Anda di halaman 1dari 8

ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah

Volume 17, No 1, Maret 2021


Tersedia Online: https://journal.uny.ac.id/index.php/istoria

PERADABAN ISLAM MASA DINASTI ABBASIYAH


(PERIODE KEMUNDURAN)
Nuril Fathiha
Fakultas Ilmu Tarbiyah & Keguran, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
e-mail: nurilfathiha123@email.ac.id
Abstrak- Sesuai hasil penelitian melalui penelusuran literatur ilmiah secara sistematis pada artikel-
artikel, buku-buku, dan dokumen yang membahas secara segnifikan dan berkaitan dengan tema
penelitian. Ditemukan beberapa faktor yang melatarbelakangi kemunduran Dinasti Abbasiyah.
Sejarahwan mengklasifikasikan foktor-faktor tersebut menjadi dua, yakni faktor internal dan faktor
eksternal. Adapun faktor internal meliputi Lemahnya Khalifah yang diangkat, Munculnya dinasti-
dinasti kecil yang memerdekakan diri, Kemerosotan perekonomian, Munculnya aliran-aliran sesat
dan fanatisme keagamaan. Sedangkan yang menjadi faktor eksternalnya yakni meliputi Perang salib,
adanya Serangan Mongolia ke negeri muslim. Dan dampak dari faktor-faktor tersebut
mengakibatkan runtuh dan berakhirnya Dinasti Abbasiyah.
Kata kunci: Dinasti Abbasiyah, Periode Kemunduran

ISLAMIC CIVILIZATION IN THE DYNASTY OF ABBASIYAH


(SETTLEMENT PERIOD)
Abstract- In accordance with the results of research through systematic search of scientific literature on
articles, books, and documents that discuss significantly and are related to the research theme. Several factors
were found behind the decline of the Abbasid dynasty. Historians classify these factors into two, namely
internal factors and external factors. The internal factors include the weakness of the appointed Caliph, the
emergence of small independent dynasties, economic decline, the emergence of heretical sects and religious
fanaticism. Meanwhile, the external factors include the crusade, the Mongolian attack on Muslim lands. And
the impact of these factors resulted in the collapse and end of the Abbasid dynasty.

Kata kunci: Abbasid dynasty, Setback period

ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah


p-ISSN: 1858-2621 e-ISSN: 2615-2150
2 – ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah

Pendahuluan peneliti memberikan kesimpulan akhir sebagai


penutup hasil penelitian ini.
Telah dituliskan dalam perjalanan
histori bahwasannya Islam berhasil dan
berkembang di berebagai aspek selama Hasil dan Pembahasan
bertahun-tahun, Bagaimanapun juga, Muslim
pernah merasakan kesusahan dan Faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran
keterbelakangan. Pemerintahan Abbasiyah, Dinasti Abbasiyah
sebagai Dinasti kedua setelah Dinasti Kebesaran, dan gemerlapanya
Umayyah, sepanjang seluruh ekskurinya Baghdad sebagai pusat kekusaan Abbasiyah
mengalami tahapan yang sama dengan Bani seakan-akan hanyut oleh Sungai Tigris, setelah
Umayyah, khususnya periode kelahiran, kota itu dibakar oleh angkatan bersenjata
perbaikan, kebesaran, hingga mamasuki fase- Mongol di bawah inisiatif Hulagu Khan pada
fase sulit hingga akibatnya runtuh dan jatuh. tahun 1258. Semua pemukiman termasuk
Degenerasi & keruntuhan kekuasaan istana emas diratakan dengan tanah oleh
Abbasiyah yang merupakan benih dari tentara Mongol, tidak hanya itu angkatan
kehancuran dunia Islam terjadi dengan siklus bersenjata Mongol juga menghancurkan
sebab-akibat seperti yang dirasakan oleh perpustakaan yang menjadi salah satu fasilitas
Dinasti-Dinasti masa lalu. Perselisihan penyimpanan informasi, dan menghabiskan
Internal, seperti kegagalan khalifah untuk buku-buku di dalamnya. Pada tahun 1400 M
menggabungkan kawasan kewenanganya, kota itu juga diserang oleh pasukan Timur
tradisi mencari kesenangan yang melanda Lenk, dan pada tahun 1508 M kota itu diserang
keluarga kerajaan, dll. Selain itu, ada juga oleh pasukan Samawi (Amin, 2010, pp. 153-
bahaya dari luar, misalnya masuknya tentara 155). Ada beberapa aspek yang mengakibatkan
salib ke zona Islam dan penyerangan terhadap stagnasi dan kemusnahan Dinasti Abbasiyah.
angkatan bersenjata Mongol yang dikomando Biasanya ahli sejarah mengkatagorisasikan
oleh Hulagu Khan. Pada jurnal ini penulis faktor ini kedalam 2 faktor, yaitu faktor
memamparkan sebab-sebab Degenerasi dan internal dan faktor eksternal.
jatuhnya Dinasti Abbasiyah serta dinamikanya.
Tidak ada gading yang tidak rusak.
Pribahasa inilah yang cocok untuk Faktor Internal
menggambarkan keindahan yang dicapai oleh
Abbasiyah. Terlepas dari kenyataan bahwa Seperti yang ditemukan dalam
Daulah Abbasiyah begitu cemerlang dalam periodisasi Khalifah Abbasiyah, unsur-unsur
meraih prestasi di hampir semua aspek, namun penyebab stagnasi (kemunduran) tidak muncul
pada fase terakhir mulai runtuh dan pada secara tiba-tiba. Benihnya pada saat itu tampak
akhirnya hancur. jelas pada periode sebelumnya, karena
pemimpin pada periode ini sangat tangguh,
sehingga benih-benih teresebut tidak memiliki
Metode Penelitian kesempatan untuk berkreasi (berkembang).
Penelitian ini merupakan analisis Dalam sejarah kedaulatan Bani Abbas tampak
pustaka dengan tujuan pustaka. Pengumpulan jika penguasa & para menteri kuat mereka
data dilakukan melalui penelusuran literatur condong akan berperan sebagai kepala
ilmiah secara sistematis pada artikel-artikel, Pegawai Sipil, sebaliknya jika pemimpin
buku-buku, dan dokumen yang membahas lemah, mereka akan berkuasa mengendalikan
secara segnifikan dan berkaitan dengan tema roda pemerintahan.
penelitian. Adapun sasaran pada penelitian ini Hal yang mendasari runtuhnya
adalah Peradaban Islam Masa Dinasti kekuasaan Abbasiyah pada fase disintegrasi
Abbasiyah (Priode Kemunduran) yakni dengan yakni lemah dan tidak berdayanya Khalifah
mengkaji dan menganalis hal-hal yang melatar yang dipilih, sehingga tidak mampu
belakangi kemunduran dan kehancuran Dinasti mengentrol wilayah yang dimpimpinya, dan
Abbasiyah. Selanjutnya setelah dilakukan berdampak munculnya perselisihan dalam
proses pengumpulan data dan analisis, maka lingkup politik. Politik pusat pemerintah telah
berpindah ke wilayah-wilayah kecil

Volume 17
Peradaban Islam Masa Dinasti ... 3
Nuril Fathiha

dikarenakan berada digenggaman pemimpin Dengan begitu, otoritas orang-


yang lemah. Akhirnya eksitensi kedaulatan orang Turki dalam sistem kekuasaan
pusat menjadi hilang perananya, sehingga Abbasiyah tidak ada seorangpun dari para
Khalifah sebatas lambang belaka saja (So'yb, pemimpin yang bisa mengendalikannya.
1997, pp. 301-302). Misalnya seperti Khalifah al-Mutawakkil
Perubahan dari masa jayanya menuju
(847-861) yang mencoba untuk
masa kemunduran Abbasiyah dimulai dari
perbuatan khalifah al-Makmun (813-833) yang mengedalikan kekuasaan dan dominasi
menobatkan saudara kandungnya al- orang-orang Turki itu, namun takdir
Muktashim (833-842) sebagai penerusnya agar berkata lain malah Ia wafat ditangan anak
menghindari penguasaan Persia yang telah kadungnya sendiri yang bernama al-
membuat kewalahan pemerintahan Daula Muntasir dengan bantuan orang-orang
Abbasiyah. Turki.
Ketika al-Muktashim menjadi Namun pada masa pemerintahan al-
pemimpin, dia mengalihkan ibu kota Daula Radhi (ke-20) membuat sebuah struktur
Abbasiyah dari Baghdad ke kota Samarra jabatan yang dikenal dengan istilah Amir
sekitar 75 km hulu sungai Tigris dengan Umara yang bertugas sebagai pemilih dan
membangun kediaman raja-raja dan pelantik pegawai pemerintahan. Struktur ini
penginapan militer. Pada saat itu dibentuk bertujuan agar membatasi popularitas
menghadirkan 250.000 tentara Turki untuk orang Turki dalam pemerintahan Daulah
tinggal di penginapan militer. Demikian juga Abbasiyah. Namun hasilnya sangat nihil,
sebagian dari kastil yang dibuatnya diberikan sehingga popularitas serta dominasi orang turki
kepada para pemimpin klan Turki (Hasan, dalam sistem pemerintahan tidak dapat
1989 , p. 43). Untuk memperkuat dibatasi. Tidak sampai disitu saja Khalifah al-
pemerintahannya, ia merancang angkatan Mustakfi (ke-22) memohon bantuan kepada
bersenjata yang terbentuk dari budak Turki Bani Buwaihi agar menekan mereka (Ahmad,
(Mahmudunnasir, 1988 , p. 275). 1980 , p. 299).
Orang Turki yang dikenal dengan jiwa Sambutan yang begitu meriah yang
militernya semakin menunjukkan dilukukan khalifah pada saat itu dalam rangka
kegemilangan mereka di lingkup militer. Oleh menyambut kedatangan Bani Buwaihi. Hal ini
karena itu, pangkat tertinggi di militer tentu dengan harapan agar terjalin kerja sama
diberikan kepada mereka sehingga secara yang baik antara Bani Buwaihi dengan Bani
bertahap angkatan bersenjata Timur Tengah Abbasiyah guna memajukan Daulah
dan Persia didorong mundur dan digantikan Abbasiyah serta mengusir dominasi &
oleh angkatan bersenjata Turki, hal ini popularitas bangsa Turki pada saat itu. Berkat
menyebabkan komponen angkatan bersenjata bantuan dari khalifah Ahmad ibn Buwaihi
Arab dan Persia meninggalkan pemerintahan mampu menekan dan menyngkirkan
pusat dan membangun pemerintah di zona keberadaan orang-orang Turki dari wilayah
yang terbebaskan dari pemerintah pusat kekuasaan Abbasiyah (Ahmad, 1980 , pp. 330-
(Mahmudunnasir, 1988 , pp. 275-276). 301).
Dari informasi di atas, terlihat bahwa Akan tetapi dengan keberadaan
orang Turki dijaring oleh Khalifah al- pemimpin Abbasiyah pada masa ini begitu
Muktashim dalam sistem pemerintahan lemah serta ditambah dengan pemimpin Bani
Abbasiyah untuk mendorong kemajuan Daulah Abbasiyah yang tidak memiliki kekuatan untuk
Abbasiyah. Namun yang terjadi setalah al- menakan pengaruh Buwaihi. Sehingga harapan
Muktashim meninggal (842) kekuasaan untuk mewujudkan Daulah Abbasiyyah yang
diwariskan kepada pemimpin-pemimpin yang maju hanyalah angan-angan belaka saja.
lemah. Seperti al-Mutawakkil (847-861) yang Diamana pada saat itu pemimpin Abbasiyyah
tidak mampu mengentrol orang-orang Turki yang terlalu berharap kepada Bani Buawaihi
dalam pemerintahan, dan malah yang timbul tidak mampu menolong kekusaan meraka yang
perselisihan yang berkepanjangan dengan sudah lumpuh. Malahan dengan keadaan
orang-orang Turki tersebut. pemimpin Abbasiyah yang begiu lemah hanya

ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Volume 17


4 – ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah

menjadi lambang belaka saja yang tak mampu Maka Tughrul Bek-pun mengunjungi
malakukan tindakan tegas terhadap gerakan Baghdad guna menyelesaikan permesalahan
Bani Buwaihi yang malakukan pemaksaan keunggulan Bani Buwaihi tersebut atas
tergadap rakyat agar mengikuti paham Syi’ah permintaan langsung dari pemimpin
(Nasution, 2013 , pp. 218-219). Abbasiyah al-Qaim (ke-26). Dia mampu
Timbul suatu pertanyaan besar mengambil alih kembali ibu kota Baghdad
dibenak kita, kanapa pada masa Daulah serta meringkus & dan mamasukan Malik ar-
Abbasiyah yang terpilih sebagai calon Rahim (1058) pemimpin terakhir Bani
pemimpin adalah khalifah-khalifah yang Buwaihi hingga iapun wafat dalam penjara
lemah dan tidak ada satu orangpun yang (So'yb, 1997, p. 220).
sanggup mengambil posisi dari khalifah- Sama halnya dengan kehadiran Bani
khalifah tersebut untuk menggantikan posisi Buwaihi, bagitu pula dengan hadirnya Turki
mereka sebagai khalifah Abbasiyah. Ternyata Saljuk dalam sistem kekuasaan Abbasiyah.
alasannya adalah karena orang-orang Islam Dengan berhasilnya mengatasi permasalahan
pada saat itu menganut suatu paham yang dengan Bani Buwaihi. Peluang untuk
beranggapan bahwasannya kedudukan seorang menduduki jabatan dalam pemerintah
Khalifah itu merupakan hak suci masyarakat Abbasiyah terbuka lebar untuknya. Tidak
Arab. Sehingga apa bila kedudukan tersebut hanya sebatas diangkat sebagai Amir Umara
diambil alih oleh orang lain maka dunia akan saja, melainkan pada saat itu juga Tughrul Bek
hancur, matahari tidak akan terbit & hujanpun diberi gelar yakni yang berarti penguasa timur
tidak akan pernah turun (So'yb, 1997, p. 32). dan barat (Sulthan wa al-Malik al-Syarqi wa al-
Jadi, sekalipun orang Arab Quraisy tersebut Gharbi) (Nasution, 2017 , p. 182).
tidak begitu kuat maka mereka akan tetap Khalifah al-Qaim merancang sebuah
dibaiat menjadi pemimpin Abbasiyah strategi yang berbeda dengan para pemimpin
sekalipun hanya sabagai boneka yang tak sebelumnya. Dimana berusaha menjalin
mampu malukakan apapun. hubungan yang harmonis antara orang-orang
Dari kenyataan otentik di atas, bisa yang membantu memajukan kembali Dinasti
dilihat bahwa Khalifah Daulah Abbasiyah Abbasiyah. Dengan tujuan agar mereka mau
yang tidak berdaya kepada Bani Buwaihi & membantu mamajukan kembali Dinasti
tidak bisa menangani mereka, sehingga terjadi Abbasiyah seperti masa kejayaannya dulu. Hal
perselisihan antara pemimpin Daula inipun dapat berlangsung dengan baik pada
Abbasiyah yang tidak kuat dan Bani Buwaihi priode ini. Yakni dengan dibuktikan adanya
yang menyebabkan kemunduran peradaban hubungan yang harmonis antara pemimpin al-
Islam ketika kekuasaan Abbasiyah dikuasai Qaim dengan orang Turki Saljuk.
oleh Bani Buwaihi. Ketika masa kepemimpinan Alp
Berdasarkan fakta sejarah di atas, bisa Arselan, Iya membaiat Nizamul Muluk untuk
dilihat bahwa Khalifah Daulah Abbasiyah menjabat sebagai wazir, sedangkan al-Qaim
yang tidak berdaya kepada Bani Buwaihi & hanya sebagai lambang belaka. Dengan
tidak bisa menangani mereka, sehingga terjadi dipilihnya Nizamul Muluk sebagai Wazir
perselisihan antara pemimpin Daula mampu mengantarkan kejayaan pada Dinasti
Abbasiyah yang tidak kuat dengan pemimpin Abbasiyah sebagaimana masa kejayaannya
Bani Buwaihi yang menyebabkan kemunduran dulu (Nasution, 2017 , pp. 182-153).
peradaban Islam ketika kekuasaan Abbasiyah Salah satu karya Nizamul Muluk yang
dikuasai oleh Bani Buwaihi. diberikan untuk orang Muslim yakni
Bahkan demonstrasi intimidasi oleh Universitas Nizamiyah yang terletak di
Bani Buwaihi terhadap masyarakat untuk tetap Baghdad mampu dijalankan secara maksimal
berpegang pada paham Syiah tidak dapat guna menjadi wadah untuk menimba ilmu
dipengaruhi oleh para pemimpin. Tughrul Bek pengetahuan keislaman. Imam Ghozali pun
dari Turki Saljuk yang mengambil sikap Ahlus pernah menjadi Rektor di Universitas ini
Sunnah waj Jama'ah begitu bersemangat untuk (penulis, 2001, p. 43).
menghanguskan serta melawan kegiatan & Tidak sebatas itu saja dengan adanya
peraturan yang diterapkan Bani Buwaihi Madrasah-madrasah Nizamiyah tersebut
tersebut. sangat membantu dalam menyebarkan dan
menyiarkan serta memperkokoh pandangan
Volume 17
Peradaban Islam Masa Dinasti ... 5
Nuril Fathiha

Sunni dalam teologi Asy’ari dan pandangan sunni membuat al-Alqamy berapi-api dan ia
Syafi’I dalam bidang fiqih (Aminah, 2009 , p. meminta pertolongan Khulagu Khan guna
114). Namun hal ini tidak berlangsung lama, melawan al-Muktasim.
dimana Nizamul Muluk dibunuh oleh orang- Khulagu Khan datang dengan
orang Syiah yang tidak senang dengan dirinya. pasukannya ke Baghdad bertepatan dengan
Iya tewas ditangan pasukan Hasan ibn Sabbah tanggal 10 Februari 1258. Iya menyuruh
ketika iya melakukan perjalanan dari Isfahan Khalifah agar menyerukan kepada seluruh
ke Baghdad dalam rangka menyiarkan ajaran lapisan rakyat untuk menyerah. Dan pada saat
Syiah fatimiyah bertepatan dengan usianya itu pula terjadi suatu peristiwa yang begitu
yang ke 74 tahun (Teks Book, 1981/1982 , p. menegangkan yakni terjadinya pembunuhan
44). secara besar-besaran terhadap rakyat di ibu
Sesuai dengan alur sejarah yang kota Baghdad yang dilakukan oleh Khulagu
dipaparkan di atas dapat dipahami bawa Khan. Berkisaran antara 1.800.000 jiwa tewas
perselisihan yang terjadi antara pemimpin di tangan tentaranya, termasuk Al muktasim &
penguasa Abbasiyah dengan orang Turki alAlqamy juga tewas pada saat. Dalam tempo
Seljuk tidak berlangsung pada masa ini, satu minggu kota Baghdad pun hancur dan rata
berdasarkan hal tersebut membuka peluang dengan tanah (Hitti, 1998 , p. 207).
bagi pemimpin Abbasiyah & Turki Seljuk Selain dari kelemahan Khalifah,
untuk memajukan peradaban Islam pada ada terdapat faktor internal lain yang
masa Abbasiyah. Hal ini pernah dilakukan melatarbelakangi kemunduran Dinasti
sebelumnya sebagaimana pada periode awal Abbasiyah, faktor-faktor tersebut memiliki
yakni pemimpin Abbasiyah melakukan keterkaitan satu dangan yang lain. Adapun
kerjasama dengan orang Persia. faktor-faktor yang dimaksud, sbb (yatim, 2000
Malahan Pada Fase ini terjadi konflik , p. 207):
antar sekte Syiah dengan Abbasiyah
sebagaimana kasus-kasus sebelumnya. Seperti Perebutan kekuasaan di pusat pemerintahan
terbunuhnya tokoh sunni Nizamul Muluk. Khalifah Abbasiyah didirikan oleh
Adapun yang menjadi dasar terjadinya Bani Abbas yang bersekutu dengan Persia.
pembunuhan terhadap Nizamul Muluk Kemitraan itu dibujuk oleh takdir yang
dikarenakan dulu Tughrul Bek dari Turki sebanding dari dua Dinasti tersebut selama
Saljuk yang berhaluan Sunni mampu Bani Umayyah memimpin. Keduanya
menguasai ibu kota Baghdad dan dia menahan dianiaya. Sesudah Khalifah Abbasiyah
penguasa Bani Buwaihi hingga ia tewas dalam didirikan, Bani Abbas melindungi koalisi.
penjara (Teks Book, 1981/1982 , p. 220). Menurut Ibn Khaldun, ada dua tujuan di balik
Dari sudut pandang lain, ada yang pemerintahan Bani Abbas untuk memilih
beranggapan bahwasannya penyebabnya orang Persia dari pada Badui. Pertama-tama,
adalah dikarenakan beliau menganut paham sulit bagi orang Badui untuk gagal mengingat
ideologi Asy’ari & bermazhab fiqh Syafii Umayyah. Saat itu mereka adalah penghuni
berusaha menyebarluaskan ajaran tersebut di bintanglima (Ras no satu). Kedua orang Badui
Universitas Nizamiyah, sedangkan penguasa itu sendiri dipisahkan oleh kehadiran asabiyah
fatimiyah tidak setuju dengan apa yang (leluhur). Oleh karena itu, Khalifah Abbasiyah
dilakukan oleh Nizamul Mulk. Dan pada tidak dilaksanakan di atas asabiyah
akhirnya Iya tewas ditangan salah seorang dari konvensional.
pasukan Hasan ibn Sabbah yang ingin Walaupun bagitu, keinginan orang
menyiarkan pemahaman Syi’ah Fatimiyah di Persia tidak dapat terpenuhi semua. Mereka
Baghdad (penulis, 2001, p. 44). mendambakan sebuah kerajaan dengan para
Pada akhir kepemimpinan al- penguasa dan pekerja dari Persia juga.
Muktasim (1242-1258) perselisihan Sunni- Kemudian orang-orang Badui menganggab
Syiah masih terus berlanjut. Iya yang darah yang ada di tubuh mereka darah suci
menganut paham Sunni ikut serta dalam (istimewa) dan mereka memandang rendah
perselisihan dengan menteri al Alqamy yang golongan 'ajam di dunia Islam.
menganut Syi’ah. Oleh sebab itu al-Muktasim
yang memaksa rakyatnya agar mengikuti aliran

ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Volume 17


6 – ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah

Ortodoksi publik ini tampaknya 2007 , p. 137). Dampaknya, daerah-daerah


diizinkan untuk berkembang oleh pembesar tertentu di perbatasan lepas dari tangan
pemerintahan. Kemudian, para penguasa penguasa Bani Abbas seperti Thahiriyyah di
mengaktualisasikan pengaturan penaklukan Khurasan, Yang berbangsa Kurdi: al-
lainnya. Budak Persia atau Turki dijadikan Barzukani, Yang berbangsa Arab: Idrisiyyah di
pekerja atau tentara. Al-Mu'tasim (218-227 H) Marokko, dan Yang mengaku sebagai
sebagai pemimpin memberi Turki kesempatan Khalifah: Umuwiyah di Spanyol dan
luar biasa untuk memasuki otoritas publik. Fatimiyyah di Mesir.
Mereka didelegasikan untuk menjadi orang-
orang terkemuka di pemerintahan, diberi kastil Kemerosotan perekonomian
dan rumah di kota. Mereka juga menjadi Pada periode awal, Bani Abbas adalah
dominan dan membanjiri tempat mereka pemerintahan yang kaya. Pemasukan uang
tinggal (al-Isy, 2007 , pp. 102-104). lebih banyak dari pada yang dipakai, jadi
Sesudah al-Mutawakkil (232-247 H), Baitul Mal penuh dengan kelimpahan.
seorang pemimpin yang tidak berdaya, naik Perekonomian rakyat mengalami kemajuan,
kursi, kekuatan angkatan bersenjata Turki khususnya di bidang pertanian, jual beli dan
semakin membumi, mereka menentukan industri. Namun demikian, setelah mengalami
pilihan untuk mencari tahu siapa yang ditunjuk penurunan politik, perekonomian juga
sebagai Khalifah. Sejak saat itu otoritas Bani mengalami penurunan yang luar biasa (yatim,
Abbas benar-benar tamat. Angkatan 2000 , p. 63).
digenggam oleh Turki. kedudukan ini Sesudah khalifah memasuki masa
kemudian diambil oleh Bani Buwaih, Persia keruntuhan ini, penghasilan negara berkurang
pada periode ketiga (334-447), dan kemudian sementara konsumsi meningkat lebih banyak.
dipindahkan ke garis salju, Turki pada periode Penurunan penghasilan negara diakibatkan
keempat (447-590 H) (yatim, 2000 , p. 50). oleh menyempitnya daerah intensitas,
kegaduhan timbul dimana-mana sehingga
Hadirnya dinasti-dinasti kecil yang
berdampak pada perekonomian rakyat,
memerdekakan diri.
dipersedikitnya pungutan dari masyarakat dan
Daerah kekuasaan Abbasiyah dari banyaknya kerajaan-kerajaan kecil yang
periode awal hingga keruntuhan sangat luas, memproklamirkan kemerdekaannya sendiri
meliputi berbagai negara, misalnya Turki, dan tidak mau mebayar upeti. Sementara itu,
Maroko, Suriah, Irak, Mesir, Persia, , dan penggunaan yang begitu banyak hal ini
India. Meskipun sebenarnya banyak zona tidak dikarenakan keberadaan khalifah dan otoritas
dibatasi oleh Khalifah secara asli, wilayah ini yang selalu bermegah-megahan. Jenis
sangat dipengaruhi oleh perwakilan pemimpin penggunaan semakin berbeda dan beraneka
yang dikendalikan. Ikatan dengan pemimpin ragam dan otoritas menjadi buruk yakni
hanya ditandai dengan penyetoran upeti banyaknya pejabat yang korupsi.
(yatim, 2000 , p. 63). Perekonomian yang tidak teratur
Bisa dibayangkan bahwa pemimpin diakibatkan oleh keadaan politik yang tidak
Bani Abbas sangat senang dengan pengakuan stabil. Begitupun sebaliknya, melemahnya
yang nyata dan penyetoran upeti. Alasannya politik Abbasiyah diakibatkan oleh kondisi
bahwa para pemimpin tidak cukup mampu ekonomi yang buruk dan tidak teratur. Kedua
untuk menundukan mereka, tingkat keyakinan hal tersebut memiliki keterkaitan dan tidak bisa
bersama di antara para penguasa dan kepala dipisahkan.
otoritas publik begitu minim dan lebih jauh lagi
para penguasa Abbasiyah lebih menekankan Munculnya aliran-aliran sesat dan fanatisme
pada pembinaan peradaban dan budaya di keagamaan
samping masalah-masalah pemerintahan dan Ketidak capaian keinginan Persia
perluasan wilayah. Selain itu, motivasi utama untuk menjadi penguasa yang maksimal,
di balik mengapa banyak kabupaten menjadi akhirnya menimbulkan rasa kekesalan yang
otonom adalah terjadinya perselisihan atau kemudian memotivasi sebagaian diantara
pertempuran kekuatan di pemerintahan pusat mereka untuk menyiarkan pemahaman
yang dilancarkan oleh Persia dan Turki (al-Isy, Mazdakisme Manuisme, dan Zoroasterisme.
Volume 17
Peradaban Islam Masa Dinasti ... 7
Nuril Fathiha

Gerkan ini dikenal dengan gerakan zindiq, Awalnya orang-orang Mogolia


dengan adanya gerakan ini keyakinan para merupakan suku-suku kecil yang kemudian
khalifah mulai tergoyahkan. dirangkul oleh Jengis Khan. Mereka berasal
Perjuangan keras yang dilakukan dari Asia Tengah. Wilayah pelosok di China.
Khalifah Al Mansur untuk melenyapkan Orang-orang Mongolia mengambil
pasukan zindiq, tidak sebatas itu saja Beliau alih wilayah-wilayah Asia Tengah khurasan
juga membantai khawarij yang menegakkan dan Persia serta menguasai Asia Kecil (al-
Negara Shafriyah di Sajalmasah pada tahun Usyairi, 2003 , p. 258), ini merupakan awal
140 H. Al-Mahdi yang menggantikan posisi dari runtuhnya Baghdad dan pemimpin Islam.
ayahnya (al-Manshur) sebagai khalifah Terdapat seuatu altimatum yang dikirim oleh
berikutnya. Iapun melajutkan misi ayahnya Hulagu Khan kepada Khalifah untuk mundur
untuk memberantas orang-orang zindik. Selain dan mendesak agar tembok kota sebelah luar
itu Ia juga melakukan mihnah guna diruntuhkan. Namun khalifah mengabaikan
menghilangkan bid’ah. Namun semua itu tak begitu saja hal tersebut. Sehingga pada tahun
bisa menghentilkan gerakan mereka. 1258, Hulagu Khan merobohkan tembok ibu
Perselisihan diantara orang beriman dengan kota. Disamping itu Al-Mu’tashim tunduk dan
pasukan zindik terus berlangsung hingga berangkat ke base pasukan Mongolia.
sampai terjadi pertumpahan darah antara kedua Kemudian para fuqaha dan penguasa keluar,
golongan. berselang sepuluh hari merekapun dibunuh.
Kota Baghdad hancur dan dibumihanguskan.
Faktor Eksternal Pembunuhan dan pembantain dilakukan
Oleh ahli sejarah mengklasifikasikan kurang lebih selama 40 hari. Khalifah Al-
mejadi dua faktor ekternal yang mengikabtkan Mu’tashim terbunuh & hal ini mendai akhir
kemunduran Dinasti Abbasiyah, yakni adanya dari Dinasti Abbasiyah.
perang salib & adanya penyerangan yang
dilakukan bangsa Mongol (Fu'adi, 2011 , p. KESIMPULAN
148).
Sebagai mana yang dipaparkan pada
jurnal di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan
Perang Salib
bahwasannya penyebab stagnasi kebudayaan
Pemusnahan angkatan bersenjata Islam pada pemerintahan Daulah Abbasiyah
Romawi menanam benih penghinaan dan karena kekuasan dikendalikan oleh para
kebencian Kristen terhadap Muslim. pemimpin yang lemah & tak berdaya. Di
Kebencian ini bertambah sehabis Dinasti genggaman tangan para penguasa yang tak
Seljuk yang mengambil alih Baitul Maqdis berdaya posisi politik sentral tidak dapat
merealisasikan beberapa pedoman yang dirasa bekerja sebagaimana mestinya, ekonomi tidak
sangat berat bagi umat Kristiani yang perlu bisa berkembang dan meraka juga tidak
melakukan perjalanan kesana. Pada tahun mampu mengatasi perselisihan Sunni Syi’ah
1095, Paus Urbanus II memerintahkan pada dan konflik-konflik lainnya yang kemudian
semua lapisan umat Kristen Eropa untuk menimbulkan konflik berkepanjangan.
mengadakn perang suci, perang ini dikenal Walaupun ada yang meranggapan
dengan Perang Salib. banyak yang menjadi sebab-musabab dari
Pertempuran ini banyak menelan kemunduran Daulah Abbasiyah, seperti
korban dan meraka berhasil mangusai kekuasaan yang begitu luas, atau karena
sebahagian wilayah kekuasaan Islam. Setalah minimnya anggaran belanja negara, namun
perang ini usai (1097-1124 M) mereka mampu yang paling berpengaruh disebabkan oleh
menduduki wilayah Nicea, Edessa, Baitul diangkatnya pemimpin-pemimpin yang lemah
Maqdis, Akka, Tripoli dan kota Tyre (Ali, 2003 dan tidak berdaya serta banyaknya konflik-
cet. IV, p. 411). konflik yang terjadi. Semua yang menjadi
sebab-musabab kemunduran akan menjadi
Serangan Mongolia ke Negeri Muslim dan hilang dan sirna apabila pemimpin yang dibaiat
berakhirnya Dinasti Abbasiyah merupakan orang yang tangguh dan mampu
menjalankan semua tugasnya.

ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah Volume 17


8 – ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah

DAFTAR PUSTAKA Hitti, P. K. (1998 ). dunia Arab . Bandung:


Sumur.
Ahmad, D. (1980 ). Ikhtisar Perkembangan
Islam . Kuala Lumpur: Dewan Bahasa Mahmudunnasir, S. (1988 ). Islam konsepsi
dan Pustaka Kementerian dan dan sejarahnya . Bandung : Rosda
Pelajaran Malaysia. Bandung.
Ali, K. (2003 cet. IV). sejarah Islam Tarikh pra Nasution, S. (2013 ). sejarah peradaban Islam .
modern . jakarta : PT Raja Grafindo Riau : Yayasan pusaka Riau.
Persada.
Nasution, S. (2017 ). konflik-konflik politik
al-Isy, Y. (2007 ). Tarikh 'Ashr Al-Khalifah dalam sejarah peradaban Islam . Riau :
Al-Abbasiyah, Terj Arif Munandar . CV Asa Riau.
Jakarta : pustaka al-Kautsar.
penulis, T. (2001). Ensiklopedia Islam .
al-Usyairi, A. (2003 ). Tarikh al-Islami, terj. Jakarta: PT ichtiar baru van hoeve.
Samson Rahman . jakarta : Akbar.
So'yb, Y. (1997). sejarah Daulah Abbasiyah,
Amin, S. M. (2010). Sejarah perdaban islam. jilid 3. jakarta: Bulan bintang.
Jakarta: Amzah.
Teks Book, T. p. (1981/1982 ). sejarah dan
Aminah, S. (2009 ). sejarah peradaban Islam: kebudayaan Islam . Ujung Pandang :
dari masa klasik hingga modern . IAIN Alauddin.
yogyakarta : LESVI.
yatim, B. (2000 ). sejarah peradaban Islam
Fu'adi, I. (2011 ). sejarah peradaban Islam . dirasah Islamiyah ll . Jakarta : Raja
Yogyakarta : teras. Grafindo Persada.
Hasan, H. I. (1989 ). Sejarah dan Kebudayaan
Islam . yogyakarta : kota kembang.

Volume 17

Anda mungkin juga menyukai