2. Identitas pasien : nama, umur, alamat, status social ekonomi, perkawinan. BB, TB 3. Anamnesis : 4. Pemfis : - Ttv : tensi ditangan yang dominan. Tensi harus sejajar dengan jantung, 3 cm diatas fossa cubiti. Kalo lebih tinggi dari output jantung dia akan lebih rendah dari yg seharusnya dan sebaliknya. Pompa sampai 30 diatas yg terkhir trus cari sistol diastole. Nadi regular atau ga kalo ireguler diitung 1 menit penuh. Respirasi dari kaudal dan gausah ngomong kalo mau meriksa nafas. Suhu - Kepala : deformitas, rambut ada lupus hair ga (mudah dicabut pendek2) warna rambut mal nutrisi coklat dan mudah dicabut. - Wajah : identifikasi sinus etmoidalis sinus maxilaris dan frontalis ditekan, kalo nyeri mungkin ada sinusistis - Mata: SI ikterik ga. Kuning terang/agak terang/ kehijauan, CA anemis hiperemis/normal. Lihat pergerakan bola mata huruf H - Hidung: septum nasi deviasi ga, konka melebar atau ga deformitas atau ga. Pernapasan cuping hidung kembang kempis, kalo ada mungkin sesak. - Mulut : sianosis perioral atau ga, lidah papil atrofi ga, gusi hipertrofi menandakan patoknomonik leukimia, papil lidah atrofi defiensi besi, uvula, tonsil tenang hipertrofi atau gmn, curiga ikterik maka dimulut dilihat frenulum lingua dibawah lidah garis - Leher : 1. kelenjar KGB preaulikular, postauricular, oxipital submandibular, submental, servicalis superior, dips cervical, supra clavicula. 2. JVP elevasi 30-40 cari angulus ludofici. Perbatasan manibrium sterni dgn corpus sterni tegak lurus. Cari undulasi tertinggi. Angulus Ludovici C2. Pasien dengan tension pneumothoraks hipersonor jika lebih dari 1 jam meninggal. Tempat untuk ches tube di C2 ICS 2 3. Trachea ada ditengah atau ga dipalpasi dihimpit. 4. Tiroid (pas pemfis terakhir pas duduk. - Thorax anterior. 1. Inspeksi : simetris kiri kanan, deformitas ada ga pectus carinatum (menonjol) barrel chest, pectum exsepartum kedalem. retraksi intercostal terlihat paling mudah dilower hemithorax kalo udh berat diatas di supra clavicula cari rhonki wheezing. 2. Palpas vocal fremitus, thrill, ictus cordis, sela iga menilai melebar atau menyemipit, kalo melebar PPOK, kalo menyempit pada kasus fibrosis paru. Tes ekspansi dinding dada pakai ibu jari dimedial dan jari yg lainnya dilateral ditaruh diepigastrium sampai membentuk lipatan kulit mengembang dan menghilangkannya sama atau ga atau ada yang tertinggal. 3. Perkusi : kiri dengan kanan. Pertama perbandingan tangan yang lain gab oleh nempel kiri kanan kanan kiri paru, paru yg kiri harus lebih ke lateral karena ada jantung. Cari batas paru hepar perkusi mid clavicula kanan ke bawah sampai ICS 5 sonor ke pekak cari penanjakan hepar. Pas perbatasan suruh pasien buat Tarik nafas Panjang dan suruh tahan terus perkusi yang awalnya pekak jadi sonor karena parunya mengembang sampai ketemu yang pekak diketuk lagi lalu ukur baru boleh nafas lagi. Naik 2 ics dari yg terkahir lalu ke kiri Batas jantung kanan linea parasternal. Tadikan palpasi ictus cordis, perkusi ke lateral dulu batas jantung kiri. Lalu pinggang jantung dari acromion menyilang. Ruang troube perbatas hemithorax anterior kiri dan daerah abdomen, ruang tri yg terisi menandakan pasien belum makan tapi terisi itu menandakan spleinomegali yg belum terukur dengan shufner. 4. Auskultasi kiri kanan paru, lalu auskultasi jantung aorta pulmonal tricuspid mitral ics 2 kanan ics 2 kiri parasternal border mitral midclav kiri ics 5 identifikasi s1 s2 ada s3 atau ga s4 ada ga, murmur ad aga. Murmur identifikasi sistolik diastiolik grading 2/6 4/6. Murmur sitolik di apek menjalar ke mid axila … - Abodemen : inspeksi datar cembung cekung, lihat penektasi ada atau ga deformitas ga ngejendol dimana ad aga, pankreatitis grey turner sign, cullent sign. Aukultasi Bunya normal 8-16x naik turun atau normal, palpasi light untuk mencari daerah nyeri jadi gausah teken bgt. Deep palpasi hepar. Tangan kiri dibelakang pasien . kaki boleh ditekuk boleh lurus. Dari sias kanan pasien disuruh inspirasi karena saat inspirasi paru2 mengembang akan menekan hepar kebawah kalo ada pembesaran akan nempel lalu ukur brp dibawah arcus costarum / prosesus xipoideus tepi gimana, permukaannya licin berbenjol2 keras atau kenyal nyeri atau ga. Lien sama dari sias kanan. Lalu shufner 1-8. Kalo ada incisura lienalis ada cekukan, kalo ada aman, kalo hilang ada rupture lien potensi rupture tinggi. Ginjal ballotemen tangan kiri dipunggung tangan kanan diatas dorong keatas kalo tangan kiri didorong keatas kalo ada ballotemen + kaya bola kasti bulet ada hidroneforisis/pembesaran. - Extremitas : Edema tungkai ad aga, liver nail jadi kaya dikuku ada lunula kalo ga ada berarti liver nail pada sirosis biasanya, asteriksis misalkan ensefalopati hepatitis hoefner trumner dia gerakknya lambat kalo +, clubbing finger ad aga, CRT menandakan adanya kekurangan o2 ada gangguan perfusi - Thorax posterior : periksa tiroid disuru nelen ada benjolan/ masa klo dia ikut kemungkinan ada pembesaaran. Lalu thorax posterior marker diujung scapula ics ke 7 pungsi pleura di ics 8/9. Pemeriksaan CVA Jadi hepar palpasi ada 2 dari ac sm di bawah epigastrium. Kolesistitis : murphy sign + (kalo pasien nyeri pas insirasi jadi kandung empedu kepegang kandung empedu disuperfisial dilobus kanan dia bengkak pas ditekan insiprasi gall blader nempel ditangan kita) kalo kita ragu diperkus aja. Kalo hepar pekak. Perkusinya dari umbilicus ke ac kea rah epigastrium Ascites : pekak samping timpani pekak kasi tanda samping lalu pasiennya disuruh miring perkusi dari lateral ke medial
Pankreatitis : ada peningakan 2-3x lipat lipase amilase, kalo didaerah gabisa pakai anam pemfis