Anda di halaman 1dari 5

e-ISSN : 2622-4690

Abditani : Jurnal Pengabdian Masyarakat 4 (1) 28-32 p-ISSN : 2622-4682


TRASH FOR CASH – PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI BANK
SAMPAH BERBASIS COMMUNITY EMPOWERMENT
UNTUK DESA WISATA

Ratieh Widhiastuti1*, Rediana Setiyani1, Selvia Rahayu1


1
Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang,
Jl. Taman Siswa, Sekaran, Gunung Pati, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
*email: ratieh.widhiastuti@mail.unnes.ac.id

ABSTRAK
Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa mayoritas ibu-ibu Desa Keji adalah ibu rumah tangga yang
menghabiskan banyak waktu di rumah, namun demikian kesadaran untuk mengelola sampah sangat
rendah. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa fasilitas pembuangan sampah dan fasilitas pengelolaan
sampah sangat minim, hanya tersedia dua tempat sampah besar untuk menampung sampah setiap harinya
untuk seluruh warga. Hal ini sangat ironi mengingat Desa Keji merupakan salah satu desa menjai target
sebagai Desa Wisata di Kabupaten Semarang. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah (1) peningkatan
kesadaran masyarakat terutama ibu rumah tangga akan pentingnya pengelolaan sampah; (2) memberikan
tambahan pengetahuan tentang edukasi pengelolaan sampah; (3) memberikan edukasi tentang penataan
lingkungan melalui aplikasi Bank Sampah; (4) melakukan pendampingan mengenai administrasi
pengelolaan Bank Sampah. Solusi yang ditawarkan adalah workshop, penyuluhan, dan pendampingan
melalui metode Participatory Rural Appraisal (PRA). Kegiatan pengabdian telah diselesaikan dengan
baik, terjadi peningkatan pemahaman peserta pengabdian mengenai pemilahan sampah untuk
mendapatkan harga jual sampah yang lebih tinggi, dan administrasi Bank Sampah sebagai tempat untuk
penyaluran sampah yang telah dipilah dan sebagai media untuk pengelolaan keuangan dari hasil sampah.
Kata kunci : pengelolaan sampah, pemberdayaan masyarakat, bank sampah, desa wisata.

Pendahuluan adanya proses daur ulang sampah di masyarakat.


Tidak semua orang sadar akan pentingnya
Kabupaten Semarang merupakan salah satu
membuang sampah pada tempatnya. Terbukti
wilayah di provinsi Jawa Tengah, yang mana
dengan ditemukannya sampah yang dibuang di
sebagai Kabupaten dengan jumlah penduduk
tempat umum seperti sampah botol plastik,
yang padat dan terus meningkat setiap tahunnya
plastik bungkus snack, ditemukan juga di sungai,
menjadi salah satu faktor sumbangsih terhadap
selokan, dan hal ini dapat menyumbat aliran air
permasalahan sampah. Berdasarkan data yang
buangan dan mempercepat pembusukan. Kondisi
diterbitkan oleh Sistem Informasi Pengelolaan
di TPA Kabupaten Semarang juga semakin
Sampah Nasional, Kabupaten Semarang dengan
menumpuk. Rendahnya kesadaran masyarakat
jumlah penduduk 1.011.635 jiwa menghasilkan
dan kurangnya kerja sama dengan pemerintah
sampah yang ditimbun di TPA sebanyak 104 ton
menyebabkan pengelolaan sampah di Kota
per hari, sedangkan 809 ton per hari sampah yang
Semarang masih belum optimal. Hal ini dapat
tidak terkelola pada sepanjang tahun 2017-2018.
diketahui dari prosentase pembuangan sampah
Sampah menjadi persoalan klasik yang belum
yang dilakukan oleh masyarakat di Kabupaten
bisa diatasi di Indonesia, tak terkecuali di
Semarang. Ada beberapa pilihan yang digunakan
Kabupaten Semarang. Dimana tidak kurang 900
masyarakat dalam penanganan sampah yang
ton sampah diproduksi setiap harinya.
dihasilkan.
Ragam sampah yang ada di Kabupaten
Berdasarkan data pengelolaan sampah dari
Semarang sangat beragam, tetapi belum ada
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Semarang,
pengelolaan sampah yang optimal melalui pilah
dapat diketahui beberapa hal. Produksi sampah
sampah. Apalagi penerapan bank sampah yang
penduduk Kabupaten Semarang adalah 1.969
hanya ada di beberapa desa di Kabupaten
m3/hari, maka jumlah produksi sampah
Semarang. Permasalahan lain yakni bau busuk
penduduk Kabupaten Semarang dalam 1 tahun
yang mencemari udara yang disebabkan tidak
28
e-ISSN : 2622-4690
Abditani : Jurnal Pengabdian Masyarakat 4 (1) 28-32 p-ISSN : 2622-4682
adalah 718.685 m3 sedangkan jumlah produksi sampah, dan “Cash” yang berarti uang, dimana
sampah penduduk Kabupaten Semarang dalam 1 secara bahasa berarti “sampah untuk uang”.
tahun adalah 718.685 m3. Hal ini menunjukkan Kalimat tersebut menggambarkan bahwa sampah
bahwa sampah yang tertangani atau masuk TPA dapat bernilai ekonimis ketika mampu dikelola
masih sedikit. Jika dihitung, volume sampah dengan baik. Aplikasi bank sampah dilakukan
yang masuk TPA dibandingkan dengan volume melalui pengelolaan sampah yang berbasis
produksi sampah penduduk Kabupaten Semarang community empowerment. Konsep community
dalam 1 tahun, maka hanya 20% saja sampah empowerement adalah sistem penanganan
yang tertangani atau terangkut ke TPA. Dengan sampah yang direncanakan, disusun,
demikian maka perlu ada perhatian khusus dan dioperasikan, dikelola dan dimiliki oleh
langkah-langkah lebih intensif dalam masalah komunitas atau dalam hal ini adalah masyarakat.
pengelolaan sampah, diantaranya adalah Dikatakan berbasis Community Empowerement
penyadaran dan pemberdayaan masyakat akan jika keputusan berada di tangan masyarakat
masalah sampah diantaranya dengan secara keseluruhan, tanggungjawab operasi dan
pembentukan Bank Sampah di masyarakat. pemeliharaanya berada ditangan masyarakat
Permasalahan sampah menjadi sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat
keprihatinan perangkat desa Keji yang selama ini bersama. Pengelolaan sampah berbasis
belum berhasil mengedukasi warganya tentang community empowerement juga berfungsi
pengelolaan sampah yang benar. Berdasarkan sebagai penghubung anata kepentingan
hasil wawancara dengan Sekretaris Desa yaitu masyarakat dan pemerintah yang bersifat mikro
Ibu Iin pada bulan Februari 2010, beliau dan makro.
menuturkan bahwa meskipun telah disediakan Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan
tempat pembuangan sampah dan sudah dihimbau tujuan untuk menyelesaikan kegelisahan atas
untuk bisa berperilaku ramah terhadap permasalahan yang dihadapi oleh pamong Desa
lingkungan, akan tetapi warga lebih nyaman Keji atas menumpuknya jumlah sampah yang
untuk membakar atau membuang sampah ke terus meningkat dan harapan akan adanya
sungai. Hal ini menjadi keprihatinan desa, karena kegiatan masyarakat yang dapat menambah nilai
di Kabupaten Semarang seluruh desa berlomba- ekonomi masyarakat serta menjadikan warga
lomba untuk menjadi desa wisata, dan Desa Keji masyarakat Desa Keji sadar akan pentingnya
merupakan salah satu desa yang diprioritaskan pengelolaan sampah.
untuk menjadi desa wisata berkembang.
Bank sampah adalah suatu sistem
Metode Pelaksanaan
pengelolaan sampah kering secara kolektif yang
mendorong masyarakat untuk berperan serta aktif Pendekatan kegiatan pengabdian kepada
di dalamnya. Sistem ini akan menampung, masyarakat yang dipakai adalah Participatory
memilah dan menyalurkan sampah bernilai Rural Appraisal (PRA) berbentuk metode
ekonomi pada pasar sehingga masyarakat penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan.
mendapatkan keuntungan ekonomi dari Berikut tahapan yang dilakukan dalam kegiatan
menabung sampah. Bank sampah adalah salah pengabdian.
satu strategi penerapan 3R (reduce, reuse dan
recycle) dalam pengelolaan sampah pada Persiapan
sumbernya di tingkat masyarakat. Pelaksanaan Agar kegiatan pengabdian kepada
bank sampah pada prinsipnya adalah salah satu masyarakat berjalan dengan lancar, maka
rekayasa sosial untuk mengajak masyarakat diperlukan persiapan sebagai berikut.
memilah sampah. Dengan menukarkan sampah 1) Koordinasi dengan Kepala Desa Keji,
dengan uang atau barang berharga yang dapat Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten
ditabung, masyarakat akhirnya terdidik untuk Semarang;
menghargai sampah sehingga mereka mau 2) Koordinasi dengan tim untuk menyiapkan
memilah sampah (Dirjen Cipta Karya, 2011). keperluan kegiatan pengabdian kepada
Trash for Cash sebagai konsep dari bank masyarakat;
sampah hadir sebagai solusi atas permasalahan 3) Identifikasi permasalahan lingkungan,
pengelolan sampah yang dialami oleh masyarakat khususnya pengelolaan sampah di Desa Keji
di Kabupaten Semarang, khususnya di Desa Keji, Kabupaten Semarang;
Kecamatan Ungaran Barat. “Trash” yang berarti

29
e-ISSN : 2622-4690
Abditani : Jurnal Pengabdian Masyarakat 4 (1) 28-32 p-ISSN : 2622-4682
4) Identifikasi kendala pengelolaan lingkungan perwakilan dari salah satu dawis yang dirasa
di Desa Keji; aman oleh Desa. Berdasarkan informasi yang
5) Penyusunan Materi sesuai kebutuhan diperoleh, selanjutnya tim pengabdian berdiskusi
masyarakat; untuk menyusun materi yang diperlukan untuk
6) Penyusunan Modul Pengabdian Kepada mengajarkan bagaimana cara memilah sampah
Masyarakat dengan judul Trash for Cash – yang benar dan cara yang tepat untuk proses
Pemberdayaan Masyarakat berbasis pengadministrasian bank sampah. Kegiatan ini
Community Empowerment; melibatkan kerjasama dengan pihak terkait yang
7) Pelatihan administrasi pengelolaan bank telah terbiasa menangani permasalahan sampah
sampah untuk masyarakat, dalam praktik dan memiliki visi untuk membantu masyarakat
sebagai nasabah dan pengelola bank dalam mengelola sampah.
sampah; Kegiatan pengabdian dilaksanakan dengan
8) Pendampingan penataan lingkungan melalui acara tatap muka dan penyampain tatap muka
aplikasi bank sampah tiap Dawis maupun tentang materi pengelolaan sampah sampai
RT; dengan pengadministrasian bank sampah.
9) Evaluasi Kegiatan Pengabdian. Kegaitan pengabdian dilaksanakan sesuai dengan
protocol kesehatan, di mana telah disediakan
Pelaksanaan tempat cuci tangan, handsanitizer, dan setiap
orang wajib mengenakan masker selama
Bentuk kegiatan penyuluhan, pelatihan. Kegiatan pengabdian dilaksanakan
pendampingan, dan pelatihan menggunakan sehari yaitu pada hari Minggu, 20 September
metode Participatory Rural Appraisal (PRA). 2020 pada pukul 15.00 – 17.30 WIB di salah satu
2
Secara etimologis PRA berarti pengkajian rumah warga. Kegiatan pengabdian ini hanya
wilayah secara partisipatif dan elaboratif. PRA dibatasi untuk 20 orang karena mengingat
secara teoritis adalah sekumpulan pendekatan dan anjuran untuk tidak melakukan kegiatan yang
metode yang mendorong masyarakat untuk melibatkan orang dalam skala besar. Kegaitan
berpartisipasi aktif dalam meningkatkan dan pengabdian dimulai dari sambuatan oleh salah
menganalisis pengetahuan mengenai kondisi satu anggota pengabdian. Kegiatan pengabdian
kehidupan dan kebutuhan mereka sendiri agar selanjutnya adalah pemberian materi oleh tim
mereka dapat membuat rencana tindakan sesuai pengabdian dengan pokok bahasan yang
dengan permasalahan yang ada. Kemudian disampaikan mengenai:
mereka difasilitasi untuk membuat rencana 1. Pemilahan sampah.
kegiatan sesuai dengan permasalahan yang ada di 2. Permasalahan Bank Sampah.
luar lingkungannya. Fasilitator, berupa akademisi 3. Model Bank Sampah.
yaitu pihak yang memiliki kompetensi dalam 4. Pengumpulan Sampah.
bidang ekonomi dan lingkungan sesuai dengan 5. Pengepulan Sampah
konsep trash for cash yang bermaksud mengelola 6. Penjualan Sampah.
sampah menjadi barang ekonomis, serta 7. Pengadministrasian Bank Sampah.
pencatatan akuntansi sampah yang harus
diterapkan dalam bank sampah. Setelah pemaparan materi, selanjutnya
Pelaksanaan kegiatan pengabdian diawali diberikan video tentang tutorial pemilahan
dengan tahapan diskusi dengan sekretaris Desa sampah yang benar untuk memudahkan proses
yaitu Ibu Iin. Berdasarkan hasil diskusi, diketahui pemilahan sampah yang merupakan kegiatan
bahwa yang menjadi keresahan adalah bagaimana terpenting untuk memudahkan operasional Bank
menyadarkan kesadaran bagi warga akan Sampah. Setelah semua materi tersampaikan
pentingnya menghargai sampah dan bagaimana peserta pelatihan diberikan waktu untuk proses
pengelolaan sampah. Di Desa Keji telah tanya jawab untuk meningkatkan pemahaman
disediakan tempat untuk pengelolaan sampah tapi masyarakat atas materi yang telah diberikan.
belum dapat berjalan dengan maksimal karena Meskipun kegiatan pengabdian ini hanya
kurang sadarnya warga untuk mengelola sampah melibatkan sebagian kecil masyarakat Desa Keji,
demi kemajuan bersama. Berdasarkan hasil tetap tidak mengurangi semangat masyarakat
diskusi, karena tahun 2020 sedang mengalami untuk mencoba mengembangkan Bank Sampah
kendala berupa pandemi Covid-19 maka di Desa Keji. Ketercapaian tujuan pelatihan Bank
pelaksanaan pengabdian dibatasi hanya Sampah secara umum sudah sangat baik, peserta

30
e-ISSN : 2622-4690
Abditani : Jurnal Pengabdian Masyarakat 4 (1) 28-32 p-ISSN : 2622-4682
pengabdian sudah dapat memahami arti penting biasanya hanya dibuang, dapat menghasilkan
pemilahan sampah. Peserta pelatihan sudah dapat uang meskipun dalam waktu yang cukup lama
membedakan sampah sesuai dengan untuk mendapatkan uang dalam jumlah banyak.
kelompoknya untuk mendapatkan harga jual Peserta pelatihan dapat memahami arti penting
sampah yang lebih tinggi. Melalui pelatihan ini proses pemilahan sampah untuk mendapatkan
juga masyarakat mendapatkan gambaran harus harga sampah lebih tinggi, dan bagaimana proses
bekerja sama dengan pengepul yang tepat untuk Bank Sampah sebagai tempat penyaluran sampah
menampuk hasil pilahan sampah yang telah yang telah dipilah oleh masyarakat.
dikelal masyarakat secara pribadi. Kegiatan Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan
pelatihan ini menjadi semakin menarik pada saat dapat diajukan beberapa saran yaitu (1) waktu
pelatih memaparkan bagaimana cara memilah pelaksanaan kegiatan pengabdian perlu ditambah
sampah yang baik dan tepat. Pemberian contoh agar tujuan kegiatan dapat tercapai sepenuhnya,
yang sangat detail, membuat peserta pelatihan tetapi dengan konsekuensi penambahan biaya
memahami ternyata semakin detail memilah pelaksanaan; (2) adanya kegiatan lanjutan yang
sampah, semakin bernilai tinggi sampah itu pada berupa pelatihan sejenis selalu diselenggarakan
saat dijual. secara periodik sehinga dapat memantau
Melalui kegiatan ini, masyarakat bertekad kesinambungan Bank Sampah; (3) perlu
untuk segera membentuk pengurus Bank ditindaklanjuti kegiatan tawaran kerja sama
Sampah, dan setelah diberikan ilustrasi proses antara Jurusan Pendidikan Ekonomi dengan Desa
simpan pinjam dan keuntungan pribadi dari hasil Keji dan Dinas Kabupaten Semarang terkait.
pengelolaan Bank Sampah, peserta pelatihan
semakin bersemangat untuk menyelenggarakan Daftar Pustaka
Bank Sampah. Peserta pelatihan semakin
memiliki semangat dan kesadaran untuk lebih
Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang.
rajin dan semangat dalam mengelola sampah
2019. Komposisi Produksi Sampah tahun
rumah tangga setiap harinya. Selain memberikan
2018. Diakses pada laman
gambaran akan keuntungan yang akan diperoleh,
https://semarangkab.bps.go.id/statictable/2
pelatih juga memberi motivasi bahwa
017/02/23/179/persentase-komposisi-
pengelolaan sampah ini bukan hal yang mudah
sampah-di-kabupaten-semarang-tahun-
dan keuntungannya tidak dapat dirasakan dalam
2016.html pada tanggal 22 Maret 2020
waktu singkat, akan tetapi melalui Bank Sampah
pukul 20.15 WIB
ini perserta pelatihan tidak akan mengalami
Beccali, G., Cellura, M., & Mistretta, M. (2001).
kebingungan pada saat akan membuang sampah.
Managing municipal solid waste. The
Secara keseluruhan, ketercapaian tujuan
International Journal of Life Cycle
kegiatan pengabdian ini baik, karena materi
Assessment, 6(4), 243-249. doi:
pendampingan telah dapat disampaikan secara
10.1007/bf02979380
keseluruhan, dan peserta pelatihan dapat secara
Data Menteri Lingkungan Hidup. 2018. Diakses
langsung mempraktikkan bagaimana cara
pada laman
memilah sampah yang tepat untuk mendapatkan
http://sipsn.menlhk.go.id/?q=3a-
sampah dengan harga jual yang lebih tinggi, dana
dataumum&field_f_wilayah_tid=1475&fie
peserta pelatihan dapat mengetahui keuntungan
ld_kat_kota_tid=10&field_periode_id_tid=
berupa kas yang dapat diperoleh melalui
2168 pada tanggal 12 Maret 2020 pukul
pelaksanaan program Bank Sampah. Peserta
20.21 WIB
pengabdian mengharapkan ada pelatihan
Dwiyanto, B. M. (2011). Model Peningkatan
selanjutnya terkait dengan implementasi Bank
Partisipasi Masyarakat dan Penguatan
Sampah beserta dengan pendampingan
Sinergi dalam Pengelolaan Sampah
pencatatan pembukuannya.
Perkotaan. Jurnal Ekonomi Pembangunan
12(2), 239-256.
Hokkanen, J., & Salminen, P. (1997). Locating a
Kesimpulan
Waste Treatment Facility by Multicriteria
Program pengabdian ini telah terselenggara Analysis. Journal of Multi-Criteria
dengan baik dan berjalan dengan lancar sesuai Decision Analysis, 6(3), 175-184. doi:
dengan rencana kegiatan yang telah disusun. 10.1002/(sici)10991360(199705)6:3<175::
Peserta dapat mengetahui arti penting benda yang aid-mcda150>3.0.co;2-#
31
e-ISSN : 2622-4690
Abditani : Jurnal Pengabdian Masyarakat 4 (1) 28-32 p-ISSN : 2622-4682
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Semarang. Diakses pada laman
(KLHK). (2017). Data Sampah Kota. http://dlh.semarangkab.go.id/ pada tanggal
Jakarta: KLHK. Maskey, B & Mrinila S. 24 Maret 2020 pada pukul 19.15 WIB
(2017). Households’ Willingness to Pay Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012
for Improved Waste Collection Service in Tentang Pengelolaan Sampah Rumah
Gorkha Municipality of Nepal. Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Environments, 4 (77). Diunduh dari Rumah Tangga.
www.mdpi.com/journal/environment. Sejati, K. (2009). Pengolahan Sampah Terpadu.
Kinnaman, T. C. (2000). Explaining the Growth Yogyakarta: Kanisius.
in Municipal Recycling Programs:The Role Sumantri, A. (2010). Kesehatan Lingkungan dan
of Market and Nonmarket Factors. Public Perspektif Islam. Jakarta: Kencana.
Works Management & Policy, 5(1), 37-51. Undang-undang No. 18 Tahun 2008 Tentang
doi: 10.1177/1087724x0051004 Pengelolaan Sampah.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian Zen, I.S., Zainura, Z.N., & Rafiu, O.Y. 2014.
kesehatan (Vol. 5). Jakarta: Rineka Cipta. The Profiles of Household Solid Waste
Novianty, R., Sastrawibawa, S., & Prihadi, D. J. Recyclers and Non-recyclers in Kuala
(2012). Identifikasi Kerusakan dan Upaya Lumpur, Malaysia. Habitat International,
Rehabilitasi Ekosistem Mangrove di Pantai No 42. Diunduh dari
Utara Kabupaten Subang. Jurnal Perikanan www.elsevier.com/locate/habitatint
dan Kelautan, 3(1), 41-47. Yayasan Unilever Indonesia. 2019. Buku
Pemda Kabupaten Semaran. 2018. Dokumen Panduan Bank Sampah dan Kisah Sukses
Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Bank Sampah

32

Anda mungkin juga menyukai