Anda di halaman 1dari 4

Bagian aku Sylvia Rimbanita P

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Bunga (flos) merupakan salah satu organ tubuh tumbuhan yang berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan secara generatif yang memiliki bentuk dan susunan yang berbeda-beda
menurut jenisnya, tetapi bagi tumbuhan yang berbiji, alat tersebut lazimnya merupakan
bagian tumbuhan yang kita kenal sebagai bunga. Jika kita memperhatikan suatu bunga,
mudahlah diketahui bahwa bunga adalah penjelmaan suatu tunas (batang dan daun-daun)
yang bentuk, warna dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan, sehingga
pada bunga ini dapat berlangsung penyerbukan dan pembuahan, dan akhirnya dapat
dihasilkan alat-alat perkembangbiakan. Mengingat pentingnya bunga pada tumbuhan, pada
bunga terdapat sifat-sifat yang merupakan penyesuaian untuk melaksanakan tugasnya
sebagai penghasil alat perkembangbiakan yang sebaik-baiknya. Umumnya dari suatu bunga
sifat-sifat yang amat menarik ialah bentuk bunga seluruhnya dan bentuk bagian-bagiannya,
warnanya, baunya, ada dan tidaknya madu ataupun zat lain.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian bunga?
1.2.2 Bagaimana morfologi bunga?
1.2.3 Bagaimana anatomi bunga?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mendeskripsikan pengertian bunga
1.3.2 Mendeskripsikan morfologi bunga
1.3.3 Mendeskripsikan anatomi bunga
Tajuk Bunga dan Tembuni

1. Tajuk Bunga atau Mahkota Bunga (corolla)


Tajuk bunga atau mahkota bunga merupakan hiasan bunga yang terdapatdi sebelah dalam
kelopak, umumnya lebih besar, dengan warna yang indah dan menarik, dengan bentuk susunan
yang bagus tidak jarangpula mempunyai biu yang harum atau sedap (tapi banyak pula yang sama
sekali tidak berbau atau malahan memiliki bau busuk seperti bangkai), dan di anggapnya bahwa
warna yang indah atau baunya tersebut yang menybabkan serangga tertarik pada bunga (juga
binatang-binatang lain, misalnya burung dan kelelawar) yang seringkali datang mengunjungi
bunga untuk mencari makanan. Tumbuhan memang memerlukan adanya binatang-binatang
tersebut, karena mereka dapat menjadi perantara berlangsungnya penyerbukan.
Jika penyerbukan sudah terlaksana, boleh dikatakan bahwa tugas tajuk bunga sudah selesai, oleh
sebab itu biasanya tajuk bunga lalu tampak layu dan kemudian gugur. Gugurnya tajuk bunga
biasanya disertai oleh gugurnya benang sari dan kelopaknya.
Selain berfungsi sebagai alat yang mempunyai daya penarik, tajuk bunga juga berfungsi untuk
melindungi alat-alat persarian (benang sari dan putik) sebelum persarian dapat berlangsung.
Bagian-bagian tajuk pada bunga dinamakan daun tajuk atau daun mahkota (petala), dan seperti
halnya dengan daun-daun kelopak, daun-daun mahkota bunga menunjukkan sifat yang berbeda-
beda pula :
a. Berlekatan (sympetalus, gamopetalus, atau monopetalus). Dalam keadaan yang
demikian, pada tajuk bunga dibedakan menjadi 3 bagian berikut :
1. Tabung atau buluh tajuk
2. Pinggiran tajuk
3. Leher tajuk
Selain dari itu, pada daun-daun tajuk dapat pula ditemukan alat-alat tambahan,
seperti misalnya sisik-sisik, rambut-rambut dan lain-lain.
b. Lepas atau bebas (choripetalus, dialypetalus, atau, polypetalus), juka daun-daun tajuk
terpisah-piah satu sama lain. Dalam keadan demikian pada setiap daun tajuk dapat
dibedakan :
1. Kuku daun tajuk (unguis), ialah bagian bawah daun tajuk yang tidak lebar dan
seringkali lebih tebal daripada bagian lainnya.
2. Helaian dan tajuk (lamina), yaitu bagian yang lebar dan biasanya tipis.
Sama halnya dengan daun-daun tajuk yang berlekatan, juga pada daun tajuk yang
bebas satu sama lain itu dapat pula ditemukan alat-alat tambahan lainnya.
c. Daun-daun tajuk tidak ada atau sangat kecil sehingga sama sekali tidak menarik
perhatian. Bunga tanpa tajuk bunga (apetalus) seringkali dinamakan bunga telanjang
(flos nudus).
Sesuai dengan sebutan-sebutan yang digunakan untuk melukiskan daun-daun kelopak atau
kelopaknya, dasar itu dipakai juga untuk melukiskan tajuk bunga yang berlekatan, jadi kita dapat
menggunakan sebutan : tajuk bunga berbagi 5, bercangap 5 dan seterusnya, disesuaikan dengan
banyaknya daun mahkota dan banyak sedikitnya perlekatannya.
Tajuk bunga pun seperti halnya dengan kelopak mempunyai bentuk yang bermacam-macam, dan
berdasarkan simetrinya dapat pula dibedakan dalam yang :
a. Beraturan (regularis), bila tajuk bungagdapat dibagi menjadi dua bagian yang setangkup
dengan beberapa cara. Bentuk ini juga dinamakan polisimetris atau bersimetri banyak
(regularis atau actinomorphus).
Tajuk bunga yang beraturan meliputi a.1 bentuk-bentuk:
1. Bintang (rotates atau stellatus), misalnya tajuk bunga Lombok (Capsicum annuum L.),
2. Tabung (tubulosus), misalnya bunga tabung pada bunga matahari (Helianthus annus L.),
3. Terompet (hypocrateriformis), misalnya bunga jantan pada papaya (Carica papaya L.),
4. Mangkuk atau buyung (urceolatus)
5. Corong (infundibuliformis), misalnya bunga kecubung (Datura metel L.),
6. Lonceng (campanulatus), misalnya bunga ketela rambat (Ipomoea batatas Poir).

b. Setangkup tunggal, bersimetri satu, atau monosimetris (zigomorphus), jika tajuk


bunga hanya dapat dibagi menjadi dua bagian yang setangkup dengan satu cara saja.

Tajuk bunga yang monosimetris atau zigomorf seringkali mempunyai sifat atau bentuk
yang khas, misalnya:

1. Bertaji (calcaratus), yaitu jika tajuk bunga mempunyai suatu bagian yang bentuknya
mengingarkan kita pada taji pada kaki ayam jantan, misalnya bunga larat (Dendrobium
phalaenopsis Fitzg.).
2. Berbibir (labiatus), jika tajuk bunga seakan-akan di belah dua, sehingga tepinya
merupakan dua bibir. Tajuk bunga demikian ini ummumnya terdapat pada jenis
tumbuhan yang tergolong suku Labiate, misalnya: kemangi (Ocimum basilucum L.) dan
pada beberapa suku lainnya, antara lain Acanthaceae, Scrophulariaceae.
3. Berbentuk seperti kupu-kupu (papilonaceus). Bunga ini mempunyai tajuk yang terdiri
atas 5 daun yang tajuk yang bebas, tetapi 2 diantaranya lazimnya bersatu, merupakan
suatu badan yang berbentuk sekoci atau perahu. Dua daun tajuk yang berlekatan ini
biasanya sempit dan terdapat di bagian bawah, bisanya dinamakan lunas (carina)
Berhadapan dengan lunas, jadi di sebelah atas terdapat sehelai daun tajuk yang paling
besar (lebar), yang dinamakan bendera (vexillum). Antara kedua bagian tadi terdapat 2
daun tajuk lagi yang ke samping, sat uke kanan,dan satunya lagi ke kiri. Kedua daun
tajuk ini dinamakan sayap (ala). Tajuk bunga yang demikian lazim terdapat pada kacang-
kacangan (Papilonaceae), misalnya kacang tanah (Arachis hypogaea L.) kedelai (Glycine
soja Benth), dan lain-lain.
4. Bertopeng atau berkedok (personatus). Tajuk bunga mempunyai dua bibir seperti bunga
yang berbibir, akan tetapi bibir yang bagian bawah melengkung ke atas menutupi lubang
buluh tajuk. Bagian bibir yang melengkung ke atas itulah yang dinamakan topeng atau
kedok , seperti misalnya pada bunga mulut singa (Anthirrhinum majus L).
5. Berbentuk pita (ligulatus). Bagian bawah tajuk buga ini berrlekatan merupakan buluh
atau tabung yang kecil, bagian atasnya berbentuk pita (dengan pada ujungnya sering
masih tampak 5 pancung-pancung), yang menunjukkan bahwa tajuk itu sesungguhnya
terdiri atas 5 daun tajuk yang berlekatan menjadii satu. Bunga ini biasanya bunga yang
mandul (tidak mempunyai alat-alat kelamin), seperti misalnya bunga-bunga pinggir pada
bunga matahari. Pada bunga matahari ini dinamakan pula bunga pita, dan hanya berguna
sebagai pemikat saja.
Tembuni (Placenta)
Di dalam bakal buah terdapat calon-calon biji yang dinamakan bakal biji, yang berjumlah
satu atau lebih. Bakal biji tersebut dalam bakal buah terdapat pada bagian khusus yang
menjadi pendukung bakal biji tadi. Bagian bakal buah yang menjadi pendukung bakal biji
atau menjadi tempat duduknya bakal-bakal biji dinamakan tembuni (placenta).
Letak tembuni (jadi juga bakal bijinya) di dalam bakal buah berbeda-beda. Dalam
menyebutkan letak tembuni seringkali diperhatikan pula letak tembuni pada daun buah yang
menjadi penyusun bakal buah tadi.
Menurut letaknya, tembuni dibedakan dalam yang:
a. Marginal (marginalis), bila letaknya pada tepi daun buah,
b. Laminal (laminalis), bila letaknya pada helaian daun buahnya.
Untuk bakal buah yang hanya terdiri atas satu ruang, maka kemungkinan letak tembuninya
adalah
1. Parietal (parietalis),yaitu pada dinding bakal-bakal buah, yang dika diperhatikan, dan
menurut pula bagaimana letaknya pada daun buah, dapat dibedakan dalam dua macam :
- Pada dinding di tepi daun buah (parietalis-marginalis)
- Pada dinding di helaian daun buah (parietalis-laminalis)
2. Sentral (centralis atau axilis), yaitu di pusat atau di poros , bila tembuni terdapat di
tengah-tengah rongga bakal buah yang beruang satu, biasanya berbentuk buluh atau
silinder dengan bakal-bakal bijinya menghadap ke semua jurusan (menghadap ke arah
dinding bakal buah).
3. Aksilar (axillaris), yaitu di sudut tengah , bila tembuni terdapat pada bakal buah yang
beruang lebih daripada dua, dan tembuni tadi terdapat dalam sudut pertemuan daun-daun
buah yang melipat ke dalam dan merupakan sekat-sekat bakal buah. Jika ditinjau
letaknya pada daun buah, maka tembuni yang aksilar itu biasanya pada tepi daun buah,
jadi bersifat marginal.

Anda mungkin juga menyukai