Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali 1
JURNAL ELEKTRONIK INFRASTRUKTUR TEKNIK SIPIL
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali 2
JURNAL ELEKTRONIK INFRASTRUKTUR TEKNIK SIPIL
Sendi Plastis
Sendi plastis merupakan bentuk
ketidakmampuan struktur dalam menahan
gaya-gaya dalam yang terjadi. Pemodelan sendi Gambar 1 Model 3-D struktur
plastis adalah rigid dan tidak memiliki efek Pembebanan mengacu pada SNI
pada perilaku linear. Sendi plastis didefinisikan 1727:2020, diantaranya meliputi beban mati,
terletak pada masing-masing ujung elemen beban hidup, beban angin dan beban gempa.
balok dan kolom. Tahapan terbentuknya sendi 1. Beban Mati
plastis menunjukan pola keruntuhan struktur. Berat sendiri struktur dihitung otomatis
Untuk mencapai perilaku strong column-weak oleh ETABS, beban mati tambahan pada pelat
beam, maka diharapkan terjadi mekanisme lantai 1-4 sebesar 1,45 kN/m2 dan beban mati
keruntuhan pada balok, dimana dimana sendi pelat atap sebesar 1,32 kN/m2.
plastis pertama terbentuk pada balok, baru 2. Beban Hidup
kemudian diikuti dengan keruntuhan pada Untuk rumah sakit, beban hidup pada
kolom. ruang operasi, laboraturium, dan klinik sebesar
2,87 kN/m2, koridor sebesar 3,83 kN/m2, ruang
METODE PERANCANGAN pasien sebesar 1,92 kN/m2, ruang pertemuan
Data Perencanaan dan Penetapan Dimensi sebesar 4,79 kN/m2, ruang kantor sebesar 2,4
Perancangan diawali dengan pengumpulan kN/m2, dan beban ruang CT scan diambil 16
data proyek gedung IRD Payangan Hospital, kN/m2.
meliputi gambar arsitektur, gambar struktur, 3. Beban Gempa
dan spesifikasi material untuk kemudian Beban gempa statik terhitung secara
didefinisikan pada program ETABS. otomatis menggunakan auto lateral load pada
Perancangan struktur menggunakan material program ETABS. Parameter beban gempa telah
beton bertulang dan baja, dimana kuat tekan didefinisikan berdasarkan sifat tanah di daerah
beton (f’c) sebesar 25 MPa, mutu baja tulangan Payangan-Gianyar, dengan kelas situs tanah
ulir (fy) sebesar 400 MPa, mutu baja tulangan diasumsikan batuan (SB). Analisis gempa
polos (fys) sebesar 240 MPa, dan material baja dinamik menggunakan Rensponse Spectrum.
profil BJ37 dengan tegangan ultimit (fu) sebesar 4. Beban Angin
370 MPa. Dimensi struktur didefinisikan sesuai Berdasarkan data BMKG prakiraan
dengan eksisting data proyek, kemudian kecepatan angin dasar di Payangan adalah 6,944
dilakukan perubahan apabila elemen struktur m/s, dengan kategori eksposur C.
mengalami overstress.
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali 3
JURNAL ELEKTRONIK INFRASTRUKTUR TEKNIK SIPIL
𝑇( ) ∆X
𝐼𝑒
𝐶𝑠 𝑚𝑖𝑛 = 0,044𝑆𝐷𝑆 𝐼𝑒 = 0,0354 2 ∆Y
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali 4
JURNAL ELEKTRONIK INFRASTRUKTUR TEKNIK SIPIL
4 V. 4 Tidak Ada
V. 5a Tidak Ada
3
V. 5b Tidak Ada
Story
Ɵx
2 Ɵy
Ɵmax
Perencanaan Pelat Beton Bertulang
1 Luas tulangan lentur minimum (Asmin)
0.0000 0.0200 0.0400 0.0600 0.0800
Ɵ
pada pelat beton bertulang telah disediakan
sesuai dengan Tabel 7.6.1.1 SNI 2847:2019.
Gambar 3 Analisis P-delta Luas tulangan geser minimum (Av min) telah
disediakan pada semua penampang, dimana
Ketidakberaturan Horizontal kuat geser beton reduksi (ϕVc) harus kurang dari
Berdasarkan Tabel 13 SNI 1726:2019, kuat geser terfaktor (Vu). Perencanaan pelat
diketahui terdapat ketidakberaturan horizontal beton bertulang yang ditinjau adalah pada tipe
pada desain struktur, sehingga telah dirancang S1, dengan tebal 150 mm. Dari hasil analisis
untuk memenuhi persyaratan dalam pasal-pasal diperoleh luas serta jarak antar tulangan yang
refrensi berdasarkan kategori desain seismik. diperlukan. Hasil perencanaan pelat beton
Hasil analisis ketidakberaturan horizontal dapat bertulang ditampilkan pada tabel 6.
ditampilkan pada Tabel 4. Tabel 6 Hasil perencanaan pelat beton
Tabel 4 Ketidakberaturan horizontal bertulang
Mu As D s
Tipe Status Posisi
kNm mm2 mm mm
H. 1a Ada
Tump. X 25,842 630,299 10 100
H. 1b Ada 16,117 402,5 10 150
Lap. X
H. 2 Ada Tump. Y 23,524 628,97 10 100
H. 3 Tidak Ada Lap. Y 10,609 367,5 10 200
H. 4 Tidak Ada
Perencanaan Balok Beton Bertulang
H. 5 Tidak Ada Berdasarkan hasil analisis pada program
ETABS, diperoleh output gaya-gaya dalam
Ketidakberaturan Vertikal maksimum serta luas tulangan perlu pada
Berdasarkan Tabel 14 SNI 1726:2019, daerah tumpuan dan lapangan elemen struktur
diketahui bahwa terjadi ketidakberaturan balok. Dalam perhitungan manual ditinjau
vertikal pada desain struktur, sehingga telah balok induk tipe B1 dengan dimensi 300x500
dirancang untuk memenuhi persyaratan dalam mm. Hasil perencanaan balok beton bertulang
pasal-pasal refrensi berdasarkan kategori desain ditampilkan pada Tabel 7.
seismik. Hasil analisis ketidakberaturan vertikal Tabel 7 Hasil perencanaan balok beton
pada struktur ditampilkan pada Tabel 5. bertulang
Balok B1 (300/500)
Tulangan Terpasang Tumpuan Lapangan
Tarik 7D16 6D16
Tekan 4D16 5D16
Transversal Ø10-90 mm Ø10-200 mm
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali 5
JURNAL ELEKTRONIK INFRASTRUKTUR TEKNIK SIPIL
Perencanaan Kolom Beton Bertulang Tabel 9 Hasil perencanaan pelat metal deck
Kolom beton bertulang SRPMK Pelat S3 (t = 135 mm)
direncanakan sesuai dengan SNI 2847:2019 Posisi Tumpuan Lapangan
pasal 18.7.4. Rasio (ρ) luas tulangan Mu (kNm) 13,865 8,511
longitudinal (As) sebesar 1%Ag -6%Ag, dimana
As perlu (mm2) 385,809 352,1
Ag merupakan luas penampang bruto. Kapasitas
kolom dan konfigurasi tulangan longitudinal As pakai (mm2) 405,269 1166,7
dianalisis menggunakan program SPcolumn, Spesifikasi Steel deck
Wiremesh M9
Terpasang 0,7 mm
dimana beban yang terjadi dari kombinasi
beban terfaktor masih dalam kapasitas kolom
yang ditunjukan oleh load point dari masing- Perencanaan Balok Baja
masing kondisi gaya maksimum berada di Berdasarkan hasil analisis pada program
dalam diagram interaksi kolom. Dalam ETABS, diperoleh output gaya-gaya dalam
perhitungan manual ditinjau kolom tipe K1, maksimum pada elemen struktur balok baja.
dengan dimensi 400x400 mm. Hasil Dalam perhitungan manual ditinjau balok induk
perencanaan kolom beton bertulang tipe BB1 IWF 250x125x6x9. Hasil perencanaan
ditampilkan pada Tabel 8. balok baja ditampilkan pada Tabel 10.
Tabel 8 Hasil perencanaan kolom beton Tabel 10 Hasil perencanaan balok baja
bertulang Balok Baja BB1 (IWF 250x125x6x9)
Kolom K1 (400/400) Kontrol Hasil Analisis Cek
Posisi Tumpuan Lapangan Kelangsingan 6,944 < 12,99 Kompak
penampang balok 41,667 < 70,725
Ag (mm2) 160000
As (mm2) 4826 Pemeriksaan 0,81 < 1,0 OK
pengaruh tekuk lateral
ρ (%) 3
Tul. Utama 24D16 Pemeriksaan kuat 0,264 < 1,0 OK
Tul. Transversal 3Ø10-90 mm 2Ø10-90 mm geser balok
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali 6
JURNAL ELEKTRONIK INFRASTRUKTUR TEKNIK SIPIL
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali 7
JURNAL ELEKTRONIK INFRASTRUKTUR TEKNIK SIPIL
DAFTAR PUSTAKA
AISC 358-16. (2016). Prequalified
Connections for Special and Intermediate
Steel Moment Frames for Seismic
Applications. ANSI.
Andika, Z., Yanto, N., Imani, R. 2019. Evaluasi
Kinerja Struktur Gedung Rumah Sakit
Paru Sumatera Barat Dengan Pushover
Analysis. Civil Engineering
Colaboration, 1(1 1-9).
Applied Technology Council (ATC) 1996.
Seismic Evaluation and Retrofit of
Concrete Buildings, ATC-40, Volume 1,
Report No.SSC 96-01
Asroni, H.A. 2010. Balok dan Plat Beton
Bertulang. 1st Ed. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Badan Standardisasi Nasional. 2019.
Persyaratan Beton Struktural Untuk
Bangunan Gedung Dan Penjelasannya
(ACI 318M-14 Dan ACI 318RM-
14,MOD)-SNI 2847:2019. In
BSN.Jakarta.
Pangestu, I.M.S.W., Wibowo, A., .W, M.N.
2017. “Analisis Statik Non-Liner
Pushover Pada Optimalisasi Desain
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali 8