DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
KELAS 1A
UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. atas segala limpahan
rahmat dan hidayatnya yang telah diberikan kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karenanya, diharapkan saran dan kritik yang membangun agar kami menjadi lebih
baik lagi dimasa yang akan datang.
Penulis
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………….......................................................... i
DAFTAR ISI…………………...................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………… 1
1.3 Tujuan………………………………………………………………….. 1
1.4 Manfaat…………………………………………………………………. 1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………… 2
2.1 KEIMANAN…………………………………………………………… 2
2.2 KETAKWAAN………………………………………………………… 4
Kesimpulan…………………………………………………………………... 6
Saran………………………………………………………………………… 6
DAFTARPUSTAKA……………………………………………………….. 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memehami arti dari iman
2. Untuk mengetahui dan memahami wujud iman
3. Untuk mengetahui dan memahami tanda tanda orang yang beriman
4. Untuk mengetahui dan memahami pengetian taqwa
5. Untuk mengetahui dan memahami korelasi antara keimanan dan
ketakwaan?
1.4 Manfaat
1. Bagi penulis melatih potensi penulis dalam menyusun makalah
2. Bagi pembaca dapat menambah pengetahuan tentang keimanan dan
ketakwaan serta mengimplementasikannnya dalam kehidupan sehari-hari
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KEIMANAN
Iman dalam bahasa arab berasal dari kata amana, yu'minu, imanan yang artinya
percaya. Dalam surat al-Baqarah 165 dikatakan bahwa orang yang beriman adalah
orang yang amat sangat cinta kepada Allah (asyaddu hubban lillah). Oleh karena
itu beriman kepada Allah berarti amat sangat rindu terhadap ajaran Allah, yaitu al-
Qur’an dan Sunnah Rasul. Hal itu karena apa yang dikehendaki Allah, menjadi
kehendak orang yang beriman, sehingga dapat menimbulkan tekad untuk
mengorbankan segalanya dan kalau perlu mempertaruhkan nyawa.
Akidah Islam dalam al-Qur’an disebut iman. Iman bukan hanya berarti
percaya, melainkan keyakinan yang mendorong seorang muslim untuk berbuat.
Oleh karena itu lapangan iman sangat luas, bahkan mencakup segala sesuatu yang
dilakukan seorang muslim yang disebut amal saleh.
Akidah Islam adalah bagian yang paling pokok dalam agama Islam. Ia
merupakan keyakinan yang menjadi dasar dari segala sesuatu tindakan atau amal.
Seseorang dipandang sebagai muslim atau bukan muslim tergantung pada
akidahnya. Apabila ia berakidah Islam, maka segala sesuatu yang dilakukannya
akan bernilai sebagai amaliah seorang muslim atau amal saleh. Apabila tidak
2
berakidah, maka segala amalnya tidak memiliki arti apa-apa, kendatipun
perbuatan yang dilakukan bernilai dalam pendengaran manusia.
Akidah Islam atau iman mengikat seorang muslim, sehingga ia terikat dengan
segala aturan hukum yang datang dari Islam. Oleh karena itu menjadi seorang
muslim berarti meyakini dan melaksanakan segala sesuatu yang diatur dalam
ajaran Islam. Seluruh hidupnya didasarkan pada ajaran Islam.
1. Jika disebut nama Allah, maka hatinya bergetar dan berusaha agar ilmu Allah
tidak lepas dari syaraf memorinya, serta jika dibacakan ayat al-Qur’an, maka
bergejolak hatinya untuk segera melaksanakannya (al-Anfal: 2). Dia akan
berusaha memahami ayat yang tidak dia pahami sebelumnya.
7. Berjihad di jalan Allah dan suka menolong (al-Anfal: 74). Berjihad di jalan
Allah adalah bersungguh-sungguh dalam menegakkan ajaran Allah, baik dengan
harta benda yang dimiliki maupun dengan nyawa.
3
8. Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin (an-Nur: 62). Sikap
seperti itu merupakan salah satu sikap hidup seorang mukmin, orang yang
berpandangan dengan ajaran Allah dan Sunnah Rasul.
5. Tidak bersifat murung dan putus asa dalam menghadapi setiap persoalan dan
situasi.
9. Patuh, taat, dan disiplin menjalankan peraturan Ilahi. (A. Toto Suryana AF,
et.al, 1996 : 69).
2.2 KETAQWAAN
Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah, yang berarti takut, menjaga,
memelihara dan melindungi.Sesuai dengan makna etimologis tersebut, maka
taqwa dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam
pengamalan ajaran agama Islam secara utuh dan konsisten ( istiqomah ).
4
A. Iman kepada Allah, para malaikat, kitab – kitab dan para nabi. Dengan kata
lain, instrument ketaqwaan yang pertama ini dapat dikatakan dengan memelihara
fitrah iman.
C. Mendirikan solat dan menunaikan zakat, atau dengan kata lain, memelihara
ibadah formal.
E. Sabar disaat kepayahan, kesusahan dan diwaktu perang, atau dengan kata
lain memiliki semangat perjuangan.
Keimanan dan ketakwaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan.
Orang yang bertakwa adalah orang yang beriman yaitu yang berpandangan dan
bersikap hidup dengan ajaran Allah menurut Sunnah Rasul yakni orang yang
melaksanakan shalat, sebagai upaya pembinaan iman dan menafkahkan rizkinya
untuk mendukung tegaknya ajaran Allah.
Iman yang benar kepada Allah dan Rasulnya akan memberikan daya rangsang
atau stimulus yang kuat untuk melakukan kebaikan kepada sesama sehingga sifat-
sifat luhur dan akhlak mulia itu pada akhirnya akan menghantarkan seseorang
kepada derajat takwa. Orang yang bertakwa adalah orang yang benar imannya dan
orang yang benar-benar beriman adalah orang yang memiliki sifat dan akhlak
yang mulia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang yang berakhlak mulia
merupakan cirri-ciri dari orang yang bertaqwa. Keimanan pada keesaan Allah
yang dikenal dengan istilah tauhid dibagi menjadi dua yaitu tauhid teoritis dan
tauhid praktis. Tahuid teoritis adalah tauhid yang membahas tentang keesaan Zat,
keesaan Sifat, dan keesaan Perbuatan Tuhan. Pembahasan keesaan Zat, Sifat, dan
Perbuatan Tuhan berkaitan dengan kepercayaan, pengetahuan, persepsi, dan
pemikiran atau konsep tentang Tuhan.
5
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Beriman kepada Allah adalah kebutuhan yang mendasar bagi manusia untuk
merasakan kebahagiaan hidup. Seseorang dikatakan beriman kepada Allah apabila
memenuhi tiga unsure akidah dalam islam. Yaitu: isi hati, ucapan, dan tingkah
laku.
Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah (QS: Al-Anfal 2-4) yang artinya
“bahwa sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut
nama Allah bergetar hati mereka dan apabila dibacakan ayat-ayatnya bertambah
iman mereka (karena-Nya) dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, yaitu
orang-orang yang mendirikan shalat dan yang mnafkahkkan sebagian dari rezeki
yang kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan
sebenarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian disisi Tuhan-
NYA dan ampunan serta rizki (nikmat) yang mulia. Keimanan dan ketakwaan
merupakan dua hal yang tidak dapatdipisahkan dari diri manusia. Oleh karenanya
orang yang bertakwa adalah orang yang berpandangan hidup dengan ajaran-ajaran
Allah menurut sunnah rasul.
SARAN
Hendaknya umat muslim senantiasa berperilaku terpuji agar iman dalam dirinya
meningkat.Hindari sifat-sifat tercela agar iman dalam diri kita senantiasa terjaga.
Hendaknya umat muslim senantiasa bersyukur atas nikmat yang telah diberikan
oleh Allah SWT.Senantiasa tawakkal dan muhasabah diri agar tidak mengalami
kesesatan hidup.
6
DAFTAR PUSTAKA
http://amrhy.blogspot.co.id/2011/10/makalah-keimanan-dan-ketakwaan.html
http://mdwimartasadewo.blog.com/2012/11/04/makalah-keimanan-dan-
ketakwaan/