Oleh
Asral Fuadi
21075053
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nyalah sehingga tugas individu “MAKALAH KONSEP DASAR ILMU GIZI”
dapat saya selesaikan sesuai waktu yang ditargetkan.
Makalah ini saya susun untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai
pencak silat, serta sebagai bahan penilaian dalam menguji pemahan belajar saya.
saya menyadari dalam makalah ini terdapat kekurangan ataupu kesalahan, untuk itu saya
mohon kritik demi kesempuranaan makalah selanjutnya. Atas partisipasinya saya ucapkan
terima kasih.
Wassalamu ‘alaikum wr,wb.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………………………….i
Daftar isi ………………………………………………………………………………ii
BAB I : Pendahuluan………………………………………………………………….1
1.1 Latar belakang masalah ……………………………………………………………….1
1.2 Tujuan penulisan makalah ……………………………………………………………2
BAB II : Pembahasan Hasil …………………………………………………………..3
1. Perkembangan ilmu gizi ………………………………………………………………3
2. Ruang lingkup gizi ……………………………………………………………………3
3. Istilah-istilah dalam ilmu gizi …………………………………………………………4
4. Factor-faktor yang mempengaruhi gizi ………………………………………………..6
5. Klasifikasi zat gizi …………………………………………………………………….7
BAB III : Kesimpulan dan saran ………………………………………………………9
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………..9
3.2 Saran ……………………………………………………………………………………9
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………….10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki ketangguhan
fisik, mental yang kuat dan kesehatan prima disamping penguasaan terhadap kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) (Jalal 1998). Salah satu upaya peningkatan
kualitas sumber daya manusia adalah terciptanya pembangunan kesehatan yang adil dan
merata, yang mengupayakan agar masyarakat berada dalam keadaan sehat secara optimal,
baik fisik, mental, dan sosial serta mampu menjadi generasi yang produktif (Depkes
2002).
Pembangunan kesehatan juga meliputi pembangunan berwawasan kesehatan,
pemberdayaan masyarakat dan keluarga serta pelayanan kesehatan (Depkes 2002).
Berbagai masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat turut mempengaruhi upaya
pelaksanaan peningkatan derajat kesehatan masyarakat, salah satunya adalah masalah gizi.
Ketidakseimbangan gizi dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia (Latief 1999).
Masalah gizi utama di Indonesia masih di dominasi oleh masalah gizi kurang yaitu
Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
(GAKY) dan kurang Vitamin A (KVA). Disamping itu juga terdapat masalah gizi mikro
lainnya seperti defisiensi zink yang sampai saat ini belum terungkap karena adanya
keterbatasan ilmu pengetahuan dan teknologi gizi (Supariasa 2002).
Upaya perbaikan gizi masyarakat sebagaimana disebutkan di dalam undang-undang
No 36 tahun 2009 bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat,
antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi dan
peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu
dan teknologi. Adanya anak dengan asupan gizi tidak baik dan tumbuh kembang yang
tidak normal disebabkan karena banyaknya orang tua yang kurang mengerti dan
memahami pentingnya asupan gizi.
Pada tahun 2007 Indonesia termasuk di antara 36 negara di dunia yang memberi 90
persen kontribusi masalah gizi dunia (UN-SC on Nutrition 2008). Walaupun pada tahun
2010 prevalensi gizi kurang dan pendek menurun menjadi masing-masing 17,9 persen dan
35,6 persen, tetapi masih terjadi disparitas antar provinsi yang perlu mendapat penanganan
masalah yang sifatnya spesifik di wilayah rawan (Riskesdas, 2010). Data UNICEF tahun
1999 menunjukkan 10-12 juta (50-69,7%) anak balita di Indonesia 4 juta diantaranya di
1
bawah satu tahun berstatus gizi sangat buruk dan mengakibatkan kematian, malnutrisi
berkelanjutan meningkatkan angka kematian anak. Setiap tahun diperkirakan 7% anak
balita Indonesia (sekitar 300.000 jiwa) meninggal, ini berarti setiap 2 menit terjadi
kematian satu anak balita dan 170.000 anak (60%) diantaranya akibat gizi buruk. Dari
seluruh anak usia 4-24 bulan yang berjumlah 4,9 juta di Indonesia, sekitar seperempatnya
sekarang berada dalam kondisi kurang gizi (Asta Qauliyah, 2008). Demikian pula data
yang diperoleh dari Jawa Timur menunjukkan bahwa sebanyak 5000 balita dinyatakan
mengalami masalah gizi yang disebabkan karena masih tingginya jumlah penduduk
miskin di Provinsi Jawa Timur (Siswono,2008).
3
Konsep baru yang dikemukakan dewasa ini berkaitan dengan ruang lingkup
ilmu gizi sebagai sains adalah sebagai berikut:
Hubungan keturunan dengan kebutuhan gizi.
Hubungan gizi dengan perkembangan otak dan perilaku .
Hubungan gizi dengan kemampuan bekerja dan produktivitas kerja.
Hubungan gizi dengan daya tahan tubuh (karena penyakit infeksi).
Faktor-faktor gizi yang berperan dalam pencegahan dan pengobatan
terhadap penyakit degeneratif ( jantung, diabetes melitus, hati dan
kanker).
c. Nutrien essensial.
Nutrien essensial diperlukan untuk mempertahankan kehidupan dan tidak
dapat disintesis sendiri oleh tubuh sehingga harus diperoleh dari makanan.
d. Diet.
Diet adalah pilihan makanan yang lazim dimakan seseorang atau suatu
populasi penduduk.
e. Makanan.
Makanan adalah bahan yang jika dimakan, dicerna, dan diserap akan
menghasilkan paling tidak satu macam nutrisi.
f. Diet seimbang
Diet seimbang adalah diet yang memberikan semua nutrisi dalam jumlah
4
yang memadai- tidak telampau banyak dan tidak pula terlalu sedikit.
g. Malnutrisi
Malnutrisi akan terjadi jikalau diet mengandung satu atau lebih nutrien
dalam jumlah yang tidak tepat.
h. Status gizi.
Status gizi adalah status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan
antara kebutuhan dan masukan nutrien.
k. Metabolisme.
Metabolisme merupakan istilah untuk menjelaskan semua perubahan yang
terjadi terus-menerus di dalam tubuh sebagia hasil aktifitas jaringan tubuh. Kata
metabolisme sendiri berarti perubahan. Dalam proses metabolisme, nutrien
mengambil bagian pada banyak reaksi transpormasi yang menghasilkan
pembebasan energi, pembentukan jaringan, dan stimulasi serta pengaturan
berbagai faal tubuh yang dibutuhkan untuk mempertahankan kehidupan.
e. Produksi Pangan
Data yang relevan untuk produksi pangan adalah penyediaan makanan keluarga,
6
sistem pertanian, tanah, peternakan dan perikanan serta keuangan.
3.1 Kesimpulan
Beberapa penelitian yang menegaskan bahwa ilmu gizi sudah ada sejak
dulu, diantaranya yaitu : Penemuan Mineral – Sejak lama mineral telah
diketahui dalam tulang dan gigi. Pada tahun 1808 ditemukan kalsium. Tahun
1808, Boussingault menemukan zat besi sebagai zat esensial. Ringer (1885)
dan Locke (1990), menemukan cairan tubuh perlu konsentrasi elektrolit
tertentu. Awal abad 20, penelitian Loeb tentang pengaruh konsentrasi garam
natrium, kalium dan kalsium klorida terhadap jaringan hidup.
Ruang lingkup ilmu gizi cukup luas, dimulai dari cara produksi
pangan, perubahan pascapanen (penyediaan pangan, distribusi dan pengolahan
pangan, konsumsi makanan serta cara pemanfaatan makanan oleh tubuh yang
sehat dan sakit).
3.2 Saran
1. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian sejenis, hendaknya dapat
mengungkapkan pengaruh faktor primer,sekunder,sosial ekonomi,dan
lain-lain.
2. Perlu penelitian lebih lanjut untuk perkembangan gizi klinis dan konsep
baru yang dikemukakan dewasa ini berkaitan dengan ruang lingkup ilmu
gizi sebagai sains.
DAFTAR PUSTAKA
9
https://docplayer.info/56591536-Konsep-dasar-ilmu-gizi.html
https://pdfslide.tips/documents/makalah-konsep-dasar-ilmu-gizi.html
https://www.ilmucerdasku.com/2018/12/ilmu-gizi-istilah-istilah-dalam-ilmu.html