Penganiayaan Yang Mengakibatkan Luka Berat (Studi Kasus Putusan No. 819/Pid.B/2015/PN Makassar) (Dibimbing Oleh M. Said
Penganiayaan Yang Mengakibatkan Luka Berat (Studi Kasus Putusan No. 819/Pid.B/2015/PN Makassar) (Dibimbing Oleh M. Said
i
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................... iii
PERSETUJUAN MENEMPUH UJIAN SKRIPSI ................................. iv
ABSTRAK .......................................................................................... v
ABSTRACT ........................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .......................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................ xi
ii
1. Pengertian Putusan .......................................................... 45
2. Jenis-jenis Putusan Hakim ............................................... 45
3. Pertimbangan Hakim ........................................................ 49
iii
BAB I PENDAHULUAN
yaitu Pasal 1 ayat (3): “Indonesia ialah Negara yang berdasar atas
1
masyarakat itu sendiri. Berbagai perubahan senantiasa terjadi baik
secara perlahan hingga hampir luput dari peninjauan yang biasa, atau
tubuh korban, bahkan tidak jarang membuat korban menjadi cacat fisik
juga tidak jarang menimbulkan efek atau dampak psikis pada si korban
2
terkait dengan berbagai faktor seperti pengaruh pergaulan dan
lainnya.
3
No.819/Pid.B/2015/PN Makassar)
B. Rumusan Masalah
lain?
4
dalam perkara Nomor: 819/Pid.b/2015/PN Makassar tentang tindak
1. Tujuan Penelitian
2. Kegunaan Penulisan
sebagai berikut :
5
saransaran yang berguna bagi penyelesaian hukum tindak
pidana penganiayaan.
pidana.
6
A. Tindak Pidana
karena itu para ahli hukum berusaha utuk memberikan arti dan
istilah lain.
7
dilakukan oleh orang yang dapat dipertanggung jawabkan.
hukum pidana. Jadi istilah ‘hukuman’ lebih luas dari pada istilah
8
Pidana menurut Muladi dan Barda Nawawi,(1992: 4)
adalah:
terhadap pelanggar.
9
tidak.
atas kata straftbaar berarti dapat dihukum, dan kata feit berarti
itu pidana merupakan istilah yang lebih khusus, maka perlu ada
10
menunjukan ciri-ciri atau sifat-sifatnya yang khas.
a. Perbuatan;
b. Yang dilarang (oleh aturan hukum)
c. Ancaman pidana (yang melanggar larangan).
Dari rumusan R. Tresna (Adami Chazawi, 2002: 80),
tindak pidana terdiri dari unsur-unsur, yakni :
a. Perbuatan / rangkaian perbuatan (manusia)
b. Yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan;
c. Diadakan tindakan penghukuman.
Dari batasan yang dibuat J.E Jonkers penganut paham
monistis (Adami Chazawi, 2002: 81) dapat dirinci unsur-unsur
tindak pidana adalah : a. Perbuatan (yang);
b. Melawan hukum (yang berhubungan dengan);
c. Kesalahan (yang dilakukan oleh orang yang);
d. Dipertanggungjawabkan.
Walaupun rincian dari rumusan di atas tampak
11
Buku II KUHP menurut rumusan-rumusan perihal tindak
dan
(syarat materil).
12
aturan hukum yang baru untuk mengatur tindakan-tindakan
meliputi:
KUHP).
13
KUHP), membunuh anak sendiri (Pasal 341 KUHP),
surat atau akta, dan barang. Unsur objektif adalah unsur yang
351 KUHP).
b. Akibat yang menjadi mutlak dari delik. Hal ini terjadi dalam
14
3. PertanggungJawaban Pidana
kebebasan manusia.
15
Dalam hukum pidana islam ada dikenal dengan nama
atau tidak.
16
dalam hal dipidananya seseorang yang melakukan perbuatan
kesalahan.
syarat yaitu:
pembuat.
17
dengan keinsyafan atas mana yang diperbolehkan dan mana
dari dua hal tadi maka tentunya orang yang tidak mampu
dipertanggungjawabkan.
unsur tadi harus dibuktikan lagi. Mengingat hal ini sukar untuk
ada kesalahan.
18
ini terdapat dalam Pasal 44 ayat (1) yang berbunyi:
berikut :
menerus.
19
harus ada “sifat melawan hukum” dari tindak pidana itu, yang
1. Pengertian pidana
“recht”.
20
oleh undang-undang beserta sanksi pidana yang dapat dijatuhkan
kepada pelakunya.
berupa pidana”
sanksi dan juga tahap pemberian sanksi dalam hukum pidana hal
42) bahwa :
21
b. Siapa-siapa yang dapat dihukum atau dengan perkataan lain
undangundang.
2000 : 7) :
tersebut.
melanggar
diatur dalam KUHP dan hukum pidana formil diatur dalam KUHAP
22
2. Teori-teori Tujuan Pemidanaan
hari semakin menuju arah sistem yang lebih manusiawi dan lebih
membantunya.
23
ia harus diberikan pidana yang setimpal dengan perbuatan yang
dilakukan.
dari pembalasan).
ialah:
24
Pandangan ini berasal dari Hogel
d. Pandangan aesthica
e. Pandangan Heymans
f. Pandangan dari Kranenburg yang didasarkan pada asas
keseimbangan.
menakut–nakuti (afschrikking)
macam, yaitu :
25
Penganut teori ini adalah Seneca yang berpandangan
orang mengetahuinya.
yaitu :
26
3. Jenis-jenis pidana
a. Pidana Mati
b. Pidana Penjara
c. Kurungan
d. Denda
27
“mishandeling” tanpa diberi definisi atau deskripsi lebih lanjut dan
baik luka ringan, sedang maupun luka berat. Pengertian luka berat
pekerjaan;
d. Kudung (rompong)
e. Lumpuh
Hakim apakah suatu luka dibuat orang lain atau orangnya sendiri,
28
bagi dokter tinggalah satu hal saja, yaitu menentukan secara
Perlu juga diingat bahwa mungkin dari luar tampak adanya suatu
(substitute) untuk rasa sakit itu dan yang dapat kita tentukan secara
subjektif. Menurut ilmu faal, rasa sakit adalah suatu sistem alam
29
d. Penyakit atau luka yang berakibat kematian
Pembagian ini tampaknya cukup jelas dan mudah, tapi
luka-luka berat atau mati (ayat (1), (2), (3) dari Pasal 351
KUHP).
30
atau pekerjaan pencaharian,tidak dapat lagi menggunakan
mati (ayat (2), (3) Pasal 351 KUHP) harus merupakan perbuatan
KUHP).
Perbedaan Pasal 354 dengan Pasal 351 ayat (2) adalah Pasal
antara lain:
31
1) Dengan sengaja turut serta dalam penyerangan atau
ringan:
32
3) Tidak dilakukan terhadap pejabat negara yang sedang
mata pencaharian.
pandangan dualistis.
33
yang dilarang (criminal act) dan pertanggungjawaban pidana,
c. Melawan hukum
34
Pandangan atau aliran Dualisme berpandangan bahwa
jawaban pidana.
2) Melawan hukum
1) Kemampuan bertanggungjawab
pemaaf.
35
1. Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling
kesehatan. (ayat 4)
(ayat 5)
1. Adanya kesengajaan
2. Adanya perbuatan
36
pembuat (dader), karena masing-masing mempunyai
daya pikir sebagai syarat bagi subjek tindak pidana itu, juga
37
budaya lainnya terbentuk sesuai dengan bentuk nilai yang
hukum.
khususnya KUHP.
pidana.
38
Pompe merumuskan hukum pidana substantif (materiil)
39
b. Hukuman yang dijatuhkan pada Pasal 10 Kitab
1) Pidana Mati
2) Pidana Penjara
3) Pidana Kurungan
4) Denda
5) Pidana Tutupan
6) Pidana Tambahan
40
dimaksud meliputi perbuatan aktif dan perbuatan pasif, yang
(Tongat, 2008:
103).
“Meliputi perbuatan-perbuatan ditentukan oleh hukum pidana
terrm : (asas legalitas) yang dapat memungkinkan dan
disejajarkan dengan tetbestand dalam hukum pidana Jerman,
melawan hukum; bernilai atau patut dipidana yang
memungkinkan sejajar dengan subsocialiteit ata het subsociale
ajaran sifat melawan hukum yang materiil yang akan diuraikan
berikut, yaitu : kesengajaan, kealpaan (kelalaian) dan
kemampuan bertanggung jawab”.
41
Setelah mengetahui delik, maka perlu pula dikemukakan
adalah:
2) Kesalahan (schuld)
42
Pendapat Tresna yang dikutip Rusli Effendy tersebut
250) mengatakan :
pidana. Aliran ini berpendapat bahwa jika ada delik disitu ada
43
2. Ada sifat melawan hukum
satu unsur delik tidak ada, maka tidak ada orang yang harus
44
Dari uraian diatas, dapat dikatakan bahwa tindak pidana
1. Pengertian Putusan
hukum
45
2. Jenis-jenis putusan Hakim
ketentuan Pasal 148 dan Pasal 156 ayat (1) KUHAP, yakni
dapat berupa:
Pasal 143 ayat (2) huruf (b) KUHAP, dan dinyatakan batal
46
tersebut telah kadaluarsa, materi perkara merupakan materi
b. Putusan Akhir
pidana ini.
47
2) Putusan pelepasan terdakwa dari segala tuntutan hukum
yaitu:
48
Apabila dijabarkan lebih mendalam
3. Pertimbangan Hakim
a. Pertimbangan Yuridis
49
yang dilakukannya tindak pidana dan memuat pasal yang
saja.
b) Keterangan saksi
50
disampaikan dalam sidang pengadilan dengan
pidana yang dia dengar dia lihat dan dia alami sendiri.
pidana yang tidak dia lihat, tidak dia dengar, dan tidak dia
51
putusannya. Dari putusan hakim yang diteliti oleh penulis
c) Keterangan terdakwa
52
Keterangan terdakwa merupakan bahan pertimbangan
d) Barang bukti
meliputi :
tindak pidana.
53
keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk dan
54
Disamping pertimbangan yang bersifat yuridis hakim dalam
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
55
sbagai pendukung data empiris. Penelitian ini dilaksakan dengan
56
tersebut, terlebih dahulu diadakan pengorganisasian terhadap data
normatif.
Penganiayaan”;
57
2. Menjatuhkan pidana terhadapan terdakwa Syarifuddin Dg Lawa
pada saat itu korban Ilham juga mengatur parkiran, lalu saat
58
terdakwa hendak mengambil uang parkiran dari pengunjung
parkiran tersebut.
terdakwa, setelah itu karena korban tidak terima lalu pada hari
59
Makassar, Agama Islam, pekerjaan Security, pendidikan SMP.
1) Dakwaan Primair
Baso.
60
c. Bahwa akibat perbuatan terdakwa, korban Ilham Baso
tumpul.
2) Dakwaan Subsidair
61
bertempat di Gedung Olahraga Andi Mattalatta Komp.
Ilham Baso.
62
rumah sakit Bhayangkara kota Makassar dengan
tumpul.
63
b. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Syarifuddin Dg
sementara;
4. Analisis Penulis
berat”
persidangan.
64
a. Unsur “Barangsiapa”
berat”
terpenuhi.
luka berat”
65
Berdasarkan keterangan para saksi dan keterangan
berikut :
Baso;
2) Bahwa awalnya dan terdakwa sama-sama sebagai tukang
66
3) Adanya visum Et Repertum atas nama Ilham Baso Nomor :
bengkak pada pipi kiri, dan empat buah gigi depan tanggal
1. Amar Putusan
67
terdakwa Syarifuddin Dg Lawa, lahir di jonjo Kab. Gowa, umur 39
dengan perkara ini, terutama Pasal 351 ayat (2) KUHP tentang
sebagai berikut:
menurut Pasal 351 ayat (2) KUHP, dalam surat Dakwaan Jaksa
Penuntut Umum;
sementara;
68
f. Menetapkan agar terdakwa dibebani membayar biaya perkara
2. Pertimbangan Hakim
dipersidangan.
”Penganiayaan”
69
Meimbang bahwa karena terdakwa dinyatakan terbukti
Hal-Hal Memberatkan
mengulangi lagi;
70
seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan dan terdakwa tersebut
3. Analisis Penulis
pekerjaan/jabatannya.
terdakwa diatur dan diancam pidana dalam Pasal 351 ayat (2)
1. Unsur “Barangsiapa”
berat”.
71
Memperhatikan, sebelum Majelis Hakim menjatuhkan
mengulanginya lagi.
sementara.
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
73
secarah sah dan terbukti bersalah melakukan tindak pidana
B. Saran
sebagai berikut.
74
2. Diharapkan Hakim dalam menjatuhkan putusan yang adil
DAFTAR PUSTAKA
75
Soedarto.1974.Hukum Pidana IA.Malang:Fakultas Hukum dan
Pengetahuan Masyarakat Universitas Brawijaya
Sholehuddin, M. 2003.Sistem Sanksi dalam Hukum Pidana Ide Dasar
Double Track System & Implementasinya, Raja Grafindo
Jakarta.Persada
Tongat, 2008.Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia dalam Persfektif
Pembaharuan.Malang.UMM Press
Waluyo, Bambang. 2000. Pidana dan Pemidanaan.Jakarta: Sinar Grafika
Peraturan Perundang-Undangan
76