Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULAN PRAKTIK KLINIK

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI UTAMA PATI
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

Nama : Relli H Silalahi


NIM : 130120016
Semester : Dua (II)
Kompetensi Tindakan : Kala III
Stase : Asuhan Kebidanan pada Persalinan

A. Latar Belakang
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir
atau melalui jalan lain, dengan bantuan (kekuatan sendiri). Persalinan adalah
suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang hidup dan dalam uterus melalui
vagina ke dunia luar. Persalinan normal adalah proses lahirnya janin dengan
tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi
yang pada umumnya berlangsung kurang dari 24 jam (Manuaba, 2014).
Kala III dimulai sejak bayi lahir sampai dengan lahirnya plasenta dan
selaput ketuban janin. Biasanya plasenta lepas dari tempat implantasinya
dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar secara spontan atau
dengan tekanan pada fundus uteri. Kala tiga persalinan terbagi atas 2 fase
yaitu pelepasan plasenta dari dinding uterus sampai ke segmen terbawah
rahim dan atau vagina, dan pengeluaran plasenta dari jalan lahir. Tanda
pelepasan plasenta dari dinding uterus antara lain terjadi perubahan bentuk
dan tinggi uterus, tali pusat memanjang, dan semburan darah singkat dan tiba-
tiba (Widiastutik, 2020).
Kala III sering disebut kala uri atau waktu pelepasan plasenta dari
insersinya sampai lahirnya plasenta dan selaput plasenta. Kala III persalinan
dimulai saat proses kelahiran bayi selesai dan berakhir dengan lahirnya
plasenta. Proses ini dikenal sebagai kala persalinan plasenta. Normalnya
pelepasan uri ini berkisar ¼-½ jam sesudah anak lahir. (Prawirohardjo. 2010)
Mekanisme pelepasan uri yaitu kontrasi rahim akan mengurangi area
uri, karena rahim bertambah kecil dan dindingnya bertambah tebal beberapa
sentimeter. Kontraksi-kontraksi tadi menyebabkan bagian yang longgar dan
lemah dari uri pada dinding rahim; bagian ini akan terlepas, mula-mula
sebagian dan kemudian seluruhnya dan tinggal bebas dalam kavum uteri.
Kadang-kadang ada sebagian kecil uri yang masih melekat pada dinding
rahim. Proses pelepasan ini biasanya setahap demi setahap dan pengumpulan
darah di belakang uri akan membantu pelepasan uri ini. Bila pelepasan uri
sudah komplit, maka kontraksi rahim mendorong uri yang sudah lepas ke
SBR, lalu ke vagina dan dilahirkan. Selaput ketuban pun dikeluarkan,
sebagian (oleh kontraksi rahim, sebagian waktu keluarnya uri. Di tempat-
tempat yang lepas terjadi perdarahan antara uri dan desidua basalis, disebut
retroplasenter hematoma. (Varney. 2008)
Fisiologi persalinan kala III yaitu kontraksi pada otot uterus mengikuti
penyusutan volume rongga uterus sampai bayi lahir dan penyusutan ini
sebabkan berkurangnya ukuran tempat plasenta, karena tempat perlekatan
makin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka plasenta akan
terlipat, menebal dan kemudian lepas. Setelah lepas, plasenta akan turun ke
bawah uterus atau ke dalam vagina. (Prawirohardjo. 2010)
Manajemen aktif kala III diperlukan untuk melahirkan plasenta sesuai
prosedur secara efektif sehingga mencegah terjadinya perdarahan dan
kehilangan darah yang berarti. Langkah inti pada Manajemen aktif kala III,
yaitu penjepitan dan pengguntingan tali pusat sedini mungkin, pemberian
suntikan oksitosin, penegangan tali pusat terkendali atau PTT, masase fundus
uterus (Eman W, 2018).
Dampak tidak dilakukan management aktif kal III tidak dapat
menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga tidak dapat
mempersingkat waktu pada kala III, mencegah perdarahan, dan mengurangi
kehiangan darah kala III persalinan. Sebagian kematian tersebut terjadi dalam
waktu empat jam setelah melahirkan dan merupakan akibat dari masalah yang
timbul selama persalinan kala tiga. Perdarahan pasca persalinan didefinisikan
sebagai kehilangan darah sebanyak lebih dari 500 ml setelah kelahiran dan
perdarahan pasca persalinan berat didefinisikan kehilangan darah lebih dari
1000 ml (Susiloningtyas, 2021).

B. Tujuan
1. Untuk membantu mengeluarkan plasenta.
2. Menghasilkan kontraksi uterus agar lebih efektif sehingga mempersingkat
waktu, mencegah perdarahan dan mengurangi kehilangan darah.
3. Mencegah atonia uteri dan retensio plasenta.

C. Indikasi
1. Ibu bersalin dengan kala I dan II normal atausehat.
2. Ibu bersalin tanpa adanya komplikasi.

D. Kontra Indikasi
1. Ibu yang mengalami retensio plasenta atau plasenta belum lahir lebih dari
30 menit

E. Persiapan Alat dan Bahan


1. Baki
2. Alas Baki & Tutup
3. Celemek
4. Masker
5. Kacamata
6. Tutup kepala
7. Sepatu But
8. Handuk besar 2
9. Hanscoon pendek
10. Hanscoon panjang
11. Bengkok
12. Bak Instrumen + tutup
13. Kassa steril 5
14. Kapas 5
15. Perlak
16. Jarik
17. Lampu Sorot
18. Kom kecil
19. Phantoom Panggul
20. Klorin
21. Masker
22. Tempat Sampah basah & Kering
23. Kom kecil
24. Partus set
25. Klem tali pusat
26. Kateter logam
27. Savety box

F. Prosedur Pelaksanaan
TAHAP PRA INTERAKSI
1. Melakukan verifikasi data pasien
TAHAP ORIENTASI
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien
3. Menjelaskan keadaan pasien
4. Melakukan informed consent
5. Menjaga privacy pasien
TAHAP KERJA
1. Mengenakan Clemek APD ( celemek, topi, kacamata, masker dan alas
kaki tertutup
2. Palpasi abdomen
3. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
Injeksi Oksitoxin:
- Dalam waktu ± 1 menit setelah bayi lahir, menyuntikkan oksitosin 10
IU
4. Menentukan lokasi penyuntikan pada 1/3 paha atas latera
5. Teknik penyuntikan dilakukan dengan tepat yaitu melakukan aspirasi dan
posisi jarum 90̊
6. Teknik setelah penyuntikan dilakukan dengan tepat yaitu spuit ditutup
dengan one hand technique dan diletakkan di bak instrument
7. Memindahkan klem 5-10 cm dekat vulva dengan terlebih dulu menekan
ujung tali pusat
8. Meletakkan tangan kiri diatas sympisis
9. Tangan kanan menegangkan tali pusat sejajar lantai dengan cara
memegang klem diantara jari telunjuk dan jari tengah dengan posisi
genggaman dan telapak tangan menghadap ke atas *
10. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil
tangan yang lain mendorong uterus ke arah dorsokranial secara hati-hati
untuk mencegah inversio uteri. Lakukan PTT setiap kali ada kontraksi
11. Memastikan tanda-tanda pelepasan plasenta: uterus globuler, tali pusat
bertambah panjang, dan adanya semburan darah dari jalan lahir
12. Saat ada kontraksi lakukan penegangan tali pusat terkendali dan
mendorong uterus secara dorsokranial sampai plasenta terlepas dari
implantasi
13. Minta ibu sedikit meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah
sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap
melakukan dorsokranial)
14. Jika tali pusat bertambah panjang pindahkan klem hingga berjarak 5 – 10
cm dari vulva dengan terlebih dahulu menekan ujung tali pusat dan
lahirkan plasenta
15. Menangkap plasenta:
- Setelah plasenta tampak di vulva, memegang plasenta dengan kedua
tangan dan memutar searah jarum jam untuk mengeluarkan plasenta
- Melahirkan selaput dengan cara memilin
16. Masase Uterus :
- Segera setelah plasenta lahir, meletakkan plasenta pada tempat yang
datar dan melakukan masase uterus dengan telapak tangan secara
sirkuler selama ± 15 detik.
17. Menilai kelengkapan plasenta dari sisi maternal maupun foetal
Membuka selaput dan memeriksa jumlah kotiledon dan menutupnya
kembali, serta kemungkinan plasenta sirkumfalata pada sisi foetal
18. Setelah selesai pemeriksaan plasenta, meletakkan plasenta pada wadah
yang sudah disediakan
19. Melakukan pemeriksaan vagina dan perineum, untuk memastikan bahwa
tidak terdapat laserasi yang menimbulkan perdarahan
20. Memeriksa kontraksi dan PPV
21. Membereskan alat-alat dan memasukkan dalam larutan clorin 0,5 %,
membuang sampah dan bersihkan tempat tidur (dekontaminasi)
22. Membersihkan dan memposisikan ibu dengan meluruskan kaki, menutup
bagian genital dengan kain bersih
23. Membersihkan Celemek dengan menyemprotkan larutan klorin dan
mengelap dengan waslap.
24. Mencuci tangan dalam larutan klorin 0,5 % dan lepas handscoen dalam
keadaan terbalik
TAHAP TERMINASI
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Memberikan dan mengembalikan alat
4. Mencuci tangan
5. Mendokumentasikan hasil kegiatan
G. Referensi
Abdul Bari Saifuddin. 2010. Ilmu Kebidanan, edisi.4. Jakarta: Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo

Eman W. 2018. Nursing Care of The Third and Fourth Stages of Labor :
Protocol Of Care. Egyptian Journal of Health Care, 2018 EJHC Vol.9
No.1.
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahU
KEwjX1_GJpZz0AhXQZSsKHbRwAdYQFnoECCgQAQ&url=https
%3A%2F%2Fejhc.journals.ekb.eg
%2Farticle_11899.html&usg=AOvVaw3w8RYRX40r5Y8hE073eZyX
Manuaba. 2014. Gawat darurat Obstetri Ginekologi dan Obstetri Ginekologi
Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta : EGC.

Prawirohardjo. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo

Susiloningtyas, dkk. 2021. Kajian Pengaruh Manajemen Aktif Kala III


Terhadap Pencegahan Perdarahan Postpartum. Staf Pengajar Prodi D III
Kebidanan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung
Semarang dan Staf Pengajar Akademi Kebidanan Siti Khodijah
Sepanjang, Sidoarjo, Jawa Timur. https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahU
KEwiimLWSlIj0AhXe_XMBHWzjAzgQFnoECCkQAQ&url=http%3A
%2F%2Fjurnal.unissula.ac.id%2Findex.php
%2Fmajalahilmiahsultanagung%2Farticle%2Fdownload
%2F73%2F67&usg=AOvVaw19DiVv6c4VaplwRliW4G2G

Varney. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 2. Jakarta : EGC.
Widiastutik, Sulenti. 2020. Hubungan Manajemen Aktif Kala III Dengan
Kejadian Perdarahan Post Partum Primer Di PBM Umi Surabaya. Jurnal
Ilmiah : J-HESTECH, Vol. 3 No. 1, Bulan Juni Tahun 2020, Halaman 35
– 42. P-ISSN 2615-398X (cetak) / E-ISSN 2622-3600 (online)
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahU
KEwiimLWSlIj0AhXe_XMBHWzjAzgQFnoECBMQAQ&url=https%3A
%2F%2Fejournal.unitomo.ac.id%2Findex.php%2Fjhest%2Farticle
%2Fview%2F2383&usg=AOvVaw28Asbv22Y5Y7DIe5hIGDGi

Menyetujui, Pati........................................
Pembimbing Lahan Mahasiswa

(…………………………………………) Relli H Silalahi


Mengetahui,
Ketua Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan

Retno Wulan, S.S.T.Keb.,M.K.M


NPP. 12005082

Anda mungkin juga menyukai