Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN GANGGUAN SIKLUS

MENSTRUASI PADA REMAJA : STUDI LITERATURE REVIEW

The Relationship between Anxiety Levels and Menstrual Cycle Disorders in Adolescents
girls: A Literature Review Study

Dian Eka Kartikasarti1, Noer Saudah2, Tri Peni3


1)
Mahasiswa S1 Keperawatan STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto
2)
Dosen Keperawatan STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto
3)
Dosen Keperawatan STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto
Email: dianeka_kartikasari@gmail.com

ABSTRAK

Remaja putri pada masa pubertas mempunyai beberapa masalah meliputi


perkembangan sikap, perubahan fisik, kondisi siklus menstruasi, jerawat, kegemukan dan
penyakit. Kebanyakan perempuan yang sedang mengalami ketidakteraturan siklus
menstruasi rentan sekali terhadap depresi karena situasi tersebut menimbulkan ketidakpastian
yang mengakibatkan kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
tingkat kecemasan dengan gangguan siklus menstruasi pada remaja putri. Desain penelitian
menggunakan literature riview. Prosedur pengumpulan data dengan menggunakan organize,
synthesize, identify, dan formulate. Jurnal yang dikaji sebanyak 10 jurnal yang diambil dari
Portal Garuda, Google Schoolar, Proquest, dan Atlantis Press dengan menggunakan kata
kunci “kecemasan” dan “gangguan siklus menstruasi” untuk jurnal nasional dan “anxiety”
and “menstrual cycle disorders” untuk jurnal internasional. Rentang waktu yang digunakan
adalah 2017-2021. Hasil review jurnal menunjukkan bahwa tingkat kecemasan yang dialami
remaja mulai dari tidak ada kecemasan sampai dengan kecemasan berat, dan sebagian besar
mengalami gangguan siklus menstruasi. Hasil analisa jurnal menunjukkan ada hubungan
tingkat kecemasan dengan gangguan siklus menstruasi pada remaja putri. Hal ini disebabkan
karena pusat pengatur kecemasan di otak sangat dekat dengan pusat pengaturan menstruasi.
Stimulasi stresor psikososial menyebabkan jaringan saraf di otak ikut memberikan sinyal
bahwa ada sesuatu yang salah dan membutuhkan perhatian segera yang akan menstimulasi
mekanisme hormonal. Pengeluaran releasing hormon sangat dipengaruhi oleh mekanisme
umpan balik estrogen pada hipotalamus untuk selanjutnya mempengaruhi proses menstruasi.

Kata kunci : kecemasan, gangguan siklus menstruasi, remaja putri

ABSTRACT

Adolescent girls during puberty have several problems including the development of
attitudes, physical changes, menstrual cycle conditions, acne, obesity and disease. Most
women who are experiencing menstrual cycle irregularities are very susceptible to
depression because the situation creates uncertainty that causes anxiety. This study aimed to
determine the relationship between anxiety levels and menstrual cycle disorders in
adolescent girls. The research design used literature review. Data collection procedure used
organisizing, synthesize, identify, and formulate. The journals studied were 10 journals taken
from the Garuda Portal, Google Schoolar, Proquest, and Atlantis Press using the keywords
"anxiety" and "menstrual cycle disorders" for national journals and "anxiety" and
1
"menstrual cycle disorders" for international journals. The time span used was 2017-2021.
The results of a journal review suggested that the level of anxiety experienced by adolescents
ranges from no anxiety to severe anxiety, and most of them experience menstrual cycle
disorders. The results of the journal analysis suggested that there was relationship between
anxiety levels and menstrual cycle disorders in adolescent girls. This is because the anxiety
control center in the brain is very close to the center for regulating menstruation.
Stimulation of psychosocial stressors causes neural networks in the brain to also signal that
something is wrong and requires immediate attention which will stimulate hormonal
mechanisms. The release of releasing hormones is strongly influenced by the feedback
mechanism of estrogen in the hypothalamus which in turn affects the menstrual process.

Keywords: anxiety, menstrual cycle disorders, adolescent girls

PENDAHULUAN

Remaja putri pada masa pubertas 2013 yang berusia 15-19 tahun sebanyak
mempunyai beberapa masalah meliputi 10.729.820 orang dan yang berusia 20-24
perkembangan sikap, perubahan fisik, tahun sebanyak 10.453.214 orang. Menurut
kondisi siklus menstruasi, jerawat, Peraturan Menteri Kesehatan RI nomer 24
kegemukan dan penyakit. Perdarahan tahun 2014 remaja adalah penduduk dalam
dalam masa pubertas jarang datang teratur rentang usia 10-19 tahun di Indonesia
seperti pada masa dewasa. Menstruasi menurut sensus penduduk 2010 sebanyak
merupakan perdarahan yang terjadi secara 43,5 juta atau sekitar 18% dari jumlah
teratur dari uterus yang mana menandakan penduduk (Profil Kesehatan Indonesia,
bahwa organ kandungan telah berfungsi 2013).
matang. Pada umumnya, remaja Dilaporkan bahwa perkiraan
mengalami menstruasi pada usia 12 sampai gangguan kecemasan pada dewasa muda di
dengan 16 tahun. Periode ini akan Amerika adalah sekitar 42 juta atau sekitar
mengubah perilaku dari beberapa aspek, 8,1% orang hidup dengan gangguan
misalnya kecemasan dan lainnya. kecemasan, seperti gangguan panik,
Ketidakteraturan siklus menstruasi dapat gangguan obsesiv-kompulsif, gangguan
menimbulkan keresahan pada diri remaja stress pasca trauma, gangguan kecemasan
itu sendiri (Proverawati, 2009). umum dan phobia, sedangkan gangguan
Kebanyakan perempuan yang sedang kecemasan terkait jenis kelamin dilaporkan
mengalami ketidakteraturan siklus bahwa prevalensi gangguan kecemasan
menstruasi rentan sekali terhadap depresi seumur hidup pada wanita sebesar 60%
karena situasi tersebut menimbulkan lebih tinggi dibandingkan pria (Akbar,
ketidakpastian yang mengakibatkan 2015).
kecemasan (Surbakti, 2010). Berdasarkan data National Institute
Di dunia diperkirakan kelompok of Mental Healt (2005) di Amerika Serikat
remaja berjumlah 1,2 milyar atau 18% dari terdapat 40 juta orang mengalami
jumlah penduduk dunia (WHO, 2014). gangguan kecemasan pada usia 18 tahun
Menurut profil kesehatan Indonesia tahun sampai pada usia lanjut. Di Indonesia
2013 menunjukkan bahwa jumlah jumlah remaja putri yang mengalami
penduduk perempuan Indonesia pada tahun

2
gangguan kecemasan sebesar 20% (Putri, produksinya di nukleus arkuata. Proses ini
2007). kemungkinan terjadi melalui penambahan
Data penelitian tentang gangguan sekresi opioid endogen. Peningkatan CRH
menstruasi di dunia yang dilakukan oleh akan menstimulasi pelepasan endorfin dan
Verma et. al. (2011) tentang pola adrenocorticotropic hormone (ACTH) ke
menstruasi pada siswi remaja menyatakan dalam darah. Peningkatan kadar ACTH
sebanyak 50,6 % mengalami dismenore akan menyebabkan peningkatan pada kadar
dan 22,9 % memiliki pola menstruasi yang kortisol darah. Pada wanita dengan gejala
tidak teratur. Hasil penelitian Cakir et. al. amenore hipotalamik menunjukkan
dalam Sianipar dll (2009) menunjukkan keadaan hiperkortisolisme yang
bahwa dismenorea merupakan gangguan disebabkan adanya peningkatan CRH dan
menstruasi dengan prevalensi terbesar ACTH. Hormon-hormon tersebut secara
(89,5%), diikuti ketidakteraturan siklus langsung dan tidak langsung menyebabkan
menstruasi (31,2%), serta perpanjangan penurunan kadar GnRH, pada jalan ini
durasi menstruasi (5,3%). Tidak maka kecemasan menyebabkan gangguan
didapatkan responden yang mengalami siklus menstruasi. Dari yang tadinya siklus
gangguan volume menstruasi. Di antara menstruasinya normal menjadi
responden dengan gangguan lain yang oligomenorea atau polimenorea. Gejala
berhubungan dengan menstruasi, sindrom klinis yang timbul ini tergantung pada
pramenstruasi merupakan yang paling derajat penekanan pada GnRH. Gejala-
banyak dialami (75,8 %). Terdapat gejala ini umumnya bersifat sementara dan
hubungan antara usia, kelas, dan aktivitas biasanya akan kembali normal apabila
fisik dengan gangguan menstruasi kecemasan yang ada bisa diatasi, panjang
(Sianipar dll, 2009). pendeknya siklus menstruasi ini
Dalam pengaruhnya terhadap siklus dipengaruhi oleh usia, berat badan,
menstruasi, kecemasan melibatkan sistem aktivitas fisik, tingkat kecemasan, genetik
neuroendokrinologi sebagai sistem yang dan gizi (Octaria, 2009).
besar peranannya dalam reproduksi wanita. Faktor-faktor yang dapat
Gangguan pada siklus menstruasi ini menyebabkan gangguan siklus menstruasi
melibatkan mekanisme regulasi intergratif (Gharravi, 2009) adalah gangguan
yang mempengaruhi proses biokimia dan hormonal, status gizi, tinggi rendahnya
seluler seluruh tubuh termasuk otak dan Indeks Massa Tubuh (IMT), dan tingkat
psikologis. Pengaruh otak dalam reaksi stress / kecemasan. Dampak dari gangguan
hormonal terjadi melalui jalur siklus menstruasi seperti perdarahan rahim
hipotalamus-hipofisis-ovarium yang menyimpang, perdarahan diluar
meliputi multiefek dan mekanisme kontrol menstruasi. Pada kelainan anatomis terjadi
umpan balik. perdarahan diantaranya pada mulut rahim
Pada keadaan cemas terjadi aktivasi (keganasan, perlukaan, atau polip). Pada
pada amygdala pada sistem limbik. Sistem badan rahim (mioma uteri [tumor rahim]),
ini akan menstimulasi pelepasan hormone pada lapisan dalam rahim keguguran atau
dari hipotalamus yaitu corticotropic penyakit troboblast, keganasan. Sedangkan
releasinghoremon (CRH). Hormon ini pada kelainan dapat berupa kehamilan tuba
secara langsung akan menghambat sekresi (diluar kandungan) radang saluran telur
GnRH hipotalamus dari tempat sampai keganasan tuba (Manuaba, 2009).
3
Upaya penanganan untuk mengatasi
kecemasan pada gangguan siklus METODE PENELITIAN
menstruasi khususnya pada remaja dengan Desain penelitian menggunakan
cara terapkan hidup sehat dengan pola literature riview. Prosedur pengumpulan
makan gizi seimbang, jaga berat badan data dengan menggunakan organize,
tetap ideal, istirahat yang cukup, belajar synthesize, identify, dan formulate. Jurnal
untuk mengelola stress, dan olahraga yang dikaji sebanyak 10 jurnal yang
teraturdengan demikian kecemasan bisa diambil dari Portal Garuda, Google
teratasi guna menjaga kesehatan reproduksi Schoolar, Proquest, dan Atlantis Press
pada remaja. Peran perawat yaitu dengan menggunakan kata kunci
memberikan pendidikan kesehatan serta “kecemasan” dan “gangguan siklus
konseling mengenai kesehatan reproduksi menstruasi” untuk jurnal nasional dan
remaja yang didalamnya termasuk “anxiety” and “menstrual cycle disorders”
gangguan siklus menstruasi. Perawat juga untuk jurnal internasional. Rentang waktu
dituntut untuk menyampaikan informasi yang digunakan adalah 2017-2021.
dengan jelas, benar, dan tepat.

HASIL PENELITIAN

Tabel 1 Jurnal Yang Relevan

No Author / Tujuan Metode Outcome Recourse


Journal penelitian
1. Hubungan Untuk Desain Berdasarkan hasil Google
tingkat mengetahui Analitik penelitian Schoolar.
kecemasan hubungan korelasi dengan menunjukkan bahwa
dengan tingkat pendekatan sebanyak 18,8%
gangguan siklus keecemasan cross sectional. mahasiswi Akbid
menstruasi pada dengan mengalami tingkat
mahasiswi gangguan Sampel kecemasan ringan,
tingkat III Akbid siklus 32 mahasiswi. 15,6% mengalami
Abdi Husada menstruasi tingkat kecemasan
Semarang. pada Variabel sedang, 18,8%
mahasiswi Tingkat mengalami tingkat
(Widyah tingkat III kecemasan, kecemasan berat, 3,1%
Setiyowati, Tri Akbid Abdi gangguan siklus mengalami tingkat
Mey Husada menstruasi. kecemasan berat/panik,
Suryaningsih, Semarang. 43,8% tidak
2017). Instrumen mengalami tingkat
Kuesioner kecemasan. Sedangkan
HARS mahasiswi yang
mengalami gangguan
siklus menstruasi
sebanyak 59,4% dan
sisanya 40,6% tidak
mengalami gangguan
siklus atau normal.
2. Hubungan Untuk Desain Ada hubungan Portal
antara tingkat mengetahui Korelasional signifikan antara Garuda
4
kecemasan hubungan dengan cross tingkat kecemasan
dengan pola tingkat sectional. dengan pola menstruasi
menstruasi pada kecemasan pada mahasiswa DIII
mahasiswa D3 dengan pola Sampel Kebidanan Tingkat 3
kebidanan menstruasi. 41 siswa Universitas
Tingkat 3 perempuan. Muhammadiyah
Universitas semarang. Hal ini
Muhammadiyah Variabel tersebut terbukti dari
Semarang (Devi Tingkat hasil perhitungan chi-
et al., 2017) kecemasan, square dengan X2
ketidakteraturan hitung 9,805 dan p-
menstruasi. value = 0,007

Instrumen
Kuesioner
HARS.
3. Gangguan siklus Untuk Desain Berdasarkan hasil Google
menstruasi mengetahui Korelatif penelitian ini Schoolar.
akibat aktivitas hubungan dengan menunjukkan bahwa
fisik dan aktivitas fisik pendekatan aktifitas fisik mayoritas
kecemasan. dan cross sectional. berat 26 (40,63%)
kecemasan responden, kecemasan
(Yuni Purwati, pada kejadian Sampel ringan 32 (50%)
Ari Muslikhah, gangguan 64 mahasiswi. responden dan
2020). siklus mayoritas responden
menstruasi. Variabel siklus menstruasi tidak
Aktivitas fisik, teratur 43 (67,2%). Uji
kecemasan, chi-square aktifitas
siklus fisik dengan gangguan
menstruasi. menstruasi ditunjukkan
dengan signifikansi
Instrumen 0,049 < α : 0,05 dan
Kuesioner kecemasan dengan
HARS siklus menstruasi
dihasilkan signifikansi
0,000 < α : 0,05.
Terdapat hubungan
tingkat aktivitas fisik
dan kecemasan pada
gangguan siklus
menstruasi.
4. Hubungan Untuk Desain Setelah dilakukan Google
Antara Tingkat menganalisis Analitik perhitungan didapatkan Schoolar
Kecemasan hubungan korelasi cross nilai p = 0,010 (Ho
Dengan Siklus kecemasan sectional. ditolak karena nilai sig
Menstruasi Pada dengan siklus <0,05) dan nilai
Siswi Kelas Xi menstruasi Sampel Koefisien Kontingensi
Jurusan 87 siswa = 0,308. Hal ini berarti
Akuntansi SMK bahwa ada hubungan
I Pancasila Variabel secara positif antara
Ambulu Jember Kecemasan dan tingkat kecemasan
(Satria et al., Siklus dengan siklus
2017) Menstruasi menstruasi pada siswi
kelas XI jurusan
Instrumen akuntansi SMK I
5
Kuesioner Ambulu-Jember.
HARS
5. Hubungan Untuk Desain Berdasarkan hasil dari Google
aktivitas fisik menganalisis Analitik penelitian ini Schoolar
dan tingkat hubungan korelasi dengan menunjukkan bahwa
kecemasan aktivitas fisik pendekatan sebagian besar
dengan dan tingkat cross sectional responden berusia 19
gangguan siklus kecemasan study. tahun dan berasal dari
menstruasi pada dengan Jawa. Sebagian besar
mahasiswi. gangguan Sampel responden mengalami
siklus 83 mahasiswi. gangguan menstruasi
(Muslimahtun menstruasi. (85,5%), aktivitas fisik
Baadiah, Sri Variabel dalam kategori ringan
Winarni, Atik Aktivitas fisik (53,0%) dan
Mawarni, Cahya dan tingkat mengalami tingkat
Tri Purnami, kecemasan, kecemasan ringan
2021). gangguan siklus (60,2%).
menstruasi.

Instrumen
Kuesioner
HARS
6. Hubungan untuk Desain Tingkat kecemasan di Proquest.
Tingkat mengetahui Analitik remaja putri asrama al
Kecemasan hubungan korelasi dengan – hidayah pondok
Dengan Siklus tingkat pendekatan pesantren kedunglo
Keterlambatan kecemasan cross sectional Kediri, sebagian besar
Menstruasi dengan siklus adalah termasuk
Remaja. keterlambatan Populasi kategori kecemasan
(Utami & menstruasi 80 perempuan sedang yaitu sebanyak
Rosiyanti, 2020) remaja 46 responden (57,5%).
Instrumen Siklus menstruasi
Formulir, remaja putri asrama al
kuesioner – hidayah pondok
HARS pesantren kedunglo
kediri, sebagian besar
termasuk kategori
teratur yaitu sebanyak
46 responden (57,5 %).

7. Tingkat Untuk Desain: Berdasarkan hasil Portal


Kecemasan mengetahui Study cross analisis didapatkan Garuda
terhadap hubungan sectional. hasil responden yang
Ketidateraturan kecemasan tidak memiliki
Siklus dengan siklus Sampel: gangguan kecemasan
Menstruasi pada menstruasi. 100 siswa dengan siklus
Santriwati di menstruasi teratur
SMA IT Darul Variabel: sebanyak 21
Mukhtarin Tingkat santriwati (52,5%),
Tahun 2020 kecemasan dan responden yang tidak
(Nuryanah & siklus
mengalami
Nuryani, 2021) menstruasi
kecemasan dengan
Instrumen:
siklus menstruasi
tidakteratratur
6
Kuesioner sebanyak 19
HARS responden (47,5%),
responden yang
Analisa: Chi mengalami
Square kecemasan ringan
dengan siklus
menstruasi teratur
sebanyak 10
santriwati (29,4%),
responden yang
mengalami
kecemasan ringan
dengan siklus
menstruasi
tidakteratratur
sebanyak 24
responden (70,6%),
responden yang
mengalami
kecemasan sedang
dengan siklus
menstruasi teratur
sebanyak 4 santriwati
(17,4%), responden
yang mengalami
kecemasan sedang
dengan siklus
menstruasi
tidakteratratur
sebanyak 19
responden (82,6%.),
responden yang
mengalami
kecemasan berat
dengan siklus
menstruasi
tidakteratratur
sebanyak 3 responden
(3,0%).
8. Anxiety On Mengetahui Desain Responden yang Google
Dealing Final tentang Cross sectional mengalami kecemasan schoolar.
Examination As Kecemasan study. sedang hampir
Determinant sebagai semuanya mengalami
Changes Of The penentu Variabel siklus menstruasi yang
Menstrual Cycle perubahan Kecemasan dan normal, dan dari
To Female siklus sikslus responden yang
Students menstruasi menstruasi mengalami kecemasan
(Wahyuningrum, pada berat hampir
2018) mahasiswa Instrumen seluruhnya mengalami
Program Studi Kuesioner oligomenore. Dari hasil
Kebidanan HARS uji Chi-Square
Bina Sehat didapatkan = 0,003
PPNI Analisis maka p < (0,05).

7
Lembaga Chi Square Berarti H0 ditolak,
Ilmu artinya kecemasan
Kesehatan menghadapi ujian akhir
Mojokerto sebagai penentu siklus
menstruasi pada
mahasiswi DIII
Kebidanan Tingkat III
Bina Sehat PPNI
Institut Ilmu Kesehatan
Mojokerto
9. Hubungan Untuk Desain Berdasarkan penelitian Google
tingkat mengetahui Analitik ini menunjukkan schoolar.
kecemasan hubungan korelasional bahawa 34,5%
dengan siklus tingkat dengan cross responden mengalami
menstruasi pada kecemasan sectional. ‘kecemasan sedang’
mahasiswi dengan siklus dengan 52,4%
semester VIII di menstruasi Sampel responden mengalami
Universitas. pada 84 orang. ‘siklus menstruasi
mahasiswi tidak teratur’. Uji Chi-
(Siti Solihat semester VIII Variabel Square menunjukkan
Holida, Enur di seluruh Tingkat nilai signifikan ρ =
Maulani, 2019). fakultas kecemasan, 0,034 < (0,05).
Universitas. siklus Penelitian
menstruasi. menunjukkan
Instrumen hubungan antara
Kuesioner tingkat kecemasan
HARS dengan siklus
menstruasi memiliki
tingkat hubungan
rendah.
10. Gambaran siklus Untuk Desain Berdasarkan hasil Google
menstruasi mengetahui Cross sectional penelitian ini schoolar.
dilihat gambaran menunjukkan bahwa
berdasarkan siklus Sampel tingkat kecemasan
tingkat menstruasi 95 responden pada siswi MAN 1
kecemasan pada dilihat Kota Madiun paling
siswi MAN 1 berdasarkan Instrumen banyak mempunyai
Kota Madiun. tingkat Kuesioner tingkat kecemasan
kecemasan HARS. ringan dengan jumlah
(Cintika Yorinda pada siswi 58 siswi (61,1%),
Sebtalesy, 2019). MAN 1 Kota tingkat kecemasan
Madiun. sedang sejumlah 26
siswi (27,4%), tidak
ada kecemasan
sejumlah 9 siswi
(9,5%) dan tingkat
keceasan berat ada 2
siswi (2,1%).
Mayoritas memiliki
siklus menstruasi
teratur yaitu sejumlah
52 siswi (54,7%) dan
memiliki siklus tidak
teratur dengan jumlah
43 siswi (45,3%).
8
HASIL PENELITIAN

Tabel 1 Tingkat Kecemasan


Peneliti 1 Peneliti 2 Peneliti 3 Peneliti 4 Peneliti 5 Peneliti 6 Peneliti 7 Peneliti 8 Peneliti 9 Peneliti 10 Total
Tingkat
Kecemasan
f % F % f % f % f % f % F % f % f % F % f %
Tidak ada
14 43,8 0 0 24 37,5 0 0 2 2,4 5 6,2 40 40,0 0 0 0 0 9 9,5 94 13,5
kecemasan
Kecemasan
6 18,8 17 41,5 32 50,0 6 6,9 50 60,2 17 21,3 34 34,0 5 17,9 33 38,9 58 61,1 258 37,2
ringan
Kecemasan
5 15,6 16 39,0 6 9,4 34 39,1 18 21,7 46 57,5 23 23,0 16 57,1 30 34,5 26 27,4 220 31,7
sedang
Kecemasan
6 18,8 8 19,5 2 3,1 47 54,0 11 13,3 12 15 3 3,0 7 25 21 17,6 2 2,1 119 17,1
berat
Panik 1 3,1 0 0 0 0 0 0 2 2,4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0,5

Jumlah 32 100,0 41 100 64 100 87 100 83 100 80 100 100 100 28 100 84 100 95 100 694 100,0

Berdasarkan hasil review 10 jurnal menunjukkan bahwa responden yang paling banyak mengalami kecemasan ringan yaitu 258

responden (37,2%).

Tabel 2 Gangguan Siklus Menstruasi


Gangguan Peneliti 1 Peneliti 2 Peneliti 3 Peneliti 4 Peneliti 5 Peneliti 6 Peneliti 7 Peneliti 8 Peneliti 9 Peneliti Total
Siklus 10
Menstruasi f % f % f % f % f % f % F % f % f % f % f %
Normal 13 40,6 27 65,9 21 32,8 43 49,4 12 14,5 34 42,5 35 70,0 22 78,6 40 47,6 43 45,3 290 41,8
Mengalami 19 59,4 14 34,1 43 67,2 44 50,6 71 85,5 46 57,5 65 30,0 6 22,4 44 52,4 52 54,7
gangguan 404 58,2
32 100,0 31 100 64 100 87 100 83 100 80 100 100 100 28 100 84 100 95 100 694 100,0

Berdasarkan hasil review 10 jurnal menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami gangguan siklus menstruasi yaitu 404

responden (58,2%), dan yang normal (tidak mengalami gangguan menstruasi) yaitu 290 responden (41,8%).
9
Tabel 3 Hubungan tingkat kecemasan seperti faktor predisposisi yang meliputi
dengan gangguan siklus peristiwa traumatik yang dapat memicu
menstruasi terjadinya kecemasan, konflik emosional
Tingkat Gangguan Siklus Total
Kecemasan Menstruasi yang dialami individu, konsep diri
Normal Gangguan terganggu, frustasi, gangguan fisik, pola
F % F % F % mekanisme koping keluarga, riwayat
Tidak ada gangguan kecemasan dalam keluarga,
70 10,1 24 3,5 94 13,5
kecemasan
Kecemasan medikasi, dan faktor presipitasi meliputi
131 18,9 127 18,3 258 37,2
ringan ancaman terhadap integritas fisik,
Kecemasan ketegangan yang mengancam integritas
76 11,0 144 20,7 220 31,7
sedang
Kecemasan fisik, ancaman terhadap harga diri
32 4,6 87 12,5 119 17,1
berat (Suliswati, et al., 2015)
Panik 0 0,0 3 0,4 3 0,5
Kecemasan dipengaruhi oleh faktor
Jumlah 290 41,8 404 58,2 694 100,0
usia remaja sebagai faktor mencari
Hasil tabulasi silang menunjukkan identitas sehingga terjadi perubahan
bahwa responden yang mengalami emosional yang tidak stabil, tugas
kecemasan ringan tidak mengalami pembelajaran di sekolah dan aktivitas
gangguan menstruasi yaitu 131 responden pekerjaan di rumah, merasa tidak mampu
(18,9%), responden yang mengalami menghadapi persoalan-persoalan di dalam
kecemasan sedang mengalami gangguan kehidupan yang dihadapinya sehingga
menstruasi yaitu 144 responden (20,7%), mengakibatkan terjadinya gangguan
dan responden yang mengalami kecemasan psikologis pada diri remaja yaitu
berat tidak mengalami gangguan kecemasan . Hal ini sesuai dengan teori
menstruasi yaitu 87 responden (12,5%). managemen kecemasan, ditandai dengan
Seluruh penelitian didapatkan p value rasa khawatir, takut, sedih, cemas dalam
<0,05, sehingga ada hubungan tingkat dirinya adalah sebagai stressor yang dapat
kecemasan dengan gangguan siklus mengakibatkan meningkatnya kecemasan.
menstruasi. Remaja rentan mengalami kecemasan
PEMBAHASAN karena proses perubahan kejiwaan pada
1. Tingkat Kecemasan masa remaja lebih lambat dari pada
Berdasarkan hasil review 10 jurnal perubahan fisik sehingga ditemukan
menunjukkan bahwa responden yang remaja mempunyai tingkat kecemasan
paling banyak mengalami kecemasan ringan sampai dengan berat. Semakin
ringan yaitu 258 responden (37,2%). bertambahnya usia mekanisme kopingnya
Cemas (ansietas) adalah sebuah akan kecemasan semakin baik karena
emosi dan pengalaman subjektif dari banyaknya pengetahuan yang dimiliki
seseorang atau suatu keadaan yang sehingga lebih dapat mengelola emosinya.
membuat seseorang tidak nyaman dan 2. Gangguan Siklus Menstruasi
terbagi dalam beberapa tingkatan. Jadi, Berdasarkan hasil 10 literatur
cemas berkaitan dengan perasaan yang menunjukkan bahwa sebagian besar
tidak pasti dan tidak berdaya (Holida & responden mengalami gangguan siklus
Maulani, 2019). Ada beberapa faktor yang menstruasi yaitu 404 responden (58,2%),
mempengaruhi kecemasan yaitu faktor dan yang normal (tidak mengalami
umur dan pendidikan, serta faktor lain
10
gangguan menstruasi) yaitu 290 responden menyebabkan anemia. Berdasarkan jurnal-
(41,8%). jurnal tersebut di atas, mayoritas jurnal
Menurut pendapat Prawihardjo, menyebutkan bahwa siklus menstruasi
gangguan siklus haid disebabkan remaja tidak teratur atau mengalami
ketidakseimbangan FSH (Follicle gangguan, gangguan yang dialami antara
Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing lain polimenore dan oligomenore atau
hormone) sehingga kadar estrogen dan pemanjangan dan pemendekan siklus
progesteron tidak normal. Biasanya menstruasi yaitu > 35 hari atau < 21 hari.
gangguan menstruasi yang sering terjadi 3. Hubungan tingkat kecemasan
adalah siklus menstruasi tidak teratur atau dengan gangguan siklus menstruasi
jarang dan perdarahan yang lama atau Hasil tabulasi silang menunjukkan
abnormal, termasuk akibat sampingan yang bahwa responden yang mengalami
ditimbulkannya, seperti nyeri perut, kecemasan ringan tidak mengalami
pusing, mual atau muntah (Wiknjosastro, gangguan menstruasi yaitu 131 responden
2014). Selama siklus menstruasi, peran LH (18,9%), responden yang mengalami
diperlukan untuk memproduksi estrogen kecemasan sedang mengalami gangguan
dan progesteron, untuk berjalannya siklus menstruasi yaitu 144 responden (20,7%),
menstruasi. Pengaruh hormon kortisol dan responden yang mengalami kecemasan
menyebabkan ketidakseimbangan hormon berat tidak mengalami gangguan
tersebut, sehingga siklus menstruasi menstruasi yaitu 87 responden (12,5%).
menjadi tidak teratur (Arini et al., 2020). Seluruh penelitian didapatkan p value <
Faktor yang dapat mempengaruhi 0,05, sehingga ada hubungan tingkat
siklus menstruasi yaitu kadar hormonal, kecemasan dengan gangguan siklus
sistem syaraf, perubahan vaskularisasi, menstruasi.
faktor lain seperti nutrisi dan psikologi Otak dapat terus-menerus mengirim
(Yolandiani et al., 2020). Menurut pesan bahwa ada sesuatu yang salah dan
(Kusmiran, 2014) faktor – faktor yang membutuhkan perhatian segera. Stres atau
mempengaruhi ketidakteraturan siklus, kecemasan dapat mengganggu siklus
menstruasi adalah faktor hormon, enzim, menstruasi seorang wanita karena pusat
vaskular, prostaglandin, psikologi, stres di otak sangat dekat dengan pusat
penyakit kronis, gizi buruk, aktivitas fisik pengaturan menstruasi di otak. Stimulasi
dan konsumsi obat – obatan. stresor psikososial menyebabkan jaringan
Gangguan pada siklus menstruasi saraf di otak ikut memberikan sinyal
dipengaruhi oleh gangguan fungsi hormon, bahaya. Otak dapat terus-menerus
gangguan sistemik, stres, tiroid, dan mengirim pesan bahwa ada sesuatu yang
kelebihan prolaktin. Jika terjadi gangguan salah dan membutuhkan perhatian segera.
pada FSH dan LH maka tidak akan Kecemasan sebagai stimulus melalui
mengakibatkan produksi sel telur, sistem saraf ditransmisikan ke sistem saraf
selanjutnya baik hormon estrogen maupun pusat yaitu sistem limbik melalui transmisi
progesteron juga tidak terbentuk dengan saraf, kemudian melalui saraf otonom
baik. Dampak gangguan siklus menstruasi (simpatis atau parasimpatis) akan
yang tidak ditangani akan menyebabkan diteruskan ke kelenjar hormonal (endokrin)
gangguan kesuburan, tubuh kehilangan untuk mengeluarkan sekret (cairan). )
terlalu banyak darah sehingga neurohormonal menuju hipofisis melalui
11
sistem frontal untuk mensekresi melalui system prontal guna mengeluarkan
gonadotropin berupa FSH (Stimulazing gonadotropin dalam bentuk FSH (Follikel
Hormone Folikel) dan LH (Leutinizing Stimulazing Hormone) dan LH
Hormone). Kecemasan sebagai rangsangan (Leutinizing Hormone). Produksi kedua
melalui sistem saraf diteruskan ke sistem hormon tersebut adalah dibawah perintah
saraf pusat adalah sistem limbik melalui RH (Realezing Hormone) yang
transmisi saraf, kemudian melalui saraf disampaikan dari hipotalamus ke hipofisis.
otonom (simpatis atau parasimpatis), akan Pengeluaran RH sangat dipengaruhi oleh
diteruskan ke kelenjar hormonal (endokrin) cara kerja umpan balik estrogen terhadap
untuk mengeluarkan sekret. (cairan) hipotalamus hingga selanjutnya
neurohormonal ke hipofisis melalui sistem mempengaruhi terjadinya proses
frontal untuk mensekresi gonadotropin menstruasi atau haid (Sebtalesy, 2019).
berupa FSH dan LH. Produksi hormon- Kecemasan yang paling berpengaruh
hormon ini berada di bawah pengaruh terhadap siklus menstruasi tidak teratur,
GnRH yang didistribusikan dari didalam teori tidak disebutkan secara
hipotalamus ke hipofisis. Pengeluaran detail, kecemasan ringan, sedang, berat
hormon pelepas sangat dipengaruhi oleh atau panik. Namun dilihat dari tanda
mekanisme umpan balik estrogen pada gejala, semakin tinggi tingkat kecemasan
hipotalamus untuk selanjutnya akan semakin berpengaruh terhadap
mempengaruhi proses menstruasi (Arini et kesehatan yang dialaminya. Hasil
al., 2020). penelitian ini menyatakan bahwa
Adanya kecemasan dapat kecemasan ringan memiliki jumlah
mengganggu sistem metabolisme di dalam responden paling banyak yang mengalami
tubuh, bisa saja karena stress/cemas wanita siklus menstruasi tidak teratur. Kecemasan
jadi mudah lelah, berat badan turun drastis, dengan kategori ringan yang terjadi secara
sakit-sakitan, sehingga metabolisme terus menerus juga akan berdampak buruk
tubuhnya terganggu. Hal ini sesuai dengan bagi kesehatan, tidak terkecuali kesehatan
pendapat Sherly bahwa salah satu reproduksi yang nantinya akan
penyebab umum pola siklus haid yang berpengaruh pada siklus menstruasi tidak
tidak teratur atau berhenti sementara teratur, sehingga kecemasan ringan yang
adalah ketegangan emosional, karena pusat dialami responden dapat mempengaruhi
stress di otak sangat dekat lokasinya siklus menstruasi yang dialaminya.
dengan pusat pengaturan haid di otak
(Baadiah et al., 2021).
Kecemasan akan meningkatkan SIMPULAN
kemungkinan terjadinya depresi bahkan Hasil review dari 10 jurnal terdapat
bunuh diri Kecemasan sebagai rangsangan 258 responden yang mengalami kecemasan
melalui system saraf diteruskan ke susunan ringan. Hasil review dari 10 jurnal terdapat
saraf pusat yaitu limbik system melalui 404 responden lebih dari separuh yang
tranmisi saraf, selanjutnya melalui saraf mengalami gangguan siklus/tidak teratur.
autonom (simpatis atau parasimpatis) akan Berdasarkan hasil literatur yang sudah ada
meneruskan ke kelenjar-kelenjar hormonal maka dapat disimpulkan hasilnya adalah
(endokrin) hingga mengeluarkan sekret ada hubungan tingkat kecemasan dengan
(cairan) neurohormonal menuju hiphofisis gangguan siklus menstruasi pada remaja
12
putri, di buktikan bahwa tingkat kecemasan (2017). Hubungan Antara Tingkat
yang dialami remaja mulai dari hampir Kecemasan Dengan Pola Menstruasi
setengah tidak ada kecemasan sampai Pada Mahasiswa D3 Kebidanan
Tingkat 3 Universitas
dengan kecemasan berat, dan sebagian
Muhammadiyah Semarang. Jurnal
besar mengalami gangguan siklus Kebidanan Universitas
menstruasi Muhammadiyah Semarang, 1(1).

SARAN Holida, S. S., & Maulani, E. (2019).


Hendaknya para remaja putri HUBUNGAN TINGKAT
mengenali gejala-gejala terkait dengan KECEMASAN DENGAN SIKLUS
MENSTRUASI PADA MAHASISWI
kecemasan sehingga dapat mengurangi
SEMESTER VIII DI
semaksimal mungkin siklus menstruasi UNIVERSITAS. Healthy Journal,
yang tidak teratur pada remaja putri. Bagi VII(2), 29–37.
Guru hendaknya memberikan penyuluhan
dan pendidikan ke masyarakat terkait Kusmiran. (2014). Kesehatan Reproduksi
kecemasan yang mempegaruhi siklus dan Wanita. Salemba Medika.
menstruasi. Bagi Peneliti Selanjutnya dapat
Nuryanah, & Nuryani. (2021). Tingkat
dijadikan bahan referensi bagi peneliti lain
Kecemasan terhadap Ketidateraturan
yang akan mengembangkan penelitian Siklus Menstruasi pada Santriwati di
selanjutnya dan dapat dijadikan tolak ukur SMA IT Darul Mukhtarin Tahun
bagi peneliti yang akan meneliti variabel 2020. Nusantara Hasana Journal,
lain yang berhubungan dengan siklus 1(4), 95–101.
menstruasi.
Octaria, S. (2009). Siklus Haid, Sindrom
Pra-Haid, Serta Gangguan Haid
DAFTAR PUSTAKA Dalam Masa Reproduksi.
http://bidan2009.blogspot.com/2009/0
Arini, L. A., Giri, K. E., & Astuti, A. T.
2/siklus-haid-sindrom-pra-haid-
(2020). Correlation Between Body
serta.html. (Diunduh pada tanggal 16
Mass Index (BMI) and Level of
November 2013).
Anxiety to Menstrual Cycle for
Young Female Students in the
Proverawati. (2009). Menarche Menstruasi
Department of Midwifery. Advances
Pertama Penuh Makna. Yogyakarta:
in Social Science, Education and
Nuha MedikaSatria, S., Kiswati, &
Humanities Research, 394(Icirad
Amrullah, A. E. (2017).
2019), 145–150.
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT
https://doi.org/10.2991/assehr.k.2001
KECEMASAN DENGAN SIKLUS
15.024
MENSTRUASI PADA SISWI
KELAS XI JURUSAN AKUNTANSI
Baadiah, M., Winarni, S., Mawarni, A., &
SMK I PANCASILA AMBULU
Purnami, C. T. (2021). Hubungan
JEMBER. JURNAL KESEHATAN Dr.
aktivitas fisik dan tingkat kecemasan
SOEBANDI, 3(1), 139–146.
dengan gangguan siklus menstruasi
pada mahasiswi. Jurnal Kesehatan
Sebtalesy, C. Y. (2019). Gambaran Siklus
Masyarakat, 9(1), 338–343.
Menstruasi Dilihat Berdasarkan
Tingkat Kecemasan Pada Siswi MAN
Devi, E. S., Miftakhuddin, & Mulyanti, L.
1 Kota Madiun. Jurnal Midpro, 11(1),

13
12.
https://doi.org/10.30736/midpro.v11i1
.89

Suliswati, Payapo, Maruhawa, Sianturi, &


Sumijatun. (2015). Konsep Dasar
Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Jakarta: EGC.

Utami, S. R., & Rosiyanti. (2020).


Hubungan Tingkat Kecemasan
Dengan Siklus Keterlambatan
Menstruasi Remaja Sri Rejeki Utami.
BIOMEDIC: Jurnal Imu Kesehatan
Keperawatan, 1(1).

Wahyuningrum, T. (2018). ANXIETY ON


DEALING FINAL EXAMINATION
AS DETERMINANT CHANGES OF
THE MENSTRUAL CYCLE TO
FEMALE STUDENTS. International
Journal Of Nursing and Midwifery
Science (IJNMS), 2(1), 49–54.
https://doi.org/10.1016/S0002-
9394(26)91015-5

Wiknjosastro, H. (2014). Ilmu Kebidanan.


Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Yolandiani, R. P., Fajria, L., & Putri, Z. M.


(2020). Faktor – faktor yang
mempengaruhi ketidakteraturan
Siklus menstruasi pada remaja. Jurnal
Ilmiah Kesehatan, 68, 1–11.

14

Anda mungkin juga menyukai