Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1 PENDAHULUAN
Skema Penjabaran Rencana Umum ke Rencana Detail Serta Tindak Lanjut Proses
Legislasi RDTR Kecamatan Lemahabang
PERDA RDTR
Rekomendasi Gubernur
Jawa Barat dan
Persetujuan Substansi
Kementerian ATR
Lingkup wilayah Kegiatan Pendampingan Proses Permohonan Rekomendasi Gubernur Rencana Detail Tata
Ruang (RDTR Kawasan Perkotaan Kecamatan Lemahabang, merupakan Kawasan Perkotaan Lemahabang yang
meliputi seluruh wilayah Kecamatan Lemahabang dengan luas wilayah perencanaan mencapai + 21,49 Km2 atau 2.149
8
Ha.
02
Kajian Materi Teknis RDTR
Kawasan Perkotaan
Kecamatan Lemahabang
KESESUIAN MATERI TEKNIS RDTR KAWASAN PERKOTAAN KEC.
LEMAHABANG
Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/BPN Materi Teknis RDTR dan PZ Kawasan Perkotaan
NO. 16 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kecamatan Lemahabang
Detail Tata Ruang Dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Teknik pengaturan zonasi merupakan ketentuan lain dari aturan dasar yang disediakan atau dikembangkan untuk memberikan
fleksibilitas dalam penerapan aturan dasar dan ditujukan untuk mengatasi berbagai permasalahan dengan mempertimbangkan
karakteristik blok/zona 10
2.1 KAWASAN PERKOTAAN (BWP LEMAHABANG)
Pembagian Sub BWP dan Blok Kawasan Perkotaan No SUB BWP DESA BLOK LUAS (HA) No SUB BWP DESA BLOK LUAS (HA)
1. LMB.I LMB.I.a 18.54 CIPEUJEUH LMB.IV.a 107.77
LEMAHABANG
LMB.I.f 6.22 KULON LMB.IV.b 93.23
KULON
LMB.I.k 28.24 4 LMB.IV Jumlah 201.00
Jumlah 53.00 LMB.IV.c 123.73
SINDANGLAUT
LMB.I.b 8.54 LMB.IV.d 23.27
LMB.I.c 19.05 Jumlah 147.00
LEMAHABANG
LMB.I.d 6.82 LMB.V.c 96.19
WANGKELANG
LMB.I.e 9.60 LMB.V.d 63.81
Jumlah 44.00 5 LMB.V Jumlah 160.00
LMB.I.g 28.33 LMB.V.a 258.65
BELAWA
CIPEUJEUH LMB.I.h 12.48 LMB.V.b 225.35
WETAN LMB.I.i 60.25 Jumlah 484.00
LMB.I.j 72.94 Perkotaan Lemahabang 3814.00
Jumlah 174.00
2. LMB.II LMB.II.a 8.98
SIGONG LMB.II.b 66.71
LMB.II.c 125.31
Jumlah 201.00
LMB.II.d 143.05
LMB.II.e 38.24
SARAJAYA
LMB.II.f 8.68
LMB.II.g 12.03
Jumlah 202.00
3. LMB.III TUK LMB.III.a 40.12
KARANGSUWUNG LMB.III.b 46.88
Jumlah 87.00
LMB.III.c 30.48
LMB.III.d 52.02
LEUWIDINGDING
LMB.III.e 29.30
LMB.III.f 19.19
Jumlah 131.00
LMB.III.g 40.77
PICUNGPUGUR
LMB.III.h 33.23
Jumlah 74.00
LMB.III.i 67.94
ASEM
LMB.III.j 123.06
Jumlah 191.00 12
2.2 TUJUAN PENATAAN RUANG
“mewujudkan ruang wilayah
TUJUAN PENATAAN kabupaten yang aman, nyaman,
RUANG RTRW produktif, berkelanjutan, Tujuan Penataan Ruang
KABUPATEN CIREBON harmonis, dan terpadu sebagai Kawasan Perkotaan
(PERDA KAB. CIREBON sentra pertanian, industri dan Lemahabang
NO 07 TAHUN 2018) pariwisata yang mendukung PKN
Cirebon” “Mewujudkan Penataan
Ruang Kawasan Perkotaan
Lemahabang sebagai Pusat
FUNGSI KAWASAN
Pengembangan Industri
PERKOTAAN Pelayanan Skala Kabupaten sebagai
yang Memberikan
LEMAHABANG SEBAGAI Industri Kecil dan Menegah
Kontribusi Optimal pada
PKL (PUSAT KEGIATAN
Pengembangan Fungsi dan
LOKAL)
Peran Cirebon sebagai PKN
Permukiman Perkotaan
2.2 RENCANA STRUKTUR RUANG
14
2.2 RENCANA STRUKTUR RUANG
JALAN LINGKUNGAN
• Kecepatan paling rendah 5 km/jam
• Lebar jalan paling kecil 1Meter
15
2.2 RENCANA STRUKTUR RUANG
16
2.2 RENCANA STRUKTUR RUANG
Skema 4 rumah 1 septiktank
Konsep
4. Rencana Jaringan Air Limbah Pembuatan
Rencana pengembangan Jaringan Air Limbah di Kawasan Perkotaan Septictank
Lemahabang, meliputi :
Sistem off-site dengan tanki septik komunal untuk daerah
permukiman padat
Sistem on-site tanki septik individual pada perumahan
perkepadatan rendah dan fasilitas umum / fasilitas sosial
Perbaikan sarana sanitasi permukiman dalam hal pembuangan limbah
tinja dengan sanitasi setempat (sistem on site sanitation) meliputi
perbaikan cubluk dan penerapan tanki septik indivual;
Sistem Sanitasi Terpusat Pengembangan Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) Domestik pada lokasi padat penduduk.
17
2.2 RENCANA STRUKTUR RUANG
18
2.2 RENCANA STRUKTUR RUANG
19
2.2 RENCANA STRUKTUR RUANG
20
2.2 RENCANA STRUKTUR RUANG
8. Rencana Jaringan Persampahan Rencana pengembangan sistem pengolahan persampahan di Kawasan Perkotaan
Lemahabang, meliputi :
Timbunan Sampah di Kawasan Perkotaan
1. Sistem Pewadahan. Yaitu melalui penyediaan tong-tong sampah di setiap
Kecamatan Lemahabang Tahun 2018 - 2038
rumah maupun bangunan sarana kota, dengan ukuran 40-100 liter. Tong
Proyeksi Timbunan Sampah (Liter/Hari)
No Desa
2018 2023 2028 2033 2038
sampah setiap rumah disediakan sendiri oleh masing-masing keluarga
1 Picungpugur 4,620 5,074 5,525 5,979 6,432 sementara tong sampah sarana kota disediakan oleh pemerintah. Perlu
2 Leuwidingding 8,591 9,435 10,277 11,118 11,960 diperkenalkan untuk membagi tongsampah menjadi dua bangian untuk
3 Asem 8,668 9,518 10,368 11,217 12,067 menampung sampah organik dan anorganik agar memudahkan pengolahan
4 Cipeujeuh Kulon 15,243 16,737 18,230 19,726 21,219 sampah (daur ulang dan pembuatan kompos).
5 Sindanglaut 11,949 13,120 14,292 15,463 16,635
6 Cipeujeuh Wetan 22,322 24,511 26,700 28,889 31,075 2. Sistem Pengumpulan. Pengumpulan dari tong-tong sampah dilakukan dengan
7 Lemahabang Kulon 12,067 13,250 14,432 15,617 16,800 gerobak sampah ukuran 1 m3 ke lokasi transfer depo atau Tempat
8 Lemahabang 9,144 10,040 10,937 11,833 12,730 Penampungan Samentara (TPS).
9 Sigong 17,438 19,148 20,859 22,567 24,277
Pengembangan TPS di Kawasan Perkotaan Lemahabang diarahkan
10 Sarajaya 13,093 14,377 15,661 16,946 18,230
menggunakan Landasan Container, hal ini mempertimbangkan faktor
11 Tuk Karangsuwung 8,019 8,806 9,592 10,379 11,165
12 Belawa 16,181 17,768 19,355 20,941 22,528
kemudahan pengangkutan sampah.
13 Wangkelang 7,420 8,146 8,874 9,600 10,329
Jumlah 154,754 169,928 185,100 200,274 215,446
3. Sistem Pemindahan dan Pengangkutan. Yaitu kontainer sampah berukuran 10 m3 pada setiap transfer depo atau TPS diangkut oleh
kendaraan truk sampah (arm-roll truck) ke lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
4. Sistem Pembuangan/Pengolahan. Pengolahan sampah dilakukan dengan interkoneksi Tempat Pengolahan dan Pemprosesan Akhir
Sampah (TPPAS) dengan sistem lahan urug (sanitary landfill) di TPPAS Regional.
21
2.3 RENCANA POLA RUANG
24
2.4 PENETAPAN SUB BWP PRIORITAS
26
2.5 ARAHAN PEMANFAATAN RUANG
27
2.5 ARAHAN PEMANFAATAN RUANG
28
2.5 ARAHAN PEMANFAATAN RUANG
29
2.5 ARAHAN PEMANFAATAN RUANG
30
2.5 ARAHAN PEMANFAATAN RUANG
31
2.5 ARAHAN PEMANFAATAN RUANG
32
2.6 PERATURAN ZONASI
34
Ketentuan Kegiatan Penggunaan Lahan
35
Ketentuan Kegiatan Penggunaan Lahan
36
Ketentuan Kegiatan Penggunaan Lahan
37
Ketentuan Kegiatan Penggunaan Lahan
38
Ketentuan Kegiatan Penggunaan Lahan
39
2.6 PERATURAN ZONASI
Kawasan Suaka
KSA/KP
2. Alam/Kawasan Perlindungan 1. Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan KSA/KPA 5% 0,05 4 m (1 Lantai) 95% - -
A
Alam
A. Kawasan Budidaya
1. Perumahan Kepadatan Tinggi R-2 70% 2,8 16 m (4 Lantai) 20% 70% 70%
1. Perumahan R 2. Perumahan Kepadatan Sedang R-3 60% 1,8 12 m (3 Lantai) 30% 60% 60%
3. Perumahan Kepadatan Rendah R-4 50% 1,5 12 m (3 Lantai) 40% 50% 50%
1. Perdagangan dan Jasa Skala BWP K-2 70% 2,1 12 m (3 Lantai) 20% 70% 70%
2. Perdagangan dan Jasa K
2. Perdagangan dan Jasa Skala Sub BWP K-3 60% 1,8 12 m (3 Lantai) 30% 60% 60%
40
2.6 PERATURAN ZONASI
1. Sarana Pelayanan Umum Skala SPU-2 60% 1,8 12 m (3 Lantai) 30% 60% 60%
Kecamatan
4. Sarana Pelayanan Umum SPU 2. Sarana Pelayanan Umum Skala SPU-3 60% 1,2 8 m (2 Lantai) 30% 60% 60%
Kelurahan
3. Sarana Pelayanan Umum Skala RW SPU-4 60% 0,6 4 m (1 Lantai) 30% 60% 60%
• Ketentuan prasarana minimum berfungsi sebagai kelengkapan dasar fisik lingkungan dalam rangka
menciptakan lingkungan yang nyaman melalui penyediaan prasarana yang sesuai agar zona berfungsi secara
optimal.
• Cakupan: Parkir, Bongkar Muat, Kelengkapan prasarana lain yang dianggap perlu
49
Zoning Teks Sub Zona Sempadan Sungai (SS)
No. KETENTUAN URAIAN KETENTUAN
1. TUJUAN DAN KUALITAS YANG DIHARAPKAN : Terpeliharanya sempadan sungai guna melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir
dan dasar sungai serta mengamankan aliran sungai.
2. PENGATURAN PEMANFAATAN : Kegiatan yang diperkenankan pada kawasan sempadan sungai adalah kegiatan pemantauan, pengelolaan, pengawasan, pariwisata terbatas, pengelolaan
air, kegiatan pertanian dengan jenis tanaman yang sesuai seperti tanaman keras, perdu, pelindung sungai, pemasangan papan reklame/pengumuman,
pemasangan fondasi dan rentangan kabel listrik, fondasi jembatan/jalan yang bersifat sosial kemasyarakatan, bangunan bendung/bendungan, rumah
pompa, kolam penampungan air, dan bangunan lalu lintas air (seperti dermaga), gardu listrik, bangunan telekomunikasi dan pengontrol/pengukur debit air
dan fasilitas minimum pariwisata;
Mempertahankan sempadan sungai sehingga terhindar dari erosi dan kerusakan kualitas air sungai;
Melarang pembuangan limbah industri ke sungai;
Pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau;
Pemanfaatan ruang sebagai budidaya perikanan dengan memperhatikan unsur pengelolaan lingkungan;
Pada zona sempadan sungai yang belum terbangun, masih diperbolehkan kegiatan pertanian dalam skala kecil dengan jenis tanaman yang diijinkan;
Kegiatan lain yang tidak memanfaatkan ruang secara luas, seperti pemasangan iklan/reklame, kabel/tiang listrik, beton dermaga, atau kegiatan lain yang
sejenis, khususnya yang menjadi pelengkap kegiatan pariwisata diperbolehkan;
Kegiatan atau bentuk bangunan yang secara sengaja dan jelas menghambat arah dan intensitas aliran air sama sekali tidak diperbolehkan
Ketentuan pelarangan pendirian bangunan kecuali bangunan yang dimaksudkan untuk pengelolaan badan air dan/atau pemanfaatan air;
Tidak mengijinkan segala bentuk perubahan fungsi zona.
3. KETENTUAN KEGIATAN DAN PEMANFAATAN RUANG : Diijinkan ( I ) Diijinkan secara Terbatas ( T ) Diijinkan Bersyarat ( B ) Tidak Diijinkan ( X )
1) Kebun; Peternakan diijinkan secara terbatas Tidak ada Kegiatan diluar yang
2) Holtikultura; dengan batasan : disebutkan dalam
a. Tidak mengganggu fungsi sempadan; ketentuan a, b dan c
3) Sawah Lahan Basah;
4) Sawah Lahan Kering; b. Pemanfaatan ruang sebagai budidaya
perikanan dengan memperhatikan
5) Wisata Alam; unsur pengelolaan lingkungan.
6) Hutan Kota; c. Kegiatan atau bentuk bangunan secara
7) Taman Kota; jelas tidak menghambat arah dan
8) Taman Lingkungan; intensitas aliran air.
52
Zoning Teks Sub Zona Sempadan Sungai (SS)
No. KETENTUAN URAIAN KETENTUAN
9. KETENTUAN TAMBAHAN : i. Di.sempadan sungai wajib dilakukan penghijauan dengan jenis tanaman yang mempunyai sifat :
Mempunyai sistem perakaran yang kuat, sehingga mampu menahan pergeseran tanah;
Tumbuh baik pada tanah padat;
Sistem perakaran masuk kedalam tanah, tidak merusak konstruksi dan bangunan;
Kecepatan tumbuh bervariasi;
Tahan terhadap hama dan penyakit tanaman;
Jarak tanam setengah rapat sampai rapat 90 (sembilan puluh) % dari luas area, harus dihijaukan;
Tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap.
Berupa tanaman lokal dan tanaman budidaya; dan
Dominasi tanaman berupa tanaman tahunan.
j. Perkerasan dalam sempadan sungai harus terbuat dari bahan yang dapat meloloskan air seperti paving blok.
k. Setiap bangunan, rumah dan struktur yang berada di zona sempadan sungai harus terintegrasi dengan lansekap zona untuk
mempertahankan kesan visual zona.
l. Diperbolehkan secara terbatas untuk pemasangan papan reklame, papan spanduk, jaringan prasarana umum (jaringan listrik, telepon,
drainase, dan lain-lain);
10. STANDAR TEKNIS : a. SNI 03-1724-1989 tentang Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidraulik untuk Bangunan di Sungai;
b. Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang No. 16 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan
Zonasi Kabupaten/Kota;
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 49/PRT/1990 tentang Tata Cara dan Persyaratan Izin Penggunaan Air Dan atau Sumber Air;
d. Peraturan Menteri PU No. 05/PRT/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;
e. PERDA Kabupaten Cirebon No 7 Tahun 2018 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Cirebon Tahun 2018-2038;
f. Perda Kabupaten Cirebon No 11 Tahun 2012 entang Garis Sempadan.
53
03
Penyiapan Legalisasi RDTR
dan KLHS Kecamatan
Lemahabang
MEKANISME
PERSETUJUAN SUBSTANSI
RENCANA RINCI TATA RUANG
LANDASAN HUKUM PERSUB DAN REKOMGUB
56
PROSES LEGAL : Mengapa Perlu Persetujuan Substansi ?
Pasal 18 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
“penetapan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, dan Rencana Rinci Tata Ruang dilakukan setelah mendapat
Persetujuan Substansi dari Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
penataan ruang..”
Pasal 1 poin 1 Permen ATR no.8 Tahun 2017 tentang Pedoman Pemberian Persetujuan Substansi
dalam rangka Penetapan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Provinsi dan Rencana Tata
Ruang Kabupaten / Kota
“Persetujuan Substansi adalah persetujuan yang diberikan oleh Menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan bidang penataan ruang yang menyatakan bahwa materi rancangan peraturan
daerah tentang rencana tata ruang telah mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan
bidang penataan ruang, kebijakan nasional, dan mengacu pada rencana tata ruang secara hierarki..”
57
PROSES LEGAL RDTR : Menjadi PERDA
58
Sumber: LAMPIRAN I - PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2017
SEBELUM PROSES PERMOHONAN REKOMENDASI
GUBERNUR RAPERDA RTR
60
3. Konsultasi Publik
Konsultasi publik dilakukan untuk menjaring masukan dari masyarakat dan pemangku kepentingan terkait lainnya mengenai
substansi Raperda RTR yang akan diproses untuk ditetapkan menjadi perda
Konsultasi publik dilakukan dengan melibatkan masyarakat atau perwakilannya, para pakar, LSM dan juga perlu menghadirkan
perwakilan dari instansi pemerintah kabupaten/kota terkait dan DPRD Kabupaten/Kota
Berita acara konsultasi publik nantinya akan menjadi kelengkapan dari pengajuan Surat Permohonan rekomendasi Gubernur
61
MEKANISME DAN TATA CARA PERMOHONAN PERDA
RRTR UNTUK MENDAPATKAN REKOMENDASI GUBERNUR
62
PRINSIP PERMOHONAN REKOMENDASI GUBERNUR
RENCANA TATA RUANG
1. Mengecek kesesuaian/konsistensi rencana tata ruang kabupaten/kota dengan RTRWN/RTRWP;
2. Berdasarkan pendekatan self assessment oleh Pemda Kab/Kota;
3. Penekanan peran Pemerintah Daerah Provinsi sebagai pembina agar daerah mampu melakukan self assessment; dan
4. Pembahasan melalui forum Lintas Sektor.
63
Tabel Pemeriksaan Mandiri
(Penelaahan Materi)
64
LIST KELENGKAPAN ADMINISTRATIF (Persyaratan Wajib)
NO K E L E N G K A PA N
1 Surat Permohonan Persetujuan substansi dari Bupati;
2 Berita acara kesepakatan pengajuan persetujuan substansi antara Pemerintah Daerah Provinsi dengan DPRD Kabupaten;
3 Materi teknis yang terdiri atas buku rencana dan fakta analisis perubahan rencana umum tata ruang dan/atau rencana rinci tata ruang (dalam format softcopy
dan hardcopy)
4 Abum Peta (dalam format softcopy (format *SHP) terdiri atas:; a. peta dasar; b. peta tematik; dan c.peta rencana.
5 Tabel sandingan rencana umum tata ruang dan/atau rencana rinci tata ruang eksisting dengan rancangan perubahan rencana umum tata ruang dan/atau rencana
rinci tata ruang (dalam format softcopy dan hardcopy)
6 Surat pernyataan dari Kepala Daerah bertanggung jawab terhadap kualitas rancangan Perda tentang RT
7 Berita Acara Konsultasi Publik (minimal 2 (dua) kali);
8 Berita Acara dengan kabupaten/kota yang berbatasan
9 Berita Acara yang dikeluarkan oleh BIG perihal Pernyataan Peta Dasar yang Telah Siap Dilanjutkan untuk Proses Persetujuan Substansi;
10 Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang sudah divalidasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
11 Citra Satelit Historis dari LAPAN/BIG
12 Dokumen Perda RTRW Kabupaten/Kota
13 Tabel pemeriksaan mandiri, dengan format sesuai dengan Lampiran I dan Lampiran II Permen ATR No. 8/2017
14 Naskah Akademik
15 Berita Acara (BA) Kesepakatan BKPRD
65
16 Tabel dan Peta Neraca Perubahan Fungsi Ruang
Sumber: LAMPIRAN IV - PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2017
Penyiapan Kelengkapan Dokumen
(Dokumen Administrasi)
Dokumen Administrasi
Surat Permohonan Pemohonan Persub dari
1 ada draft
Walikota/Bupati
a. peta dasar;
Dalam proses
6 Dokumen KLHS yang sudah tervalidasi ada
permohonan validasi
Lintas Sektor
Lintas Wilayah
Lintas Waktu
Lintas Pemangku Kepentingan
Karakteristik Wilayah
Potensi Dampak
Keterkaiatan Isu PB Paling Strategis
HASIL IDENTIFIKASI & PERUMUSAN ISU PB PRIORITAS
II Isu Ekologi
1 Alih fungsi lahan pertanian
ISU
EKONOMI
25,00
Total Ketersediaan
juta m3/tahun
20,00
Total Kebutuhan
Kebutuhan Domestik
15,00
Kebutuhan Non Domestik
-
2014 2018 2022 2026 2030 2034 2038 2042
Tahun
Ketersediaan air tanah terlihat mengalami
penerunan dikarena adanya pembangunan
yang membuat resapan air berkurang. Akan
tetapi pada air permukaan yang
mengandalkan air limpasan mengalami
peningkatan dikarenakan hal yang serupa.
ANALISIS DDDT-LH (PENDEKATAN KEBUTUHAN & KETERSEDIAAN PANGAN)
Terimakasih
87