Anda di halaman 1dari 11

PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJERIAL

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN


BAB 4
6 Oktober 2021
Dosen : Rita Y. Toendan, SE.,M.Si

Disusun oleh :
Nama : BADARBENDU PANINGAL
NIM : 213020302144
Kelas : D

UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
2021
4.1 PEMBUATAN KEPUTUSAN

Dalam kegiatan sehari-hari manusia dan organisasi selalu dihadapkan pada


bagaimana cara mengambil sebuah keputusan. Pengambilan keputusan (decision making)
berkaitan dengan masalah (problem) yang dihadapi sebuah organisasi. Manusia dan organisasi
selalu dihadapkan pada masalah apa harus yang dilakukan, bagaimana cara melakukannya,
kapan dilakukan, siapa yang melakukannya, dan mengapa sesuatu itu perlu dilakukan.
Permasalahan ini akan menuju pada pengambilan keputusan. Tujuan dari pengambilan keputusan
di sini adalah untuk memecahkan permasalahan sehingga akan diperoleh hasil yang efektif.
Kesalahan dalam pengambilan keputusan akan memperoleh hasil yang tidak efektif.

Suatu masalah muncul karena keadaan yang sebenarnya (real condition) berbeda
dengan keadaan yang diinginkan (expected condition). Dalam peristiwa tertentu, masalah
merupakan peluang yang tersembunyi. Masalah merupakan jalan untuk memperoleh kebenaran,
karena suatu kebenaran bersumber dari masalah yang dipecahkan. Masalah yang dihadapi tenaga
penjual adalah tidak tercapainya target penjualan, jumlah penjualan yang diinginkan tidak sesuai
dengan yang terjadi sebenarnya. Beranjak dari masalah ini, tenaga penjual akan mencari
penyebab mengapa masalah ini terjadi, sehingga akan dicari pemecahannya melalui pemilihan
dari berbagai alternatif. Hasil pemecahan masalah ini merupakan pengetahuan baru bagi tenaga
penjual tersebut. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pengambilan keputusan berawal dari
masalah, tidak ada masalah maka tidak akan ada pengambilan keputusan. Pengambilan
keputusan merupakan proses pemecahan masalah melalui pemilihan dari sejumlah alternatif.
Proses pengambilan keputusan.

Sumber daya-sumber daya sini disebut sebagai tanah, modal, tenaga kerja dan
kuahanan yang juga disebut sebagai input. Jumlah outpur yang diakan ditentukan oleh
penggunaan input tersebut. Karena faktor-faktor produksi sifatnya terbatas, maka pelaku
ekonomi akan melakukan pengambilan keputusan untuk memilih faktor-faktor produksi tersebut
secara tepat untuk memperoleh hasil yang efisien dan efektif. Dalam sebuah perusahaan,
mengambil keputusan merupakan tugas seorang manajer.Masalah yang sering dihadapi oleh
manajer adalah rendahnya kinerja performance deficiency). Manajer selalu menghadapi
permasalahan tingginya perputaran tenaga kerja (tum over) atau tingkat absensi, sehingga hasil
kerja akan Para manajer juga menghadapi permasalahan lain seperti rendahnya kepuasan kerja
karyawannya, komitmen organisasi, dan tingkat produktivitas. Semua ini terjadi karena tidak
sesuainya apa yang dicapai dengan apa yang diharapkan. Permasalahan ini dapat dipecahkan
dengan mempelajari dan memahami apa penyebab timbulnya permasalahan tersebut. Para
manajer yang berhasil akan selalu dapat melihat kesempatan kesempatan yang baik untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya dalam meningkatkan kinerja. Mereka tidak merasa puas
hanya pada tujuan itu saja, tetapi akan diteliti apa penyebab dari masalah tersebut. Hal ini
dilakukan agar kalau terjadi permasalahan yang serupa, maka dengan mudah dapat dipecahkan.
Pengambilan keputusan merupakan tugas setiap manajer pada semua tingkatan dan
bidang dalam perusahaan, namun jenis keputusan yang dilakukannya adalah berbeda-beda.
Manajer puncak mengambil seputusan berkaitan dengan tugas perusahaan secara keseluruhan,
sehingga dapat
mencapai sasaran
secara efisien dan
efektif, misalnya
barang atau jasa apa
yang diproduksi atau
ditawarkan, di mana
produk tersebut
dipasarkan dan lain
sebagainya. hajer
menengah dan tingkat
bawah berkaitan
dengan Manajer men
tugas secara teknis
dapat diselesaikan
dengan baik, misalnya membuat keputusan tentang penjadwalan pekerjaan, mengalokasikan
kenaikan upah tugas-t karyawan, menertibkan karyawan untuk bekerja, dan lain sebagainya.
Pengambilan keputusan bukan hanya tugas para manajer, melainkan adalah tugas seluruh
karyawan perusahaan. Semua anggota organisasi perlu membuat suatu keputusan dalam bidang
pekerjaan mareka.

perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia, penggerakan, dan pengawasan


perlu dilakukan pengambilan keputusan karena pada setiap aktivitas tersebut dapat menimbulkan
masalah. Dengan demikian peng ambilan keputusan itu sama dengan mengelola (management)
sehingga dapat merupakan salah satu tugas penting manajer. Suatu kenyataan bahwa seluruh
aktivitas yang dilakukan oleh manajer berkaitan dengan pengambilan keputusan. Tidak
memandang sulit atau mudahnya, dan banyak atau sedikitnya aktivitas yang dilakukan manajer
tidak terlepas dari pengambilan keputusan. Yang penting bagi para manajer. bagaimana
mengambil keputusan yang efisien dan efektif. Keberhasilan manajer dalam mengambil
keputusan, juga merupakan keberhasilan datan melaksanakan aktivitas fungsionalnya.
4.2 TIPE KEPUTUSAN

Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan


pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif.
Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat
keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusun alternatif
yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan keputusan yang terbaik.

Secara umum, pengertian pengambilan


keputusan telah dikemukakan oleh banyak
ahli, diantaranya adalah :

G. R. Terry : Mengemukakan
bahwa pengambilan keputusan adalah
sebagai pemilihan yang didasarkan
kriteria tertentu atas dua atau lebih
alternatif yang mungkin.

Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan


proses pengambilan keputusan itu
dikerjakan oleh kebanyakan manajer
berupa suatu kesadaran, kegiatan
pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.

Horold dan Cyril ODonnell : Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah
pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu
rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat
dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.

P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu


masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan.

Dalam situasi tertentu para manajer akan dihadapkan pada masalah dan keputusan yang
berbeda, tergantung jenis masalahnya, maka manajer tersebut dapat menggunakan berbagai tipe
keputusan. Pada umumnyam keputusan dapat dibagi menjadi dua kategori antara lain keputusan
terprogram, setengah terprogram, dan tidak terprogram.

1. Keputusan terprogram/keputusan terstruktur :

Keputusan yang berulang-ulang dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan


terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manjemen tingkat bawah. Keputusan terprogram
dibuat sebagai respon terhadap permasalahan yang timbul di organisasi
Keputusan terprogram lainnya berkaitan dengan jenis keahlian yang dibutuhkan untuk
memenuhi posisi tertentu, untuk pusat pemesanan kembali untuk pemesanan manufaktur, dan
pelaporan terpisah untuk pengeluaran di atas 10 persen dari anggaran. Setelah manajer
memformulasikan aturan keputusan ini, para bawahan dan lainnya dapat mengambil keputusan
guna membebaskan manajer dari tugas lainnya.

Contoh : keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang,dll.

2. Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur :

keputusan yang sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan
sebagian tidak terstruktur. Keputusan ini sering bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan-
perhitungan serta analisis yang terperinci. Contoh : Keputusan membeli sistem komputer yang
lebih canggih, keputusan alokasi dana
promosi.

3. Keputusan tidak terprogram/ tidak


terstruktur :

Adapun keputusan tidak terprogram


(nonprogrammed decisions) diambil sebagai
respon dari situasi yang unik, tidak
terjelaskan dengan baik dan sebagian besar
tidak terstruktur, serta memiliki konsekuensi
penting bagi organisasi. Banyak keputusan
tidak terprogram melibatkan perencanaan
strategis karena ketidakpastiannya tinggi
dan keputusan bersifat kompleks. keputusan
yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak
selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di
manajemen tingkat atas. Informasi untuk
pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia
dan biasanya berasal dari lingkungan luar.
4.3 KEMUNGKINAN YANG DIHASILKAN DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN

Dari pengambilan keputusan akan dapat menghasilkan tiga kemungkinan antara lain,
kepastian, risiko, dan ketidakpastian. Berikut adalah uraian dari masing masing kemungkinan
tersebut

KEPASTIAN

Kepastian (certainty) adalah suatu peristiwa yang diharapkan terjadi atas tindakan
pengambilan keputusan yang dilakukan manajer. Para manajer yakin bahwa pemilihan alternatif
yang tepat mereka lakukan merupakan sesuatu yang wajar dalam memperoleh hasil yang
diinginkan. Mereka yakin bahwa tindakan yang dilakukan dalam pengambilan keputusan sesuai
dengan yang diharapkan, ini merupakan situasi yang ideal dilakukan. Misalnya, seorang manajer
memutuskan untuk menginvestasikan sebagian dana dalam bentuk saham dari pada membuka
usaha baru. Berbagai pertimbangan yang dilakukan baik mengenai untung-rugi dari kedua
bentuk investasi tersebut maupun pada aspek lain, sehingga memperoleh suatu keputusan yang
dianggap lebih tepat. Dengan demikian, para manajer mengambil suatu tindakan peng ambilan
keputusan dari berbagai alternatif yang ada dengan tujuan untuk memperoleh sesuatu sesuai
dengan yang diharapkan, itu merupakan sesuatu yang ideal.

RESIKO

Setiap orang atau organisasi dalam melakukan aktivitasnya selalu dibarengi dengan
adanya risiko. Dapat dikatakan, setiap aktivitas mempunyai risiko, tidak ada aktivitas yang tidak
mempunyai risiko. Biasanya, semakin banyak aktivitas yang dilakukan maka semakin besar pula
risiko yang ditimbulkannya. Para manajer harus mempertimbangkan risiko dari setiap tindakan
yang dilakukannya. Mereka harus mempunyai kemampuan untuk memperkirakan kemungkinan-
kemungkinan yang terjadi atas tindakan yang dilakukan. Kemungkinan-kemungkinan yang
terjadi dapat diketahui berdasarkan informasi dan pengalaman yang pernah dilalui. Dengan
memperhitungkan risiko, manajer dengan mudah dapat mengetahui hasil yang diperoleh pada
beberapa periode yang akan datang.

Manajer harus dapat menghitung risiko usahanya. Untuk menghitung besarnya risiko
dihubungkan dengan penghasilan yang diharapkan dari usahanya. Misalnya, untuk
mengivestasikan sejumlah dana ke dalam bentuk saham parusahaan WIB. Keputusan yang dibuat
tentunya dipengaruhi oleh tingkat penghasilan (return) dan ditentukan oleh keadaan ekonomi.
Suatu keputusan bisa dibuat jika tersedia data tentang keadaan ekonomi. Informasi tentang
keadaan ekonomi, ada tiga keadaan ekonomi antara lain, keadaan ekonomi kuat, sedang, dan
rendah.

KETIDAKPASTIAN
Ketidakpastian (uncertainty) sesuatu yang ingin dicapai, namun informasi tentang
alternatif dan peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan datang belum diketahui. Manajer
tidak memiliki informasi yang jelas tentang peristiwa yang terjadi di masa akan datang.
Ketidakpastian bisa muncul dari faktor lingkungan eksternal yang sebagian dan seluruhnya di
luar kendali dari manajer. Faktor keadaan ekonomi dan politik, serta strategi pesaing adalah hal-
hal yang sulit diperkirakan di masa datang. Manajer perlu membuat suatu asumsi untuk
digunakan dalam pembuatan keputusan. Para manajer harus menggunakan beberapa pendekatan
alternatif yang kreatif dan penilaian pribadi untuk memilih alternatif terbaik.

4.4 MODEL-MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN

MODEL KEPUTUSAN KLASIK

Model keputusan klasik (classical decision model) merupakan model yang mengharapkan
para manajer dapat mengambil keputusan yang rasional (rational decision) secara ekonomis.
Model klasik bertujuan untuk mendefi nisikan bagaimana pngambil keputusan (decision maker)
sebaiknya membuat keputusan. Pada berapa tahun terakhir, model klasik telah memberikan
aplikasi terhadap teknik kuantitatif dengan menggunakan komputer seperti, pemrograman linear
(linear programming), pohon keputusan (decision tree), operasi penelitian (research operation),
matrik imbalan (payoff matrics), analisis titik impas (break even point), dan teknik peramalan
(forecasting technique).

Model pengambilan keputusan klasik mempunyai kemampuan untuk membantu para


manajer menjadi lebih rasional. Model ini merupakan model yang sangat rasional dalam
membantu manajer untuk mengambil keputusan.
MODEL KEPUTUSAN ADMMINISTRATIF

Model pengambilan keputusan administratif (administrative decision model)


menggambarkan bagaimana para manajer membuat keputusan pada kondisi sulit. Para manajer
sering menghadapi masalah yang sulit, jarang terjadi atau tidak terstruktur. Sebagai antisipasi
dalam menghadapi masalah tersebut, para manajer menggunakan tipe keputusan tidak
terprogram, Informasi yang tersedia tentang alternatif dan hasilnya sangat terbatas, sehingga
kondisi pengambilan keputusan adalah ketidakpastian. Para manajer tidak mampu mempuat
keputusan ekonomi secara rasional. Herbert A. Simon mengusul kan dua konsep dalam
pembentukan model administratif antara lain, rasionalitas terbatas, pemenuhan, dan intuisi.

RASIONALITAS TERBATAS DAN PEMENUHAN

Rasionalitas terbatas (bounded rationality), manajer mempunyai keterbatasan dalam


mengambil keputusan yang rasional secara ekonomis. Banyak masalah tidak terstruktur yang
dihadapi, dan informasi yang tersedia sangat terbatas membuat manajer sulit untuk
memcahkannya dengan pengambilan keputusan yang rasional. Pemenuhan, para manajer
memilih pemecahan masalah dari alternatif pertama yang memenuhi kriteria keputusan minimal.
Model ini sangat tepat dalam menggambarkan bagaimana para manajer membuat keputusan
tentang masalah yang sulit dipecahkan dalam keadaan risiko dan ketidakpastian.

INTUISI

Cara lain dalam pengambilan keputusan administrasi adalah intuisi. Intuisi adalah proses
pengambilan keputusan yang dilakukan berdasarkan perasaan, dan pengalaman yang telah
terkumpul. Pengambilan keputusan dengan cara seperti itu bukan berarti bahwa tidak
dibutuhkannya pemikiran secara rasional. Berdasarkan pengalaman yang lalu, manajer dapat
dengan cepat menyusun beberapa alternatif untuk mengambil keputusan yang tepat. Pada
umumnya, masalah yang demikian adalah masalah terstruktur sehingga dengan mudah para
manajer dapat mengatasinya. Demikian juga, dengan menggunakan perasaan (feeling) para
manajer membuat keputusan berdasarkan perasaaan dan emosi dalam mengambil keputusan,
tetapi tidak terlepas dari analisis rasional.

Untuk menghadapi masalah baru dan situasi yang tidak pasti, para manajer sering
menggunakan intuisi dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya. Disamping itu,
pengambilan keputusan dengan intuisi dapat juga dilakukan berdasar proses mental bawah sadar,
dan nilai atau etika. Banyak manajer yang berhasil dengan menggunakan intuisi dan
pertimbangan pertimbangan dengan menggunakan analisis secara rasional dalam mengambil
keputusan.
MODEL KEPUTUSAN POLITIS

Model keputusan
politis, para manajer sering
menghadapi masalah tidak
terstruktur, dan informasi
sangat terbatas. Model ini
digunakan dalam pengambilan
keputusan tidak terprogram,
dan kondisi ketidakpastian.
Keputusan yang dibuat para
manajer dalam organisasi
dengan tujuan yang berbeda,
sehingga mereka diharuskan untuk mengambil suatu kesepakatan dalam berbagai informasi. Para
manajer tersebut perlu membentuk koalisi untuk mencapai kesepakatan. Koalisi berarti
pembentukan aliansi secara informal di antara para manajer untuk mencapai kesepakatan dalam
pengambilan keputusan. Dengan demikian, tanpa ada koalisi dalam peng ambilan keputusan
dapat mengakibatkan individu atau kelompok yang kuat akan mendominasi dalam pengambilan
keputusan.

4.5 PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pengambilan keputusan adalah suatu hasil atau keluaran dari proses mental ata kognitif
yang mengusung pada pemilihan jalur perbuatan antara beberapa pilihan yang tersedia. Definisi
lain dari pengambilan keputusan atau Decision Making yaitu suatu proses pemikiran dalam
pemulihan dari beberapa alternatif atau kemungkinan yang paling sesuai dengan nilai atau tujuan
individu untuk mendapatkan hasil atas solusi tentang prediksi kedepan.

Setiap individu dan kelompok dalam organisasi mengambil suatu keputusan dalam
melaksanakan aktivitasnya. Para manajer pada semua tingkatan dan bidang membuat keputusan.
Mereka memilih satu atau lebih dari sejumlah alternatif yang ada untuk dijadikan sebagai
keputusan.

a. Menentukan tujuan. Penetapan tujuan dan sasaran secara memadai akan menentukan
hasil yang akan dicapai
b. Mengidentifikasi persoalan. Sebuah syarat yang perlu bagi keputusan adalah persoalan.
Proses pengambilan keputusan umumnya dimulai setelah permasalahan diidentifikasi

c. Mengembangkan berbagai alternatif solusi. Sebelum mengambil keputusan harus


dikembangkan beberapa alternatif solusi yang dapat dilaksanakan dan harus dipertimbangkan
konsekuensinya

d. Mengevaluasi alternatif. Setelah alternatif dikembangkan, alternatif harus dievaluasi


dan dibandingkan

e. Memilih alternatif. Alternatif yang baik adalah dalam hubungannya dengan sasaran
atau tujuan yang hendak dicapai

f. Melaksanakan keputusan. Jika salah satu alternatif yang terbaik telah dipilih, keputusan
tersebut harus ditetapkan.

g. Evaluasi. Mekanisme sistim evaluasi perlu dilakukan agar apa yang diharapkan dari
keputusan tersebut dapat terealisasi. Evaluasi didasarkan atas sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan. Proses pengambilan keputusan diawali ketika seseorang berada

dalam situasi pengambilan keputusan. Penanganan yang tepat terhadap situasi


pengambilan keputusan juga akan menentukan keberhasilan pengambilan keputusan. Situasi
pengambilan keputusan menjadi muncul dalam diri seseorang ketika ia dihadapkan dengan
permasalahan dan beberapa alternatif atau pilihan sebagai jawaban dari permasalahannya.
Selanjutnya dari beberapa alternatif tersebut, ia mulai mempertimbangkan, berpikir, menaksir,
memprediksi dan menentukan pilihan. Tahap menentukan pilihan dari alternatif yang ada
merupakan tahap terpenting dalam proses pengambilan keputusan.

Tujuan pengambilan keputusan dapat dibedakan atas dua, yaitu :

Tujuan yang bersifat tunggal, terjadi apabila keputusan yg dihasilkan hanya menyangkut
satu masalah, artinya bahwa sekali diputuskan, tidak akan ada kaitannya dgn masalah lain.

Tujuan yang bersifat ganda, terjadi apabila keputusan yg dihasilkan itu menyangkut lebih
dari satu masalah, artinya bahwa satu keputusan yg diambil itu sekaligus memecahkan dua
masalah atau lebih, yang bersifat tidak kontradiktif.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.dosenpendidikan.co.id/pengambilan-keputusan/

https://www.gurupendidikan.co.id/teknik-pengambil-keputusan/

https://www.situsekonomi.com/2019/07/keputusan-terprogram-dan-
tidak.html

https://taniasev.wordpress.com/2017/11/12/tipe-tipe-dalam-pengambilan-
keputusan/

https://www.situsekonomi.com/2019/07/pengambilan-keputusan-
berdasarkan-model.html

Anda mungkin juga menyukai