KAJIAN PUSTAKA
pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan dicapai anak pada rentang usia
mengacu pada panduan Kartu Menuju Sehat (KMS) dan deteksi dini tumbuh
kembang anak.
progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramaikan, sebagai hasil dari proses pematangan. Hal ini menyangkut adanya
proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh dan organ-organ dan sistem
melainkan sutau proses intregasi dari banyak struktur dan fungsi yang komplek.
interaksi anak dengan orang lain mulai dari orang tua, saudara, teman bermain,
luapan perasaan ketika anak berinteraksi dengan orang lain. Dengan demikian
moral dan perilaku. Perkembangan emosi berkaitan dengan cara anak memahami,
satu sama lain, dengan kata lain membahas perkembangan emosi harus
kejiawaan, maka emosi hanya dapat dikaji melalui letupan-letupan emosional atau
Oleh karena itu, memberikan permainan untuk mengasah emosi anak juga
keluarga, budaya dan bangsa. Perubahan sosial utama terjadi pada saat anak mulai
dengan anak-anak sebaya lain. Pada anak-anak tertentu perubahan ini menjadi
lebih sulit dibandingkan dengan anak lainnya. Karena anak sudah mulai belajar
bersaing dan bekerjasama, belajar menerima atau menolak standar perilaku dan
Pada masa awal hidup manusia, yang disebut dengan anak usia dini, akan
perawatan dengan penuh kelembutan, kasih sayang, dan perhatian yang konsisten
dengan lebih luas. Tidak hanya dengan anggota keluarga yang lain tetapi juga
terhadap guru, teman sebaya beserta anggota keluarga taman tersebut.Agar sukses
anak, maka kegiatan bermain merupakan sarana yang paling tepat untuk
pendidik atau orang tua harus mengetahui karakter dasar perkembangan sosial
anak agar pembelajaran dan umpan balik yang diberikan pada anak sesuai dengan
menjadi mahluk sosial ini dalam term kesadaran hubungan aku-engkau atau
yang ada di lingkungannya secara aktif. Adapun pola ketiga anak cenderung pasif,
sekitarnya.
suatu susasana yang kompleks (a kompleks feeling state) dan getaran jiwa (a strid
Gejala-gejala seperti takut, cemas, marah, dongkol, iri, cemburu, senang, kasih
tiga variabel, yaitu : rangsangan yang menimbulkan emosi (the stimulus variable),
emosional itu (the response variable). Yang mungkin dapat diubah dan
dipengaruhi atau diperbaiki (oleh para pendidik dan guru) adalah variabel pertama
mungkin karena merupakan proses fisiologis yang terjadi pada organisme secara
mekanis.
para pendidik, terutama para guru, ialah : (1) senang tidak senang (pleasent-
unpleasent) atau suka tidak suka(like-dislike) dan(2) intensitas dalam term kuat-
tersebut. Hal-hal itu penting karena dapat memberikan motivasi pengarahan dan
frustasi.
mengurai suatu status kegusaran pada organisme yang ditandai dengan adanya
ditunjukan melalui marah, takut, sedih, serta senang. Rentang emosi tidak saja
terdiri dari perasaan yang penuh kuasa dan keras anak tetapi juga status emosional
lebih terintegrasi secara baik. Anak mampu untuk mengendalikan dan menguasai
impuls emosi dalam tingkat yang lebih besar sehingga, anak mampu
kehidupan
memahami diri sendiri dan orang lain, kemampuan untuk mengendalikan emosi
interaksi sosial yang hangat dan berkualitas dengan orang lain, serta mampu
menunjukkan sikap dan perilaku yang penuh penghargaan terhadap diri sendiri
kemampuan emosional tidak baik anak tersebut akan mengalami hambatan dalam
emosi anak meliputi 9 apek yaitu rasa takut, malu, khawatir, cemas, marah,
Seperti halnya orang dewasa, anak usia 3-4 tahun telah mampu
dengan berbagai macam bentuk reaksi emosional seperti marah, senang ataupun
mandiri, memiliki kemauan yang keras penuh percaya diri memiliki tujuan-tujuan
tertentu.
dengan perkembangan kognitif atau motoriknya. Pada dua tahun pertama bayi
serta batita telah mampu menunjukkan tempat ekspresi emosional dasar yaitu :
bahagia,sedih, marah dan takut. Seiring pertambahan usiannya, anak akan belajar
Pada usia pra sekolah anak pada tahap ini mulai belajar mengendalikan
diri dan memanipulasi lingkungan. Rasa inisiatif mulai menguasai anak. Anak
mulai menuntut untuk melakukan tugas tertentu. Anak mulai disertakan sebagai
individu, misalnya turut serta merapikan tempat tidur atau membantu orang tua
Peran ayah sudah mulai berjalan pada fase ini dan hubungan segitiga
antara ayah, ibu, anak sangat penting untuk membina kemantapan identitas diri.
Orang tua dapat melatih anak untuk mengintegrasikan peran-peran sosial dan
tanggung jawab sosial. Pada tahap ini kadang-kadang anak tidak dapat mencapai
lingkungan misalnya dari orang tua atau orang lain terlalu berlebihanmaka dapat
Dini
individu yang diwariskan orang tua kepada anak atau segala potensi baik fisik
maupun psikis yang dimiliki oleh individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan
dari pihak orang tua melalui gen-gen.setiap individu dilahirkan kedunia dengan
“keluarga merupakan unsur sosial terkecil yang bersifat universal, artinya terdapat
pada setiap masyarakat didunia atau suati sistem sosial yang terpancang atau
terbentuk dalam sistem sosial yang lebih besar”. Keluarga memiliki peran yang
sangat penting dalam upaya mengembangkan pribadi anak. Perawatan orang tua
yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan baik agama
maupun sosial budaya yang diberikan merupakan faktor yang kondusif untuk
mempersiapkan anak menjadi prbadi dan anggota masyarakat yang sehat. Melalui
perawatan dan perlakuan yang baik dari orang tua anak dapat memenuhi
Apabila anak telah memperoleh rasa aman, penerimaan sosial dan harga dirinya,
Kelas sosial atau status ekonomi juga menjadi faktor yang mempengaruhi
perkembangan sosial anak usia dini. Maccoby dkk dalam Yusuf (2011:53) telah
membandingkan orang tua kelas menengah dan atas dengan kelas bawah atau
pekerja hasilnya menunjukkan bahwa orang tua kelas bawah atau pekerja
cenderung sangat menekankan kepatuhan dan respek tehadap otoritas, lebih keras
dan otoriter, kurang memberikan alasan kepada anak, kurang bersikap hangat dan
Deutsch, Kohre dan Seldom, tentang kaitan antara kelas sosial dengan cara atau
tekhnik orang tua dalam mengatur anak, yaitu bahwa : kelas bawah cenderung
lebih keras dalam “toilet training” dan lebih sering menggunakan hukuman fisik,
lebih agresif, independent dan lebih awal dalam pengalaman seksual, untuk kelas
orang tua. Para ibunya merasa bertanggung jawab terhadap tingkah laku anak-
dan menekan anak untuk mengejar statusnya melalui pendidikan atau latihan
Anak – anaknnya cenderung memiliki rasa percaya diri dan cenderung bersikap
ini, oleh para ahli dibagi-bagi atas fase-fase atau tahap perkembangan. Penentuan
fase atau tahap-tahap tersebut didasarkan atas karakteristik utama yang menonjol
Aristoteles seorang filosof Yunani yang hidup antara tahun 384 sampai 322
anak (7 – 14 tahun), masa remaja (14 – 21 tahun) setelah itu adalah masa dewasa.
dalam pemahaman diri antara usia 5 dan 7 tahun, perubahan itu terjadi dalam tiga
langkah, yang secara actual membentuk kemajuan yang kontinu, adapun tahap-
anak melompat dari ide khusus ke ide khusus lainnya tanpa hubungan yang
logis.
dengan aspek yang lain dalam dirinya. Bagaimanapun hubungan logis yang
anak mulai mengintegrasikan ciri-ciri khusus dari diri kedalam konsep yang
lengkap dari perkembangan individu, yaitu : masa pranatal atau sebelum lahir dari
masa konsepsi sampai lahir, bayi 0 – 2 tahun, kanak-kanak 2 – ¾ tahun, anak kecil
dengan membawakan cerita kepada ank secara lisan. Menurut Dhieni (2008:6.5)
pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak didik taman
kanak-kanak.
perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak TK.Bila isi cerita
itu dikaitkan dengan dunia kehidupan anak TK, maka mereka dapat memahami isi
cerita itu, mereka akan mendengarkannya dengan penuh perhatian dan dengan
Dunia kehidupan anak itu penuh suka cita, maka kegiatan bercerita harus
anak TK yang bersifat unik dan menarik yang menggetarkan perasaan anak dan
bercerita dengan baik memang diperlukan persiapan dan latihan. Persiapan yang
penting antara lain penguasaan isi cerita secara tuntas serta ketrampilan
menceritakan cukup baik dan lancar. Untuk terampil bercerita guru harus selalu
berlatih dalam irama dan modulasi suara secara terus menerus dan intensif. Agar
Bagaimana guru memilih cerita yang baik, yang cocok dengan kehidupan
anak, sehingga dapat mengundang perhatian anak secara utuh? Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan untuk pemilihan cerita yang baik. Pertama, cerita itu
kepada anak secara mengasyikan. Kedua, cerita itu harus sesuai dengan
kepribadian anak, gaya, dan bakat anak supaya memiliki daya tarik terhadap
perhatian anak dan keterlibatan aktif dalam kegiatan bercerita. Ketiga, cerita itu
harus sesuai dengan tingkat usia dan kemampuan mencerna isi cerita anak usia
TK. Cerita itu harus cukup pendek dalam rentangan jangkauan waktu perhatian
anak. Kepada anak usia dini, guru tidak dapat menuntut anak untuk aktif
mendengarkan cerita guru dalam waktu yang lama diluar batas waktu ketahanan
untuk mendengar.
peserta kegiatan harus dalam kelompok kecil. Anak-anak usia dini dalam kegiatan
bercerita ingin dekat sekali dengan guru sehingga dapat menanggapi cerita guru
baik secara verbal dan fisik yang kadang-kadang sulit dilaksanakan bila
duduk dilantai, terutama bila lantainya diberi tikar atau karpet, mereka
pengalaman yang bisa jadi merupakan hal baru baginya atau jika seandainya
bukan merupakan hal baru tentu akan mendapatkan kesempatan untuk mengulang
pengalaman tersebut tentu akan memperluas wawasan anak, sementara itu cara
berfikir anak juga akan mendapat tambahan dengan pengenalan dan penambahan
berlogika melalui cerita yang didengarnya anak akan memiliki cara berfikir yang
lebih luas.
mendengarkan dengan baik maka ia akan terlatih untuk menjadi pendengar yang
dipahami.
anak TK. Guru yang pandai bertutur dalam bercerita akan menjadikan perasaan
anak larut dalam kehidupan imajinatif ia merasa sedih jika tokoh dalam cerita
yang disakiti, ia merasa senang jika tokoh yang lain melindungi dan suka
menolong.
telah dikemukakan, kegiatan bercerita merupakan salah satu cara yang ditempuh
guru untuk memberi pengalaman belajar agar anak memperoleh pengalaman isi
cerita yang disampaikan lebih baik. Melalui bercerita anak menyerap pesan-pesan
yang dituturkan melalui kegiatan bercerita. Penuturan cerita yang sarat informasi
atau nilai-nilai itu dihayati anak dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
pengertian membuat anak kreatif yaitu lancar, fleksibel dan orisinal dalam
bertutur kata, berfikir serta berolah tangan dan berolah tubuh sebagai latihan
Lingkungan fisik itu meliputi segala sesuatu yang ada disekitar anak yang non
tentang lingkungan sosial meliputi orang yang ada dalam keluarga, sekolah dan
dilakukan setiap hari yang memberikan pelayanan jasa kepada orang lain atau
manfaat metode bercerita di Taman Kanak-Kanak adalah melatih daya serap, daya
tangkap, daya pikir, daya konsentrasi dan daya imajinasi dan fantasi anak,
anak.Arti pentingnya cerita bagi pendidikan anak usia dini, tidak dapat dilepaskan
dari kemampuan guru dalam mengemas nilainilai luhur dalam kehidupan dalam
untuk mendengarkan cerita guru yang bertujuan untuk memberikan informasi atau
tentang lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik itu meliputi
segala sesuatu yang ada disekitar anak yang non-manusia. Dalam kaitan
dan dijalan. Sedang informasi tentang lingkungan sosial meliputi : orang yang ada
kegiatan bercerita. Nilai-nilai sosial yang dapat ditanamkan kepada anak TK yakni
Dalam hidup bersama orang lain harus ditanamkan saling menghormati, saling
bercerita diantaranya :
pendapatnya.
c. Daya serap atau daya tangkap anak didik berbeda dan masih lemah sehingga
a. Pengertian Media
Kata “media” berasal dari bahasa latin “medius” yang secara harfiah
berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar”. Dalam bahasa arab media adalah
perantara atau pengantar pean dari mengirim kepada penerima pesan (Arsyad,
20017:3).
sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Seperti
televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-
bahan cetakan dan sejenisnya adalah media komunikasi apabila media itu
pembelajaran.
menyampaikan isi materi pengajaran. Dengan kata lain, media adalah komponen
bentuk jamak dari kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah
(antara dua pihak atau kutub) atau suatu alat. Media juga dapat diartikan sebagai
perantara atau penghubung antara dua pihak yaitu antara sumber pesan dengan
penyajian data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan
memadatkan informasi.
guru menyajikan pada anak didik agar lebih menarik perhatian dan ketertariakan
hudupnya, karena cerita menyajikan konsep yang membuat anak lebih memahami
hidup dan permasalahannya. Cerita menjadi menarik bagi anak karena meyerupai
hidup yang sebenarnya, tetapi tidak sama dengan kehidupan itu sendiri.(Sudjiman,
Sebagaimana cerita untuk orang dewasa, maka cerita anak tetap memiliki
unsur-unsur utama perkembangan fiksi, seperti tema dan amanat, tokoh, alur,
2005:38)
b. Fungsi Media
Media pembelajaran dan metode mengajar adalah dua unsur yang amat
penting. Kedua aspek ini saling berkaitan pemilihan salah satu metode mengajar
masih ada berbagai aspek yang harus diperhatikan dalam memilih media. Salah
satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang
turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan
dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
2) Fungsi Afektif media visual dapat terlihar dari tingkat kenikmatan siswa
ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang
informasi dalam teks dan mengingatnya kembali dengan kata lain media
lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks
bahan audio visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif
paling penting dalam sistem pendidikan modern saat ini. Guru harus selalu hadir
hasil belajar
10) Meyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa butuhkan
jika mereka membangun struktur konsep dan sistem gagasan yang bermakna.
pembelajaran
melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak bosan dan guru
tidak kehabisan tenaga apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran
berikut :
cerita) dibuat lalu ditempel pada jari tangan. Dalam memainkan peran tokoh
1. Cara membuat :
1) Mencari gambar, boneka ukuran kecil sebagai tokoh dalam cerita yang
2) Kita ambil gambar tokoh atau boneka yang akan digunakan untuk
cerita.
dilalui dalam bercerita. Bentuk cerita mana yang dipilih pada dasarnya
anak
dan apakah harus duduk di lantai diberi alas tikar atau karpet atau duduk
dan alat yang dipergunakan sebagai alat bantu bercerita dengan bentuk
5) Bila guru telah menyajikan langkah ketiga dan keempat secara lancar
tersebut dan dapat merubah tingkah laku anak dari yang sombong dan
tidak mau berteman menjadi rendah hati dan dapat menahan emosi.
C. Kriteria Keberhasilan
1. Pedoman Penilaian
Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai hasil belajar yang
dicapai siswa dengan kriteria tertentu.Hal ini mengisyaratkan bahwa obyek yang
dinilai adalah hasil belajar anak didik.Hasil belajar anak didik pada hakekatnya
adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas
a. portofolio yaitu penilaian berdasarkan kumpulan hasil kerja anak yang dapat
d. Hasil karya (product) merupakan hasil kerja anak setelah melakukan sesuatu
kegiatan.
mengacu pada kemampuan (indikator) yang hendak dicapai dalam satu satuan
penilaian di Satuan Kegiatan Harian (SKH). Apabila ada anak yang belum sesuai
seperti apa yang diharapkan dalam SKH, maka pada kolom tersebut dituliskan
nama anak dan diberi tanda lingkaran kosong ( o ). Dan juka ada anak yang
perilakunya sudah sesuai dengan apa yang diharapkan dan sudah dapat
SKH, maka pada kolonm penilaian tersebut guru menuliskan tanda lingkatran
penuh (●) dan menuliskan nama anaknya. Lingkaran penuh (●) dapat digunakan
juga untuk menunjukan bahwa anak aktif dalam pembelajaran serta anak mampu
dalam menyelesaikan tugas tanpa dibaantu lagi oleh guru. Tanda Check List (√)
dapat digunakan jika semua anak menunjukan kemampuan sesuai indikator yang
untuk pencatatan hasil pengamatan. Skala penilaian memuat daftar kata-kata atau
pernyataan mengenai tingkah laku, sikap dan kemampuan siswa. Skala penilaian
ada yang berbentuk bilangan, huruf dan ada yang berbentuk uraian. Skala yang
berbentuk bilangan terdiri dari pernyataan atau kata lainnya dan disebelahnya
disediakan bilangan terntentu, misalnya 1-5, pengamat tinggal memberi tanda cek
( √ ) pada kolom salah satu perilaku yang muncul dan lajur skala atau angka yang
diamati. Skala penialian sebagai alat penilaan tentu berisi aspek-aspek yang
penilaian berbentuk uraian juga terdiri dari penyataan atau bentuk kemampuan
disatu sisi dan disebelahnya disediakan kolom titik untuk di isi oleh pengamat
penilaian menggunakan tanda bintang (). Apabila anak belum berkembang (BB)
sesuai dengan indikator, seperti dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru
makan pada kolom penilaian ditulis nama anak dan diberi tanda satu bintang ().
Jika ada anak sudah mulai berkembang (MB) sesuai dengan indikator seperti apa
yang diharapkan RKH maka akan mendapatkan dua bintang (). Lalu jika ada
anak yang sudah berkembang sesuai harapan (BSH) pada indikator dalam RKH
mendapat tanda tiga bintang (), sedangkan jika ada anak yang berkembang
sangat baik (BSB) melebihi indikatorseperti yang diharapkan dalam RKH maka
salah satunya indikator dalam bidang perkembangan sosial emosional anak usia
dini. Seorang anak bisaanya lebih egois dan suka marah jika keinginannya tidak
terpenuhi. Anak bisaanya ingin menang sendiri dan tidak mau kalah atau tidak
mau mengalah terhadap temannya, anak juga jarang mau berbagi adil dengan
teman-temannya.
1. Bersedia bermain dengan teman sebaya ,anak mau bermain dengan teman –
temanya maka akan terlatih untuk bekerja sama dengan orang lain,memahami
mendengar dan melihat yang diceritakan guru ada tokoh yang bertengkar dan
dengan tokoh dan keadaan yang sedang diceritakan missal marah,anak bias
4. Menerima kritik dan saran dengan melalui cerita dapat merubah anak dengan
sifat yang tidak sesuai dengan keadaanya,missal dalam tokoh cerita bersifat
sombong itu tidak baik maka tidak boleh ditiru anak yang marasa demikian
setalah ada kegiatan bercerita dapat berubah sifatnya menjadi tidak sombong
lagi.
Banyumas menunjukkan bahwa masalah sosial emosional anak tidak seperti yang
mengembangkan sosial emosional pada anak didik. Guru lebih sering memberikan
pembelajaran yang berkaitan dengan keterampilan tangan, padahal anak usia dini
anak dan dapat mengetahui sejauh mana perkembangan sosial emosional anak.
mempunyai sikap yang adil dan mau mengalah pada teman-temannya tidak
emosional dan saling menyayangi, melalui cerita, anak juga diharapkan mampu
berfikir secara cerdas dan bisa melatih anak untuk kreatif dan jujur
Kondisi sudah
meningkat ada
perbaikan tapi Perkembangan sosial
belum emosional mulai berkembang Siklus 1
maksimal tapi belum maksimal 3 pertemuan
Terjadi
Perkembangan sosial
Siklus II perbaikan yang
emosional anak didik
3 Pertemuan optial, penelitian
meningkat
E. Hipotesis Tindakan
(kunto 2006:2)