Anda di halaman 1dari 6

Ayu Nirmala Sari: Antioksidan Alternatif Untuk Menangkal Bahaya Radikal Bebas

Pada Kulit

ANTIOKSIDAN ALTERNATIF UNTUK MENANGKAL


BAHAYA RADIKAL BEBAS PADA KULIT

Ayu Nirmala Sari, M.Si


Biologi, Universitas Islam Negeri Ar Raniry, Banda Aceh, Indonesia
ayunirmala02@yahoo.com

Abstract: Skin damage will impair human health. One of the causes of skin
damage are free radicals form ultra violet rays. Antioxidants are needed to
stabilize free radicals. Alternative sources of antioxidants which can be used
to block the effects of free radicals on the skin are skin lotion of fruit black
mangrove (Rhizophora mucronata Lamk.) and sunscreen of waste corn cob
(Zea mays L). Mangrove fruit methanol extract shown to function as a source
of natural antioxidants, which have very strong antioxidant activity, so the
lotion containing fruit extracts exact mangrove can be used as inhibitors of free
radicals on the skin.  In addition, it has been proven that the active compound
contained in a corn cob has the ability as a sunscreen active ingredient, with the
highest SPF value.
Keywords: UV, free radical, antoxidant, Rhizophora mucronata, Zea mays

Abstrak: Kerusakan pada kulit akan mengganggu kesehatan manusia. Salah


satu penyebab kerusakan kulit adalah radikal bebas yang berupa sinar ultra
violet. Diperlukan antioksidan untuk menstabilkan radikal bebas. Alternatif
sumber antioksidan yang dapat digunakan untuk menghalangi pengaruh radikal
bebas terhadap kulit adalah penggunaan skin lotion dari buah bakau hitam
(Rhizophora mucronata Lamk.) dan tabir surya dari limbah tongkol jagung
(Zea mays L). Ekstrak metanol buah bakau terbukti dapat berfungsi sebagai
sumber antioksidan alami yang memiliki aktivitas antioksidan yang sangat
kuat sehingga lotion dengan kandungan ekstrak buah bakau yang tepat dapat
digunakan sebagai penangkal radikal bebas pada kulit. Selain itu terbukti bahwa
senyawa aktif yang terkandung dalam tongkol jagung memiliki kemampuan
sebagai bahan aktif tabir surya dengan nilai SPF yang paling tinggi.
Kata kunci: UV, radikal bebas, antioksidan, Rhizophora mucronata, Zea mays

A. Pendahuluan
Tubuh manusia mempunyai berbagai cara untuk melakukan
proteksi. Pertahanan pertama yang dimiliki oleh tubuh adalah
barier mekanik, dengan adanya kulit. Kulit merupakan organ yang
melapisi seluruh permukaan tubuh makhluk hidup dan mempunyai
fungsi untuk melindungi dari pengaruh luar [1,2]. Kerusakan pada

Elkawnie: Journal of Islamic Science and Technology Vol. 1, No.1, Juni 2015 |63
(www.jurnal.ar-raniry.com/index.php/elkawnie)
Ayu Nirmala Sari: Antioksidan Alternatif Untuk Menangkal Bahaya Radikal Bebas
Pada Kulit

kulit akan mengganggu kesehatan manusia maupun penampilan


sehingga kulit perlu dijaga dan dilindungi kesehatannya. Salah
satu yang dapat menyebabkan kerusakan kulit adalah radikal bebas
yang berupa sinar ultra violet [3]. Dalam kondisi yang berlebih,
sinar UV dapat menimbulkan beberapa masalah terhadap kulit,
mulai dari kulit kemerahan, pigmentasi, bahkan dalam waktu lama
menyebabkan resiko kanker [4]. Oleh karena itulah diperlukan
penangkal ancaman bahaya radikal bebas yang dapat menimbulkan
kerusakan pada kulit.

B. Biologi Kulit
Kulit merupakan organ yang membungkus seluruh permukaan
luar tubuh sekaligus merupakan organ terberat dan terbesar dari
tubuh manusia yang meliputi 16% berat tubuh. Pada orang dewasa,
sekitar 2,7 hingga 3,6 kg berat tubuhnya merupakan kulit dengan
luas sekitar 1,5-1,9 meter persegi [1,2]. Kulit terdiri dari jutaan sel
kulit yang dapat mengalami kematian dan selanjuntnya digantikan
dengan sel kulit hidup yang baru tumbuh [5]. Kulit terdiri dari tiga
lapisan utama yaitu epidermis (lapisan bagian luar tipis), dermis
(lapisan tengah) dan subkutan (lapisan paling dalam) [6].

1. Epidermis
Lapisan epidermis terdiri dari lima lapisan (dari lapisan yang
paling atas sampai yang terdalam) [7]. Lapisan epidermis tebalnya
75-150 µm, kecuali pada telapak tangan dan kaki yang berukuran
lebih tebal [6]. Telapak tangan dan telapak kaki mempunyai kulit
yang lebih tebal daripada bagian tubuh yang lain disebabkan oleh
adanya lapisan corneum di tempat itu. Hal ini penting karena kulit
di bagian tubuh ini lebih sering mengalami gesekan dibanding
tubuh bagian lain [8].

2. Dermis
Ketebalan dermis bervariasi di berbagai tempat tubuh, biasanya
1-4 mm. Dermis merupakan jaringan metabolik aktif, mengandung
kolagen, elastin, sel saraf, pembuluh darah dan jaringan limfatik.
Juga terdapat kelenjar ekrin, apokrin dan sebaseus di samping
folikel rambut [9].
3. Subkutan
Terletak di bawah dermis, terdiri dari jaringan ikat dan lemak [9].

64| Elkawnie: Journal of Islamic Science and Technology Vol. 1, No.1, Juni 2015
(www.jurnal.ar-raniry.com/index.php/elkawnie)
Ayu Nirmala Sari: Antioksidan Alternatif Untuk Menangkal Bahaya Radikal Bebas
Pada Kulit

C. Radikal Bebas
Radikal bebas adalah atom atau gugus apa saja yang memiliki
satu atau lebih elektron tidak berpasangan. Karena jumlah elektron
ganjil, maka tidak semua elektron dapat berpasangan. Suatu radikal
bebas dapat bermuatan positif atau negatif, maka spesies semacam
ini sangat reaktif karena adanya elektron tidak berpasangan.
Sumber radikal bebas dapat berasal dari dalam tubuh kita sendiri
(endogen) yang terbentuk sebagai sisa proses metabolisme (proses
pembakaran), protein, karbohidrat, dan lemak yang kita konsumsi.
Radikal bebas dapat pula diperoleh luar tubuh (eksogen) yang
berasal dari polusi udara, asap kendaraan, berbagai bahan kimia,
makanan, yang telah hangus (carbonated) dan sinar ultra violet
[10,11]
.

D. Bahaya Sinar Ultra Violet (UV) sebagai Radikal Bebas pada


Kesehatan Kulit
Kulit berfungsi untuk melindungi tubuh dari pengaruh
luar. Kerusakan pada kulit akan mengganggu kesehatan manusia
maupun penampilan sehingga kulit perlu dijaga dan dilindungi
kesehatannya. Salah satu yang dapat menyebabkan kerusakan kulit
adalah radikal bebas yang berupa sinar ultra violet [3].
Sinar UV hanya merupakan sebagian kecil dari spektrum
sinar matahari tetapi sinar ini paling berbahaya bagi kulit karena
reaksi-reaksi yang ditimbulkannya berpengaruh buruk terhadap
kulit manusia. Dalam kondisi yang berlebih, sinar UV dapat
menimbulkan beberapa masalah terhadap kulit, mulai dari kulit
kemerahan, pigmentasi, bahkan dalam waktu lama menyebabkan
resiko kanker. Radikal bebas yang dihasilkan akan menyebabkan
kerusakan DNA, yang berdampak pada proliferasi sel secara
terus menerus sehingga menjadi awal terbentuknya kanker. Efek
buruk tersebut timbul karena adanya stress oksidatif yang terjadi
setelah adanya paparan sinar UV [12,4]. Stress oksidatif merupakan
hasil dari ketidakseimbangan antara prooksidan (reactive oxygen
species) dan antioksidan [13].

E. Antioksidan Alternatif sebagai Penangkal Bahaya Radikal


Bebas pada Kulit
Untuk melindungi tubuh dari serangan radikal bebas,

Elkawnie: Journal of Islamic Science and Technology Vol. 1, No.1, Juni 2015 |65
(www.jurnal.ar-raniry.com/index.php/elkawnie)
Ayu Nirmala Sari: Antioksidan Alternatif Untuk Menangkal Bahaya Radikal Bebas
Pada Kulit

seperti sinar UV, diperlukan antioksidan yang berfungsi untuk


menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan
elektron dari radikal bebas sehingga menghambat terjadinya reaksi
berantai. Antioksidan mampu bertindak sebagai penyumbang
radikal hidrogen atau dapat bertindak sebagai akseptor radikal
bebas sehingga dapat menunda tahap inisiasi pembentukan radikal
bebas [12, 14].
Terdapat alternatif sumber antioksidan yang dapat
digunakan untuk menghalangi pengaruh radikal bebas terhadap
kulit, diantaranya adalah penggunaan skin lotion dari buah bakau
hitam (Rhizophora mucronata Lamk.) dan tabir surya dari limbah
tongkol jagung (Zea mays L).

F. Skin Lotion dari Buah Bakau Hitam (Rhizophora mucronata


Lamk.)
Salah satu jenis buah yang mengandung antioksidan tinggi
dari tanaman mangrove adalah buah bakau hitam (Rhizophora
mucronata Lamk.). Buah ini memiliki komponen aktif berupa
flavonoid, saponin, fenol hidorkuinon dan tanin [14].
Skin lotion merupakan produk kosmetika yang berfungsi
melembutkan dan menjaga kulit dari kekeringan. Penambahan
ekstrak buah bakau hitam sebagai antioksidan pada skin lotion
dapat berfungsi sebagai penangkap efek buruk dari radikal bebas
yang menyebabkan kerusakan kulit seperti munculnya keriput,
sisik, kering, dan pecah-pecah. Diketahui bahwa ekstrak metanol
buah bakau terbukti dapat berfungsi sebagai sumber antioksidan
alami yang memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat [3,
14]
. Dengan begitu, penggunaan lotion dengan kandungan ekstrak
buah bakau yang tepat dapat digunakan sebagai penangkal radikal
bebas pada kulit.

G. Tabir Surya dari Limbah Tongkol Jagung (Zea mays L).


Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Lumempouw [15]
menunjukan bahwa ekstrak tongkol jagung memiliki kandungan
fenolik yang sejalan dengan nilai SPF. Senyawa aktif yang
terkandung dalam ekstrak tongkol jagung memiliki kemampuan
yang baik dalam menangkal radikal bebas yang bekerja

66| Elkawnie: Journal of Islamic Science and Technology Vol. 1, No.1, Juni 2015
(www.jurnal.ar-raniry.com/index.php/elkawnie)
Ayu Nirmala Sari: Antioksidan Alternatif Untuk Menangkal Bahaya Radikal Bebas
Pada Kulit

menghambat oksidasi dengan cara bereaksi dengan radikal bebas


reaktif membentuk radikal bebas tak reaktif yang relatif stabil
sehingga memungkinkan bermanfaat dalam memperlambat proses
fotooksidasi akibat paparan sinar UV matahari.
Dari jurnal ilmiah farmasi diketahui bahwa fraksi etil asetat
tongkol jagung memiliki kandungan total fenolik dan aktivitas
penangkal radikal bebas lebih tinggi dibandingkan dengan fraksi
butanol nya. Selain itu, fraksi fenolik etil asetat tongkol jagung
memiliki kemampuan sebagai bahan aktif tabir surya dengan nilai
SPF yang paling tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa fraksi fenolik
tongkol jagung dapat berperan sebagai antioksidan dan sekaligus
sebagai tabir surya [4].

H. Kesimpulan
Kulit merupakan organ yang membungkus seluruh
permukaan luar tubuh yang berfungsi melindungi tubuh dari
pengaruh luar. Paparan sinar UV dalam keadaan lebih merupakan
sumber radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan
kulit hingga menyebabkan kanker. Perlindungan terhadap kulit
perlu dilakukan untuk mencegah dampak radikal bebas. Untuk
perlindungan kulit dari radikal bebas diperlukan antioksidan yang
bekerja menghambat terbentuknya radikal bebas. Penggunaan
skin lotion dari bahan buah bakau hitam (Rhizophora mucronata
Lamk.) dapat menjadi solusi alternatif sumber antioksidan untuk
menangkal radikal bebas pada kulit karena memiliki kandungan
antioksidan yang tinggi. Selain itu, fraksi fenolik dari bahan
limbah tongkol jagung (Zea mays L) juga dapat digunakan karena
terbukti memiliki aktivitas penangkal radikal bebas paling tinggi
dan memiliki kemampuan sebagai bahan aktif tabir surya dengan
nilai SPF yang paling tinggi.

Bibliography
[1.] Tortora, G. J dan B. Derrickson. 2009. Principles of Anatomy and
Physiology. United States of America: John Wiley and Sons Inc.
123.
[2.] Perdanakusuma, D. 2007. Anatomi Fisiologi Kulit dan
Penyembuhan Luka. Dipublikasikan dalam Seminar “From Caring
to Curing Before You Use Gauze:, JW Marriot Hotel Surabaya, 5

Elkawnie: Journal of Islamic Science and Technology Vol. 1, No.1, Juni 2015 |67
(www.jurnal.ar-raniry.com/index.php/elkawnie)
Ayu Nirmala Sari: Antioksidan Alternatif Untuk Menangkal Bahaya Radikal Bebas
Pada Kulit

September 2007. 1.
[3.] Maysuhara, S. 2009. Rahasia Cantik, Sehat dan Awet Muda.
Yogyakarta: Pustaka Panasea. 45-47.
[4.] Wungkana, I., Suryanto, E., dan Momuat, L. “Aktivitas Antioksidan
dan Tabir Surya Fraksi Fenolik dari Limbah Tongkol Jagung (Zea
mays L.)”, Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT. (Volume 2 No 04,
2013) 149-155.
[5.] Akbar, A. 2007. Anatomi & Fisiologi Kulit Wajah. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo. 16-17.
[6.] Dahl, M. V. 1996. Clinical Immunodermatology. London: Mosby.
1-13.
[7.] Djuanda, S., dan Sri A. S., 2003. Dermatitis. Dalam: Djuanda,
A. et al., ed. 3 Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI. 126-131.
[8.] Wibowo, D. 2005. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Grameia
Widiasarana Indonesia. 13.
[9.] Garna, H. “Patofisiologi Infeksi Bakteri pada Kulit” Sari Pediatri,
(Volume 2 No.4, 2001) 205-209.
[10.] Droge, W. Free Radicals in The Physiological Control of Cell
Function. Physiol Rev. 2002, 82, 47-95.
[11.] Richa, Y. 2009. Uji Aktivitas Penangkap Radikal dari Ekstrak
Petroleumeter, Etil Asetat dan Etanol Rhizoma Binahong (Anredera
cordifolia (Tenore) Steen) dengan Metode DPPH (2,2-difenil-1-
pikrihidrazil). Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
[12.] Jannah, R., dan Widodo. “Ekspresi Protein P53 pada Sel TIG -3
Setelah Perlakuan Sinar UV dan Ekstrak Biji Juwet (Syzygium
cumini)”, Jurnal Biotropika. (Volume 2 No 5, 2014) 273-275.
[13.] Agarwal, A., S. Gupta., & R. K. Sharma. “Role of oxidative stress
in female reproduction”. Journal of Reproductive Biology &
Endocrinology, (Volume 3, 2005) 28-35.
[14.] Purwaningsih, S., Salamah, E., dan Budiarti, T., A. “Formulasi
Skin Lotion dengan Penambahan Karagenan dan Antioksidan
Alami dari Rhizophora mucronata Lamk”. Jurnal Akuatika.
(Volume V No 1, 2014) 55-62.
[15.] Lomempuow, L.I., E. Suryanto., J. Paendong. 2012. Aktivitas Anti
UVB Ekstrak Fenolik dari Tongkol Jagung (Zea mays L.). Jurnal
Mipa Online. 1:1-4.

68| Elkawnie: Journal of Islamic Science and Technology Vol. 1, No.1, Juni 2015
(www.jurnal.ar-raniry.com/index.php/elkawnie)

Anda mungkin juga menyukai