Anda di halaman 1dari 7

MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN

UNTUK MEMENUHI UTS MATA KULIAH


PENGANTAR MANAJEMEN BAB 8 & 9
29 Oktober 2021
Dosen : Rita Y. Toendan, SE.,M.Si

Disusun oleh :
Nama : BADARBENDU PANINGAL
NIM : 213020302144
Kelas : D

UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
2021
1. PENGERTIAN MOTIVASI MENURUT BEBERAPA TOKOH

Mathis dan Jackson (2006) mengatakan, motivasi merupakan Hasrat di


dalam seseorang menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan.
Seseorang melakukan tindakan untuk sesuatu hal hal mencapai tujuan.
Siagian (1997), yang dimaksud dengan motivasi adalah daya pendorong
yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk
mengerahkan kemampuan, dalam bentuk keahlian atau keterampilan
tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang
menjadi tanggungjawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka
pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan
sebelumnya. Robin (2003), motivation as the processes that account for an
individual’s in tensity, direction, and persistence of effort toward attaining
a goal. Handoko (1986), mendefinisikan bahwa motivasi merupakan
kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara perilaku
manusia.

2. TIGA MODEL MOTIVASI MODEL TRADISIONAL, MODEL


HUBUNGAN MANUSIA, MODEL SUMBER DAYA MANUSIA

 Model tradisional pertama kali dikemukakan oleh Frederick W.


Taylor dari manajemen ilmiah (scientific management). Dalam model
ini, manajer menentukan cara yang paling efisien untuk pekerjaan
berulang dan memotivasi karyawan dengan sistem insentif, semakin
banyak yang dihasilkan maka semakin besar upah yang diterima.
 Model hubungan Manusia selalu dikaitkan dengan Elton Mayo. Mayo
menemukan bahwa kebosanan dan pengulangan berbagai tugas
merupakan faktor yang dapat menurunkan motivasi, sedangkan
kontak sosial membantu dalam menciptakan dann mempertahankan
motivasi.
 Mc. Gregor dan ahli teori lain, melontarkan kritik kepada model
hubungan manusia dengan mengatakan konsep tersebut hanya
merupakan pendekatan yang lebih canggih untuk memanipulasi
karyawan. Model Sumber Daya Manusia yang menyatakan bahwa
para karyawan dimotivasi oleh banyak faktor, tidak hanya uang atau
keinginan untuk mencapai kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk
berprestasi dan memperoleh pekerjaan yang berarti.

3. PERBANDINGAN ANTARA TIGA MODEL MOTIVASI DIATAS

Model Tradisional Model Hubungan Manusia Model Sumber Daya Manusia


Asumsi
1. Pekerja pada 1. Orang menginginkan 1. Pekerjaan pada dasarnya
umumnya tidak merasa berguna dan belum pasti tidak
disenangi oleh penting menyenangkan. Orang ingin
banyak orang. menyumbang bagi sasaran
yang bermanfaat.

2. Apa yang 2. Orang ingin dihargai 2. Pada umumnya orang dapat


mereka kerjakan sebagai individu. bekerja lebih kreatif,
akan kurang mengarahkan dan
penting dibanding mengendalikan diri dari pada
apa yang mereka dituntut pekerjaan mereka
peroleh dari sendiri
kegiatan mereka.

3. Sebagian yang 3. Kebutuhan akan hal


ingin atau dapat tersebut lebih penting dari
menangani uang dalam memotivasi
pekerjaan yang orang untuk bekerja.
memerlukan
kreativias,
mengarahkan,
atau
mengendalikan
diri.

4. TEORI TEORI MOTIVASI

1. Teori Hierarki Kebutuhan


Teori ini menjelaskan bahwa setiap manusia mempunyai kebutuhan
(need) yang munculnya sangat tergantung pada kepentingannya secara
individu. Berdasrkan hal tersebut, Maslow membagi kebutuhan manusia
tersebut menjadi lima angkatan lima angkatan, sehingga teori motivasi ini
disebut sebagai “the five hierarchy need” mulai dari kebutuhan yang
pertama sampai pada kebutuhan yang tertinggi.

2. Teori Dua Faktor


Teori dua faktor pertama kali dikemukakan oleh Frederick Herzberg.
Dalam teori ini dikemukakan bahwa, pada umumnya para karyawan baru
cenderung untuk memusatkan perhatiannya pada pemuasan kebutuhan
lebih rendah dalam pekerjaan pertama mereka, terutama keamanan.

3. Teori Motivasi McClelland


Konsep penting dari teori motivasi ini adalah pada kekuatan yang ada di
dalam diri manusia, yang mana merupakan motivasi prestasi. Menurut MC
Clelland, individu dapat memiliki motibasi jika memang dirinya memiliki
keinginan untuk berprestasi lebih baik dibandingkan lainnya.
4. Teori X dan Y

Teori motivasi ini menggabungkan dari terori eksternal dan internal yang
kemudian dikembangkan MC Gregor. Gregor merumuskan dua perbedaan
dasar dari perilaku manusia. Kedua teori ini yang kemudian dikenal dengan
Teori X dan Y.

Teori-teori X:

 Kebanyakan pekerja itu malas, tidak senang bekerja bahkan jika


bisa akan menghindari hal tersebut.
 Karena pada dasarnya memang tidak senang bekerja, maka harus
dilakukan pemaksaan dan pengendalian. Bahkan diperlakukan
hukuma serta diarahkan agar dapat mencapai tujuan dari
organisasi.

Teori – teori Y:

 Usaha fisik dan mental yang telah dilakukan manusia sama dengan
kegiatan bermain dan istirahat.
 Rata Rata seseorang akan mau belajar jika dalam kondisi yang
layak, tak hanya menerima namun juga ikut mencari tanggung
jawab.

5. Teori Penguatan
Teori penguatan (reinforcement theory) pertama sekali dikemukakan
oleh seorang ahli psikolog B.F. Skinner, yang mengatakan bahwa
bagaimana tingkah laku di masa lampau memperngaruhi tindakan di masa
yang akan datang dalam proses belajar siklis

6. Teori Keadilan
Teori ini mengemukakan bahwa orang selalu membandingkan antara
masukan masukan yang mereka berikan pada pekerjaannya dengan hasil
yang diperoleh dari pekerjaannya tersebut. Masukan masukan atau
sumbangan tersebut baik dalam bentuk Pendidikan, pengalaman, latihan
dan usaha, sedangkan hasil yang diterima adalah dalam bentuk
penghargaan .

7. Teori ERG

Teori yang dikemukakan oleh Aldefer ini dikenal dengan teori ERG yang
memiliki kepanjangan dari E=Existence yang mana kebutuhan akan
eksistensi, R=Relatedness yang mana kebtuuhan yang dikaitkan dengan
pihak lainnya, serta G=Growth menyatakan sebagai kebutuhan untuk
tumbuh.
5. PENGERTIAN KEPEMIMPNAN

Kepemimpinan merupakan salah sau tugas manajer dalam mencapai


tujuan organisasi. Oleh karena itu, kepemimpinan merupakan salah satu
fungsi manajemen. Koontz, et al. (1990) mendefinisikan kepemimpinan
sebagai pengaruh,seni, atau proses mempengaruhi orang orang sehingga
mereka akan berusaha dalam mencapai tujuan kelompok dengan kemauan
dan antusias. Robins (2006) mendefinisakan kepemimpinan sebagai
kemampuan untuk mempengaruhi kelompok dalam mencapai tujuan
organisasi.

6. UNSUR UNSUR KEPEMIMPINAN

Unsur-unsur utama esensi kepemimpinan ialah:


 Unsur pemimpin atau orang yang memengaruhi.
 Unsur orang yang dipimpin sebagai pihak yang dipengaruhi.
 Unsur interaksi atau kegiatan atau usaha dan proses memengaruhi.
 Unsur tujuan yang kehendak dicapai dalam proses memengaruhi.
 Unsur perilaku atau kegiatan yang dilakukan sebagai hasil
memengaruhi. Pengertian kepemimpinan dengan unsur-unsurnya
sebagaimana uraian-uraian sebelumnya, bahwa kepemimpinan
berlangsung di dalam sebuah organisasi yang dalam arti statis
merupakan wadah dalam bentuk suatu struktur organisasi.

7. SIFAT PADA KEPEMIMPINAN

Orang mengasumsikan bahwa pemimpin mempunyai mempunyai


beberapa sifat yang sama dibawa sejak lahir. Pandangan ini mengatakan
bahwa sifat pemimpin dibawa sejak lahir dan bukan dibuat, ini merupakan
suatu kepercayaan yang mengacu pada jaman Yunani dan Romawi kuno,
pengkajian ini dilakukan untuk mendifinisikan sifat sifat fisik, mental, dan
kepribadian pemimpin. Pandangan ini secara berangsur angsur hilang
dengan munculnya aliran perilaku dalam psikologis , dan menekankan
bahwa orang orang sifat sifat pemimpin bukan karena dilahirkan.

8. PEMIMPIN DAN BUKAN PEMIMPIN

Ralp M. Stogdill mengidentifikasi lima sifat fisik dalam kepemimpinan


(seperti energi, penampilan, dan tinggi badan), empat sifat intelektualitas
dan kapabilitas, enambelas sifat kepribadian (seperti adaptabilitas,
agresifitas, antusiasme, dan keyakinan diri), enam sifat yang berhubungan
dengan tugas (seperti dorongan berpotensi, ketekunan, dan inisiatif). Dan
sembilan sifat sosial (seperti kerja sama, kemampuan antar pribadi, dan
kemampuan administratif ). Stoner et al. (1996) mengatakan bahwa
kelompok pemimpin lebih cerah, lebih terbuka, dan lebih percaya diri dari
pada yang bukan pemimpin. Mereka juga cenderung untuk lebih tinggi dari
yang bukan pemimpin. Robins (2006) mengemukakan bahwa sifat sifat
yang membedakan pemimpin dengan bukan pemimpin antara lain , ambisi
dan semangat. Para peneliti lain mengatakan bahwa sebagai bukti kuat
yang membedakan pemimpin dan bukan pemimpin antara lain adalah sifat
mawas diri yang kuat artinya sangat luwes dalam menyesuaikan perilaku
mereka ke dalam situasi yang berlainan berkemungkinan jauh lebih besar
untuk muncul sebagai pemimpin dari pada orang yang sifat mawas dirinya
lemah.

9. PEMIMPIN EFEKTIF DAN TIDAK EFEKTIF

Hasil penelitian E. Ghiselli menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang


signifikan antarkepemimpinan yang efektif dengan bukan efektif antara
lain, kecerdasan, kemampuan pengawas, inisiatif, percaya diri, dan
individualitas dalam melaksanakan pekerjaan. Pada saat yang sama,ketika
kecerdasan sangat tinggi atau rendah dapat mengurangi efektivitas
kepemimpinan. Kebanyakan dari peneliti lain menemukan bahwa
kepemimpinan yang efektif tidak tergantung pada sifat sifat tertentu,
tetapi lebih dari itu yaitu seberapa cocok sifat sifat pemimpin itu dengan
kebutuhan situasinya.

10. PENDEKATAN PERILAKU PADA KEPEMIMPINAN

Ada empat perilaku kepemimpinan yang dibahas pada bagian ini.

 Studi Ohio University


Hasil penelitian ini dilakukan pada akhir dasawarsa 1940-an, yang
berusaha mengidentifikasi dimensi dimensi independent dari perilaku
pemimpin. Terdapat dua dimensi yaitu, Struktur pemrakarsa (initiating
structure) dan pertimbangan (consideration). Struktur pemrakarsa merujuk
pada sejauhmana seorang pemimpin berkemungkinan untuk menetapkan
dan dapat menyusun perannya dan peran para anggotanya dalam
mengupayakan pencapaian tujuan. Pertimbangan dapat digambarkan
sebagai sejauhmana seseorang berkemungkinan memiliki hubungan
pekerjaan yang dicirikan sebagai saling percaya, menghargai gagasan para
bawahan, dan memperhatikan perasaan mereka.

 Penelitian Michigan University


Secara bersamaan penelitian juga dilakukan di Michigan University,
yang mempunyai sasaran yang sama, yaitu mencari karakteristik perilaku
pemimpin yang berkaitan dengan ukuran efektivitas kinerja. Peneliti
membedakan pemimpin yang berorientasi pada karyawan ( employee-
oriented leader) dan berorientasi pada produksi (production-oriented
leader). Pemimpin yang berorientasi pada karyawan mendorong agar para
anggota organisasi berpartisipasi dalam menentukan tujuan organisasi dan
keputuasan lain yang berkaitan dengan pekerjaan serta membantu dalam
memastikan prestasi kerja yang tinggi dengan membangkitkan
kepercayaan dan penghargaan. Sebaliknya, pemimpin yang berorientasi
pada produksi cenderung menetapkan pada aspek teknis, dengan
menetapkan standar kerja yang kaku, mengorganisasikan tugas sedetail
mungkin, menetapkan standar kerja yang kaku, mengorganisasikan tugas
sedetail mungkin, menetapkan metode kerja yang harus diikuti, dan
mengawasi kerja karyawan secara ketat dalam mencapai tujuan.

 Kisi kisi Manajerial


Kisi kisi manajerial (managerial grid) pertama kali dikembangkan
oleh Robert Blake dan Jane Mouton membantu untuk mengukur perhatian
pemimpin terhadap orang dan tugas yang pada hakekatnya mewakili
dimensi pertimbangan dan struktur pemrakarsa dari Ohio atau dimensi
pemimpin yang berorientasi pada karyawan dan berorientasi pada
produksi dari Michigan University.

 Penelitian Skandinavia
Para peneliti di sini menilai bahwa pemimpin yang efektif akan
memperlihatkan perilaku yang berorientasi pada pengembangan
(development-oriented leader). Termasuk pada pendekatan ini adalah para
pemimpin yang menghargai eksperimentasi, mencari gagasan baru, serta
membuat dan mengimplementasikan perubahan.

Anda mungkin juga menyukai