BAB VII Biokimia Muskuloskeletal
BAB VII Biokimia Muskuloskeletal
Biokimia Muskuloskeletal
Integrasi Biokimia dalam Modul Kedokteran (Endah Wulandari & Laifa Annisa Hendarmin)
pg. 144
A. KOMPOSISI STRUKTUR TULANG DAN OTOT
Tulang merupakan jaringan ikat termineralisasi. Tulang terdiri atas bahan organik
(protein) & anorganik. Bahan organik yaitu protein antara lain kolagen Tipe I (90-95%) dan
Tipe V (sedikit) dan bahan anorganik/mineral terdiri atas kristalin hidrosiapatit
Ca10[PO4]6[OH]2), dimana mengandung natrium, magnesium,karbonat, fluorida, 99% kalsium
tubuh. Kristalin hidrosiapatit akan memberi kekuatan dan kelenturan.
Protein utama tulang berupa kolagen tipe I, terdiri motif protein yaitu poly-Asp dan
poly-Glu yang mengikat kalsium dan memberi kerangka bagi mineralisasi. Struktur
makromolekul berupa proteoglikan.
Pada remodeling tulang, dimana struktur dinamik diresorpsi pengendapan jaringan
tulang yang baru, yang beradaptasi dengan sinyal fisik ( menahan beban tubuh) dan hormon.
Sel yang berperan sebagai sel osteoklas (resorpsi) dan osteoblas (pengendapan tulang) .
Osteoblas mengendalikan mineralisasi dengan mengatur pelintasan ion kalsium dan fosfat,
enzim alkali fosfatase untuk menghasilkan ion fosfat . Peranan osteoklas dalam resorpsi tulang,
enzim-enzim lisosomal hidorolase & ion H di lepas dalam ling mikro (pH rendah/asam), di
matriks tulang osteoklas, disolusi kalsium fosfat, produk resorpsi tulang ke sitoplasma melalui
kapiler darah.
Kelainan tulang yaitu osteogenesis Imperfekta ( tulang rapuh), terjadi defisiensi jaringan
ikat, menyebabkan mutasi gen COL1A1 & COL1A2. Osteopetrosis ( penyakit tulang pualam)
terjadi peningkatan densitas tulang, akibat ketidakmampuan resorpsi tulang menyebabkan
mutasi gen yang mengkode karbonik anhidrase.
Komposisi biokimia jaringan otot terdiri atas protein otot yang berfungsi struktural
untuk sistem biologis. Otot merupakan “transducer” (mesin) biokimia utama yang merubah
energi potensial (kimia) menjadi energi kinetik (mekanisme). Jaringan tunggal terbesar : 20%
massa tubuh baru lahir, 40% massa tubuh dewasa dan 30% massa tubuh tua. Otot sebagai
transducer kimia mekanis memiliki syarat yaitu ada suplai energi kimia yang konstan (ATP,
kreatin fosfat), ada pengaturan aktivitas mekanis (kecepatan, lama dan kekuatan kontraksi
otot), mesin berhubungan dengan operator melalui sistem syaraf, bisa digunakan lebih dari
satu kali dan dapat dikembalikan ke keadaan semula.
Syarat diatas dipenuhi oleh 3 tipe otot terdiri atas otot rangka, otot jantung/lurik, otot
polos . Umumnya otot berfungsi sebagai penarik bukan pendorong. Otot rangka bersifat
volunter syaraf. Otot polos dan jantung involunter.
Komposisi biokimia jaringan otot yaitu otot lurik terdiri atas serabut sel otot berinti
banyak, dikelilingi membran yang peka terhadap listrik membentuk sarkolema yang
direntangkan terdiri miofibril dalam sarkoplasma terdapat dalam cairan intrasel, serta
mengandung ATP dan fosfokreatin.
Sarkomer merupakan unit fungsional otot, sarkomer ini akan berulang sepanjang poros
fibril jarak 1500-2500 nm. Bila dilihat menggunakan mikroskop terdiri atas pita A (gelap) dan I
(terang) berselang-seling, sedangkan pada pita A (zona H) bersifat kurang padat dan pita I
terbagi 2 dibatasi garis z.
Potongan melintang myofibril, mikrograf elektron terdiri 2 filamen longitudinal yaitu
filamen tebal pada pita A yaitu miosin dengan diameter 16 nm deret heksagonal dan filamen
tipis pada pita I meluas ke pita A tidak sampai pita H, diameter 6 nm yaitu aktin, tropomiosin
Integrasi Biokimia dalam Modul Kedokteran (Endah Wulandari & Laifa Annisa Hendarmin)
pg. 145
dan troponin. Pita A filamen tipis terletak setangkup antara 3 filamen tebal masing-masing
filamen tebal dikelilingi simetris oleh 6 filamen tipis. Jembatan lintang/ silang (cross bridges)
akan interaksi filamen tebal dan tipis. Kontraksi pada zona H dan pita I memendek
menyebabkan susunan filamen yang bertautan (interdigitating) harus bergeser satu sama lain
selama kontraksi otot.
Integrasi Biokimia dalam Modul Kedokteran (Endah Wulandari & Laifa Annisa Hendarmin)
pg. 146
Gambar 7.1 Struktur otot
Aktin merupakan monomer G-aktin, struktur protein globuler, BM 43.000, 25% berat
protein otot, terdapat magnesium serta berpolimerisasi membentuk G-aktin berpolimerisasi.
Aktin F (6-7 nm) mempunyai struktur berulang setiap 35,5 nm. Ada 4 Protein lain bagian kecil
dari massa otot lurik yaitu tropomiosin yang terdiri dari molekul fibrosa 2 rantai dan
pada celah aktin-F terdapat disemua otot, troponin yang merupakan unit untuk otot lurik terdiri
3 protein berupa troponin T (TpT) terikat pada tropomiosin, troponin I (TpI) menghambat
interaksi aktif F-miosin dan troponin C (TpC) protein pengikat 4 kalsium ((mirip kalmodulin) dan
filamen tipis otot lurik Aktin-F, tropomiosin dan 3 komponen troponin.
Integrasi Biokimia dalam Modul Kedokteran (Endah Wulandari & Laifa Annisa Hendarmin)
pg. 147
Gambar 7.2 Aktin dan miosin
Miosin memiliki 55% berat protein otot dan membentuk filamen tebal berupa
heksamer, BM 460.000, mempunyai bagian fibrosa 2 heliks membelit dengan kepala globuler
pada ujung heliks, BM sepasang heksamer rantai berat 200.000, BM sepasang heksamer rantai
ringan 15.000-27.000. Miosin otot beraktivitas menghidrolisis ATP (ATP-ase) yang terikat pada
aktinF. Miosin dipecah oleh tripsin menjadi 2 fragmen yosin yaitu :
1. Meromiosin ringan (LMM), light meromiosin, terdiri dari kumpulan serabut -heliks tidak
larut dan tidak ada aktivitas ATPase dan tidak terikat aktin-F
2. Meromiosin berat (HMM), heavy meromiosin merupakan protein larut, BM 34.000,
mempunyai bagian fibrosa dan globuler dan ada aktivitas ATPase dan terikat pada aktin F
Integrasi Biokimia dalam Modul Kedokteran (Endah Wulandari & Laifa Annisa Hendarmin)
pg. 148
Gambar 7.5 Aktivitas subfragmen meromiosin berat
Siklus biokimia kontraksi otot kepala miosin menghidrolisis ATP → ADP + Pi, kepala
miosin yang mengandung ADP dan Pi berotasi mengikat aktin-F → 900 C, ADP dan Pi dilepas dari
aktin-miosin 450 C dengan menarik aktin ke pusat sarkomer , ATP baru terikat pada aktin-F
miosin terjadi miosin afinitas rendah menyebabkan kepala miosin lepas, aktin-F relaksasi
sampai tergantung pengikatan ATP pada siklus 1.
Integrasi Biokimia dalam Modul Kedokteran (Endah Wulandari & Laifa Annisa Hendarmin)
pg. 149
Gambar 7.6 siklus aktin-miosin
Integrasi Biokimia dalam Modul Kedokteran (Endah Wulandari & Laifa Annisa Hendarmin)
pg. 150
mencegah pengikatan kepala miosin ke tempat pengikatan aktin-F dengan merubah konformasi
aktin-F bertujuan mencegah percepatan ATPase myosin.
Relaksasi, Ca2+ sarkoplasma turun < 10-7 mol/L akibat Ca2+ kembali ke retikulum
sarkoplasma melalui pompa Ca2+ yang membutuhkan energi. TpC 4Ca2+ kehilangan Ca2+ .
Troponin berinteraksi dengan tropomiosin menghambat interaksi kepala miosin dengan aktin-
F. Terlepas kepala miosin dari aktin F pada relaksasi. Ca2+ mengatur kontraksi otot dengan
mekanisme alosterik yang diperantarai TpC, TpI, TpT, tropomiosin dan aktin F.
Otot jantung terdiri atas cairan ekstrseluler sumber utama Ca2+ bila cairan ekstraseluler
tidak membasahi otot jantung kontraksi berhenti 1 menit dan pada otot rangka dapat bergerak
beberapa jam tanpa Ca2+ ekstraseluler.
Integrasi Biokimia dalam Modul Kedokteran (Endah Wulandari & Laifa Annisa Hendarmin)
pg. 151
Gambar 7.9 Peranan Ca dalam kontraksi otot
Akibat hilangnya ATP dalam sarkoplasma, pada pompa Ca2+ dalam retikulum
sarkoplasma berhenti mempertahankan konsentrasi Ca2+ sarkoplasma yang rendah terjadi
interaksi miosin-Aktin F dipermudah. Pelepasan miosin dari aktin F yang memerlukan ATP tidak
terjadi menyebabkan kaku mayat (rigor mortis). Pengaturan kontraksi berdasarkan myosin.
Semua otot mempunyai : aktin, miosin dan tropomiosin keculai otot lurik vertebrata
mempunyai troponin. Otot polos mempunyai molekul -aktinin dan tropomiosin, tetapi tidak
mempunyai troponin. Kontraksi otot polos diatur oleh Ca 2+ . Miosin otot polos terikat aktin-F
tidak ada tropomiosin serta tidak ada aktivitas ATPase. Mekanisme otot polos mencegah
pengikatan kepala miosin ke aktin-F fosforilasi rantai ringan memulai siklus kontraksi
pengikatan pelepasan dari otot polos.
Pengaturan kontraksi berdasarkan myosin, pada sarkoplasma otot polos terdapat kinase
rantai ringan miosin → aktivitas tergantung kalsium. Aktivitas C2+ dari kinase rantai ringan
miosin berikatan dengan kalmadulin. Ada 4Ca2+ ke subunit kinasenya (BM 105.000) kinase
rantai ringan akan diaktifkan oleh kalmadulin 4Ca2+ menfosforilasi rantai ringan-p yang
menghambat interaksi aktin-F miosin pada siklus kontraksi dimulai.
Relaksasi Otot Polos 1, Ca2+ sarkoplasma <10-7 mol/L menyebabkan Ca2+ berdisosiasi dari
kalmadulin dan kinase rantai ringan myosin. Inaktifasi kinase menyebabkan tidak ada fosfat
Integrasi Biokimia dalam Modul Kedokteran (Endah Wulandari & Laifa Annisa Hendarmin)
pg. 152
baru pada rantai ringan-p terjadi fosfatesi rantai ringan protein aktif terus tanpa kalsium yang
menyingkirkan fosfat dari rantai ringan-p. Terhambatnya pengikatan kepala miosin ke aktin dan
aktifitas ATPase . Kepala miosin terlepas dari aktin-F dengan adanya ATP , tetapi tidak dapat
terikat kembali karena rantai ringan-p defosforilasi terjadi relaksasi.
Relaksasi Otot Polos 2, protein kinase diaktifkan oleh cAMP menyebabkan
mengfosforilasi kinase rantai ringan miosin terjadi afinitas kalmadulin C2+ menurun. cAMP
meningkat serta mengurangi respon kontraksi otot polos terhadap pengikatan C 2+
sarkoplasma. Inhibitor fenotiazin dan obat antipsikotik akan terikat di kalmadulin dapat
mencegah pengikatan kalmadulin pada enzim-enzim yang memerlukan kalsium.
Fosforilasi protein Otot, fosforilasi rantai ringan miosin otot polos dapat mengurangi
hambatan interaksi aktin-miosin, mulai siklus kontraksi, fosforilasi dibutuhkan untuk interaksi
aktin-miosin otot polos. Fosfat rantai ringan miosin akan membentuk “chelate” dengan Ca2+
pada kompleks tropomiosin-TpC aktin menyebabkan peningkatan kecepatan pembentukan
jembatan silang (cross bridges) miosin-aktin. TpI dan komponen peptida pompa C2+ retikulum
sarkoplasma otot jantung dapat difosforilasi oleh protein kinase dengan bantuan cAMP.
Metabolisme otot, sumber ATP untuk siklus kontraksi-relaksasi otot yaitu :
1. Glikolisis menggunakan glukosa darah atau glikogen otot
2. Fosforilisasi oksidatif
3. kreatin fosfat (fosfagen)
Integrasi Biokimia dalam Modul Kedokteran (Endah Wulandari & Laifa Annisa Hendarmin)
pg. 153
4. 2 molekul ADP yang dikatalisis enzim adenilil siklase
Cadangan ATP di otot tidak bertahan lama (1-2 detik), harus diperbaharui, enzim yang
mengkatalisis fosforilasi kreatin yaitu CPK= kreatin fosfokinase, sarkoplasma otot rangka dalam
tempat cadangan glikogen pada granula-granula dekat pita I. Kelainan otot spesifik (penyakit
McArdle) akibatnya glikogen fosforilase inaktif dan penimbunan glikogen (glikogen storage
disease).
Integrasi Biokimia dalam Modul Kedokteran (Endah Wulandari & Laifa Annisa Hendarmin)
pg. 154
Gambar 7.11 Siklus Alanin
Integrasi Biokimia dalam Modul Kedokteran (Endah Wulandari & Laifa Annisa Hendarmin)
pg. 155