Anda di halaman 1dari 30

MODUL 2

DASAR-DASAR TEKNIK KETENAGALISTRIKAN


KELAS X
PROFESI DAN PROSES BISNIS KETENAGALISTRIKAN
Nama : Sisu Haryono, S. Pd Program Keahlian : Teknik Ketenagalistrikan
Asal Sekolah : SMK Negeri 1 Singkawang Tahun Pelajaran : 2021/2022

Elemen Profesi dan kewirausahaan (job-profile) dan technopreneurship


serta peluang usaha di bidang ketenagalistrikan.
Deskripsi Meliputi profesi dan kewirausahaan (job-profile) dan
technopreneurship serta peluang usaha di bidang
ketenagalistrikan.
Capaian Pembelajaran Pada akhir fase E, peserta didik mampu memahami profesi dan
kewirausahaan (job-profile) dan technopreneurship serta
peluang usaha di bidang ketenagalistrikan, untuk membangun
vision dan passion, dengan melaksanakan pembelajaran
berbasis proyek nyata sebagai simulasi proyek kewirausahaan.

Kelas X ( Sepuluh )
Alokasi Waktu 270 Menit (1 x pertemuan @6x45’)
Jumlah Pertemuan 2
Fase Capaian E
Profil Pelajar Pancasila Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis, dan Kreatif
Model Pembelajaran Dicovery Learning
Moda Pembelajaran Daring / Kombinasi
Metode Pembelajaran Diskusi, presentasi, demonstrasi

Bentuk Penilaian Asesmen Non Kognitif dan Kognitif


Sumbar Pembelajaran Buku Paket, Modul, Internet dan Lainnya
Bahan Pembelajaran Buku tulis, pena, pensil dan penggaris
Alat Praktik -
Pembelajaran
Media Pembelajaran LCD Projector, PPT, Video Pembelajaran, Internet

KATA KUNCI : A. Perangkat ajar ini dapat digunakan guru


Instalasi, Kontraktor, SOP untuk mengajar:
 Siswa reguler/tipikal
PERTANYAAN PEMANTIK :  Siswa dengan hambatan
Apa rencanamu nanti setelah lulus dari SMK? belajar
Profesi apa yang akan kalian geluti?  Siswa cerdas istimewa berbakat
istimewa (CIBI)
B. Kelengkapan perangkat ajar: Lembar
kegiatan, rubrik penilaian, foto, video.
MODUL 2
DASAR-DASAR TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
KELAS X
PROFESI DAN PROSES BISNIS KETENAGALISTRIKAN
TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Peserta didik mampu memahami jenis-jenis pekerjaan dibidang teknik
ketenagalistrikan.
2. Peserta didik mampu memahami jenis-jenis profesi dan kewirausahaan pekerjaan
teknik ketenagalistrikan.
3. Peserta didik memahami peluang usaha dibidang teknik ketenaglistrikan dengan
keberbhinekaan global.
4. Peserta didik memahami proses bisnis bidang ketenagalistrikan.
5. Peserta didik mampu memahami peran setiap pelaku proses bisnis bidang
ketenaglistrikan.
6. Peserta didik dapat mengetahui contoh-contoh wirausaha di bidang ketenagalistrikan.

CATATAN UNTUK GURU

Modul ajar ini akan menjadi materi prasyarat dan berlanjut pada materi berikutnya, dengan
menerapkan pembelajaran berbasis proyek.

PERSIAPAN (45 MENIT)

1. Guru membuat presentasi tentang materi profesi dan proses bisnis dibidang
ketenagalistrikan.
2. Guru membuat contoh – contoh profesi dan peluang usaha dibidang ketenagalistrikan

AKTIVITAS

Pertemuan 1 : Menjelaskan macam-macam profesi dan proses bisnis dibidang


ketenagalistrikan.
PERTEMUAN 1 DARING/LURING (270 MENIT)

Kegiatan Awal ( 30 Menit) Kegiatan Inti (225 Menit)

1. Peserta didik dan Guru memulai 1. Peserta didik mendapatkan pemaparan


dengan berdoa bersama. secara umum tentang profesi dan proses
2. Peserta didik disapa dan melakukan bisnis dibidang teknik
pemeriksaan kehadiran bersama dengan ketenaglaistrikan
guru. 2. Dengan metode tanya jawab guru
3. Peserta didik bersama dengan guru memberikan pertanyaan mengenai:
membahas tentang kesepakatan yang a. Apa itu profesi dan bisnis
akan diterapkan dalam pembelajaran b. Apa saja peran setiap pelaku proses
daring dan luring. bisnis dibidang ketenaglistrikan.
4. Peserta didik diberikan penjelasan bahwa c. Contoh-contoh peluang usaha
selama dua kali pertemuan ke depan akan dan bisnis ketenaglistrikan dalam
mengikuti pembelajaran secara daring kehidupan sehari-hari.
dan/atau luring, dan materi hari ini adalah 3. Peserta didik diberikan kesempatan
kemampuan yang mendasari seluruh jenis untuk melakukan studi pustaka
kegiatan pembelajaran di (browsing dan/atau mengunjungi
ketenagalistrikan. Dengan demikian wajib perpustakaan) guna mengeksplorasi:
dikuasai peserta didik dan diminta untuk a. Profesi dan proses bisnis di bidang
fokus dan menyiapkan catatan apabila ketenagalistrikan
dibutuhkan. b. Peran setiap pelaku proses bisnis
5. Peserta didik dan guru berdiskusi dibidang ketenaglistrikan.
melalui pertanyaan pemantik: c. Contoh-contoh peluang usaha dan
a. Apa rencanamu nanti setelah bisnis dibidang ketenagalistrikan.
lulus dari SMK? Profesi apa yang d. Peserta didik diminta melaporkan hasil
akan kalian geluti? studinya dan kemudian bersama-sama
b. Apa harapanmu saat kamu dengan dibimbing oleh guru
mempelajari tentang profesi dan mendiskusikan hasil laporannya di
prose bisnis dibidang depan kelas
ketenagalistrikan ? e. Peserta didik diminta bermain peran
mencoba profesi diketenagalistrikan.
f. Peserta didik diminta untuk
mengerjakan soal latihan

Kegiatan Penutup (15 Menit) Referensi

1. Peserta didik dapat melakukan/memberikan Dasar-Dasar Teknik Ketenagalistrikan SMK


penilaian baik dalam bentuk Kelas X, Semester 1, Eko Arianto.
narasi/gambar/emotikon tertentu Etika Bisnis Dan Profesi, Penerbit Salemba
untuk menunjukkan pemahaman Empat, Sukrino Agoes, I Cenik Ardana
tentang topik hari ini.
2. Peserta didik dapat menuliskan pertanyaan
yang ingin diketahui lebih lanjut dalam
kolom komentar.
3. Peserta didik mengomunikasikan
kendala yang dihadapi dalam
bermain peran profesi
diketenagalistrikan.
4. Peserta didik menerima apresiasi dan
motivasi dari guru.
LAMPIRAN
RINGKASAN MATERI
PROFESI DAN PROSES BISNIS KETENAGALISTRIKAN

A. Tujuan
Setelah mengikuti atau menyelesaikan kegiatan-kegiatan belajar dari modul ini,
diharapkan peserta didik memiliki kemampuan menentukan profesi sesuai yang akan
dilakukannya dalam bidang ketenagalistrikan.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator pencapaian kompetensi untuk kegiatan pembelajaran ini adalah :
 Menjelaskan profesi dan proses bisnis
 Menganalisis profesi dan bisnis yang sesuai
 Menganalisis peluang usaha ketenagalistrikan
 Menerapkan wirausaha ketenagalistrikan

C. Uraian Materi
1. Proses Bisnis
Pernahkah kalian melaksanakan perawatan kendaraan di bengkel? Apakah
kalian memperhatikan bagaimana proses kendaraaan masuk ditangani,
dicatat, diperbaiki, diganti suku cadang yang rusak, sampai proses perawatan
kendaraan selesai? Bagamana urutan langkah yang dilakukan dan adakah
bagian-bagian khusus yang melayani langkah demi langkah sehingga kalian
sebagai pelanggan mendapatkan pelayanan yang memuaskan?

Proses yang terjadi tersebut di atas merupakan suatu proses bisnis. Proses
bisnis merupakan suatu kumpulan aktivitas atau pekerjaan terstruktur yang
saling terkait untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu atau yang
menghasilkan produk atau layanan (demi meraih tujuan tertentu). Proses
bisnis juga dapat diartikan sebagai sekumpulan pekerjaan atau aktivitas yang
saling berhubungan berupa pekerjaan tertentu untuk menghasilkan produk
atau layanan kepada pelanggan.
Pada bidang ketenagalistrikan juga terdapat berbagai proses bisnis karena
kelistrikan memiliki bisnis dalam berbagai bidang. Bentuk proses bisnisnya
pun bermacam-macam. Sebagai contoh untuk PLN, maka akan ada berbagai
proses mulai dari pembangkitan energi listrik, sistem transmisi, distribusi ke
pelanggan dan pengelolaannya. Proses- proses tersebut dibagi lagi menjadi
proses-proses kecil yang akan membuat berbagai petugas yang bertanggung
jawab terhadap proses tersebut. Contoh sub-proses tersebut yaitu pemasangan
listrik pada pelanggan baru terdapat petugas untuk proses pemasangan. Proses
pelayanan gangguan di jalur distribusi juga membutuhkan petugas untuk
menanggulangi gangguan yang terjadi.
Sebagai contoh lain pada proses bisnis bila berwirausaha mendirikan Biro
Teknik Listrik (BTL) yang mendapatkan pekerjaan pemasangan instalasi
listrik. maka pada proses tersebut, petugas dari BTL akan melaksanakan
beberapa langkah pekerjaan diantaranya yaitu perencanaan, pelaksanaan,
sampai pengujian bahwa instalasi listrik yang dipasang sudah sesuai. Untuk
itulah ikuti proses bisnis secara terperinci dibawah ini.

2. Proses Bisnis Perencanaan Instalasi


Perlu kalian ketahui bahwa bangunan dari suatu gedung yang sudah
dapat digunakan terdiri dari tiga buah komponen, yaitu bagian struktur,
bagian arsitektur serta bagian ME (Mekanikal & Elektrikal). Ketiga
bagian tersebut saling berhubungan. Bagian struktur fokus kepada
kekuatan bangunan, bagian arsitek berfokus kepada keindahan
banggunan, sedangkan bagian ME (mekanikal dan Elektrikal) lebih
mengedepankan pada fungsi. Sekuat dan seindah apapun gedung yang
dibangun, namun jika tidak didukung sistem ME (mekanikal &
elektrikal) maka bangunan tersebut belum bisa digunakan.
Sebagai gambaran, misalkan sebuah gedung yang akan dibangun,
membutuhkan pekerjaan di bidang ME. Bagian ME yang dibutuhkan
ditugaskan untuk memasang instalasi listrik untuk penerangan.
Adapun tahapan-tahapan yang sering dilakukan antara pemilik gedung
dengan pihak ketiga diuraikan sebagai berikut:

a) Penawaran pekerjaan
Jasa ME akan ditawarkan pekerjaan instalasi listrik dari pemilik
gedung atau dari kontraktor utama dan penawaran sebagai sub
kontrator pengerjaan ME.
b) Survei dan Penjelasan Pekerjaan
Jasa ME kemudian menghubungi pemilik pekerjaan untuk
mengadakan survey pekerjaan. Fungsi survey ini digunana untuk
mendapatkan data terperinci mengenai instalasi yang akan dipasang
dan bisa diprediksi kebutuhan-kebutuhan selama pekerjaan

a) Perencanaan
Setelah melaksanakan survey, maka jasa ME melaksanakan
perencanaan berupa rancangan gambar pemasangan pada gedung
dan rencana anggaran biaya. Pada rancangan gambar terdapat
peletakan peralatan listrik dan perlengkapannya, seperti lampu,
stop kontak, genset, panel, dan lain sebagainya. Serta menghitung
rencana anggaran biaya (RAB) dari segala proses pekerjaan
seperti, nilai material bahan, jasa teknisi,

Gambar 2. 2 Perencanaan Instalasi Lampu


Tabel 5. Contoh RAB perencanaan kelistrikan
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) PEKERJAAN
ELEKTRIKAL

PEKERJAAN LOKASI :
TAHUN :
: 2019

HARGA SAT JUMLAH HARGA


NO JENIS PEKERJAAN VOL SAT
(Rp) (Rp)
B. PEKERJAAN ELEKTRIKAL

B.1 PEKERJAAN INSTALASI PENERANGAN DAN KOTAK KONTAK


B.1.1 BASEMENT
1 Instalasi Penerangan dg Kabel NYM 3X2.5 mm Ex. Supreme dlm Pipa Conduit dia. 20 mm 95 titik Rp 418,800.00 Rp 39,786,000.00
2 Instalasi Kotak kontak Biasa dg Kabel NYM 3X2.5 mm Ex. Supreme dlm Pipa Conduit dia. 2 6 titik Rp 390,000.00 Rp 2,340,000.00
3 TL Led T5 1x18 W 84 bh Rp 260,800.00 Rp 21,907,200.00
4 Emergency Exit Lamp 8 W 2 bh Rp 356,700.00 Rp 713,400.00
5 Led Barret 22 W 17 bh Rp 367,700.00 Rp 6,250,900.00
6 Stop Kontak Biasa 6 bh Rp 65,600.00 Rp 393,600.00
7 Saklar Ganda 11 bh Rp 55,100.00 Rp 606,100.00
8 Saklar Tunggal 9 bh Rp 57,500.00 Rp 517,500.00
SUB TOTAL Rp 72,514,700.00

a) Presentasi
Setelah melaksanakan survey, maka jasa ME melaksanakan presentasi
di depan pemilik pekerjaan. Saat presentasi, jasa ME akan
menjelaskan tentang pengerjaan ME dan dibahas

yang kurang cocok dan penggantiannya sampai terjadi kesepakatan.


b) Pelaksanaan pekerjaan ME
Setelah terjadi kesepakan maka pekerjaan dapat dilaksanakan, dimana
akan terbit surat perintah kerja (SPK). Pada saat pelaksanaan
pekerjaan, pemilik akan membentuk tim Pengawas yang akan
mengawasi jalannya pembangunan gedung atau instalasi listrik.
Pengawas ini berasal dari pihak ketiga bertugas melaporkan pekerjaan
yang dikerjakan oleh pelaksana pekerjaan/jasa ME. Pekerjaan dari
jasa ME dilakukan tahap sebagai berikut :

1) Persiapan
Jasa ME petama-tama akan mengadakan alat dan bahan serta
mengadakan tenaga yang akan mengerjakan pekerjaan.
2) Pelaksanaan
Setelah bahan dan alat disiapkan maka tenaga akan mengerjakan
pekerjaan sampai selesai
3) Tes
Setelah pekerjaan selesai, maka dilaksanakan tes parsial maupun
holistik dari seluruh pekerjaan atau dilaksanakan
commissioning.
c) Serah terima hasil pekerjaan
Setelah pekerjaan dinyatakan selesai, dilaksanakan serah terima
antara pemilik dan pelaksana pekerjaan.

Mengenai pembayaran, dilaksanakan pemilik ke tim pelaksana dengan


kesepatakatan tertentu. Kesepatan tersebut mengatur pemberian dana
dengan beberapa tahap. Sebagai contoh kecepakatan pembayaran yaitu
kesepakatan pembayaran akan dilaksanakan dengan 4 tahap, yaitu tahap
pembayaran uang muka (DP), tahap pembayaran jika sudah belanja
material, tahap pembayaran saat penyelesaian pekerjaan 60%, dan
tahapan pembayaran saat sudah selesai. Tahapan-tahapan tersebut
dikonsultasikan dengan pengawas.

Pada masa akhir penyelesaian terkadang ada juga pemilik yang meminta
penahanan pembayaran 5% atau biasa disebut sebagai retensi. Retensi
adalah jumlah dana yang belum dibayarkan atau ditahan sampai
pemenuhan kondisi yang ditentukan dalam kontrak, dalam hal ini adalah
pekerjaan instalasi listrik. Pemilik sudah bisa menggunakan gedungnya
dan mengujicobanya, misal disepakati masa perawatan 3 bulan, maka
pada masa itu tim pelaksana pekerjaan akan menanggung kerusakan
selama masa tersebut. Bila sudah sampai 3 bulan, maka dana yang ditahan
akan diberikan.
Langkah-langkah di atas fleksibel, tergantung dari kesepakatan antara
pemilik pekerjaan dan tim pelaksana/jasa ME. Pada pekerjaan yang lebih
besar dan gedung belum terbangun maka pihak ME, arsitek dan struktur
akan bertemu langsung sebelum memulai pekerjaan untuk melaksanakan
pekerjaan pekerjaan ME yang berhubungan dengan struktur dan arsitek,
seperti penanaman pipa instalasi listrik, peletakan lampu-lampu hiasan,
dan lain sebagainya.
3. Proses Bisnis Pembuatan Panel
Proses bisnis pembuatan panel dilakukan pada industri atau gedung yang
membutuhkannnya. Sebagai contoh, misal suatu gedung yang akan
memesan panel untuk megendalikan pensaklaran beban yang berganti
sumber daya dari awalnya ke PLN lalu ke genset.
Proses bisnis hampir sama dengan bidang instalasi listrik, namun yang
dibedakan adalah survey fokus pada peralatan yang akan dikendalikan.
Peralatan tersebut jika berupa genset, maka untuk menyusun gambar
rancangan dan rencana anggaran bahan harus disesuaikan dengan
kebutuhan. Ilmu ketenagalistrikan sangat dibutuhkan disini terutama
perhitungan-perhitungan peralatan, kabel dan proteksi yang arus sesuai
dengan batas ukurnya.

Pada survey pekerjaan pun, cara kerja panel kendali harus


dikonsultasikan dengan pemilik pekerjaan. Sebagai contoh, pemilik
menghendaki panel genset harus bisa mensuplay arus ke seluruh gedung
setelah pemadaman secara otomatis.

4. Proses bisnis pemeliharaan, perawatan dan perbaikan


Pada bidang bisnis pemeliharaan dan perbaikan, maka sedikit berbeda
alur kerjanya. Misalkan pemilik menghendaki jasa perawatan kelistrikan
dari gedung, maka pada awal proses bisnis ini pemilik gedung telah
memiliki desain dari gedung saat dibangun oleh jasa instalasi listrik dan
jasa panel. Sehingga pihak pemelihara gedung akan membuat SOP sesuai
peralatan yang digunakan. Misal jika di gedung terdapat AC, maka akan
dilaksanakan perawatan 3 bulan sekali. Lalu pelaksana akan membuat
jadwal pemeliharaan dari seluruh peralatan seperti lampu, lift, ac, pompa
air, panel dan lain sebagainya.
Jadwal pengecekan akan juga dibuat untuk mengecek harian apakah ada
kerusakan atau tidak. Tim pemelihara juga akan mendapatkan data
kerusakan dari laporan pemilik sehingga harus siap sedia. Jika kerusakan
dapat ditangani tim internal, maka akan dikerjakan secara internal. Jika
kerusakan tidak daat ditangani secara internal, maka akan diorderkan ke
pihak ketiga.

5. Penglolaan SDM
Dalam pengelolaan sumber daya manusia, banyak posisi-posisi penting
yang dapat diisi oleh lulusan SMK teknik ketenagalistrikan. Bila dirunut
dari pembuatan gedung, mulai lulusan teknik tenaga listrik dapat diisi
dari sisi perencanaan, mulai menggambar instalasi listrik, survey untuk
merancang RAB, memasang instalasi listrik, melaksanakan tes parsial
dan komisioning, melaksanakan pemeliharaan, melaksanakan perawatan,
serta perbaikan dari kerusakan.

6. Profesi
Bila bekerja pada suatu perusahaan atau kantor, maka posisi yag dapat
digeluti oleh SMK jurusan teknik tenaga listrik di antaranya adalah:
a) Teknisi listrik
Teknisi listrik ini bertanggungjawab atas jalannya perlengkapan dan
pewalatan listrik disuatu tempat.
b) Teknisi Servis
Teknisi servis merupakan pekerjaan yang berfokus pada perbaikan.
Perbaikan misalkan pada perbaikan pompa listrik, perbaikan pannek
lendali motor, dan lain sebagianya.
c) Mechanical Engginer
Di dalam perusahaan terkadang membutuhkan mechanical engiiner
(insyinyur mekanik) dengan berbagai jenis lulusan mulai dari teknik
mesin, teknik ketenagalistrikan, teknik otomasi, atau lulusan bidang lain
yang berhubungan. Hal tersebut dikarenakan mesin-mesin di industri
sudah menggabungkan antara kemampuan kelistrikan, mesin, serta
otomasi. Karena hal itulah, kalian juga harus siap menguasai berbagai
bidang karena saling berhubungan.
d) Tekniksi Alarm Kebakaran dan hydrant
Di dalam fasilitas bangunan gedung dan industri sering kita temui alarm
kebakaran dan hydrant yang akan mematikan kebakaran dengan cara
menyemprotkan air secara otomatis. SMK jurusan tenaga listrik dapat
beralih juga ke jurusan ini.
e) Teknisi Kantor
Peluang kerja bagi lulusan jurusan teknik elektro diantaranya ialah
sebagai pegawai negeri sipil atau pegawai swasta sebagai teknisi di
kantor untuk memelihara kelistrikan dan berbagai peralatan listrik.
Semua kantor di indonesia akan membutuhkan listrik dan tenaga untuk
merawat dan memelihara kelistrikan akan selalu dibutuhkan.

f) Bekerja di industri
Selain merawat dan memelihara peralatan produksi yang berhubungan
dengan kelistrikan, teknisi di industri akan bekerja juga dalam tim
untuk berhubungan dengan bagian lain dalam menjamin terlaksananya
proses produksi. Bidang ketenagalistrikan dapat menempati posisi
sebagai engineer, teknisi maupun staf produksi bahkan staf personalia
yang berhubungan dengan kelistrikan.

g) Bekerja Badan Usaha Milik Negara


SMK teknik tenaga listrik dapat bekerja di badan usaha milik negara
(BUMN) yang utamanya berhubungan dengan energi dan
pertambangan, antara lain PLN, PT Pertamina, PT Indonesia Power,
dan juga BUMN lainnya. Khusus pada badan usaha yang bergerak
dibidang kelistrikan, maka siswa SMK ketenagalistrikan dapat bekerja
pada bagian pembangkit, sistem Transmisi, ataupun distribusi tenaga
listrik.

Kewirausahaan (technopreneur)

1. Berwirausaha
Lulusan SMK telah dibekali berbagai pengetahuan dan
keterampilan selama sekolah, maka siswa SMK dapat mengambil
sertifikasi yang berhubungan dengan instalasi listrik dan
mendiirikan Biro Teknik Listrik (BTL) untuk melayani pelanggan
yang membutuhkan instalasi listrik. Pekerjaan ini akan banyak
dibutuhkan untuk instalasi baru gedung-gedung, perbaikan
ataupun perubahan instalasi listrik, ataupun pelaiayan lain yang
berhubungan dengan kelistrikan.
Pengusaha bidang listrik ini sangat luas sekali pekerjaannya,
dimana ada kebutuhan maka pengusaha ini dapat berperan sebagai
pengusaha bidang barang dan jasa dan mendapatkan keuntungan
dari proyek yang dikerjakan.

2. Tenaga Bersertifikasi Kompetensi


Siswa SMK selama atau setelah lulus dapat mengambil uji
kompetensi pada lembaga sertifikasi profesi dan dapat menjadi
tenaga bersertifikasi profesi bidang-bidang khusus seperti
operator.

3. Kontraktor Swasta
Kontraktor Swasta adalah perusahaan jasa konstruksi yang
dimiliki oleh swasta bukan pemerintah, dimana biasanya
berbentuk PT atau CV sebegai penyedia barang dan jasa. Peluang
kerja lulusan teknik ketenagalistrikan di sektor swasta sangat luas
sekali untuk perusahaan yang berkaitan dengan penyedia produk
pada bidang ketenagalistrikan seperti penyedia barang dan jasa
untuk panel kendali kelistrikan, penyedia jasa instalasi kelistrikan,
penyedia jasa perawatan penyedia jasa perbaikan dan lainnya.

5. Wirausahan
Bekerja mandiri atau mendirikan lapangan kerja ialah pilihan yang
sangat relevan bagi lulusan teknik ketenagalistrikan karena mereka
dibekali kemampuan guna berhadapan langsung dengan masalah
kelistrikan. Lulusan SMK secara umum sudah dapat
melaksanakan instalasi kelistrikan di rumah tangga, gedung, dan
perkantoran. Tentunya kemampun tersebut didukung dengan
sertiikasi kompetensi yang sesuai.

7. Peluang Usaha
Untuk memulai peluang usaha, maka perlu diadakanya analisis
mengenai akan dimulainya usaha. Analisis ini digunakan untuk
mengetahui baik tidaknya peluang suatu usaha yang akan
dijalankan. Analisis tersebut biasa disebut sebagai analisis SWOT
yang merupakan kepanjangan dari Strength, Weakness,
Opportunities, Threats.

Analisis SWOT merupakan suatu teknik perencanaan strategi


yang bermanfaat untuk mengevaluasi kekuatan (strength) dan
kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman
(threats) dalam suatu proyek. Disini juga akan dibahas mengenai
contoh Analisis SWOT untuk perusahaan.

Bersama temanmu, diskusikan akan membentuk usaha


apa di sekolahmu? Lakukan analisis SWOT bagaimana
bisnis tersebut dilakukan!

D. Refleksi
Renungkanlah, kalian telah mempelajari bab ini sampai
akhir. Siapkah kalian, jika tetanggamu memintamu untuk
membantunya dalam mempersiapkan instalasi
listrik di rumahnya?
Untuk memahami materi ini lebih lanjut, maka
cobalah bermain peran mencoba profesi di
ketenagalistrikan dengan rincian peran :
1. Sebagai pemilik gedung
2. Sebagai pelaksana pekerjaan
3. Sebagai teknisi ME
4. Sebagai pengawas pekerjaan
Peran diatas akan mensimulasikan pemilik gedung
yang meminta jasa ME untuk memasangkan instalasi
listrik di gedungnya. Lakukan simulasi mulai dari
tahap penawaran pekerjaan sampai tahap serah terima
hasil pekerjaan. Gedung yang akan dipasang
instalasinya adalah ruang kelasmu. Lakukan simulasi
dialog dan setelah selesai isilah tabel tugas (Tabel 6)
tiap peran. Bergotong-
royonglah dalam menyiapkan properti dalam kegatan
ini.
Tabel 6. Tugas Setiap Peran

pelaksana pengawas
Tahap Pemilik Gedung teknisi
pekerjaan M/E pekerjaan
1. Penawaran  Menyiapkan
Pekerjaan gedung yang
akan
dikerjakan
 Memberikan
informai nilai
pagu
 Memberikan
informasi
pekerjaan
 Mengiklankan
pekerjaan
2. … … … … …
3. … … … … …
E. Asesmen
a. Tetanggamu telah selesai membangun rumah namun
belum terdapat instalasi listrik. Langkah apa yang akan
kamu lakukan jika ingin mendapatkan pekerjaan
instalasi listrik di rumah tetanggamu tersebut? Jelaskan
dengan singkat!
b. Carilah video yang berhubungan dengan pekerjaan
pemeliharaan kelistrikan gedung! Berdasarkan uraian
tugas tersebut, dapatkah tugas pemeliharaan kelistrikan
gedung diselesaikan dalam sehari? Tuliskan referensi
sumber video tersebut!

F. Pengayaan
Carilah kontak alumni sekolahmu yang dapat kalian
hubungi. Dengan sopan, perkenalkan dirimu dan
tanyakan kepada mereka bekerja di
mana dan bagaimana pekerjaannya!

Carilah data-data di internet mengenai jenis


pekerjaan dan perusahaan dan alumni yang telah
kalian hubungi. Buatlah presentasi dan ceritakan di
depan kelas.

G. Daftar Pustaka
1. Dasar-Dasar Teknik Ketenagalistrikan SMK Kelas X, Semester 1, Eko
Arianto.
2. Etika Bisnis Dan Profesi, Penerbit Salemba Empat, Sukrino Agoes, I Cenik
Ardana.
1. Gambar Situasi
Suatu gambar situasi menunjukkan dengan jelas letak gedung atau rumah tempat instalasi listrik tersebut akan
dipasang dan rencana penyambungannya dengan sumber tenaga listrik.

Gambar Denah situasi

2. Gambar Instalasi
Pada gambar instalasi dimuat antara lain :
a. Rencana penempatan semua peralatan listrik yang akan dipasang dan sarana pelayanannya, misalnya
titik lampu, sakelar, kotak kontak, perlengkapan hubung bagi dan sebagainya seperti gambar
dibawah.

Gambar Tata letak rancangan

b. Rencana penyambungan peralatan listrik dengan alat pelayanannya, misalnya antara lampu dan
sakelarnya, motor dan pengasutnya yang merupakan sebagian dari rangkaian atau cabang rangkaian
akhir.
Gambar Diagram Garis tunggal

c. Hubungan antara peralatan listrik dan sarana pelayanannya dengan perlengkapan hubungan bagi yang
bersangkutan.

Tabel rekapitulasi daya


d. Data teknis yang penting dari setiap peralatan listrik yang akan dipasang.
Diagram Pengawatan
3. Diagram Instalasi Garis Tunggal
Pada diagram instalasi garis tunggal meliputi :
a. Diagram perlengkapan hubungan bagi dengan keterangan mengenai
ukuran/daya nominal setiap komponennya.
b. Keterangan mengenai beban terpasang dan pembagiannya.
c. Ukuran dan jenis hantaran yang akan digunakan.
d. Sistim pentanahannya.
4. Gambar Detail/Keterangan
Gambar detail atau perincian yang diperlukan, misalnya :
a. Perkiraan ukuran fisik perlengkapan hubungan bagi.
b. Cara pemasangan alat-alat listrik.
c. Cara pemasangan kabelnya.
d. Cara kerja instalasi kontrolnya, kalau ada.
Gambar detail tersebut dapat juga diganti dengan keterangan atau uraian .
5. Perhitungan Teknis
Perhitungan teknis kalau perlu yang meliputi :
a. Susut tegangan
b. Perbaikan faktor kerja
c. Beban terpasang dan kebutuhan maksimum
d. Arus hubungan singkat dan daya hubungan singkat.
e. Tingkat penerangan
6. Daftar Bahan Instalasi
Mengenai daftar bahan instalasi meliputi :
a. Jumlah dan jenis kabel, hantaran dan perlengkapan
b. Jumlah dan jenis perlengkapan bantu
c. Jumlah dan jenis perlengkapan hubungan bagi
d. Jumlah dan jenis armatur lampu
7. Uraian Teknis
Mengenai uraian teknis meliputi :
a. Ketentuan teknis dari peralatan listrik yang dipasang dan cara pemasangannya.
b. Cara pengujiannya
c. Rencana waktu pelaksanaannya.
8. Perkiraan Biaya
Perkiraan biaya adalah menyangkut anggaran yang diperlukan untuk memasang suatu unit instalasi listrik
berdasarkan rencana instalasi yang diajukan atau disepakati.
Apabila hendak memasang instalasi listrik, maka harus mengetahui terlebih dahulu gambaran secara
umum keadaan dari suatu ruangan yang akan dipasang instalasi listrik tersebut. Dari sini maka
akan lebih mudah mengatur tata letak komponen serta penentuan titik -titik cahaya sesuai dengan
kebutuhan ru angan. Pada gambar 1. diperlihatkan sketsa suatu ruangan yang akan dipasang instalasi
beserta diagram rangkaian garis tunggalnya.

(a) Gambar sketsa ruangan

(b) Diagram Instalasi


Gambar 1. Sketsa ruangan dan diagram instalasi
Bagi pelaksana di lapangan, akan lebih menyesuaikan antara gambar instalasi yang telah dibuat dengan
kondisi yang sebenarnya di lapangan. Dari gambar 1. di atas, dapat membuat langkah sederhana untuk
memasang hubungan dari dua buah lampu yang dilayani oleh sebuah sakelar tunggal dengan dilengkapi
satua buah stop kontak. Illustrasi semacam ini akan banyak membantu siswa dalam membuat
perencanaan instalasi listrik. Dalam prakteknya siswa dapat menggunakan papan kerja untuk
merancang beberapa hubungan lampu dan memasangnya secara lebih ringkas dan sederhana.
Instalasi listrik merupakan pengetahuan dan jenis pekerjaan khusus, sehingga harus ditangani secara khusus.
Dengan demikian dalam bidang instalasi listrik terdapat ketentuan-ketentuan dan peraturan tersendiri
bagi pelaksanaannya. Pekerjaan instalasi listrik merupakan suatu rangkaian pekerjaan yang kadang-
kadang sangat kompleks. Hal ini tergantung kepada luas pekerjaan yang tangani. Rangkaian pekrjaan
ini terutama meliputi penyediaan dan pemilihan bahan beserta peralatan yang diperlukan, mulai dari
pelaksanaan sampai pengujian hasil kerja yang telah diselesaikan. Rencana pokok berupa
gambar atau bahan akan diketahui macam bahan dan peralatan yang diperlukan.
9. Cara Menentukan Jumlah Kawat Instalasi
Untuk menentukan berapa jumlah kawat penghantar yang dipasang dalam suatu instalasi, maka langkah-langkah
yang harus dilakukan adalah :
a . Rencanakan terlebih dahulu beberapa titik cahaya yang akan dipasang.
b. Tentukan cara pelayanan titik cahaya yang akan dipasang, misalnya dipasang dua buah titik
cahaya yang akan dilayani dari satu tempat yang sama.
c. Pilihlah komponen serta cara pelayanan yang efektif untuk titik-titik cahaya yang akan dipasang.
Disini dapat menggunakan sakelar seri untuk melayani kedua lampu yang kan dipasang.
d. Buatlah gambar diagram pengawatan agar memudahkan di dalam membuat detail gambar instalasi.
e. Tentukan cara pemasangan yang akan digunakan, apakah instalasinya sistem rentang atau
sistem tertutup. Jika menggunakan sistem tertutup, maka membutuhkan pipa sebagai peralatan
pelindung hantaran, sebaliknya jika menggunakan sistem rentang maka membutuhkan rol isolator
sebagai penyangga hantaran instalasinya.
f. Apabila akan membuat instalasi di dalam pipa, maka kita sudah dapat mengetahui berapa banyak
hantaran yang akan dimasukkan ke dalam pipa.
Setelah mengetahui gambar pelaksanaan, maka dapat membuat gambar bagan dengan membubuhkan
garis -garis lintang pada gambar bagan tersebut. Banyak kawat dan hubungan dua buah lampu tersebut
adalah tiga batang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.

(a) Diagram Instalasi (b) Diagram pelaksanaan


Gambar 2. Bagan dua buah lampu yang dilayani sakelar seri
10. Instalasi Dua Lampu Pijar Dengan Sakelar Tunggal
Instalasi dua buah lampu dengan sebuah sakelar tunggal, artinya kedua lampu itu cukup dilayani oleh sebuah
sakelar tunggal saja. Jadi dalam pemasangannya, hantaran kedua lampu itu diperoleh melalui sebuah
sakelar. Perhatikan gambar 3.

(a) Giagram instalasi (b) Diagram Pelaksanaan

Gambar 3. Bagan dua buah lampu dilayani sebuah s akelar


Bahan-bahan yang digunakan hampir sama dengan gambar2, perbedaannya terletak pada jumlah bahannya, baik
berupa kotak sambung, pipa maupun hantarannya.
Apabila kedua lampu tersebut hendak dilayani dengan dua buah sakelar, maka ada dua cara bagan yang dapat
dipakai yaitu : (a) kedua sakelar dipasang berjauhan, (b) kedua sakelar dipasang satu tempat. Cara
kedua ini sering disebut sebagai sakelar seri atau deret. Kedua cara pemasangan itu dapat dilihat pada
gambar 4.

(a) Diagram instalasi (b) Diagram pelaksanaan


Gambar 4. Dua buah lampu dilayani dua buah sakelar tunggal yang dijadikan satu

11. Instalasi Dua Lampu Pijar Hubungan Gudang


Dalam kasus ini dipasang satu sakelar tunggal dan satu sakelar tukar. Prinsipnya adalah penghubung (sakelar)
dekat pintu telah digantikan oleh penghubung berkutub tunggal (1), dan pada titik penerangan 2 dipasang
penghubung tukar (2) yang bekerja sebagai penghubung pengubah, seperti dijelaskan pada gambar 5.

(a) Diagram instalasi (b) Diagram pengawatan/pelaksanaan


Gambar 5. Lampu dalam hubungan gudang
Dengan penghubung kutub tunggal, maka dapat meniadakan tegangan pada penghubung tukar dan lampu
yang sekejap mata dapat dipadamkan
12. Hubungan Gudang dalam Tanah yang Diperluas
Pada umumnya jenis hubungan ini banyak digunakan pada gudang-gudang seperti ruang persediaan dan
timbunan, tetapi ruangan ini dapat dimasukki satu sisi dan letaknya harus berurutan. Contoh instalasinya
dapat dijelaskan pada gambar 6.
(a) Diagram instalasi (b) Diagram Pelaksanaan
Gambar 6. Hubungan gudang dalam tanah yang diperluas

Pengoperasian dari sakelar-sakelar ini sambil kita berjalan, kita dapat menyalakan lampu yang satu dan
memadamkan yang lain secara otomatis. Dan pada kasus ini kita dapat menghubungkan sejajar sejumlah
lampu dari satu ruangan. Dari ruangan tersebut, kita dapat memadamkan dan menyalakan bersama lampu-
lampu yang terhubung itu tanpa harus memadamkan dan menyalakan satu demi satu.

13. Hubungan Kamar Tidur


Prinsip dasar hubungan ini adalah sama dengan hubungan gudang dalam tanah, tetapi
penghubung muka yang berkutub tunggal harus diganti dengan sakelar tukar, sehingga kita dapat
memadamkan tiap-tiap lampu pada pintu dan pada tempat tidur. Pada hubungan tukar ini dapat
diperluas dengan penghubung silang. Diagram instalasi untuk kasus ini dapat dijelaskan pada gambar
7.

(a) Diagram instalasi (b) Diagram pelaksanaan


Gambar 7. Hubungan kamar tidur

14. Hubungan untuk Ruangan yang Luas


Dalam ruangan yang luas, biasanya hanya membutuhkan sebagian dari seluruh penerangan yang ada. Misal
untuk ruang yang panjang terkadang hanya diperlukan untuk menyalakan beberapa lampu saja. Oleh
karena itu kita dapat menggunakan hubungan tukar dengan kombinasi sakelar silang untuk beberapa
buah lampu. Pada prinsipnya dari kelima lampu, kita dapat menghidupkan sebagian atau seluruhnya dari
tempat yang berbeda.
(a) Diagram instalasi (b) Diagram pelaksanaan
Gambar 8. Hubungan untuk ruangan yang luas

15. Instalasi Lampu Pijar dengan Sakelar Tunggal


Pemasangan instalasi ini direncanakan untuk pemasangan dalam pipa. Bagaimana rencana dan pelaksanaan
untuk jenis instalasi ini dapat diihat pada gambar 9.

(a) Diagram instalasi

Lampu

Saklar tunggal

(b) Diagram pelaksanaan


Gambar 9. Satu lampu pijar dilayani satu sakelar tunggal

Dari bagan di atas, maka dapat diketahui macam beban yang akan dipakai termasuk jumlah dan penampang
penghantar dalam pipa yang seharusnya dipasang.
16. Instalasi Dua Lampu Pijar dengan Sakelar Seri atau Deret
Penggunaan sakelar seri atau deret dimaksudkan agar menyala atau padamnya lampu dapat diatur sebagai
berikut :
a. Lampi 1 hidup, sedangkan lampu 2 masih padam.
b. Lampu 2 hidup, tetapi lampu 1 menjadi padam.
c. Lampu 1 dan 2 hidup (menyala) semua.
d. Kedua lampu padam semua.
Demikian seterusnya, akan kembali lagi seperti keadaan semula. Instalasi semacam ini dapat dijelaskan dalam
bagan seperti tertera pada gambar 10 (a). Sakelar seri semacam itu banyak dipakai untuk melayani lampu
korona. Lampu ini mempunyai sebuah lampu besar (sebagai lampu 1) dan beberapa lampu agak kecil
yang dihubungkan paralel (sebagai lampu 2). Lampu 1 dan lampu 2 akan menyala atau padam
sesuai dengan penjelasan di atas. Bagan pemasangan lampu korona tersebut dapat dijelaskan pada
gambar 10 (b).

Lampu 1 Lampu 2
Saklar deret
(a) Diagram instalasi (b) Giagram pelaksanaan
Gambar 10. Instalasi dua lampu pijar dengan sakelar seri (deret)

D. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas pembelajaran dimulai dengan membaca seluruh bagian dari kegiatan pembelajaran ini, disarankan siswa
membaca secara berurutan, sehingga siswa mengetahui tujuan dan indikator capaian kompetensi. Belajar
dengan menggunakan modul ini dituntut kemandirian dan kejujuran siswa terhadap diri sendiri. Beberapa
kegiatan yang juga harus siswa lakukan:
1. Membaca sumber bacaan lain, yang berhubungan dengan materi pada kegiatan pembelajaran ini.
2. Apabila ada bagian-bagian yang belum peserta didik kuasai sesuai yang diharapkan, ulangi kembali
dengan tidak tergesa-gesa.
Jika peserta didik bisa menjawab pertanyan-pertanyaan pada bagian latihan dengan baik, maka peserta
didik dapat melanjutkan pembelajaran ke kegiatan pembelajaran selanjutnya.

SOAL LATIHAN PERTEMUAN 1

1. Gambar letak gedung atau rumah tempat instalasi listrik tersebut akan dipasang dan rencana
penyambungannya dengan sumber tenaga listrik adalah.
a. Gambar garis tunggal
b. Gambar pengawatan
c. Gambar bagan
d. Gambar situasi
e. Gambar instalasi
2. Gambar pada diagram instalasi garis tunggal meliputi:
a. System pentanahannya
b. System pemipaannya
c. System pengawatannya
d. Penentuan tata letak komponen
e. Jenis komponen
3. Tempat untuk memasang lampu bohlam pada instalasi penerangan listrik disebut ...
a. Fitting
b. Sekring
c. Sakelar
d. Stop Kontak
e. Roset
4. Dalam PUIL 2000 Fitting lampu jenis Edison harus dipasang dengan cara ...
a. Menghubungkan kontak dasarnya pada penghantar fase, dan kontakluarnya pada
penghantar netral
b. Menghubungkan kontak dasarnya pada penghantar netral, dan kontak luarnya pada
penghantar fase
c. Menghubungkan kontak dasarnya pada penghantar fase, dan kontak luarnya pada
penghantar fase
d. Menghubungkan kontak dasarnya pada penghantar netral, dan kontak luarnya pada
penghantar netral
e. Menghubungkan kontak dasarnya pada penghantar netral, dan kontak luarnya pada
penghantar arde
5. Sebuah sakelar yang berfungsi menghubungkan dan memutuskan dua lampu, atau dua
kelompok lampu baik secara bergantian atau bersama-sama adalah ...
a. Sakelar Silang
b. Sakelar Tunggal
c. Sakelar Tukar
d. Sakelar Seri
e. Sakelar Ganda
6. Perhatikan gambar instalasi penerangan di bawah ini !

Gambar diatas menggunakan saklar jenis :


a. Saklar dua kutub
b. Saklar kutub tunggal
c. Saklar seri
d. Saklar silang
e. Saklar tukar
1. Beberapa saklar yang sering digunakan sebagai kendali peralatan listrik yaitu, kecuali :
a. Saklar kutub tunggal, Saklar kutub ganda
b. Saklar kutub tiga, Saklar seri
c. Saklar kelompok, Saklar tukar, saklar silang
d. Saklar merk Viba
e. Saklar tunggal
DAFTAR PUSTAKA

A. Rida Ismu W. Supartono, 1979, Instalasi cahaya dan Tenaga I, Dirjen Badan Standarisasi
Nasional (BSN), 2000, Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000),
Standar Nasional Indonesia (SNI), Yayasan PUIL, Jakarta.Dikdasmen Depdikbud,
Jakarta.
Darsono dan Agus Panidjo, 1979, Petunjuk Praktek Listrik I, Dirjen Dikdasmen Depdikbud,
Jakarta.
D. Erwin, 1980, Rancangan Listrik Untuk STM dan Mahasiswa Teknik, Bandung.
F. Suryatmo, 1998, Teknik Listrik Instalasi Penerangan , Bineka Cipta, Jakarta.
Krebet Hidayat, Sumarlan D.S, dan R. Sumarton, 1980, Lembaran Kerja Instalasi dan
Reparasi Listrik, Dirjen Dikdasmen Depdikbud, Jakarta.
Kusnandar, A., 2000, Pemasangan Dasar Instalasi Listrik, Armico, Bandung
P. Van Harten, dan E. Setiawan, 1991, Instalasi Listrik Arus Kuat I, Binacipta, Bandung.
Panitia Revisi PUIL-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2001, Peraturan Umum Instalasi
Listrik Indonesia 1987 , LIPI, Jakarta
R. Surasno Sosrodirjo, 1980, Alat-Alat Ukur Listrik, Technipres, Jakarta.
SPLN 121 1996
SPLN 04 6918 2002
LEMBAR OBSERVASI PERSONAL HYGIENE

Nama Teman
Observer

Topik /tema observasi : Instalasi Ruang Kelas

Petunjuk :
Anda dapat melakukan wawancara dengan obyek observasi/teman Anda untuk menggali informasi.
Komponen/sub Hasil observasi
No
komponen Indikator Kondisi yang ada
Sesuai PUIL
Sambungan
Warna
Pengaman/pipa
1 Kabel Tidak sesuai PUIL
Sambungan
Warna
Pengaman/pipa
Sesuai PUIL
Baik
2 Komponen Rusak
Jarak Pemasangan
Tidak sesuai PUIL
Baik
Rusak
Jarak Pemasangan
LEMBAR ASESMEN
DIAGNOSTIK

A. Asesmen Non Kognitif


1. Coba amati lingkungan rumahmu saat ini, lalu pilih emoji berikut
yang mewakili perasaanmu.

A B C

2. Berikan pendapatmu tentang bagaimana kondisi lingkungan akan


berdampak pada semangat belajarmu?
3. Apa saja yang dapat kamu lakukan untuk menciptakan kenyamanan
lingkungan belajar di rumah?
4. Apa yang kamu rasakan saat mengunjungi salon kecantikan lalu
melihat kondisi yang tidak nyaman, misalnya dari segi ventilasi ataupun
kebersihan lingkungannya?
5. Apa harapanmu saat kamu mempelajari tentang sanitasi, higiene,
kesehatan, keselamatan kerja
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Umpan Balik :
1. Dapat Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural,
emosional, dan intelektual.
2. Dapat Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual,
sosial, emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial budaya.
3. Dapat Mengidentifikasi kesulitan belajar siswa serta memberikan solusi kepada siswa yang
mengalami kesulitan belajar.
Tindak Lanjut :
1. Penguatan dan penghargaan diberikan kepada peserta didik yang telah memenuhi
stanndar
2. Teguran yang bersifat mendidik dan memotivasi diberikan kepada peserta didik yang
belum memenuhi standar
3. Peserta didik diberi kesempatan untuk mengikuti diklat lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai