Anda di halaman 1dari 28

Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia

Menuju Indonesia CERIA “Cerdas, Sehat, Bugar & Insan Berbudaya”


BAB I

PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN

Lestari Budayaku Bugar Bangsaku….

Ada beberapa alasan kuat mengangkat harkat dan martabat budaya bangsa salah
satunya melalui permainan rakyat dan olahraga tradisional. Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Undang-Undang tersebut disusun
sebagai penjabaran atas amanat Pasal 32 Ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 yang
berbunyi: “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban
dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai budayanya.” Kebudayaan yang maju adalah syarat bagi
Indonesia untuk melaksanakan misi bangsa yang tertuang dalam alinea keempat
Pembukaan UUD 1945: (1) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, (2) Memajukan kesejahteraan umum, (3) Mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan (4) Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Peran masyarakat dalam mengangkat dan melestarikan budaya melalui


permainan rakyat dan olahraga tradisional didukung oleh Pemerintah dalam
membangun sistem dan penyediaan ruang bagi usaha pemajuan kebudayaan.
Dengan paradigma tersebut maka pembinaan permainan rakyat dan olahraga
tradisional dimasyarakat akan mengacu pada suatu perencanaan yang komprehensif
dengan tingkat kemajuan yang dapat diukur secara lebih jelas sesuai dengan sasaran
atau goal yang ditetapkan.

Beberapa alasan kuat yang melandasi kebijakan mengangkat harkat dan martabat
budaya bangsa melalui permainan rakyat dan olahraga tradisional menuju Indonesia
CERIA “Cerdas, Sehat, Bugar dan Insan Berbudaya adalah :
Pertama, dalam rangka melaksanakan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 Pasal
1 dinyatakan bahwa, “Pemajuan Kebudayaan adalah upaya meningkatkan ketahanan
budaya dan kontribusi budaya Indonesia ditengah peradaban dunia melalui
Perlindungan, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan.” Usaha

Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia


Menuju Indonesia CERIA “Cerdas, Sehat, Bugar & Insan Berbudaya”
pemajuan tersebut dilaksanakan terhadap ekosistem dari sepuluh jenis Objek
Pemajuan Kebudayaan: (1) Tradisi Lisan, (2) Manuskrip, (3) Adat istiadat, (4) Ritus,
(5) Pengetahuan tradisonal, (6) Teknologi tradisional, (7) Seni, (8) Bahasa, (9)
Permainan rakyat dan (10) Olahraga tradisional.

Kedua, mulai tenggelamnya permainan rakyat dan olahraga tradisional Indonesia oleh
budaya asing dikalangan masyarakat & generasi muda yang kebanyakan beralih pada
permainan online. Untuk mewujudkan tujuan di atas, salah satu program yang
dilaksanakan adalah penyelenggaraan Lomba Olahraga Tradisional dalam Pekan
Kebudayaan Nasional.

Sebagai tolak ukur pelestarian permainan budaya Indonesia dan prestasi olahraga
tradisional tersebut perlu diadakan kegiatan dalam bentuk pertandingan/perlombaan
yang kompetitif sebagai upaya untuk menumbuhkan harkat martabat bangsa melalui
kecintaan terhadap budaya Indonesia melalui olahraga tradisional “Pekan
Kebudayaan Nasional”, yang diselenggarakan di Jakarta.

B. TUJUAN

1. Menanamkan, melindungi dan mengembangkan nilai, ekspresi dan praktik


kebudayaan tradisional untuk memperkaya kebudayaan nasional;
2. Mengembangkan dan memanfaatkan kekayaan budaya untuk memperkuat
kedudukan Indonesia di dunia internasional;
3. Membangun kerjasama dengan lembaga dan instansi yang terkait untuk
terciptanya Pembangunan Budaya Olahraga Tradisional.

Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia


Menuju Indonesia CERIA “Cerdas, Sehat, Bugar & Insan Berbudaya”
BAB II
PELAKSANAAN

A. JADWAL KEGIATAN

NO. LOKASI WAKTU KEGIATAN PENANGGUNJAWAB KET


DINAS PENDIDIKAN
PEKAN
KABUPATEN/KOTA
KABUPATEN/ KEBUDAYAAN
1. JULI
KOTA DAERAH TINGKAT
KPOTI
KEBUPATEN/KOTA
KABUPATEN/KOTA
PEKAN DINAS PENDIDIKAN
KEBUDAYAAN PROVINSI
2. PROVINSI AGUSTUS
DAERAH TINGKAT
PROVINSI KPOTI PROVINSI
PEKAN KEMENDIKBUD
JAKARTA OKTOBER KEBUDAYAAN KPOTI PUSAT
3.
NASIONAL

B. OLAHRAGA TRADISIONAL YANG DI PERLOMBAKAN/DIPERTANDINGAN


Cabang yang dipertandingkan/diperlombakan meliputi 6 (enam) cabang yang
diikuti oleh setiap provinsi, yaitu :
1. Hadang
2. Terompah Panjang
3. Egrang
4. Sumpitan
5. Gasing
6. Lari Balok

C. KEPANITIAN
Kepanitian pada kegiatan ini berasal dari beberapa unsur:
Ø Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia;
Ø Dispora Provinsi/Kabupaten/Kota.
Ø KPOTI (Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia)
Ø Akademisi;
Ø Praktisi dan;
Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia
Menuju Indonesia CERIA “Cerdas, Sehat, Bugar & Insan Berbudaya”
D. WASIT DAN JURI
Untuk memberikan penilaian yang obyektif, adil serta tidak memihak kepada salah
satu peserta, maka para wasit dan juri yang telah mengikuti Pelatihan Tenaga
Kebudayaan Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional yang diselenggarakan
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Komite Permainan
Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia.

E. PESERTA DAN OFICIAL


Peserta dan Official berasal dari Kabupaten/Kota dari Seluruh Provinsi di
Indonesia.

Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia


Menuju Indonesia CERIA “Cerdas, Sehat, Bugar & Insan Berbudaya”
BAB III
KETENTUAN UMUM

A. PERSYARATAN PESERTA
Peserta Pekan Kebudayaan Nasional adalah utusan dari Kabupaten/Kota dari
34 Provinsi dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Peserta adalah siswa SMP berusia minimal 12 tahun dan maksimal 15
tahun dibuktikan dengan identitas diri (Kartu Pelajar) dan Akta Kelahiran
per tanggal 30 Juni 2020; disesuaikan dengan KATEGORI.
b. Peserta sehat jasmani dan rohani dibuktikan dengan surat keterangan dari
dokter setempat;
c. Masing-masing peserta/kontingen diwajibkan membawa perlengkapan
dan peralatan perlombaan/pertandingan;
d. Peserta diwajibkan memakai pakaian yang bernomor punggung dan
memakai sepatu olahraga;
e. Setiap Kontingen membawa bendera provinsi masing-masing sebanyak 1
(satu) buah digunakan untuk acara pembukaan (Defile);
f. Atlit dan official wajib mengisi formulir yang sudah disiapkan (lampiran)
dilengkapi dengan pas foto berwarna terbaru ukuran 3x4 cm sebanyak 2
(dua lembar) pada saat mendaftar (entry by name);

B. PENDAFTARAN PESERTA
1. Pendaftaran pertama untuk cabang olahraga (entry by number) yang diikuti
paling lambat tanggal 1 Juli 2020;
2. Pendaftaran ke dua berisi nama atlit (entry by name) cabang yang diikuti
tanggal 10 Juli 2020 dan menyertakan nama atlit dan indentitas diri;
3. Daftar ulang pertama dilakukan pada tanggal 20 Juli 2020 dan
menyerahkan dokumen (berkas) kepada panpel;
4. Daftar ulang kedua dilakukan pada saat peserta akan bertanding minimal
15 menit sebelum bertanding (sesuai jadwal pertandingan) kepada bagian
registrasi di venue.

Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia


Menuju Indonesia CERIA “Cerdas, Sehat, Bugar & Insan Berbudaya”
C. SISTEM PERTANDINGAN/PERLOMBAAN
Sistem pertandingan dapat menggunakan sistem apabila ;
a. Sistem gugur jika peserta lebih dari /sama dengan10 Tim;
b. Sistem setengah kompetisi bila peserta kurang dari 10 Tim; dan atau
c. Hasil kesepakatan pada technical meeting.

D. SANKSI

Sangsi dapat diberikan berupa diskualifikasi berupa tidak boleh bertanding


kepada peserta/kontigen apabila melanggar ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan :

1. Tidak melakukan pendaftaran ulang (melapor diri);


2. Tidak membawa indentitas diri (KTP, SIM, Kartu Pelajar/ Mahasiswa);
3. Tidak membawa/menyerahkan surat keterangan berbadan sehat;
4. Tidak mengisi daftar nama atlit dari tiap cabor yang dipertandingkan; dan

E. PROTES
Kententuan protes dalam pelaksanaan pertandingan/perlombaan dapat
diperbolehkan/diperkenakan apabila:
1. Protes dapat diajukan setelah hasil pertandingan/perlombaan selesai
dengan mengacu kepada ketentuan/peraturan pertandingan;
2. Pengajuan protes hanya ditujukan kepada masing-masing panitia
pelaksana / koordinator cabor;
3. Protes diajukan secara tertulis kepada dewan hakim/Koordinator
pertandingan pada tiap cabor paling lambat 15 menit setelah pertandingan
yang diprotes selesai;

F. KETENTUAN LAINNYA
Yang dimaksud dengan ketentuan lainnya adalah hal-hal yang belum
terakomodir/diatur didalam buku ini, akan diselesaikan secara musyawarah
dan mufakat sesuai azas Sportifitas dan Fair Play.

Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia


Menuju Indonesia CERIA “Cerdas, Sehat, Bugar & Insan Berbudaya”
BAB IV
PERATURAN KHUSUS

Ketentuan khusus yaitu peraturan yang disesuaikan dengan cabang-cabang


yang akan dipertandingkan, pada kegiatan Pekan Kebudayaan Nasional 2020,
cabang yang dipertandingkan adalah : Egrang, Hadang, Sumpitan, Terompah
Panjang, Gasing dan Lari Balok untuk peraturan tersebut yaitu :

1. EGRANG
a. Lapangan dan Bahan Baku
- Lapangan
Lapangan yang dipergunakan disarankan datar dan luas (bisa di
stadion, lapangan umum, bahkan jalan raya jika memungkinkan).
Ukuran lapangan untuk perlombaan adalah panjang lintasan 50
meter dan lebar 7,5 meter, dibagi dalam 5 lintasan masing-masing
1,5 meter.
- Bahan Baku
Bahan yang digunakan terbuat dari bambu, daerah yang sulit
mendapatkan bambu yang sesuai bisa menggunakan kayu. Secara
spesifik ukuran egrang tersebut adalah sebagai berikut :
• Tinggi = 2,5 meter
• Ukuran tempat berpijak tinggi = 50 cm
• Panjang pijakan = 20 - 30 cm

b. Pemain
- Permainan egrang diikuti oleh pria dengan mengenakan pakaian
olahraga yang pantas.
- Beregu Putra dan Putri
- Kelompok umur : Semua Usia

c. Jalannya Permainan
- Sebelum perlombaan dimulai, para peserta diteliti usianya untuk
menentukan kelompok umur masing-masing. Dalam meneliti
umur peserta didasarkan pada surat keterangan yang
berwenang. Hal ini dilakukan pada waktu penyelenggaraan

Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia


Menuju Indonesia CERIA “Cerdas, Sehat, Bugar & Insan Berbudaya”
perlombaan resmi. Kalau dalam perlombaan pembinaan cukup
dengan mengira-ngira saja.
- Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dalam kelas masing-
masing 5 (lima) orang sesuai dengan jumlah lintasan.
Perlombaan dalam seri, jumlah atlet sesuai dengan jumlah
lintasan.
- Ketentuan bagan sesuai hasil undian pada saat tecnikal
meating.
- Perlombaan menggunakan sistim beregu 4 (empat) orang
dengan cara estafet 50 meter x 4.
- Sebelum perlombaan dimulai dalam seri, seluruh anggota regu
dikumpulkan pada garis start. Tentukan pemain 1 s.d 4,
kemudian jelaskan aturan perlombaan.
- Sebelum aba-aba dimulai, pemain ke 2 dan 4 diminta untuk
berada di belakang garis balikan. Pemain ke 3 berada
dibelakang pemain 1 atau yang memegang egrang. Pemain ke
4 orang terakhir menuju FINISH.
- Aba-aba perlombaan oleh wasit/juri start adalah :“Bersedia, siap,
ya “.
- Pada aba-aba “ bersedia “ : tangan memegang egrang (kanan
dan kiri);
- Pada aba-aba “ siap “ : satu kaki ( kanan atau kiri ) diatas
tempat berpijak;
- Pada aba-aba “ ya “ : lari;Pengganti “ Ya “ dapat
dilakukan dengan suara peluit.
- Pemain 1 harus menaiki egrangnya sampai dibelakang garis
balikan dan menyerahkan egrangnya pd pemain ke 2.
- Pemain ke 2 menaiki egrangnya sampai dibelakang garis
start/finish dan menyerahkan kepada pemain ke 3 menaiki
egrangnya sampai dibelakang garis balikan kemudian diberikan
kepada Pemain ke 4 menaiki egrangnya sampai belakang garis
FINISH.
- Pada perlombaan yang resmi, regu dinyatakan gugur apabila
salah satu pemain :
- Menginjak garis lintasan
- Kaki jatuh menginjak/menyentuh lantai/tanah atau rumput.
- Dengan sengaja mengganggu pemain lain.
- Pemain yang terganggu jalannya oleh pemain lain, boleh
melanjutkan larinya.
- 2 (dua) regu yang telah sampai terlebih dahulu dari regu lainnya,
berhak mengikuti seri/babak berikutnya.

Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia


Menuju Indonesia CERIA “Cerdas, Sehat, Bugar & Insan Berbudaya”
d. Pemenang
- Regu Pemenang atau juara ditentukan berdasarkan hasil
kemenangan pada setiap seri/babak dari bagan perlombaan

2. HADANG
a. Lapangan dan Bahan Baku
- Lapangan
Lapangan permainan dapat dibuat di ruangan tertutup
(stadion tertutup, gedung olahraga, gedung pertemuan) atau di
ruangan terbuka (stadion terbuka, halaman rumah/sekolah,
lapangan terbuka, jalan raya apabila memungkinkan).
Bentuk lapangan empat persegi panjang berpetak-petak.
Ukuran :
• Panjang 15 meter dan lebar 9 meter. Dibagi 6 petak masing-
masing 4,5 x 5 meter.
• Lapangan permainan ditandai dengan garis selebar 5 cm.
• Garis pembagi lapangan menjadi 2 bagian memanjang
disebut garis tengah.
• Area cadangan berada di samping atau pinggir lapangan
dengan batas lapangan ke area cadangan 1.5 m dari
samping atau pinggir lapangan. area cadangan terdiri dari
dua tempat di kotak pertama atau awal lapangan dan di
kotak ketiga atau akhir lapangan. Area cadangan berbentuk
persegi panjang dengan ukuran 4 x 2 m.
• pergantian pemain berada di samping atau pinggir lapangan
dengan batas lapangan ke area cadangan 1.5 m dari
samping atau pinggir lapangan. Dengan ukuran pergantian
lapangan garis lurus dengan panjang 2 m.
- Bahan Baku
Untuk kemajuan dan kenyamanan permainan atau olahraga
hadang kita membiasakan menggunakan matras seperti yang
di gunakan cabang olahraga beladiri

b. Pemain
- Pemain terdiri dari 2 regu masing-masing 5 (lima) orang dan 2
(dua) orang cadangan.
- Beregu Putra dan Putri
- Kelompok umur : semua usia

Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia


Menuju Indonesia CERIA “Cerdas, Sehat, Bugar & Insan Berbudaya”
c. Seragam Pemain
Setiap regu diharuskan memakai kostum bernomor dada dan
punggung ukuran 15 cm dari nomor 1 sampai 8. Kapten regu diberi
tanda lengan kanan berbentuk pita melingkar.

d. Lamanya permainan
Permainan berlangsung 2 x 15 menit bersih. Waktu Time Out
jam/stop watch dimatikan. Time out satu kali untuk satu regu,
masing-masing satu menit selama pertandingan. Time out diberikan
atas permintaan pelatih atau manajer kepada petugas meja. Waktu
time out posisi dicatat. Setelah time out posisi pemain seperti
sebelum time out.

e. Jalannya permainan
- Sebelum permainan dimulai diadakan undian regu, yang kalah
sebagai penjaga dan yang menang sebagai penyerang.
- Regu penjaga menempati menempati garis jaganya masing-
masing dengan kedua kaki berada di atas garis, sedangkan
regu penyerang siap untuk masuk.
- Permainan di mulai setelah wasit membunyikan peluit.
- Penyerang berusaha melewati garis di depannya dengan
menghindari tangkapan, atau sentuhan dari penjaga.
- Setiap pemain penyerang yang telah berhasil melewati seluruh
garis, dari garis depan sampai garis belakang, dan dari garis
belakng sampai garis depan langsung dapat melanjutkan
permainannya seperti semula. Demikian seterusnya permainan
berjalan tanpa berhenti, kecuali kalau diberhentikan oleh wasit
karena penyerang tersentuh/ tertangkap, waktu istirahat,
pemain membuat kesalahan dan waktu time out.
- Kaki penyerang tidak boleh keluar dari garis samping kiri atau
kanan. Jika salah satu kaki penyerang keluar dari garis
tersebut dinyatakan mati.
- Kaki penyerang yang telah menginjak garis di depannya harus
melangkah maju, apabila menarik kaki dari garis yang
diinjaknya dinyatakan salah. Penyerang yang berbalik masuk
petak dibelakangnya yang telah dilaluinya dinyatakan salah
atau mati.
- Penyerang yang telah dinyatakan salah atau mati oleh wasit,
maka permainan harus dihentikan, penyerang menjadi penjaga.
Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia
Menuju Indonesia CERIA “Cerdas, Sehat, Bugar & Insan Berbudaya”
- Penjaga berusaha menangkap/menyentuh penyerang dengan
tangan terbuka dan jari-jari tangan tidak boleh mengepal,
dalam posisi kedua kaki berpijak di atas garis.
- Penjaga tidak boleh menyentuh/menangkap penyerang yang
telah melewati garis jaganya.
- Penjaga tidak boleh menyentuh/menangkap penyerang dalam
posisi badan menghadap ke depan, sedangkan telapak
tangannya menghadap ke belakang.
- Penjaga dapat menyentuh penyerang dengan menjatuhkan
badan dengan posisi kedua kaki di atas garis.
- Penjaga dinyatakan sah menyentuh/menangkap penyerang
yang telah melewati garis dalam satu lintasan kejaran penjaga.
- Penjaga garis tengah atau sodor sentuhan/tangkapannya sah
hanya berlaku pada garis awal sampai garis belakang.
- Penggantian pemain diadakan pada saat permainan berhenti
istirahat, time out. Tiap regu diberikan paling banyak 3 kali
penggantian pemain selama pertandingan dan pemain yang
sudah di gantikan tidak boleh main di pertandingan yang sama
kecuali lawannya sudah beda.
- Penggantian regu penyerang menjadi regu penjaga atau
sebaliknya ditentukan oleh wasit dengan membunyikan peluit
setelah :
• Penjaga menyentuh/menangkap penyerang;
• Kaki penyerang keluar dari garis samping kiri atau kanan;
• Penyerang berbalik masuk petak di belakang yang telah
dilaluinya
• Penyerang yang telah menginjak garis di depannya dan
menarik kembali kakinya
• Tidak ada perubahan posisi dari penyerang pada petak di
depannya selama 2 (dua) menit.
- Pada saat babak pertama selesai maka posisi tim yang saat itu
menyerang akan melakukan penyerangan kembali dengan
posisi yang sama terakhir babak pertama selesai, yang dicatat
oleh wasit

f. Istirahat
Apabila permainan telah berjalan 15 menit wasit membunyikan
peluit tanda istirahat, dan posisi pemain dicatat. Permainan babak
ke dua dilanjutkan, posisi pemain sama seperti saat babak pertama
dihentikan. Waktu istirahat 5 (lima) menit.

Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia


Menuju Indonesia CERIA “Cerdas, Sehat, Bugar & Insan Berbudaya”
g. Pelanggaran dan Hukuman
- Bagi penjaga apabila :
- Menyentuh/menangkap penyerang dengan tangan di kepal
atau meninju penyerang;
- Mendorong penyerang dengan sengaja;
- Menyerang wasit dan membuat keributan;

- Bagi penyerang apabila :


- Mengait kaki penjaga;
- Mengganggu penjaga yang telah di lalui;
- Menyerang dan membuat keributan.
- Apabila penjaga atau penyerang melakukan pelanggaran,
permaianan dihentikan dan yang melakukan pelanggaran
ditegur atau diperingatkan. Jika masih melakukan
pelanggaran berikutnya diberi kartu merah dan nilai
dikurangi 1 (satu).

h. Nilai
- Pemain yang telah berhasil melewati garis depan sampai garis
belakang diberi nilai 1 (satu).
- Pemain yang berhasil melewati garis belakang sampai garis
depan diberi nilai 1 (satu).

i. Penentuan Pemenang
Pemenang ditentukan dari besarnya nilai setelah pertandingan
berakhir selama 2 x 15 menit. Apabila kedua regu memperoleh nilai
yang sama, maka penentuan pemenang ditentukan dari regu yang
memperoleh nilai yang tertinggi pada jumlah nilai di garis depan.

3. TEROMPAH PANJANG
a. Lapangan dan Peralatan
- Lapangan
Permainan terompah panjang diadakan di lapangan terbuka dan
rata, seperti di stadion, lapangan umum, jalan raya (bila
memungkinkan). Lapangan dibuat sedemikian rupa agar dalam
pelaksanaannya tidak menghadap matahari.
Panjang lintasan : 50 meter dengan lebar 7,5 meter yang dibagi
dalam 5 lintasan (masing-masing lintasan lebar 1,5 meter).
Antara lintasan diberi garis dari kapur atau tali rafia. Ujung
lintasan diberi garis start dan garis finish
Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia
Menuju Indonesia CERIA “Cerdas, Sehat, Bugar & Insan Berbudaya”
- Peralatan
- Terompah dibuat dari balok/papan
- Jenis terompah Terompah untuk 5 orang
- Ukuran terompah :
a) Panjang terompah untuk 5 orang = 235 cm
b) Lebar terompah = 10 cm
c) Tebal terompah = 2,5 cm
d) Berat terompah 5 orang = 8 kg (sepasang).

b. Pemain
Pemain terdiri dari beregu putra dan beregu putri terdiri dari
6 orang, 5 pemain 1 cadangan. Kelompok umur semua usia

c. Jenis Perlombaan
Yang diperlombakan adalah beregu 5 orang dengan jarak 50 meter
x 2 (bolak balik). Pada saat tiba di garis sasaran, ujung terompah
belakang melewati garis, kembali ke awal dengan cara
mengangkat sepasang terompah ke atas dan meletakan ujung
terompah dibelakang garis kemudian berjalan sampai garis finish.

d. Jalannya Perlombaan
- Sebelum perlombaan dimulai, usia para peserta diteliti untuk
menentukan kelompok usia. Regu yang sudah diteliti kelompok
usianya kemudian diberi nomor yang dipasang di dada peserta
yang paling depan, dan di punggung pemain yang paling
belakang.
- Seluruh peserta dikelompokan atau dibagi dalam seri. Setiap
seri maksimal 5 regu sesuai dengan jumlah lintasan
(disesuaikan dengan jumlah regu peserta).
- Selanjutnya diadakan undian untuk menentukan lintasan
masing-masing regu, dan untuk menentukan urutan
pemberangkatan dalam perlombaan. Undian sebaiknya
dilakukan pada Technical Meeting.
- Sebelum perlombaan dimulai, semua peserta dari masing-
masing regu berdiri di samping kiri terompahnya. Ujung depan
terompah diposisikan dibelakang garis start.
- Aba-aba dalam perlombaan diberikan oleh juri
pemberangkatan adalah : “ bersedia.... , siap....., ya “ ( peluit
dibunyikan atau bendera dikibarkan ).

Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia


Menuju Indonesia CERIA “Cerdas, Sehat, Bugar & Insan Berbudaya”
- Pada aba-aba “ bersedia “ seluruh peserta berdiri di atas
terompah panjang masing-masing, dengan jari-jari kaki masuk
ke dalam setengah lingkaran sabuk terompah, dengan
berpegangan satu sama lain pada bahu atau pinggang.
Sebaiknya para peserta memakai sepatu olahraga agar kaki
tidak lecet.
- Aba-aba “ siap “ peserta konsentrasi untuk melakukan jalan.
- Aba-aba “ ya “ peluit dibunyikan atau bendera di kibarkan,
seluruh regu peserta berjalan atau berlari secepat-cepatnya
menuju kearah 50 meter pertama. Setelah ujung belakang
lewat garis, balik dengan mengangkat terompahnya keatas
bukan memutar kearah samping kanan atau kiri, ujung
terompah diletakan dibelakang garis dan jalankan kearah awal
jalan atau garis finish.
- Pada saat berjalan, petugas lintasan berada disamping kanan
dan kiri lintasan satu dan lima jadi berada di luar lintasan sudah
tidak mengikuti peserta posisi juri , Jika peserta melewati juri
lintasan maka bendera hijau akan naik tandanya peserta masih
sah melanjiutkan pertandingan atau perlombaan. Jika peserta
kakinya keluar dari terompah dan menginjak tanah dinyatakan
diskualifikasi , dengan mengangkat bendera merah keatas dan
juri akan menghampiri persis di depan pemain.
- Regu dianggap sah, apabila peserta terompah ujung bagian
belakang melewati garis finish dengan tidak ada kesalahan
selama dalam perjalanan. Regu juga masih dianggap sah
walaupun regu tersebut jatuh ke depan, tetapi kedua kaki
masih kontak pada terompah meskipun tangan menyentuh
tanah.
- Peserta dianggap gugur apabila :
- Tidak berhasil mencapai garis finish
- Menginjak lintasan peserta lain
- Dengan sengaja mengganggu peserta lainnnya
- Salah satu kaki atau kedua kaki menginjak tanah, artinya
salah satu kaki atau kedua kaki tidak ada kontak dengan
terompah
- Terompah rusak di tengah jalan.

e. Pemenang
Regu dinyatakan sebagai pemenang, apabila regu tersebut paling
cepat memasuki garis finish. Dari setiap seri atau kelompok diambil
2 (dua) regu tercepat untuk mengikuti babak berikutnya.

Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia


Menuju Indonesia CERIA “Cerdas, Sehat, Bugar & Insan Berbudaya”
4. SUMPITAN
a. Lapangan.
Lapangan permainan dapat dibuat di ruangan tertutup (stadion
tertutup, gedung olahraga, gedung pertemuan) atau di ruangan
terbuka (stadion terbuka, halaman rumah/sekolah, lapangan
terbuka, jalan raya apabila memungkinkan). Jarak tembak dengan
sasaran disesuaikan dengan keadaan setempat, diukur dari batas
kaki tempat berdiri.
- Jarak Tembak
1) Perorangan Putra dan Beregu Putra
- Jarak 25 meter
b. Peralatan
- Sumpitan
Terbuat dari kayu, dan panjang 185 - 250 cm.

- Kaliber
Kaliber sumpit tidak ada standarnya tergantung kepada
besar kecilnya besi untuk boor/ besar kecilnya lobang bambu,
biasanya sebesar pensil.

- Papan Sasaran
Papan sasaran merupakan lingkaran berangka, berdiri
tegak hingga titik pusat lingkaran berada pada ketinggian 160
cm dari permukaan tanah.

- Pisir
Untuk meluruskan pembidikan, di sisi atas dari ujung
batang sumpit dipasang sepotong kawat/kayu yang sejajar
dengan batang sumpit. berfungsi sebagai pisir seperti pada
senjata api yang meluruskan tembakan peluru.

- Anak Sumpitan
Panjang anak sumpitan 20 s/d 25 cm terbuat dari bambu
atau kalam (lidi enau) atau fiber dengan diameter batang 3 mm.
Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia
Menuju Indonesia CERIA “Cerdas, Sehat, Bugar & Insan Berbudaya”
- Gabus/Spon
Pada pangkal anak sumpit dipasang gabus yang dibuat
berbentuk kerucut. Besarnya gabus harus dapat masuk pada
kaliber sumpit. Gabus ini berfungsi untuk meluruskan jalannya
anak sumpit.

c. Pemain
Pemain sumpitan di ikuti oleh atlet beregu putra. Dalam satu
regu terdiri dari 3 orang putra. Atlet beregu juga bisa menjadi atlet
perorangan dengan jarak tembakan 15 m. Setiap provinsi dapat
mengirimkan maks 2 tim/regu

d. Jalannya Permainan
- Pelaksanaan lomba akan dimulai dengan posisi berdiri bagi
setiap atlet dan bagi atlet yang mendapat giliran menyumpit
harus menyelesaikan 3 (tiga) seri dalam posisi berdiri.
- Setelah selesai semua perlombaan dalam posisi berdiri , maka
perlombaan akan dilanjutkan dalam posisi jongkok, dengan tata
laksana dan system yang sama seperti posisi berdiri hingga
perlombaan selesai bagi atlet yang mendapat giliran tersebut.
- Didalam olah raga sumpitan setiap posisi berdiri maupun posisi
jongkok masing masing terdiri dari 3 (tiga) seri dan setiap seri
terdiri dari 10 (sepuluh) anak sumpit. Sehingga dalam masing-
masing posisi setiap atlet akan menyumpit sebanyak 30 (tiga
puluh) anak sumpit.
- Cara perhitungan nilai/ score adalah dengan cara
menjumlahkan nilai/score yang diperoleh atlet dalam semua
seri, baik posisi berdiri maupun posisi jongkok.

e. Tata Laksana dan Peraturan


- Atlet yang mendapat giliran menyumpit maju ke garis menyumpit
dan mengambil tempat sesuai petunjuk panitia pelaksana
sekaligus membawa peralatan sumpitnya.

Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia


Menuju Indonesia CERIA “Cerdas, Sehat, Bugar & Insan Berbudaya”
- Atlet yang akan menyumpit akan didampingi oleh seorang juri
yang bertugas sebagai pencatat nilai/score yang diperoleh.
- Atlet yang mendapat giliran menyumpit sebelum memulai seri
pertama baik dalam posisi berdiri maupun posisi jongkok
diperkenankan untuk mencoba menyumpit ke papan sasaran
sebanyak 10 (sepuluh) anak sumpit.
- Wasit akan memberitahu bahwa waktu yang tersedia untuk
mencoba telah cukup yang berarti atlet harus bersiap untuk
bertanding.
- Setelah atlet atau regu yang mendapat giliran bertanding “siap”
maka wasit akan membunyikan lapri/peluit panjang satu kali
sebagai isyarat bersedia yang akan diikuti peluit pendek tanda
atlet mulai menyumpit.
- Waktu yang tersedia untuk 1 (satu) seri perlombaan adalah 5
(lima) menit.
- Apabila didalam memyumpit atlet mengalami gangguan pada
alat sumpitnya (macet) hingga peluit tanda berhenti dibunyikan
oleh wasit dan atlet tersebut belum menghabiskan 10 (sepuluh)
anak sumpitnya maka yang akan dihitung nilainya adalah total
angka dari sejumlah anak sumpit yang telah dilepaskan oleh
atlet tersebut.
- Setiap Atlet diperkenankan hanya melepaskan 10 (sepuluh)
anak sumpit dalam setiap seri pertandingan. Apabila ada atlet
yang melepaskan lebih dari 10 (sepuluh) anaksumpit maka nilai
yang diambil hanyalah nilai dari 10 (sepuluh) anak sumpit,
sedangkan selebihnya akan dihilangkan dan yang dihilangkan
adalah nilai anak sumpit yang paling tinggi.
- Pada saat juri pencatat mencatat nilai dipapan sasaran, atlet
diperkenankan ikut maju ke papan sasaran dengan catatan atlet
harus tetap berada dibelakang juri pencatat hingga
diperkenankan untuk mencabut anak sumpitnya, setelah juri
pencatat selesai mencatat.
- Didalam mencatat nilai juri akan mencatat nilai dari angka yang
lebih tinggi dan seterusnya menurun hingga angka terendah dari
kesepuluh anak sumpit yang dilepaskan atau yang menancap
dipapan sasaran.
- Nilai yang diperoleh oleh setiap anak sumpit adalah sesuai
dengan angka/nilai lingkaran yang ditancapi oleh anak sumpit
tersebut. Dan apabila ada anak sumpit yang menancap
menyentuh garis lingkaran maka nilai yang diperoleh anak
sumpit adalah lingkaran yang lebih tinggi. Dalam hal yang
meragukan maka keputusan juri adalah mutlak.

Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia


Menuju Indonesia CERIA “Cerdas, Sehat, Bugar & Insan Berbudaya”
- Apabila terjadi anak sumpit menancap pada gabus anak sumpit
terdahulu pada papan sasaran hingga berkelok kelingkaran
lainnya maka nilai yang diambil adalah nilai dari anak sumpit
yang ditancapi gabusnya tadi.
- Atlet diperkenankan untuk mencatat atau mengecek nilai yang
dicatat oleh juri pencatat.
- Setelah selesai atlet mundur kembali ke garis menyumpit untuk
memasuki seri berikutnya, baik dalam posisi berdiri maupun
posisi jongkok. Demikian hingga seri ke 3 (tiga) posisi dalam
pertandingan dan pada akhir seri ke 3 (tiga) pada posisi jongkok
selesai atlet/penyumpit mundur dan terus keluar untuk
digantikan oleh penyumpit giliran berikutnya.
- Dalam posisi jongkok, tata laksana dan ketentuan perlombaan
akan sama seperti dalam posisi berdiri. Hanya cara si penyumpit
dalam bertanding yang berubah dari cara berdiri tegak, menjadi
penyumpit dengan cara jongkok/merendah dengan posisi lutut
menyentuh tanah.
- Selama perlombaan berjalan semua atlet harus berada ditempat
dan apabila gilirannya untuk bertanding dan dipanggil ternyata
ada atlet yang tidak berada ditempat atau tidak hadir hingga
perlombaan dimulai maka atlet tersebut gugur atau W.O,
- Atlet yang sengaja melakukan tindakan melanggar ketentuan
dan peraturan lainnya yang dapat mengganggu ketertiban di
lapangan dan jalannya pertandingan dapat di diskualifikasi.
- Semua Atlet wajib mengetahui dan mematuhi semua ketentuan
dan peraturan yang ada.
- Hal-hal yang dianggap perlu dan belum termuat didalam
peraturan atau ketentuan ketentuan ini dapat
dilaksanakan/ditetapkan kemudian berdasarkan kesepakatan
bersama.

f. Pemenang
Penentuan pemenang ditentukan berdasarkan total nilai/score
posisi berdiri dan posisi jongkok dalam setiap jarak atau seluruh
jarak yang diperlombakan. Apabila terjadi total/nilai score dengan
jumlah sama maka pemenangnya adalah dengan membandingkan
angka-angka yang diperoleh dimulai dari angka 10 (sepuluh) dan
seterusnya kebawah.

g. Pemimpin Pertandingan
Wasit sebaiknya berjumlah 3 (tiga) orang, yang terdiri atas 1 (satu)
orang wasit kepala yang bertugas langsung memimpin

Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia


Menuju Indonesia CERIA “Cerdas, Sehat, Bugar & Insan Berbudaya”
pertandingan, wasit kepala ini dilengkapi dengan peluit. Dua orang
pembantu wasit bertugas mengawasi jalannya pertandingan. 1 wasit
untuk pencatat hasil dari sumpitan masing-masing peserta

5. GASING
a. Lapangan dan Peralatan
Lapangan gasing adu pukul dan berajaan adalah lapangan tanah liat
keras atau lapangan beraspal, berbentuk persegi panjang berukuran
8m X 8m dengan lingkaran putih bergaris (dicat warna terang),
dengan diameter sbb (gambar terlampir);
a) Lingkaran dalam berdiameter 0,5 m
b) Lingkaran tengah berdiameter 1 m
c) Lingkaran luar berdiameter 5 m.

Sedangkan untuk pertandingan dalam kategori adu putar/turai


lapangan beralaskan papan plywood tebal 12 mm berbentuk
lingkaran dengan diameter 3m (gambar terlampir).

Lapangan Gasing Kategori Adu pukul


Panjang = 8 M
Lebar = 8 M
5M
1M

0,5 M

Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia


Menuju Indonesia CERIA “Cerdas, Sehat, Bugar & Insan Berbudaya”
Lapangan gasing kategori turai/Putar

3M

b. Peralatan
1). Ukuran gasing adu pukul dan berajaan sebagai berikut :
a) Diameter lingkaran + 9 cm
b) Tinggi gasing minimum 8 Cm , maksimum 12 Cm
c) Berat dan bentuk bebas
2) Ukuran gasing beturai/ putar sebagai berikut :
a) Diameter lingkaran + 9 cm
b) Tinggi,berat dan bentuk gasing bebas
3) Tali Gasing terbuat dari daun pandan,rami,kulit kayu, yg dipintal
menjadi tali. Panjang dan besar tali disesuaikan dengan
kebutuhan gasing dan pemakaiannya, serta pangkal tali tersebut
agak lebih besar berangsur angsur mengecil sampai ke ujung tali.

c. Jenis Perlombaan
Sistem pertandingan yang digunakan adalah system gugur dengan
kategori :
1. Kategori adu pukul beregu
2. Kategori adu turai/ putar perorangan

d. Cara Bermain Kategori adu pukul beregu


1. Sistem pertandingan menggunakan system gugur
2. Wasit akan memanggil pemain pertama, kedua dan seterusnya
dari kedua regu tersebut,dalam hitungan ketiga pemain tidak
ada, maka pemain tersebut kalah WO, dan nilai penuh diberikan
kepada pemain lawan.
3. Untuk menentukan siapa yang jadi pemukul duluan maka
diadakan turai/putar, dengan aba-aba dari wasit.
4. Dalam pertandingan kategori adu pukul beregu, masing masing
regu akan mendapatkan giliran 3 (tiga) kali untuk menjadi
pemasang dan 3 (tiga) kali untuk menjadi pemukul/penyerang.
5. Jika pemasang sudah memutar gasingnya, maka wasit akan
memberikan perintah memukul kepada pemain penyerang/
pemukul, jika dalam hitungan 10 detik tidak dipukul, maka
penyerang tidak mendapatkan nilai
Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia
Menuju Indonesia CERIA “Cerdas, Sehat, Bugar & Insan Berbudaya”
6. Jika seorang pemasang gagal memutar gasingnya dilingkaran
0,5 meter, maka pemain tersebut diberikan kesempatan
memasang maksimal 3 kali. Jika sampai 3 kali gagal dilingkaran
0,5 meter, maka penyerang mendapatkan nilai penuh.
7. Begitu seterusnya sampai pemain ketiga

e. Cara bermain kategori adu putar/ beturai


1. Sistem pertandingan yang digunakan system gugur.
2. Wasit memanggil pemain utk memasuki arena pertandingan,
jika sampai hitungan ketiga tidak datang, maka pemain yang
sudah datang lebih dulu, otomatis keluar sebagai pemenang.
3. Dalam pertandingan adu putar/turai maka setiap peserta akan
mendapatkan giliran sebanyak 1 (satu) kali untuk memutar
gasingnya, setelah mendapat aba-aba dari wasit.
4. Gasing yang mutarnya paling lama, dialah pemenangnya

f. Cara bermain kategori adu pukul berajaan


1. Sistem pertandingan ini menggunakan system gugur
2. Kategori berajaan adalah bertanding untuk memperebutkan
posisi raja, menteri dan hulubalang dengan waktu bermain 15
menit,
3. Untuk menentukan siapa yang menjadi raja,menteri dan
hulubalang, maka diadakan turai/putar, setelah mendapatkan
aba-aba dari wasit
4. Pemenang pertama menjadi raja, pemenang kedua menjadi
menteri dan pemenang ketiga menjadi hulubalang.
5. Selanjutnya hulubalang memasang gasingnya, dipukul oleh
menteri :
Ø Jika menteri menang, menteri akan dipukul oleh raja, raja
menang turai, maka posisi tidak berubah
Ø Jika menteri kalah turai, hulubalang naik menjadi menteri,
raja tetap.
Ø Jika menteri kalah, raja juga kalah turai, maka hulubalang
naik menjadi menteri, menteri turun jadi hulubalang,
diadakan pertandingan dari awal lagi.
Ø Penentuan posisi raja, menteri, hulubalang, dinilai dari akhir
pertandingan.

g. Kriteria Penilaian & Pemenang


1. Didalam pertandingan gasing adu pukul beregu dan berajaan,
sistem penilaiannya adalah dengan menjumlahkan nilai yang
diperoleh dari semua anggota regu pemukul.

Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia


Menuju Indonesia CERIA “Cerdas, Sehat, Bugar & Insan Berbudaya”
2. Pemenang pertandingan adalah regu yang memperoleh nilai
tertinggi/terbanyak.
3. Sasaran penilaian adalah perkenaan pukulan, dimana gasing
pemukul wajib mengenai gasing pemasang jika gasing pemukul
kena tanah dahulu baru kena gasing pemasang, maka pemukul
dianggap gagal, dan dilanjutkan ke pemukul kedua.
4. Penilaian dilakukan dengan cara sbb:
a. Pemukul berhasil memukul gasing pemasang sampai keluar
dari lingkaran melewati garis 5 meter, gasing pemukul masih
didalam lingkaran dalam berdiameter 0,5 meter, maka
pemukul mendapat poin 10
b. Pemukul berhasil memukul gasing pemasang sampai keluar
dari lingkaran melewati garis 5 meter,gasing pemukul masih
didalam lingkaran dalam berdiameter 1 meter, maka pemukul
mendapat poin 8
c. Pemukul berhasil memukul gasing pemasang sampai keluar
dari lingkaran melewati garis 5 meter, gasing pemukul masih
didalam lingkaran dalam berdiameter 5 meter, maka pemukul
mendapat poin 5.
d. Pemukul gagal memukul atau berhasil memukul tetapi gasing
pemasang tidak melewati garis 5 meter, maka pemukul tidak
mendapat poin (0).
e. Pemukul dan pemasang sama- sama keluar dari lingkaran 5
meter, maka keduanya tidak mendapat poin atau 0.
5. Untuk adu putar/ turai, penilaiannya adalah gasing yang terlama
berputarnya tanpa dibatasi oleh waktu, dimulai dari babak
pertama sampai babak final.
6. Sedangkan untuk kategori berajaan penilaian ditentukan saat
waktu pertandingan selesai, dan siapa yang menjadi raja, menteri
dan hulubalang, yaitu:
a. Pemenang pertama adalah yang menjadi raja
b. Pemenang kedua adalah yang menjadi menteri
c. Pemenang ketiga adalah yang menjadi hulubalang.
7. Jika diakhir pertandingan nilai/ score sama, maka akan diadakan
pertandingan penentuan yang diwakili oleh salah seorang dari
anggota regunya masing-masing dalam 3 (tiga) kali adu
putar/pasang dan adu pukul.
h. Selama pertandingan berlangsung untuk kategori pukul beregu,
maka gasing peserta tidak dapat diganti, kecuali gasing rusak.

Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia


Menuju Indonesia CERIA “Cerdas, Sehat, Bugar & Insan Berbudaya”
6. LARI BALOK
a. Lapangan
Lapangan terbuka, rata (rumput, tanah,
semen, maupun aspal). Jalan raya apabila
memungkinkan. Panjang minimum 15 m,
lebar 7 ½ m dibagi 5 garis lintasan masing-
masing 1 ½ m, tebal garis 5 cm.
START/FINISH

7 ½ meter

15 Meter

b. Peralatan
Bahan dari kayu atau balok dimana permukaan tempat berpijak dibuat rata.
Spesifikasi alat sebagai berikut :
1) Bahan : Kayu
2) Ukuran balok :-panjang = 25 cm
-Lebar = 9 cm
-Tinggi/tebal = 4 cm
3) Berat balok : 50 gr – 100 gr
4) Bendera juri : 30 x 30 cm (ukuran tidak mutlak)

c. Pemain
1) Permainan lari balok dilakukan secara etafet berkelompok 4 orang pemain
dalam satu regu
2) Permainan lari balok bisa dimainkan oleh laki-laki maupun perempuan atau
beregu campuran (2 orang pemain putra dan 2 orang pemain putri)

Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia


Menuju Indonesia CERIA “Cerdas, Sehat, Bugar & Insan Berbudaya”
d. Jalannya Permainan
1) Sebelum perlombaan dimulai para peserta / atlet diteliti usianya untuk
menentukan kelompok usianya masing-masing.
2) Setiap peserta / atlet yang akan berlomba diberikan empat potong balok.
3) Peserta / atlet diundi untuk menentukan kelompok seri / urutan perlombaan.
Start dan Finish ditempat yang sama.
4) 2 (Dua) orang permain berada di garis start dan 2 (dua) orang pemain lain di
garis balikan.
5) Sebelum perlombaan dimulai para peserta / atlet duduk jongkok diatas dua
balok di belakang garis start dan kedua tangan menyentuh balok dua lainya
yang terletak dibelakang kedua balok yang diinjak.
6) Aba-aba perlombaan oleh wasit/juri adalah “Bersedia , Siap, Ya !!.
7) Pada saat aba-aba Bersedia, seluruh pemain berdiri diatas balok masing-
masing, aba-aba Siap seluruh pemain jongkok dan berpijak serta kedua
tangan memegang diatas balok balok tersebut. Aba-aba Ya Pemain mulai
jalannya perlombaan.
8) Pada saat bermain seluruh pemain harus berjalan menuju garis balikan dan
seluruh balok harus keluar dari lintasan pertandingan. Apabila pemain pertama
telah sampai ke pemain kedua maka pemain kedua melanjutkan permainan ke
pemain ketiga. Selanjutnya pemain ketiga berjalan menuju pemain keempat
dan pemain ke empat berlari menuju ke garis finish.
9) Para peserta / atlet dinyatakan gugur apabila :
• Salah satu kaki menginjak tanah dan sama sekali tidak ada
kontak/hubungan dengan balok.
• Salah satu tangan atau kedua tangan sama sekali tidak ada
kontak/hubungan dengan balok.
• Dengan sengaja mengganggu peserta / atlet lain.
• Balok peserta tidak keluar dari area lintasan pertandingan
• Keluar dari lintasanya.
10) Regu dianggap menyelesaikan perlombaan, apabila 4 (empat) orang pemain
dari setiap regu telah menyelesaikan lari balok.

Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia


Menuju Indonesia CERIA “Cerdas, Sehat, Bugar & Insan Berbudaya”
e. Penentuan Pemenang
Pemenang ditentukan berdasarkan peserta / atlet yang paling dahulu mencapai
garis finish (dengan ketentuan keempat balok telah melewati garis finish).

f. Petugas
Petugas perlombaan terompah panjang pertugas terdiri dari :
1) Juri Keberangkatan = 1 orang
2) Juri Balikan = 1 orang
3) Pengawas Keberangkatan dan Kedatangan = 2 orang
4) Pengawas Lintasan = 5 orang
5) Petugas Pemanggil peserta = 1 orang
6) Petugas Sekretariat pendaftaran peserta = 2 orang

g. Petunjuk Perwasitan
Untuk melancarkan jalannya permainan terompah panjang, diperlukan petugas
sebagai juri pemberangkatan, juri balikan, pengawas keberangkatan dan
kedatangan, pengawas lintasan, petugas pemanggil peserta serta pencatat
peserta. Dengan tugas sebagai berikut :
1) Juri Pemberangkatan bertugas :
a) Memberi aba-aba pada pemberangkatan peserta/regu dengan
mempergunakan bendera start atau peluit
b) Sebelum start dimulai, juri pemberangkatan memanggil peserta untuk
berdiri di belakang garis start dalam lintasan masing-masing
c) Mengingatkan balok peserta tidak menginjak atau melewati garis start.
d) Dalam memberikan aba-aba, juri pemberangkatan mengambil tempat
sejajar atau disamping kiri peserta
e) Aba-aba diberikan adalah : “ Bersedia..., siap...., ya.. “ atau kata “ya”
diganti dengan suara Peluit atau kibaran bendera start.
f) Juri pemberangkatan dapat menentukan sah atau tidak sah start yang
dilakukan oleh setiap peserta apabila balok peserta sudah memasuki
lintasan perlombaan terlebih dahulu
g) Juri pemberangkatan mengawasi jalannya permainan dari start sampai
ke garis finish sampai dengan selesai permainan itu selesai.
h) Juri lintasan memutuskan pemenang pada saat selesai perlombaan.

2) Juri Balikan bertugas :


a) Pada saat pertandingan di mulai juri lintasan membantu juri pengawas
untuk melihat lintasan peserta yang bermain.
b) Juri balikan mengawasi peserta pada saat pergantian pemain dan pada
saat peserta naik ke atas balok.

Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia


Menuju Indonesia CERIA “Cerdas, Sehat, Bugar & Insan Berbudaya”
c) Juri lintasan berhak untuk mendiskualifikasi peserta yang tidak
melakukan dengan sempurna
3) Pengawas Keberangkatan dan Kedatangan
a) Sebelum pertandingan dimulai Pengawas keberangkatan dan
kedatangan memanggil para peserta untuk berdiri sesuai dengan
lintasan masing-masing.
b) Pengawas Keberangkatan dan Kedatangan membantu juri
pemberangkatan untuk mengawasi peserta agar tidak memasuki
lintasan pada saat awal permainan. Apabila memasuki maka pengawas
berhak untuk mengeluarkan balok dari lintasan perlombaan.
c) Pengawas Keberangkatan dan Kedatangan membantu mememutuskan
juri pemberangkatan memutuskan peserta yang melewati garis finish
terlebih dahulu, namum pemutusan akhir berada di juri pemberangkatan
4) Pengawas Lintasan bertugas untuk :
a) Mengawasi pemain dari setiap regu dari masing-masing lintasan selama
permainan berlangsung
b) Pengawas lintasan memegang bendera warna hijau di sebelah kanan
dan di bendera warna merah di sebelah kiri.
c) Sebelum start dimulai, pengawas lintasan berdiri dibelakang pemain dari
setiap regu
d) Pada saat aba-aba “ya” pengawas lintasan mengangkat bendera hijau
dan mengikuti pemain pada saat menjalankan balok dari belakangnya
dengan jarak 1 meter dibelakang pemain. Bendera hijau terus diangkat
apabila pemain masih terus berjalan.
e) Apabila ditengah jalan peserta melakukan pelanggaran terdapat satu
kaki pemain menginjak tanah, kedua kaki tidak kontak dengan balok,
kedua kaki dalam satu balok, kaki dan tangan dalam satu balok maka
dinyatakan pelanggaran/diskualifikasi. Lalu pengawas lintasan maju
kedepan pemain lalu mengangkat bendera merah sebagai tanda
pemain tersebut di diskualifikasi.
f) Apabila peserta terjadi pelanggaran maka pengawas lintasan
mengangkat bendera merah keatas dan bendera hijau menunjuk
pemain.
5) Petugas pemanggil peserta bertugas :
a) Memanggil peserta dan menentukan posisi lintasannya
b) Mengumumkan pada setiap babak/seri 2 (dua) regu yang berhak
mengikuti babak berikutnya.
6) Petugas kesekretariatan bertugas :
a) Daftar ulang peserta yang telah hadir
b) Menyerahkan dan mengambil pada official daftar nama pemain
c) mengisi hasil perlombaan pada bagan perlombaan

Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia


Menuju Indonesia CERIA “Cerdas, Sehat, Bugar & Insan Berbudaya”
BAB V
PENUTUP

Buku Petunjuk Teknis (Juknis) ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagai
acuan dalam penyenggaraan, bagi panitia penyelenggara dan stakeholder
dalam mengikuti dan melaksanaan kegiatan ini.

Juknik ini dibuat untuk mempermudah dan menyatukan pemahaman yang


sama antar panitia penyelenggara dan para stakeholder dalam
penyelanggaraan ini.

Peraturan yang belum tercantum/tertuang dalam petunjuk teknis ini akan diatur
dalam peraturan tambahan untuk bahan masukan di event-event berikutnya.

Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia


Menuju Indonesia CERIA “Cerdas, Sehat, Bugar & Insan Berbudaya”

Anda mungkin juga menyukai