Dosen Pengampu:
Nely Hidayah.MA
Disusun Oleh:
Assalamualaikum wr.wb., alhamdulillah segala puji syukur selalu kami hanturkan atas
kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya
kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan tugas penyusunan Makalah Pembelajaran
Bimbingan Konseling PAI tentang “Fungsi Dan Pendekatan Bimbingan Konseling”.
Kami selaku penyusun makalah menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak
Uray Ferry Haryanto.M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Bimbingan Konseling PAI
yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini. Terimakasih
kami kepada orang tua yang selalu mendoakan kelancaran tugas kami, serta pada tim
anggota kelompok 3 yang selalu kompak dan konsisten dalam penyelesaian tugas ini dan
teman teman yang memberikan saran kepada kami.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami tidak menutup diri dari para pembaca akan saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi perbaikan dan peningkatan kualitas penyusunan makalah dimasa yang
akan datang.
Dan kami berharap, semoga makalah ini bisa memberikan suatu kemanfaatan bagi
kami penyusun dan para pembaca semuanya. Amin.
Wassalamualaikum wr.wb.
Penyusun
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................3
2.1Pengertian Iman Kepada AllahSWT..................................................................................2
2.2 Sifat Allah Swt dan ciri orang yang beriman kepada Allah swt...............................2
2.3 Hikmah Dan Dampak Beriman Kepada Allah SWT.........................................................3
2.4Pembagian Tauhid.............................................................................................................2
BAB III PENUTUP......................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................7
3.2 Saran.................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Islam dan iman bila disebutkan secara bersamaan, maka yang dimaksud dengan Islam
adalah amal perbuatan yang nampak, yaitu rukun Islam yang lima, dan pengertian Iman
adalah amal perbuatan yang tidak nampak, yaitu rukun iman yang enam. Dan bila hanya salah
satunya (yang disebutkan) maka maksudnya adalah makna dan hukum keduanya.
Ruang lingkup ihsan lebih umum daripada iman, dan iman lebih umum daripada Islam.
Ihsan lebih umum dari sisi maknanya; karena ia mengandung makna iman. Seorang hamba
tidak akan bisa menuju martabat ihsan kecuali apabila ia telah merealisasikan iman dan ihsan
lebih spesifik dari sisi pelakunya; karena ahli ihsan adalah segolongan ahli iman. Maka,
setiap muhsin adalah mukmin dan tidak setiap mukmin adalah muhsin.
Iman lebih umum daripada Islam dari maknanya; karena ia mengandung Islam. Maka,
seorang hamba tidak akan sampai kepada tingkatan iman kecuali apabila telah
merealisasikan Islam dan iman lebih spesifik dari sisi pelakunya; karena ahli iman adalah
segolongan dari ahli Islam (muslim), bukan semuanya. Maka, setiap mukmin adalah muslim
dan tidak setiap muslim adalah mukmin.
Rukun iman yang pertama adalah Iman Kepada Allah SWT. Maka dalam makalah ini
yang akan kami sampaikan adalah mengenai Aqidah terhadap Allah SWT.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang perlu diidentifikasi yaitu sebagai berikut:
3.1. Dapat menjelaskan dengan baik tentang pengertian Iman Kepada Allah Swt
3.2. Dapat menjelaskan dengan baik Sifat Allah Swt dan ciri orang yang beriman kepada
Allah swt
3.3. Dapat menjelaskan dengan baik tentang Pembagian Tauhid
3.4. Dapat menjelaskan dengan baik tentang Bagaimana Hikmah dan Dampak dari
beriman kepada Allah Swt
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Arti iman menurut bahasa percaya atau mendengar dengan hati. Sedang iman
menurut istilah percaya dalam hati diikrarkan dengan lisan dan diamalkan dengan
perbuatan. Iman pada zahirnya boleh ditafsirkan sebagai keyakinan yang mutlak terhadap
sesuatu tanpa mensyirikkannya dengan yang lain. Jadi iman kepada Allah SWT, berarti
menyakini secara total bahwasanya Nabi Muhammad itu adalah pesuruh Allah dan tidak
mengingati dengan yang lain. Iman kepada Allah adalah percaya dengan yakin dalam
hati adanya allah ditunjukkan dengan ucapan dan dilaksanakan dengan perbuatan.
2.2 Sifat Allah Swt dan ciri orang yang beriman kepada Allah swt
A.Sifat-Sifat Allah Swt.
Sifat adalah kualitas yang melekat pada dzat. Sifat tidak memiliki arti tanpa adanya
dzat. Sifat Allah yang terkandung dalam asma-Nya sebagaimana tercantum dalam Al-
Quran, secara keseluruhan menggambarkan kesempurnaan mutlak bagi Allah dan tidak
ada satu pun yang menyamai-Nya. karena itu, selain Allah, tidak ada yang boleh di lekati
sifat-sifat ke-Tuhanan. Adapun sifat Allah diklasifikasikan menjadi tiga, yakni sifat Wajib,
sifat Mustahil, dan sifat Jaiz bagi Allah.
Adalah sifat-sifat yang pasti dimiliki oleh Allah swt. Yang sesuai dengan keagunganya
sebagai pencipta alam seisinya. Dalam ilmu aqa’id, disebutkan bahwa sifat wajib Allah swt
ada tiga belas yaitu:
a) Wujud (ada)
b) Qidam (terdahulu)
c) Baqa’ (kekal)
d) Mukhalafatu lil Hawadisi (Berbeda dengan ciptaan-nya)
e) Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri dengan sendirinya)
f) Wahdaniyah (Maha Esa)
g) Qudrah (Mahakuasa)
h) Iradah (Berkehendak)
i) ‘Alim (Maha Mengetahui)
j) Hayat (Hidup)
k) Sama’(Maha Mendengar)
l) Basar (Maha Melihat)
m) Kalam (Berfirman)
3
Ada sebagian ulama yang menambahkan dengan tujuh sifat allah swt, sehingga menjadi
dua puluh,yaitu:
Yaitu sifat-sifat yang secara akal tidak mungkin dimiliki allah swt. Dalam ilmu tauhid
dinyatakan bahwasifat Mustahil Allah swt ada tiga belas, yaitu:
a. ‘adam, tidak ada
b. Hudus, permulaan
c. Fana’, rusak
d. Mumasalatu lil-hawadisi, menyerupai makhluk
e. Qiyamuhu bigairihi, membutuhkan sesuatu selain dirinya
f. Ta’adud, lebih dari satu
g. A’jzun, lemah
h. Karahah, terpaksa
i. Jahlun, bodoh
j. Mautun, mati
k. Summun, tuli
l. ‘umyun, buta
m. Bukmun, bisu
Ciri orang yang beriman terhadap sifat wajib Allah antara lain sebagai berikut :
1. Bersyukur
Manusia diciptakan Allah dalam bentuk yang paling sempurna. Oleh karena itu
pemberian Allah wajib digunakan dengan baik untuk beribadah kepadaNya. Contoh: mulut
digunakan untuk berkata yang baik dan bermanfaat.
2. Ikhlas
Orang yang beriman kepada Allah senantiasa ikhlas dalam segala perbuatannya. Ibadah
yang dilaksanakan karena mengharap ridla Allah.
3. Sabar
4
Sabar artinya tabah, tahan menghadapi cobaan, menyerah kepada Allah dengan ridla
dan lapang dada.
4. Amanah
Anugerah yang diberikan Allah kepda kita perlu kita pelihara. Orang yang mendapat
suatu jabatan tertentu wajib digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat bagi diri sendiri dan
orang lain. Jabatan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawa, jujur dan amanah.
5. Tidak sombong
Kekayaan atau kepandaian yang Allah berikan kepada kita seharusnya tidak menjadikan
diri kita sombong. Adanya kekayaan dan kepandaian yang kita miliki menjadikan diri kita
rendah diri.
6. Sopan dalam perbuatan santun dalam berkata.
Ketika kita berbicara kepada seseorang hendaknya selalu dengan lemah lembut. Dalam
perilaku kita menjaga perbuatan kita agar tidak menyakiti orang lain.
1 Senantiasa mengagungkan asma Allah yang memiliki maha kesempurnaan, zat yang tidak
mungkin memiliki sifat-sifat yang mustahil bagi-Nya.
2. Takut kepada Allah dengan berusaha mengerjakan perintah dan menjauhi larangaNya.
3. Berssukur atas segala nikmat yang diberikan Allah.
4. Bersabar atas segala musibah dan kesusahan yang dialami, karena semua itu merupakan
ujian dari Allah.
5. Ikhlas dalam belajar, bekerja dan beramal
6. Ikhlas dalam menerima kehendak atau ketentuan Allah
7. Tawadhu, merendahka diri kepada Allah dan tidak sombong
8. Bersemangat dalam belajar dan bekerja
9. Peduli terhadap kesusahan orang lain dan siap memberikan bantuan
10. Sopan dan santun dalam perkataan dan perbuatan.
5
a) Mendapat ketenangan hati dalam menjalani hidup
b) Allah mudahkan segala urusan yang kita hadapi
c) Meningkatkan ketaqwaan dan keta'atan kepada Allah
d) Mendapat pahala dari Allah yang menjadi bekal buat hidup kelak di alam akhirat
e) Terhindar dari perbuatan-perbuatan yang menjerumus ke perbuatan syirik
f) Mendapat kebahagiaan hidup baik itu selama hidup di dunia atau ketika kelak di alam
akhirat
Antara ketiga dimensi Tauhid di atas dapat berlaku dua teori (dalil):
1. Dalil At-Talazum.
Talazum artinya satu keharusan (mestinya). Maksudnya, setiap orang yang meyakini
Tauhid Rububiyah semestinya meyakini Tauhid Mulkiyah dan orang meyakini Tauhid
Mulkiyah semestinya meyakini Tauhid Ilahiyah. Dengan kata lain Tauhid Mulkiyah
merupakan konsekuensi logis dari Tauhid Rububiyah dan Tauhid Ilahiyah merupakan
konsekuensi logis dari Tauhid Mulkiyah.
2. Dalil At-Tadhamun.
7
Tadhamun artinya cakupan. Maksudnya setiap orang yang sudah sampai kepada
Tauhid Ilahiyah tentunya sudah melalui dua tauhid sebelumnya. Kenapa dia beribadah kepada
Allah? Karena Allah Rajanya. Kenapa Allah Rajanya? Karena Allah adalah Rabb nya
(Tuhannya).
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari pemaparan pada bab pembahasan sebelumnya, dapat kami simpulkan bahwa
Iman Arti iman menurut bahasa percaya atau mendengar dengan hati. Sedang iman menurut
istilah percaya dalam hati diikrarkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan. Iman
pada zahirnya boleh ditafsirkan sebagai keyakinan yang mutlak terhadap sesuatu tanpa
mensyirikkannya dengan yang lain.
Sifat adalah kualitas yang melekat pada dzat. Sifat Allah yang terkandung dalam
asma-Nya sebagaimana tercantum dalam Al-Quran, secara keseluruhan menggambarkan
kesempurnaan mutlak bagi Allah dan tidak ada satu pun yang menyamai-Nya. karena itu,
selain Allah, tidak ada yang boleh di lekati sifat-sifat ke-Tuhanan. Adapun sifat Allah
diklasifikasikan menjadi tiga, yakni sifat Wajib, sifat Mustahil, dan sifat Jaiz bagi Allah.
3.2 SARAN
Dalam makalah ini tentunya akan ada kekurangan-kekurangan argumentasi atau
mugkin terdapat kekeliruan dalam penulisan atau susunan kata-kata, oleh karena itu kritik dan
saran saya butuhkan guna perbaikan berikutnya. Untuk memperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam, Saya sarankan juga untuk membaca referensi-referensi lain.
8
DAFTAR PUSTAKA