Anda di halaman 1dari 9

DAMPAK KETIDAK PEDULIAN

MASYARAKAT PADA KEBUDAYAAN


BANGSA

Nama : Ahmad Hanif

N.I.M : 11.11.4729

Jurusan : S1-TI

Kelompok :C

Dosen : Tahajudin Sudibyo, Drs

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

2011-2012
DAMPAK KETIDAK PEDULIAN MASYARAKAT PADA KEBUDAYAAN
BANGSA

Abstrak

Indonesia memiliki budaya yang unik, dengan berbagai keanekaragaman suku, ras, agama. yang
menyatukan mereka dalam kesatuan yang utuh, dengan satu tujuan indonesia merdeka. Kita
juga patut berterima kasih oleh negara penjajah kita yang telah menyatukan keanekaragaman
yang ada di indonesia menjadi bersatu, jika tidak ada transmigrasi pekerja dimasa itu antara
satu suku dengan yang lainnya tidak akan bersatu dalam melakukan perjuangan dengan satu
tujuan Indonesia merdeka.

Dewasa ini negara kesatuan kita yang memiliki kebudayaan dari suku, ras, agama, telah mulai
renggang dalam menjalin persatuan dan kesatuan budaya Indonesia. Acuh dan tidak peduli
dengan kelestarian budaya kita, malah asik unuk mengikuti perkembangan budaya dari negara
lain, dan kebnyakan dari kalangan kaum muda. Dari ketidak perdulian kita telah memberikan
celah pada negara lain dan memberikan kesempatan untuk menggambil alih budaya kita,
mencuri adat istiadat budaya Indonesia.
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Setiap negara memiliki kebudayaan masing-masing, termasuk kebudayaan yang ada di


indonesia, kebudayaan yang menjadikan persatuan dan kesatuan antar warga yang berada di
Indonesia, kebudayaan Indonesia adalah kebudayaan multikultular. budaya yang beraneka
ragam, dari suku, ras, dan agama. Multikulturalisme yang terdapat di indonesia yang
menjadikan kita negara kesatuan dari berbagai perbedaan-perbedaan yang ada. Kebudayaan
menjadikan ciri khas suatu negara, walaupun indonesia memiliki keaneka ragaman suku tapi
tetap satu tubuh.

Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa
Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat
dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada
pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa.

Budaya adalah sebuah sistem, yang memiliki bentuk-bentuk simbolis, seperi benda, perilaku,
mayamyian musik tyang berkaitan erat dengan masyarakat nya. Demikian juga budaya material
yang berupa bangunan, rumah adat istiadat, peralatan, senjata dan pakaian daerah, tidak dapat
terlepas dari konspigurasi suatu budaya.

Indonesia menjadikan kesatuan bagi bangsa Indonesia seperti yang tercengkram pada cakar
lambang negara kita GARUDA yang bertuliskan BHINEKA TUNGGAL IKA, ( wlaupun berbeda-
beda tetapi tetap satu ).

Istilah Bhineka Tunggal Ika tidak hanya menunjukkan adanya suatu tujuan untuk mencapai
suatu tatana masyarakat yang menyatu, tapi menyembunyikan sikap politik yang sangat tegas
untukmenegakkan kesatuan dan persatuan secara menyeluruh tanpa dapat diganggu gugat.

Kebudayaan yang multikultur di negara kita menjadikan warga negara kita bisa saling mengenal
dan dapat membedakan antara kultur yang satu dengan yang lainnya, tapi tetap dalam satu
kesatuan Indonesia, Seperti yang telah dikatakan oleh para pemuda dalam sumpahnya, "kami
bangsa indonesia

Seperti yang ada pada dasar negara kita panca sila terutama sila ketiga, Persatuan Indonesia,
keaneka ragaman budaya kita yang menjadikan negara persatuan yang utuh dan kokoh dalam
satu naungan negara Indonesia.
Rumuasan Masalah

Kebanyakan masyarakat malu untuk melestarikannya, dengan bermodal gengsi, gak gaul,
katrok, seperti yang mereka bilang, secara tidak langsung masyarakat kita sendirilah yang
melecehkan budaya kita, bagaimana bisa disebut negara kesatuan jika warganya sendiri seperti
itu.?

Tapi Dari ke tidak perhatian kita terhadap negara kita terhadap kebudayaan sendiri membuat
banyak kebudayaan kita yang diambil dan diakui negara lain, seperti halnya;

Kebudayaan yang diakui oleh Malaysia;

Naskah Kuno dari Riau, Sumatra Barat, Sulawesi se;atan & tenggara . Lagu Rasa Sayang
Sayange dari Maluku, Lagu Injit-injit Semut dari Jambi . Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur.
Alat Musik Gamelan dari Jawa, Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur, Tari Piring dari Sumatera
Barat, Lagu Kakak Tua dari Maluku, Motif Batik Parang dari Yogyakarta, dll.

Kebudayaan yang diakui oleh oknu WN Balanda

Sambal Bajak dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Belanda, Sambal Petai dari Riau oleh Oknum WN
Belanda, Sambal Nanas dari Riau oleh Oknum WN Belanda, Kopi Gayo dari Aceh oleh perusahaan
multinasional.

Dan kebudayaan-kebudayaan yang diakui oleh negara lain;

Kursi Taman Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Perancis, Pigura
Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Inggris. Motif Batik, Parang dari
Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia, Desain Kerajinan Perak Desak Suwarti dari Bali oleh Oknum WN
Amerika, Produk Berbahan Rempah-rempah dan Tanaman Obat Asli Indonesia oleh Shiseido Co Ltd,
Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia, Kopi Toraja dari Sulawesi Selatan oleh perusahaan
jepang.

Apa dengan semua yang telah terlihat bahwa kebudayaan indonesia telah diakui oleh negara lain kita akan
diam saja seperti ini ?, Hanya sekedar menonoton kebudayaan yang hilang satu per satu ? terutama bagi
kalangan muda, mungkinkah membiarkan nya saja?

Sebenar nya tidak hanya rakyatnya sajalah yang harus melestarikan kebudayaan, mereka butuh dukungan
dan dorongan dari pemerintah yang ada di Indonesia.

Pendekatan

1. Historis

Budaya adalah suatu tingkah laku yang sering dilakukan leluhur/ nenek moyang kita dan telah menjadi
kebiasaan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Dan sekarang menjadi bagian dari kehidupan
manusia, seperti tarian, makanan, senjata, bangunan, dll.
Budaya lah yang membuat kita saling mengenal dalam perbedaan, menyatukan bangsa kita yang telah
tercanum dalam pita yang digenggam oleh burung garuda sebagai lambang negara kita , BHINEKA
TUNGGAL IKA .

2. Yuridis

Seperti yang telah tercantum pada pasal 34 UUD 1945 bahwa:

Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia dan bagi itu memajukan kebudayaan
dari masing-masing daerah, sebagai rukun dari kebudayaan nasional itu. Sudah jelas masalah
yang ada kaitannya dengan konsep, makna, dan kebijakan dasar dibidang kebudayaan bangsa,
dan hubungannya dengan kebudayaan asing telah diletakkan pada posisi yang tepat.

Bahwa kebudayaan Indonesia tidak dapat disamakan oleh budaya lain tapai dapat
dikembangakan.

3. Sosiologis

Menurut kebanyakan penduduk budaya adalah suatu hal yang mengandung arti mistis, sering kita
temui di kalangan masyarakat terutama kaum awam, yang masih menjadikan budaya-budaya yang ada di
Indonesia sebagai turunan nenek moyang yang mengandung arti mistis mungkin juga menjadi sebab
kanapa kaum muda yang lebih berpikir kedepan, berpikir secara intelek dan logika lebih menolak untuk
melestarikan budaya yang ada si Indosesia.?

Warga negara indonesia menjadikan budaya adalah bagian dari suatu agama, kebanyakan pemikiran
tersebut ada pada kaum awam yang belum mengenal lebih akan dunia luar, dan juga belum
mempelajari lebih jauh apa itu kebudayaan itu sendiri. Sejarah yang ada pada hari kemerdekaan kita 17-
8-1945 dimana kita lepas dari belenggu negara lain disebut juga sebagai kesempatan yang bersinar-
sinar terbuka kembali bagi kebudayaan untuk bersemi, berkembang, dan berubah.( majalah Indonesia
No I-II Th;40)
BAB II
Pembahasan

Telah kita ketahui yang terjadi pada masyarakat Indonesia yang semakin menjauh dari budaya
kita, kebanyakan dari masyarakat terutama di kalangan muda lebih senang kepada budaya
asing. Lebih suka melestarikan budaya negara lain daripada budaya sendiri. sehingga kita
ketahui sendiri bahwa banyak budaya kita yang diambil alih oleh negara lain, semakin kita acuh,
semakin kita kehilangan budaya kita.

Kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha dari masyarakat
indnesia. Sebagai kaum muda kita tidak harus mengukuti perkembangan budaya asing, yang
katanya biar lebih trendy, gaul, macho, dan sebagainya, malu akan budaya kita kenapa? Dari
pada kita mengikuti perkembangan budaya negara lain , alangkah baiknya jika kita
mengembangkan budaya kita menjadi lebih trend dan dikenal oleh negara lain.

Sebenarnya sudah ada dari kalangan muda/i yang telah mengembangkan budaya kita menjadi
lebih di pandang lagi oleh negara lain, contohnya pengembangan budaya batik yang ada di
Indonesia ole designer kita, tapi hanya sedikit yang mau melakukannya. Sebagai bangsa yang
memiliki beraneka ragam suku dan budaya, kita juga harus mampu untuk membangkitkan
kesadaran dalam melestarikan budaya kita.

Jika kita tidak bisa secara langsung melakukan perkembangan budaya di Indonesia, kita bisa
saja menerima kebudayaan asing di negara kita dan mengambil hal positif untuk
mengembangkan budaya Indonesia, seperti teori di bawah.

Kebudayaan harus menuju kearah kemajuan adab, budaya, dan persatuan dengan tidak
menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat mengembangkan dan
memperkaya kebudayaan sendiri serta mempertinggi derajat kemanuisaan indonesia.

Tapi jika kebudayaan asing tersebut tidak pada jalur yang ditetapkan tetap harus ditolak dan
diabaikan .

Sebagai kalangan muda hendaknya kita bisa melakukan perubahan secara positif terhadap
budaya yang ada di Indonesia, untuk tetap melestarikan kebudayaan agar tidak diakui oleh
negara-negara lain. Warga hanya melestarikan serta mendukung dan untuk mempertegas hak
kepemilikan kebudayaan tetap harus dilakukan oleh pemerintah Indonesia.

Banyak kaum muda tidak suka karna kebudayaan telah disalah gunakan menjadi sesuatu hal
yang harus dialakukan ( mistis ) bersifat keagamaan. sebenarnya budaya dan agama jauh
berbeda. Tapi dikarnakan pembawaan agama dulunya menggunakan kebudayaan suku, ras,
menjadikan kebudayaan adalah bagian dari agama itu sendiri, sekarang kita harus membawa
perubahan pada pemikiran-pemikiran yang seperti itu.
Menjadikan kebudayaan sebagai simbol yang menyatukan keanekaragaman, dan tidak bersifat
kegamaan.

Sebagai warga Indonesia kita harus memainkan peran kita, begitu juga pemerintah nya, agar
budaya kita tetap utuh, Membuat negara lain ikut melestarikan budaya kita bukan malah
mengakui kebudayaan yang kita miliki. Mengenalkan budaya kita kepada negara lain seperti
halnya negara lain yang melestarikan kebudayaannya demi mengembangkan budaya mereka
dengan memperkenalkan kebudayaan mereka dengan negara lain.

Kita saja bisa menerima kebudayaan mereka, jika terus berusaha kita juga bisa untuk
mengenalkan budaya kita pada negara lain, dan sudah ada seperti batik kita yang sudah diakui
dunia dan diterima oleh negara lain. Tapi yidak hanya sampai disitu saja, masih banyak yang
harus kita lakukan, perjuangkan demi melestarikan kebudayaan indonesia, untuk mewujudkan
rasa persatuan dan kesatuan, serta memupuk rasa nasionalisme bangsa indonesia.
BAB III
Penutup

1. Kesimpulan
Warga negara kita semakin jauh akan kebudayaan Indonesia, lebih mementingkan kebudayaan
asing, terutama kalangan muda/i, padahal mereka lah yang akan menjadi penerus bangsa,
memimpin, memajukan, dan mengambangkan negara kesatuan kita.
Rakyat indonesia bisa saja menafsirkan perubahan kebudayaan karena keduanya memang kaya
akan nuansa. Kebudayaan bukan lah hal yang tabu, yang telah diwariskan kita secara turun
menurun, tapi kebudayaan dapat dikembangkan seiring bergantinya generasi yang baru,
kebudayaan bukan lah suatu konteks yang yang menegaskan suatu hal di kalangan tertentu.
Dan pelestarian budaya sangat penting terutama budaya Indonesia yang beraneka ragam,
menjadikan Negara kesatuan Republik Indonesia yang kokoh dalam persatuan dan kesatuan.

2. Saran
Sebagai warga negara harus nya kita bisa untuk menjaga kelestarian budaya indonesia, tidak
merasa malu akan kebudayaan kita, dan mau mengembangkannya, tidak hanya mengikuti
perkembangan budaya asing, tapi mencoba membuat agar budaya kita diikuti oleh negara lain
bukan membuat nudaya kita di diambil alih oleh negara lain.
Dapat mempertahankan budaya dengan mengembangkannya secara teks maupun konteks
tanpa merubah budaya aslinya.
Terutama kalangan muda yang kreatif dan lebih berpotensi dalam pengembangan suatu hal,
mari kembangkan dan lestarikan kebudayaan kita menjadi budaya yang maju dan berkembang
dan dapat diterima oleh negara lain.
Referensi

Abdullah, Irwan, Kontruksi dan Reproduksi Budaya. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar, 2009.

Hasan, Fuad, Kongres Kebudayaan. Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2007.

Kuntowijoyo, Budaya dan Masyarakat. Yogjakarta: Penerbit Tiara Wacana Yogya, 2006.

Anda mungkin juga menyukai