak yang dianggap ahli. Peran orang lain dalam
Memandang pengetahuan adalah non objektif, berifat temporer, selalu berubah,
dan tidak menentu.
2. Belajar adalah penyusunan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah menata
lingkungan agar peserta didik termotivasi dalam menggali makna.
1. Kurikulum disajikan mulai dari keseluruhan menuju ke bagian- bagian dan lebih
mendekatkan kepada konsep-konsep yang lebih luas.
2. Pembelajaran lebih menghargai pada pemunculan pertanyaan dan ide-ide peserta
didik
3. Kegiatan kurikuler lebih banyak mengandalkan pada sumber-sumber data primer dan
manipulasi bahan
4. Peserta didik dipandang sebagai pemikir yang dapat memunculkan teori-teori
tentang dirinya.
5. Pengukuran proses dan hasil belajar peserta didik terjalin di dalam kesatuan kegiatan
pembelajaran.
6. Peserta didik belajar dan bekerja di dalam group.
7. Memandang pengetahuan adalah non objektif, berifat temporer, selalu berubah,
dan tidak menentu.
8. Belajar adalah penyusunan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah menata
lingkungan agar peserta didik termotivasi dalam menggali makna.
Belajar merupakan aktivitas menuju kehidupan yang lebih baik secara sistematis.
Proses belajar terdiri atas tiga tahapan, yaitu tahap informasi, transformasi dan evaluasi. Yang
dimaksud dengan tahap informasi adalah proses penjelasan, penguraian atau pengarahan
mengenai struktur pengetahuan, keterampilan dan sikap. Tahap transformasi adalah proses
peralihan atau pemindahan struktur tadi ke dalam diri peserta didik. Proses transformasi
dilakukan melalui informasi. Sedangkan, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan
bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan
pada peserta didik.
Mengenai pengertian diatas, belajar dan pembelajaran bukanlah sesuatu yang mudah
dilaksanakan tanpa ada teori-teori yang mendukung untuk menjalankannya. Terdapat banyak
teori belajar yang salah satunya adalah Teori Konstruktivistik. Para pelaku pembelajaran dan
berbagai komponen pendidikan/pembelajaran harus benar-benar cermat dan selektif terhadap
teori belajar yang ada dan tersedia. Mereka harus benar-benar tepat dalam menerapkan teori
yang sesuai dengan keadaan atau kondisi peserta didik. Jika salah dalam menerapkannya,
maka sangat mungkin banyak pihak yang menjadi korban, entah itu negara, institusi
pendidikan, atau pelaku pembelajaran (siswa).
Teori konstruktivisme merupakan suatu teori yang dikembangkan dari teori belajar
kognitif Piaget yang menegaskan bahwa pengetahuan dibangun dalam pikiran anak melalui
asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah penyerapan informasi baru dalam pikiran,
sedangkan akomodasi, adalah menyusun kembali struktur pikiran, karena adanya informasi
baru, sehingga informasi tersebut mempunyai tempat (Ruseffendi, 1988:133).
Pada teknik diskusi, siswa mendiskusikan dengan siswa lainnya dan guru mengenai
materi pelajaran tersebut. Metode penugasan merupakan suatu cara dalam proses belajar
mengajar dengan jalan memberi tugas kepada siswa. Penggunaan metode ini memerlukan
pemberian tugas dengan baik, baik ruang lingkup maupun bahannya. Pelaksanaannya dapat
diberikan secara individual maupun kelompok. Metode pemberian tugas ini juga dapat
dipergunakan untuk mendukung metode pembelajaran yang lainnya.
1. Top-down processing.
Dalam pembelajaran konstruktivistik, siswa belajar dimulai dari masalah yang
kompleks untuk dipecahkan, kemudian menghasilkan atau menemukan keterampilan
yang dibutuhkan. Misalnya, siswa diminta menulis kalimat-kalimat, kemudian dia
akan belajar untuk membaca, belajar tentang tata bahasa kalimat-kalimat tersebut dan
kemudian bagaimana menulis titik dan komanya.
2. Cooperative learning.
Yaitu strategi yang digunakan untuk proses belajar, dimana siswa akan lebih
mudah menemukan secara komprehensip konsep-konsep yang sulit jika mereka
mendiskusikannya dengan siswa yang lain tentang problem yang dihadapi. Dalam
strategi ini, siswa belajar dalam pasangan-pasangan atau kelompok untuk saling
membantu memecahkan problem yang dihadapi.
3. Generative learning.
Strategi ini menekankan pada adanya integrasi yang aktif antara materi atau
pengetahuan yang baru diperoleh dengan skemata. Sehingga dengan menggunakan
pendekatan generative learning diharapkan siswa menjadi lebih melakukan proses
adaptasi ketika menghadapi stimulus baru. Selain itu, pendekatan ini mengajarkan
sebuah metode yang untuk melakukan kegiatan mental saat belajar, seperti membuat
pertanyaan, kesimpulan, atau analogi-analogi terhadap apa yang sedang dipelajari.