PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan
bidan yang diakui di negaranya dan telah lulus dari pendidikan tersebut, serta
memenuhi kualifikasi untuk didaftrakan (register) dan atau memiliki izin
yang saha (lisensi) untuk melakukan praktik bidan. Definisi ini ditetapkan
melalui kongres ICM (International Confederation of Midwives) ke-27 yang
dilaksanakan pada bulan juli tahun 2005 di Brisbane Australia.
Dahulu definisi bidan hanyalah sebagai sebutan bagi orang yang
belajar disekolah khusus untuk menolong perempuan saat melahirkan.
Penyebutan “menolong perempuan” bukan berarti seorang bidan dapat di
persepsikan layaknya sebagai seorang pembantu. Penolong disini dapat
diartikan sebagai orang yang memberikan pertolongan berupa layanan
kesehatan yang memadai kepada ibu yang sedang melahirkan atau persalinan.
Persalinana yang ditolong bidan adalah persalinana yang normal. Bila ditemui
adanya kelainan maka seorang bidan harus merujuk ke dokter spesialis
kebidanan dan penyakit kandungan (Dokter Sp.OG) untuk melakukan
pertolongan lanjutan dalam mengatasi kelainan tersebut.
Menurut Undang-undang No.36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan, bidan adalah tenaga kesehatan yang dikelompokkan ke dalam
tenaga kebidanan, memiliki kewenangan untuk melakukan pelayanan
kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak, dan pelanyanan kesehatan
reroduksi perempuan dan keluaraga berencana. Di dalam keadaan tertentu
yakni suatu kodisi tidak adanya tenaga kesehatan yang memiliki kewenangan
untuk melakukan tindakan pelyanan kesehtan yang dibutuhkan serta tidak
dimungkinkan untuk dirujuk maka seorang bidan dapat memberikan
pelyanana kedokteran da/atau kefarmasian di luar kewenangannya dalam
batas tertentu.
1
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Menjelaskan bagaimana membuka praktik bidan mandiri?
2. Menjelaskan bagaimana membuka praktik bidan mandiri dan bersama
dalam kewirausahaan?
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Praktik Bidan
1. Pengertian
4. Kewajiban Bidan
Menurut Hurint (2018), Dalam melaksanakan praktik kebidanannya,
Bidan berkewajiban untuk:
2. Dasar Hukum
Permenkes No. 28 Tahun 2017
6
1) Ruang tunggu;
2) Ruang periksa;
3) Ruang bersalin;
4) Ruang nifas;
5) Wc/kamar mandi; dan
6) Ruang lain sesuai kebutuhan.
b. Bangunan Praktik Mandiri Bidan harus bersifat permanen dan tidak
bergabung fisik bangunan lainnya. Sebagaimana tidak bergabung
fisik bangunan lainnya, yakni tidak termasuk rumah tinggal
perorangan, apartemen, rumah toko, rumah kantor, rumah susun, dan
bangunan yang sejenis. Dalam hal praktik mandiri berada di rumah
tinggal perorangan, akses pintu keluar masuk tempat praktik harus
terpisah dari tempat tinggal perorangan. Bangunan praktik mandiri
Bidan harus memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan dan
kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan
keselamatan dan kesehatan bagi semua orang termasuk penyandang
cacat, anak-anak dan orang usia lanjut.
c. Persyaratan prasarana Praktik Mandiri Bidan paling sedikit
memiliki:
7
b. Tenaga Kerja
5. Aspek Keuangan
a. Sumber Dana
9
Tabungan Rp.100.000.000,00
Pinjaman Rp.50.000.000,00
Total Rp.150.000.000,00
Rp.150.000.000,00
PENGELUARAN
Pembelian obat
Rp 10.000.000,00
awal
Rp 8.000.000,00
Pembelian bahan
10
habis pakai
Alat-alat
administrasi Rp 5.000.000,00
BPB
JUMLAH Rp 150.000.000,00 Rp 132.000.000,00 Rp 18.000.000,00
· 2 orang asisten
Total: Rp.3.600.000,00
b) Biaya lain-lain
2) Pendapatan
No Jenis Pelayanan Tarif
1. Pelayanan ANC
h Imunisasi TT Rp. 50.000,00
Pelayanan Persalinan
4. Pelayanan Imunisasi
BCG Rp. 50.000,00
g Polio Rp. 50,000,00
h Hepatitis B Rp. 50,000,00
6. Pelayanan KB
Pil kombinasi
Rp. 50.000,00
KB suntik 1 bulan
Rp. 50.000,00
IUD
m Implan Rp. 200.000,00
NO JENIS KUNJUNGAN
n Kondom Bulan
Rp 50.000,00
I II III
1. Periksa hamil 21 22 24
2. Persalinan 2 5 6
Proyeksi
Kunjungan 3. Imunisasi 9 10 12
4. Pil KB laktasi 5 7 10
5. Pil KB kombinasi 4 7 7
6 Suntik 4 5 10
7. IUD pasang 4 5 6
8. IUD control 2 4 6
11 Kondom 0 1 2
12 Senam hamil 8 9 11
Modal
X 100 %
Laba/rugi
150.000.000
x 100% = 14,12
10.620.000
2. Dasar Hukum
14
4. Pendanaan
Pendanaan sendiri untuk modal awal seperti pembuatan PMB untuk
pendanaan Praktik Bidan Bersama modal awal bisa dibagi dengan
sejumlah anggota yang terlibat.
Seperti yang di paparkan diatas, bahwa modal awal adalah
Rp.132.000.000. apabila bidan yang terlibat dalam praktek bersama ada 4
orang, sehingga modal tersebut bisa di bagi dengan ke 4 orang bidan
tersebut dan di dapatkan:
132.000.000 : 4 = 33.000.0000/ orang.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pembuatan praktik bidan mandiri maupun praktik bidan bersama
tetap harus mengacu pada perundang-undanagn agar pelayanan yang di
15
B. Saran
Sebagai bidan di era milenial seperti sekarang ini diharapkan harus
banyak berinovasi dalam pelayanan kebidanan, sehingga pelayanan
kebidanan dapat mengikuti perkembangan zaman.