Anda di halaman 1dari 6

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/148/I/2010


TENTANG
IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK
PERAWAT DENGAN RAHMAT TUHAN
YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 23 ayat (5) Undang-


Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan perlu menetapkan
Peraturan Menteri Kesehatan tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik
Perawat;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambaran Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor
49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Kesehatan sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 439/Menkes/Per/VI/2009 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 1575/Per/Menkes/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Kesehatan;
MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PERATURAN


PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 38 TAHUN 2014
TENTANG KEPERAWATAN.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di


dalam maupun di luar negeri sesuai dengan peraturan perundangan-
undangan.
2. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
3. Surat Izin Praktik Perawat yang selanjutnya disingkat SIPP adalah bukti
tertulis yang diberikan kepada perawat untuk melakukan praktik
keperawatan secara perorangan dan/atau berkelompok.
4. Standar adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk
dalam menjalankan profesi yang meliputi standar pelayanan, standar
profesi, dan standar prosedur operasional.
5. Surat Tanda Registrasi yang selanjutnya disingkat STR adalah bukti
tertulis yang diberikan oleh Pemerintah kepada tenaga kesehatan yang
telah memiliki sertifikat kompetensi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
6. Obat Bebas adalah obat yang berlogo bulatan berwarna hijau yang dapat
diperoleh tanpa resep dokter.
7. Obat Bebas Terbatas adalah obat yang berlogo bulatan berwarna biru
yang dapat diperoleh tanpa resep dokter.
8. Organisasi Profesi adalah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).

Pasal 2

(1) Perawat dapat menjalankan praktik pada fasilitas pelayanan kesehatan.


(2) Fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi fasilitas pelayanan kesehatan di luar praktik mandiri dan/atau
praktik mandiri.
(3) Perawat yang menjalankan praktik mandiri sebagaimana dimaksud pada
ayat
(2) berpendidikan minimal Diploma III (D III) Keperawatan.

Pasal 3

(1) Setiap Perawat yang menjalankan praktik wajib memiliki SIPP.


(2) Kewajiban memiliki SIPP dikecualikan bagi perawat yang menjalankan
praktik pada fasilitas pelayanan kesehatan di luar praktik mandiri.
Pasal 4

(1) SIPP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dikeluarkan oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
(2) SIPP berlaku selama STR masih berlaku.

Pasal 5

(1) Untuk memperoleh SIPP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Perawat


harus mengajukan permohonan kepada Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota dengan melampirkan:
a. fotocopy STR yang masih berlaku dan dilegalisir;
b. surat keterangan sehat fisik dari dokter yang memiliki Surat Izin Praktik;
c. surat pernyataan memiliki tempat praktik;
d. pas foto berwarna terbaru ukuran 4X6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar; dan
e. rekomendasi dari Organisasi Profesi.
(2) Surat permohonan memperoleh SIPP sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) sebagaimana tercantum dalam Formulir I terlampir.
(3) SIPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya diberikan untuk 1
(satu) tempat praktik.
(4) SIPP sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sebagaimana tercantum
dalam Formulir II terlampir.

Pasal 6

Dalam menjalankan praktik mandiri, Perawat wajib memasang papan nama


praktik keperawatan.

Pasal 7

SIPP dinyatakan tidak berlaku karena:


a. tempat praktik tidak sesuai lagi dengan SIPP.
b. masa berlakunya habis dan tidak diperpanjang.
c. dicabut atas perintah pengadilan.
d. dicabut atas rekomendasi Organisasi Profesi.
e. yang bersangkutan meninggal dunia.

Pasal 8

(1) Praktik keperawatan dilaksanakan pada fasilitas pelayanan kesehatan


tingkat pertama, tingkat kedua, dan tingkat ketiga.
(2) Praktik keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan
kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
(3) Praktik keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
melalui kegiatan:
a. pelaksanaan asuhan keperawatan;
b. pelaksanaan upaya promotif, preventif, pemulihan, dan pemberdayaan
masyarakat; dan
c. pelaksanaan tindakan keperawatan komplementer.
(4) Asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a
meliputi pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi keperawatan.
(5) Implementasi keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meliputi
penerapan perencanaan dan pelaksanaan tindakan keperawatan.
(6) Tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) meliputi
pelaksanaan prosedur keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan
dan konseling kesehatan.
(7) Perawat dalam menjalankan asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) dapat memberikan obat bebas dan/atau obat bebas terbatas.

Pasal 9

Perawat dalam melakukan praktik harus sesuai dengan kewenangan yang


dimiliki.

Pasal 10

(1) Dalam keadaan darurat untuk penyelamatan nyawa seseorang/pasien dan


tidak ada dokter di tempat kejadian, perawat dapat melakukan pelayanan
kesehatan diluar kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8.

(2) Bagi perawat yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki
dokter dalam rangka melaksanakan tugas pemerintah, dapat melakukan
pelayanan kesehatan diluar kewenangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8.
(3) Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) harus mempertimbangkan kompetensi, tingkat kedaruratan dan
kemungkinan untuk dirujuk.
(4) Daerah yang tidak memiliki dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
adalah kecamatan atau kelurahan/desa yang ditetapkan oleh Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
(5) Dalam hal daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) telah terdapat
dokter, kewenangan perawat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak
berlaku.

Pasal 11

Dalam melaksanakan praktik, perawat mempunyai hak:


a. memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan praktik
keperawatan sesuai standar;
b. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari klien dan/atau
keluarganya;
c. melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi;
d. menerima imbalan jasa profesi; dan
e. memperoleh jaminan perlindungan terhadap risiko kerja yang berkaitan
dengan tugasnya.
Pasal 12

(1) Dalam melaksanakan praktik, perawat wajib untuk:


a. menghormati hak pasien;
b. melakukan rujukan;
c. menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundangan-undangan;
d. memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien/klien dan
pelayanan yang dibutuhkan;
e. meminta persetujuan tindakan keperawatan yang akan dilakukan;
f. melakukan pencatatan asuhan keperawatan secara sistematis; dan
g. mematuhi standar.
(2) Perawat dalam menjalankan praktik senantiasa meningkatkan mutu
pelayanan profesinya, dengan mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan pelatihan sesuai
dengan bidang tugasnya, yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau
organisasi profesi.
(3) Perawat dalam menjalankan praktik wajib membantu program
Pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Pasal 13

(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan pembinaan dan


pengawasan dengan mengikutsertakan organisasi profesi.
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diarahkan untuk meningkatkan mutu pelayanan, keselamatan pasien dan
melindungi masyarakat terhadap segala kemungkinan yang dapat
menimbulkan bahaya bagi kesehatan.

Pasal 14

(1) Dalam rangka pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 13, Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat memberikan
tindakan administratif kepada perawat yang melakukan pelanggaran
terhadap ketentuan penyelenggaraan praktik dalam Peraturan ini.
(2) Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
melalui:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis; atau
c. pencabutan SIPP.

Pasal 15

(1) SIPP yang dimiliki perawat berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan


Nomor 1239/Menkes/SK/IV/2001 tentang Registrasi dan Praktik
Perawat masih tetap berlaku sampai masa SIPP berakhir.
(2) Pada saat peraturan ini mulai berlaku, SIPP yang sedang dalam proses
perizinan dilaksanakan sesuai ketentuan Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1239/Menkes/SK/IV/2001 tentang Registrasi dan Praktik
Perawat.
Pasal 16

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat sepanjang yang
berkaitan dengan perizinan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 17

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan ini


dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 Januari 2010

Menteri,

ttd

dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, DR.PH

Anda mungkin juga menyukai