MONUMEN F. SILABAN :
1. Pemasukan karya oleh Peserta tanggal 22 September 2019, di IAI Nasional melalui
email.
2. IAI Nasional akan mengirim shoft copi peserta sayembara melalui email masing-
masing Juri/ Dewan Juri
3. Berikut Karya yang Masuk, berjumlha total 46 Karya, dengan nomor peserta sebagai
berikut :
1. GDKMFS-11 16. GDKMFS-23 31. GDKMFS-70
46. GDKMFS-69
4. Juri/Dewan Juri memeriksa berkas sayembara yang sudah lolos administrasi antara
Tanggal 26 September 2019 s/d 29 September 2019(4 hari) dilakukan dengan shoft
copi di komputer masing-masing juri untuk mendapatkan desain yang layak secara
teknis dan desain yang selanjutnya dipilih oleh 5-6 besar oleh masing-masing dewan
juri
5. Masing-masing Dewan Juri akan mengusulkan 5-6 nomor peserta terbaik (calon
nominator) pilihan masing-masing Juri. Usulan nomor peserta calon nominator
dikirim ke email :
penghargaaniai@gmail.com dan
gapithwidodo@gmail.com
atau melalui WA ke : 08161336813
paling lambat minggu 29 September 2019 jam 17.00 wib
6. Pemeriksaan berkas dilakukan secara Mandiri Oleh juri Dan menggunakan shoft copi
yang IAI Nasional kirimkan melalui email.
7. Hari Senin Tanggal 30 September 2019 mulai jam 09.00 wib sampai Selesai para
Juri/ Dewan akan bertemu dan bersidang/ rapat menentukan 5 nominasi terbaik. Rapat
penentuan 5 nominasi diadakan di Jakarta dan dilanjutkan berita acara nominator.
8. Untuk Penentuajn pemenang 1-2-3 Akan diadakan presentasi dan rapat Dewan Juri di
Jakarta pada tanggal 08 Oktober 2019 dari jam 09.00 pagi sampai selesai
(mengingat peserta 5-6 nominasi yang akan melakukan presentasi), kemungkinan
akan berakhir di pukul 13.00 Wib, dilanjutkan dengan Berita Acara.
1. Monumen F. Silaban dibangun untuk mengenang arsitek F. Silaban selaku arsitek yang
banyak berjasa dalam dunia arsitektur di Indonesia.
3. Diharapakan kawasan monument F. Silaban ini akan dapat menjadi salah satu destinasi
wisata disekitar Danau Toba.
6. Lokasi berada di daerah KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional atau Kawasan
Pengembangan Wisata) sehingga dapat berdampak kepada kesejehtraan penduduk
setempat dari segi Ekonomi kedepanya, dalam jangka waktu yang panjang.
8. Mengedepankan kearifan lokal budaya lokasi sekitar, dan Sumatra Utara pada
umumnya.
9. Desain dapat memberikan sesuatu yang unik yang memadukan informasi terpadu baik
sebagai museum karya maupun sebagai destinasi wisata disekitar lokasi, yang dapat
membuat wisatawan tertarik akan obyek kawasan ini yang mungkin tidak didapatkan
dari tempat-tempat wisata lainya.
10. Perencanaan serasi dan selaras dengan lingkungan, dengan menjaga kelestarian
lingkungan sekitar, melihat potensi lingkungan, dimana kawasan tersebut dapat
berkembang secara ekonomi namun juga menjaga kelestarian alamnya.
11. Perlu dipikirkan bagaiman agar pengunjung yang datang nanti tidak menyebabkan
kerusakkan lingkungan.
• Adanya tempat duduk untuk mewadahi pengunjung yang tidak dapat berjalan
jauh.
13. Dimungkinkan adanya kegiatan pariwisata penunjang yang bisa dikembangkan, seperti
area pentas seni/ pagelaran terkenal di lokasi yang atraksinya mingguan, bulanan atau
tahunan, atau kegiatan pariwisata penunjang lainya.
14. Kawasan disekitar lokasi saling harmonis dengan lokasi yang sedang dikembangkan.
15. Area Parkir perlu dipikirkan untuk pengunjung dengan kendaraan motor, Mobil atau
Bis.
16. Daerah lokasi sayembara merupakan lahan bekas tambang pasir sehingga kurang stabil
dan rawan erosi saat hujan, sehingga harus ada ide untuk melakukan penguatan
terhadap lahan.
18. Kemungkinan membuat akses jalan baru bagi pejalan kaki sebagai alternative jalur
kendaraan yang telah tersedia.,
19. Terdapat jurang disisi sebelah Timur dan Lereng terjal sisi Barat
21. Adanya spot yang dapat langsung melihat kearah danau Toba.
22. Pemenang akan berlanjut ketahap pengembangan dengan ketentuan yang berlaku di
PUPR dan IAI.
23. Akses jalan melalui jalur Trans Sumatra, menuju arah pulau samosir yang tidak
mengunakan perahu melainkan melalui darat.
• Konsep desain kawasan yang dapat menonjolkan potensi utama dan penyelesaian
terhadap permasalahan yang dimiliki, akan sosok arsitek F. Silaban.
• Keserasian desain dengan rencana tata ruang (RTRW, RDTRK), terutama
keterpaduan antara kawasan lindung, kawasan wisata dan kawasan permukiman.
• Karya desain dinamis tetapi memperhatikan sosial budaya masyarakat di
kawasan.
• Konsistensi antara pola-struktur ruang dengan tema/konsep dengan desain
kawasan, Rancangan akan ditindaklanjuti menjadi pembangunan fisik.
• Monumen dapat mencerminkan dan mengenang ide dan pemikiran arsitek F.
Silaban serta ruh dari setiap karya F. Silaban juga dapattercermin pada monumen.
• Sebagai kawasan wisata diharapkan dapat menjadi trigger untuk pengunjung yang
melihat/ melewati area dapat berhenti untuk melihat bangunan monumen.
25. RTRW : Jika dilihat posisinya, dari bawah terlihat jalan menuju lokasi yang berkelok-
kelok, diharapkan akan ada potongan kontur agar pada ketinggian berapa monumen
tersebut dapat terlihat dari Jalan trans Sumatra. Batas ketinggian tidak diharapkan
sampai seperti menara BTS dan tidak ada jalur pesawat yang melewati area tersebut.
26. Pada area sebelah lahan terlihat seperti gunung kapur/tambang, apakah rencananya
akan tetap seperti itu, apakah masih aktif galian tersebut? Tambang pasit masih aktif.
27. Pada peta data seurvey terdapat peta monumen 1 dan monumen 2 apakah pada
monumen 1 akan ada pengembangan? Jika iya akan dikembangkan menjadi apa?
Jawab :
28 Terlampir :,
Dewan Juri
1. Ir. Diana Kusumastuti, MT. / Direktur Bina Penataan Bangunan, Direktorat Jenderal
Cipta Karya Kementerian PUPR
2. Sahat Silaban, SE / Pengagas Monumen Friedrich Silaban
3. Drs. Tonny Sihombing, M.IP / Pemerintah Daerah Kab. Humbang Hasundutan
4. Prof. Ir. Gunawan Tjahjono, IAI., M.Arc., Ph.D / Ikatan Arsitek Indonesia
5. Ir. Baskoro Tedjo MSEB,Ph.D / Ikatan Arsitek Indonesia
6. Boy Brahmawanta Sembiring, IAI, AA / Ikatan Arsitek Indonesia Sumatera Utara
7. Setiadi Sopandi, IAI., ST., M.A.rch / Penulis Buku Friedrich Silaban