Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Uji triaxial adalah salah satu cara menentukan parameter kekuatan geser tanah
kohesi (c), dan sudut geser dalam (φ). Pada pengujian triaxial, benda uji ditekan
dengan tekanan sel (σ3) yang berasal dari tekanan cairan dalam tabung. Untuk
menghasilkan kegagalan geser pada benda uji, tekanan aksial dikerjakan melalui
bagian atas benda uji sampai benda uji runtuh. Besarnya tekanan aksial yang
diberikan dicatat (∆σ). Tegangan ∆σ = σ1 – σ3 disebut tegangan deviator.
Regangan aksial diukur selama penerapan tegangan deviator. Akibat penambahan
regangan akan menambah penampang melintang benda uji. Karenanya koreksi
penampang benda uji dalam menghitung tegangan deviator harus dilakukan.
Pengujian Unconsolidated Undrained adalah uji cepat (quick test), mula-mula
sampel diberi tegangan kekang (σ3), kemudian diberi tegangan normal melalui
tegangan deviator (∆σ) sampai terjadi keruntuhan. Selama pengujian air tidak
diizinkan keluar dari benda uji (katup drainase ditutup). akibatnya beban normal
tidak ditransfer kebutiran tanah dan terjadi kelebihan tekanan air pori. Nilai kuat
geser yang rendah terjadi pada uji (UU), tanah lempung jenuh air nilai sudut gesek
dalam (φ) nol, sehingga yang ada hanya nilai c saja. Kondisi undrained dapat
dilakukan dengan pengujian cepat pada tanah permeabilitas rendah agar
konsolidasi tidak terjadi.
Pada uji triaksial digunakan persamaan σ1 = σ3 + ∆σf = ∆σf = qu dengan qu adalah
kuat tekan bebas (unconfined compression strength). Ada beberapa nilai yang
dihitung dalam uji kuat geser triaxial uu yaitu besar regangan aksial, luas
penampang benda uji dan tegangan deviator.
1.2. Tujuan

a. Untuk mengetahui jenis tanah secara visual dari lapisan tanah dasar dan
mengambil sampel tanah tidak terganggu (UDS).
b. Untuk mengetahui kekuatan geser tanah
c. Menentukan parameter kuat geser tanah, koefisien kohesi (c) dan sudut
geser dalam ().
d. Untuk mengukur kekuatan geser tidak terdrainase (Su) spesimen silinder
tanah kohesif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Dasar


2.2. Metodologi

2.2.4. Pengujian Kuat Geser Triaxial UU (Uncolidated Undrained Triaxial


Strength Test)

2.2.4.1. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:

Gambar 2.82. Alat Triaxial Lengkap


b. Kompresor

Gambar 2.83. Kompresor


c. Mold

Gambar 2.84. Mold


d. Batu Pori dan Kertas Saring

Gambar 2.85. Batu Pori dan Kertas Saring


e. Sampel Tanah UDS

Gambar 2.86. Sampel Tanah UDS


f. Timbangan

Gambar 2.87. Timbangan


g. Peregang Membran

Gambar 2.88. Peregang Membran


h. Penggaris

Gambar 2.89. Penggaris


i. Pisau Pemotong

Gambar 2.90. Pisau Pemotong


j. Membran Lateks

Gambar 2.91. Membran Lateks


k. Cincin O

Gambar 2.92. Cincin O


l. Stopwatch

Gambar 2.93. Stopwatch


m. Extruder

Gambar 2.94. Extruder


n. Dongkrak

Gambar 2.95. Dongkrak


o. Oven

Gambar 2.96. Oven


2.2.4.2. Prosedur Percobaan

Adapun prosedur percobaan yang digunakan adalah:


a. Keluarkan sampel menggunakan extruder dan cetak menggunakan mold.

Gambar 2.97. Cetak Sampel Menggunakan Mold


b. Keluarkan sampel yang sudah dibentuk.

Gambar 2.98. Mengeluarkan Sampel


c. Mengukur dimensi sampel.

Gambar 2.99. Mengukur Dimensi Sampel


d. Menimbang sampel.

Gambar 2.100. Menimbang Sampel


e. Letakan sampel di atas spesimen dan taruh batu pori serta kertas saring pada
atas dan bawah sampel.

Gambar 2.101. Letakan Sampel di Atas Spesimen


f. Memasang membran lateks menggunakan peregang membran.

Gambar 2.102. Memasang Membran Lateks


g. Ikat membran lateks menggunakan karet gelang pada spesimen.

Gambar 2.103. Mengikat Membran Lateks


h. Taruh dinding sel dan tutup spesimen, pastikan lobang piston penutup
menghadap ke atas.

Gambar 2.104. Menutup Spesimen


i. Kencangkan setiap tiga batang sel.

Gambar 2.105. Mengencangkan Batang Sel


j. Buka katub ventilasi yang ada di atas sel triaksial dan mulai pengisian air.

Gambar 2.106. Buka Katub Ventilasi


k. Posisikan sel triaksial dirangka beban dengan indikator deformasi linier
variabel differential transformator/LVDT dan sel beban, nolkan indikator
deformasi LVDT dan indikator beban.

Gambar 2.107. Nolkan Indikator Deformasi LVDT


l. Naikkan tekanan sel melalui katub cell pressure.

Gambar 2.108. Menaikkan Tekanan Sel Melalui Katub Cell Pressure


m. Tutup semua katub kecuali katub tekanan sel.

Gambar 2.109. Menutup Semua Katub


n. Mulai pembebanan dan lakukan pembacaan data.

Gambar 2.110. Melakukan Pembacaan Data


o. Keluarkan sampel dan masukkan kedalam oven selama 24 jam.

Gambar 2.111. Memasukan Sampel kedalam Oven


p. Menimbang sampel setelah di oven.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.4. Pengujian Kuat Geser Triaxial UU(Uncolidated Undrained Triaxial


Strength Test)
3.4.1. Data Hasil Percobaan

3.4.2. Perhitungan

1
A0 = × π × d² (3.1.)
4

Beban Normal
σ= (3.2.)
Luas

Beban Geser
τ= (3.3.)
Luas

∆L
ɛh = (3.4.)
L

∆L
ɛv = (3.5.)
L

Keterangan :
Ao = Luas penampang benda uji semula (cm²)
σ = Tegangan Normal(kg/cm²)
τ = Tegangan (kg/cm²)
ɛh = Regangan Horizontal (%)
ɛv = Regangan Vertikal (%)
a. Menghitung A0 (cm2)
1
A0 = x π x d2
4
A0 = 0,25 x 3,14 x 3,52 = 9,61625 cm2
b. Menghitung nilai regangan aksial (%)
Tanah UDS
∆L
ε=
Lo
ε1 =0
0,01 mm
ε2 = × 100 = 0,013 %
7,7 x 10 mm
0,01 mm
ε3 = × 100 = 0,013 %
7,7 x 10 mm
0,02 mm
ε4 = × 100 = 0,026 %
7,7 x 10 mm
c. Menghitung luas penampang
Tanah UDS
A0
A=
(1 - ε)
A1 = 9,6163 cm²
9,61625 cm²
A2 = = 9,6175 cm²
(1-(0,013/100))
9,61625 cm²
A3 = = 9,6175 cm²
(1-(0,013/100))
9,61625 cm²
A4 = = 9,6187 cm²
(1-(0,026/100))
d. Menghitung nilai tegangan deviator (kg / cm²)
Tanah UDS
∆P
∆σ =
A
∆ σ1= 0
1,4 kg
∆ σ2= = 0,1456 kg / cm²
9,6175 cm²
2,4 kg
∆ σ3= = 0,2495 kg /cm²
9,6175 cm²
2,09 kg
∆ σ4 = = 0,2173 kg / cm²
9,6187 cm²
e. Nilai qu
qu maksimal UDS = 20,7839 kg/cm2
f. Nilai Su
qu
Su =
2
20,7839 kg/ cm 2
Su UDS = = 10,3919 kg/cm2
2
g. Kadar Air
169,61 - 131,84
Kadar air % = x 100 = 28,8759 %
131,84

3.4.3. Analisis

Dari hasil pengujian kuat geser triaxial uu. Diperoleh nilai kadar air sebesar
28,8759 % dan Luas benda uji sebesar 9,61625 cm2 Kemudian dilakukan
perhitungan untuk memperoleh nilai regangan (ε), luas penampang (A) dan
tegangan (σ) nilai regangan dipengaruhi oleh deformasinya semakin besar nilai
deformasi maka semakin besar regangan yang dihasilkan, sementara nilai
tegangan dipengaruhi oleh besaran luas penampang dan load cell semakin besar
data maka semakin besar nilai tegangan yang di peroleh, sehingga dapat
ditentukan hubungan grafik antara regangan vs tegangan yang nilainya berbanding
lurus. Nilai maksimal tegangan geser (qu) yang diperoleh tanah tidak terganggu
(UDS) sebesar 20,7838 kg/cm2, sementara nilai Su yang diperoleh dari pengujian
pada tanah tidak terganggu (UDS) sebesar 10,3919 kg/cm2. Dari data tersebut
dapat diketahui bahwa sampel tanah yang diuji memiliki tingkat konsistensi tanah
yang keras karna nilai qu > 4. Sesuai dengan referensi buku Braja M. Das
(Principles of Geotechnical Engineering Ninth Edition).
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan:


a. Setiap kedalaman tanah memiliki jenis tanah yang berbeda disebabkan
adanya perbedaan butiran dan warna tanah pada kedalaman (0-18) cm jenis
tanah lanau, kedalaman (18-48) cm jenis tanah lempung, kedalaman (48-54)
cm jenis tanah lanau, kedalaman (54-63) cm jenis tanah lempung. dan
kedalaman (60-70) cm jenis tanah lanau.
b. Nilai tegangan maksimum tanah penting untuk diketahui dan diuji untuk
mengetahui nilai derajat kepekaan tanah yang sesuai dengan standar ASTM
2166. Dengan nilai qu pada tanah undisturbed dan remoulded adalah
sebesar 4.513 kg/cm2 dan 2.513 kg/cm2, nilai Cu pada tanah undisturbed dan
remoulded adalah sebesar 2.256 kg/cm2 dan 1.256 kg/cm2, dan nilai deraat
kepekaan adalah sebesar 1.795.
c. Nilai sudut geser pada grafik hubungan antara tegangan normal dengan
tegangan geser sebesar 75,1405o termasuk dalam kondisi tanah sangat padat
karena nilainya > 45o. ( Jenis tanah dari tabel mayerhof)
d. Nilai Su yang diperoleh sebesar 10,3919 kg/cm2.

4.2. Saran

Saran yang dapat diberikan setelah melakukan percobaan yaitu:


a. Menyimak prosedur percobaan agar hasil yang didapatkan baik dan benar.
b. Sebelum praktikum dilaksanakan diharapkan praktikan dapat mempelajari
materi terlebih dahulu.
c. Berdoa agar diberi kelancaran pada pelaksanaan.
d. Menonton video praktikum di youtube agar dapat memahami materi
praktikum.

Anda mungkin juga menyukai