Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


“ KEIMANAN DAN KETAQWAAN ”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2

KELAS 1A

SASKIA NOVIYANTI (210201047)

SITI NURHALISAH (210201019)

MUHAMMAD SYAHRULYADI (210201014)

PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. atas segala limpahan
rahmat dan hidayatnya yang telah diberikan kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karenanya, diharapkan saran dan kritik yang membangun agar kami menjadi lebih
baik lagi dimasa yang akan datang.

Semoga makalah ini menambah wawasan dan memberi manfaat bagi


pembaca.

Paria,13 Oktober 2021

Penulis

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………….......................................................... i

DAFTAR ISI…………………...................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………… 1

1.1 Latar Belakang………………….......................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………… 1

1.3 Tujuan………………………………………………………………….. 1

1.4 Manfaat…………………………………………………………………. 1

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………… 2

2.1 KEIMANAN…………………………………………………………… 2

2.1.1 Pengertian Iman……………………………………………………….. 2

2.1.2 Wujud Iman…………………………………………………………. 2

2.1.3 Tanda-tanda orang beriman………………………………………… 3

2.2 KETAKWAAN………………………………………………………… 4

2.2.1 Pengertian takwa…………………………………………………….. 4

2.2.2 Korelasi antara keimanan dan ketakwaan………………………….. 5

BAB III PENUTUP………………………………………………………… 6

Kesimpulan…………………………………………………………………... 6

Saran………………………………………………………………………… 6

DAFTARPUSTAKA……………………………………………………….. 7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makalah ini merupakan pemenuhan tugas Pendidikan Agama Islam
yang memang harus terpenuhi sebagai nilai tambahan yang sudah ditentukan
oleh pengajar. Disamping itu, makalah ini sangat bermanfaat bagi pembaca
karena pada makalah ini sedikit atau banyaknya terdapat ilmu yang dapat
diambil sebagai pengetahuan atau wawasan.
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang diberikan
kesempurnaan dibandingkan makhluk lain, maka dari itu ada beberapa
manusia yang memang menggunakan akalnya untuk mengkaji hal-hal yang
belum ada sebagai rasa keingintahuan seperti halnya pada makalah ini juga
akan mengkaji yaitu diantaranya tentang Keimanan dan Kwtaqwaan yang
berisi dari berbagai sumber, agar makalah ini ada nilai banding dengan
makalah lain.
Dengan izin Allah, dalam makalah ini kami akan menjelaskan dan
membahas tentang keimanan dan ketaqwaan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Iman?
2. Wujud Iman?
3. Bagaimana tanda-tanda orang beriman?
4. Apa pengertian Takwa?
5. Bagaimana korelasi antara keimanan dan ketakwaan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memehami arti dari iman
2. Untuk mengetahui dan memahami wujud iman
3. Untuk mengetahui dan memahami tanda tanda orang yang beriman
4. Untuk mengetahui dan memahami pengetian taqwa
5. Untuk mengetahui dan memahami korelasi antara keimanan dan
ketakwaan?

1.4 Manfaat
1. Bagi penulis melatih potensi penulis dalam menyusun makalah
2. Bagi pembaca dapat menambah pengetahuan tentang keimanan dan
ketakwaan serta mengimplementasikannnya dalam kehidupan sehari-hari

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KEIMANAN

2.1.1 Pengertian Iman

Iman dalam bahasa arab berasal dari kata amana, yu'minu, imanan yang artinya
percaya. Dalam surat al-Baqarah 165 dikatakan bahwa orang yang beriman adalah
orang yang amat sangat cinta kepada Allah (asyaddu hubban lillah). Oleh karena
itu beriman kepada Allah berarti amat sangat rindu terhadap ajaran Allah, yaitu al-
Qur’an dan Sunnah Rasul. Hal itu karena apa yang dikehendaki Allah, menjadi
kehendak orang yang beriman, sehingga dapat menimbulkan tekad untuk
mengorbankan segalanya dan kalau perlu mempertaruhkan nyawa.

Dalam hadits diriwayatkan Ibnu Majah Atthabrani, iman didefinisikan dengan


keyakinan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan diwujudkan dengan amal
perbuatan (Al-Iimaanu ‘aqdun bil qalbi waiqraarun billisaani wa’amalun bil
arkaan). Dengan demikian, iman merupakan kesatuan atau keselarasan antara hati,
ucapan, dan laku perbuatan, serta dapat juga dikatakan sebagai pandangan dan
sikap hidup atau gaya hidup.

2.1.2 Wujud Iman

Akidah Islam dalam al-Qur’an disebut iman. Iman bukan hanya berarti
percaya, melainkan keyakinan yang mendorong seorang muslim untuk berbuat.
Oleh karena itu lapangan iman sangat luas, bahkan mencakup segala sesuatu yang
dilakukan seorang muslim yang disebut amal saleh.

Seseorang dinyatakan iman bukan hanya percaya terhadap sesuatu, melainkan


kepercayaan itu mendorongnya untuk mengucapkan dan melakukan sesuatu
sesuai dengan keyakinan. Karena itu iman bukan hanya dipercayai atau
diucapkan, melainkan menyatu secara utuh dalam diri seseorang yang dibuktikan
dalam perbuatannya.

Akidah Islam adalah bagian yang paling pokok dalam agama Islam. Ia
merupakan keyakinan yang menjadi dasar dari segala sesuatu tindakan atau amal.
Seseorang dipandang sebagai muslim atau bukan muslim tergantung pada
akidahnya. Apabila ia berakidah Islam, maka segala sesuatu yang dilakukannya
akan bernilai sebagai amaliah seorang muslim atau amal saleh. Apabila tidak

2
berakidah, maka segala amalnya tidak memiliki arti apa-apa, kendatipun
perbuatan yang dilakukan bernilai dalam pendengaran manusia.

Akidah Islam atau iman mengikat seorang muslim, sehingga ia terikat dengan
segala aturan hukum yang datang dari Islam. Oleh karena itu menjadi seorang
muslim berarti meyakini dan melaksanakan segala sesuatu yang diatur dalam
ajaran Islam. Seluruh hidupnya didasarkan pada ajaran Islam.

2.1.3Tanda-tanda Orang yang Beriman

Al-Qur’an menjelaskan tanda-tanda orang yang beriman sebagai berikut:

1. Jika disebut nama Allah, maka hatinya bergetar dan berusaha agar ilmu Allah
tidak lepas dari syaraf memorinya, serta jika dibacakan ayat al-Qur’an, maka
bergejolak hatinya untuk segera melaksanakannya (al-Anfal: 2). Dia akan
berusaha memahami ayat yang tidak dia pahami sebelumnya.

2. Senantiasa tawakkal, yaitu bekerja keras berdasarkan kerangka ilmu Allah,


diiringi dengan doa, yaitu harapan untuk tetap hidup dengan ajaran Allah menurut
Sunnah Rasul (Ali Imran: 120, al-Maidah: 12, al-Anfal: 2, at-Taubah: 52,
Ibrahim: 11, Mujadalah: 10, dan at-Taghabun: 13).

3. Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu menjaga pelaksanaannya (al-


Anfal:3dan al-Mu’minun: 2, 7). Bagaimanapun sibuknya, kalau sudah masuk
waktu shalat, dia segera shalat untuk membina kualitas imannya.

4. Menafkahkan rezki yang diterimanya (al-Anfal: 3 dan al-Mukminun: 4). Hal


ini dilakukan sebagai suatu kesadaran bahwa harta yang dinafkahkan di jalan
Allah merupakan upaya pemerataan ekonomi, agar tidak terjadi ketimpangan
antara yang kaya dengan yang miskin.

5. Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan (al-


Mukminun: 3, 5). Perkataan yang bermanfaat atau yang baik adalah yang
berstandar ilmu Allah, yaitu al-Qur’an menurut Sunnah Rasulullah.

6. Memelihara amanah dan menempati janji (al-Mukminun: 6). Seorang mu’min


tidak akan berkhianat dan dia akan selalu memegang amanah dan menepati janji.

7. Berjihad di jalan Allah dan suka menolong (al-Anfal: 74). Berjihad di jalan
Allah adalah bersungguh-sungguh dalam menegakkan ajaran Allah, baik dengan
harta benda yang dimiliki maupun dengan nyawa.

3
8. Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin (an-Nur: 62). Sikap
seperti itu merupakan salah satu sikap hidup seorang mukmin, orang yang
berpandangan dengan ajaran Allah dan Sunnah Rasul.

Akidah Islam sebagai keyakinan membentuk perilaku bahkan mempengaruhi


kehidupan seorang muslim. Abu A’la Maududi menyebutkan tanda orang beriman
sebagai berikut:

1. Menjauhkan diri dari pandangan yang sempit dan picik.

2. Mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri dan tahu harga diri.

3. Mempunyai sifat rendah hati dan khidmat.

4. Senantiasa jujur dan adil.

5. Tidak bersifat murung dan putus asa dalam menghadapi setiap persoalan dan
situasi.

6. Mempunyai pendirian yang teguh, kesabaran, ketabahan, dan optimisme.

7. Mempunyai sifat ksatria, semangat dan berani, tidak gentar menghadapi


resiko, bahkan tidak takut kepada maut.

8. Mempunyai sikap hidup damai dan ridha.

9. Patuh, taat, dan disiplin menjalankan peraturan Ilahi. (A. Toto Suryana AF,
et.al, 1996 : 69).

2.2 KETAQWAAN

2.2.1 Pengertian Taqwa

Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah, yang berarti takut, menjaga,
memelihara dan melindungi.Sesuai dengan makna etimologis tersebut, maka
taqwa dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam
pengamalan ajaran agama Islam secara utuh dan konsisten ( istiqomah ).

Seorang muslim yang bertaqwa pasti selalu berusaha melaksanakan perintah


Tuhannya dan menjauhi segala laranganNya dalam kehidupan ini.

Karakteristik orang – orang yang bertaqwa, secara umum dapat dikelompokkan


kedalam lima kategori atau indicator ketaqwaan.

4
A. Iman kepada Allah, para malaikat, kitab – kitab dan para nabi. Dengan kata
lain, instrument ketaqwaan yang pertama ini dapat dikatakan dengan memelihara
fitrah iman.

B. Mengeluarkan harta yang dikasihnya kepada kerabat, anak yatim, orang –


orang miskin, orang – orang yang terputus di perjalanan, orang – orang yang
meminta – minta dana, orang – orang yang tidak memiliki kemampuan untuk
memenuhi kewajiban memerdekakan hamba sahaya. Indikator taqwa yang kedua
ini, dapat disingkat dengan mencintai sesama umat manusia yang diwujudkan
melalui kesanggupan mengorbankan harta.

C. Mendirikan solat dan menunaikan zakat, atau dengan kata lain, memelihara
ibadah formal.

D. Menepati janji, yang dalam pengertian lain adalah memelihara kehormatan


diri.

E. Sabar disaat kepayahan, kesusahan dan diwaktu perang, atau dengan kata
lain memiliki semangat perjuangan.

2.2.2 Korelasi antara Keimanan dan Ketaqwaan

Keimanan dan ketakwaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan.
Orang yang bertakwa adalah orang yang beriman yaitu yang berpandangan dan
bersikap hidup dengan ajaran Allah menurut Sunnah Rasul yakni orang yang
melaksanakan shalat, sebagai upaya pembinaan iman dan menafkahkan rizkinya
untuk mendukung tegaknya ajaran Allah.

Iman yang benar kepada Allah dan Rasulnya akan memberikan daya rangsang
atau stimulus yang kuat untuk melakukan kebaikan kepada sesama sehingga sifat-
sifat luhur dan akhlak mulia itu pada akhirnya akan menghantarkan seseorang
kepada derajat takwa. Orang yang bertakwa adalah orang yang benar imannya dan
orang yang benar-benar beriman adalah orang yang memiliki sifat dan akhlak
yang mulia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang yang berakhlak mulia
merupakan cirri-ciri dari orang yang bertaqwa. Keimanan pada keesaan Allah
yang dikenal dengan istilah tauhid dibagi menjadi dua yaitu tauhid teoritis dan
tauhid praktis. Tahuid teoritis adalah tauhid yang membahas tentang keesaan Zat,
keesaan Sifat, dan keesaan Perbuatan Tuhan. Pembahasan keesaan Zat, Sifat, dan
Perbuatan Tuhan berkaitan dengan kepercayaan, pengetahuan, persepsi, dan
pemikiran atau konsep tentang Tuhan.

5
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Beriman kepada Allah adalah kebutuhan yang mendasar bagi manusia untuk
merasakan kebahagiaan hidup. Seseorang dikatakan beriman kepada Allah apabila
memenuhi tiga unsure akidah dalam islam. Yaitu: isi hati, ucapan, dan tingkah
laku.

Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah (QS: Al-Anfal 2-4) yang artinya

“bahwa sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut
nama Allah bergetar hati mereka dan apabila dibacakan ayat-ayatnya bertambah
iman mereka (karena-Nya) dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, yaitu
orang-orang yang mendirikan shalat dan yang mnafkahkkan sebagian dari rezeki
yang kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan
sebenarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian disisi Tuhan-
NYA dan ampunan serta rizki (nikmat) yang mulia. Keimanan dan ketakwaan
merupakan dua hal yang tidak dapatdipisahkan dari diri manusia. Oleh karenanya
orang yang bertakwa adalah orang yang berpandangan hidup dengan ajaran-ajaran
Allah menurut sunnah rasul.

SARAN

Hendaknya umat muslim senantiasa berperilaku terpuji agar iman dalam dirinya
meningkat.Hindari sifat-sifat tercela agar iman dalam diri kita senantiasa terjaga.

Hendaknya umat muslim senantiasa bersyukur atas nikmat yang telah diberikan
oleh Allah SWT.Senantiasa tawakkal dan muhasabah diri agar tidak mengalami
kesesatan hidup.

6
DAFTAR PUSTAKA

http://amrhy.blogspot.co.id/2011/10/makalah-keimanan-dan-ketakwaan.html

http://mdwimartasadewo.blog.com/2012/11/04/makalah-keimanan-dan-
ketakwaan/

Anda mungkin juga menyukai