Anda di halaman 1dari 13

TURBIN ANGIN

Dosen Pengampu:

Imam Arif Raharjo, S.Pd, MT

Disusun Oleh: 
ILYAS DWI SANTOSO 1501619033
ALDIAN YOSEA 1501618018
MICHAEL BUDIMAN 5115162768

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2021

Pengertian Turbin angin


Turbin angin yang juga dikenal dengan sebutan kincir-angin merupakan sarana pengubah energi
kinetik angin menjadi energi mekanik untuk memutar generator listrik. Turbin angin merupakan sebuah
pembangkit yang bekerja berdasarkan angin, hembusan angin di manfaatkan untuk memutar baling-
baling yang telah di koneksi dengan generator. Generator ini yang bekerja untuk menghasilkan listrik
dengan bantuan gerakan turbin yang di putar oleh angin. Turbin angin ini pada awalnya dihasilkan
bentuk bagi mengakomodasi kebutuhan para petani dalam melakukan penggilingan padi, keperluan
irigasi, dan lain-lainnya. Turbin angin terdahulu banyak dibangun di Denmark, Belanda, dan negara-
negara Eropa lainnya dan lebih dikenal dengan Windmill.

Turbin angin adalah salah satu teknologi energi terbarukan yang tumbuh paling cepat. Salah
satu pendorong penggunaan turbin angin ini karena dalam waktu dekat manusia akan dihadapkan
dengan masalah kekurangan sumber daya alam tak terbaharui (Contoh: batubara, minyak bumi) sebagai
bahan dasar untuk membangkitkan listrik. Walaupun sampai saat ini pembangunan turbin angin masih
belum dapat menyaingi pembangkit listrik konvensional (Contoh: PLTD,PLTU,dll), turbin angin masih
lebih dikembangkan oleh para ilmuwan.

Secara singkat prinsip kerja dari turbin angin ini adalah Angin digunakan untuk menghasilkan
listrik menggunakan energi kinetik yang diciptakan oleh udara yang bergerak. Energi ini diubah menjadi
energi listrik menggunakan turbin angin atau sistem konversi energi angin. Angin pertama kali mengenai
bilah turbin, menyebabkannya bilah berputar dan memutar turbin. turbin mengubah energi kinetik
menjadi energi rotasi, dengan menggerakkan poros yang terhubung ke generator, dan dengan demikian
menghasilkan energi listrik melalui elektromagnetisme. Jumlah daya yang dapat dipanen dari angin
tergantung pada ukuran turbin dan panjang bilahnya. Output sebanding dengan dimensi rotor dan
pangkat tiga kecepatan angin. 

Komponen-komponen turbin angin


Dalam turbin angin komponen komponennya meliputi:

 Bilah Kipas

Bilah kipas berfungsi untuk menangkap angin dan merubahnya menjadi putaran yang akan
diteruskan ke generator.

 Rotor.
Rotor terdiri dari bilah kipas dan penghubung poros.

 Sudut Bilah Kipas.


Sudut bilah kipas (pitch) adalah sudut pengaturan pada bilah-bilah kipas yang diperlukan untuk
mengatur kecepatan putar rotor.
 Rem cakram.
Rem cakram merupakan rem yang cakramnya dijepit secara mekanis, listrik atau hidrolik untuk
mengurangi kecepatan atau menghentikan rotor. Rem digunakan untuk menjaga putaran agar
putaran tidak terlalu besar pada saat terdapat angin yang besar.  Putaran yang terlalu besar
dapat menyebabkan kerusakan pada generator seperti rotor breakdown, penghantar putus
karena arus yang besar yang menimbulkan panas berlebih.

 Poros Putaran Rendah.


Poros putaran rendah adalah poros yang menghubungkan rotor dengan gearbox.

 Gear Box.
Gear box merupakan komponen untuk  pengaturan  kecepatan putar turbin.  Biasanya gear
box turbin angin menaikkan putaran dari 30-60 rpm menjadi 1000-1800 rpm untuk memutar
generator listrik. Gear box PLTB biasanya menggunakan gear box jenis planetary. Gear box
planetary adalah gear box yang mempunyai roda gigi besar dikelilingi roda-roda gigi kecil.

 Pengontrol putaran.
Pengontrol putaran adalah alat untuk mengontrol putaran poros turbin yang dihubungkan
dengan rem cakram secara mekanis, listrik atau hidrolik. Pengontrol ini akan meneruskan
putaran yang disebabkan kecepatan angin sekitar 12-25 km/jam, dan menghentikan total poros
bila kecepatan angin mencapai 90 km/jam. Kecepatan angin di atas 90 km/jam dapat merusak
turbin.

 Anemometer.
Anemometer berfungsi untuk mengukur kecepatan angin. Sinyal elektronik yang
merepresentasikan kecepatan angin dari anemometer diteruskan ke electronic controller yang
kemudian mengatur rem dan mengatur sudut bilah-bilah kipas. Kincir angin akan mulai berputar
pada kecepatan angin 5 m/s dan akan dihentikan secara otomatis pada kecepatan angin 25 m/s.
Ini dilakukan untuk melindungi turbin dan lingkungan sekitar.

 Tebeng Angin.
Tebeng Angin (wind vane) berfungsi untuk mengikuti arah angin. Bila turbin angin ringan dan
kecil, tebeng angin cukup untuk mengarahkan turbin angin sesuai arah angin. Bila turbin angin
berat dan besar perlu penggerak arah (yaw drive) yang memutar turbin angin sesuai arah angin.

 Rumah Mesin.
Rumah mesin (nacelle)  merupakan badan pembungkus untuk melindungi komponen-komponen
PLTB seperti gearbox  dan generator listrik. Di depan nacelle terdapat kincir angin.

 Poros Putaran Tinggi.


Poros Putaran Tinggi (High Speed Shaft) adalah poros yang memutar generator dengan
kecepatan sekitar 1500 rpm untuk kemudian membangkitkan listrik. Komponen ini diperlengkapi
dengan rem cakram mekanis (mechanical disk brake) yang digunakan untuk mengatasi kegagalan
pengereman aerodinamis atau pada saat turbin sedang diperbaiki.
 Penggerak Arah.
Penggerak arah (yaw drive) memutar turbin ke arah angin untuk desain turbin yang menghadap
angin. Untuk desain turbin yang mendapat hembusan angin dari belakang tak memerlukan alat
ini.

 Motor Penggerak Arah.


Motor penggerak arah (Yaw Motor) merupakan motor listrik yang berfungsi untuk
menggerakkan penggerak arah.

 Menara.
Menara berfungsi menyangga turbin angin. Pada kincir angin modern, tinggi tower biasanya
mencapai 40 – 60 meter. Menara dapat dibedakan menjadi bentuk tubular seperti gambar di
bawah dan bentuk lattice. Keuntungan dari bentuk tubular yaitu aman,
sedangkan lattice mempunyai biaya yang murah.
Selain komponen yang di sebutkan di atas terdapat juga bagian-bagian terdapat juga komponen
komponen turbin angin yang berfungsi untuk menghasilkan listrik didalam turbin angin terdiri dari
generator, rectifier, baterai, dan inverter.

 Generator

Generator adalah salah satu komponen terpenting dalam pembuatan sistem turbin angin. Generator
ini dapat mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Prinsip kerjanya dapat dipelajari dengan
menggunakan teori medan elektromagnetik. Singkatnya, (mengacu pada salah satu cara kerja
generator) poros pada generator dipasang dengan material ferromagnetik permanen. Setelah itu
disekeliling poros terdapat stator yang bentuk fisiknya adalah kumparan-kumparan kawat yang
membentuk loop. Ketika poros generator mulai berputar maka akan terjadi perubahan fluks pada
stator yang akhirnya karena terjadi perubahan fluks ini akan dihasilkan tegangan dan arus listrik
tertentu. Pada umumnya generator yang digunakan oleh turbin angin adalah generator AC.

 Rectifier.

Arus listrik yang dihasilkan generator turbin angin berupa arus bolak-balik. Agar daya dapat
disimpan dalam baterai maka arus bolak-balik ini harus disearahkan menggunakan rectifier. 
Pada Wind Project skala kecil, biasanya rectifier ini menyatu dengan generator dalam rumah mesin
(nacelle). Sedangkan untuk Wind Project skala besar (>1 kW) biasanya menggunakan rectifier yang
terpisah.

 Baterai

Baterai merupakan komponen yang dibutuhkan untuk memaksimalkan fungsi kerja PLTB. Arus listrik
dari generator arus searah masuk ke baterai untuk disimpan. Jika arus listrik yang dihasilkan
generator terlalu kecil, maka semua arus listrik yang keluar dari generator akan disimpan di baterai.
Jika arus listriknya terlalu besar, maka arus listrik akan disalurkan menuju jala-jala listrik setelah
sebagian disimpan pada baterai. Selain digunakan sebagai tempat penyimpanan energi, baterai juga
digunakan untuk menstabilkan tegangan yang keluar dari turbin angin.

 Inverter

Inverter adalah perangkat elektrik yang digunakan untuk mengubah arus listrik searah menjadi arus
listrik bolak balik. Kebanyakan beban listrik didesain untuk suplai beban arus listrik bolak-balik,
sehingga daya keluaran dari Wind Project harus diubah dahulu menjadi listrik arus bolak-balik oleh
inverter ini. Inverter dibedakan berdasarkan kapasitas continue maksimumnya dalam W, dalam
pemilihan inverter harus dipertimbangkan juga efisiensinya.
Jenis-jenis turbin angin
1. Turbin Angin Sumbu Horizontal

Turbin angin Sumbu horizontal berarti sumbu putar turbin


angin adalah horizontal, atau sejajar dengan tanah.  Turbin
Angin Sumbu Horizontal (TASH) memiliki poros rotor utama dan
generator listrik di puncak menara. Turbin berukuran kecil
diarahkan oleh sebuah baling-baling angin (baling-baling cuaca)
yang sederhana, sedangkan turbin berukuran besar pada
umumnya menggunakan sebuah sensor angin yang
digandengkan ke sebuah servo motor. Sebagian besar memiliki
sebuah gearbox yang mengubah perputaran kincir yang pelan
menjadi lebih cepat berputar. Keuntungan dari angin horizontal
adalah mampu menghasilkan lebih banyak listrik dari jumlah
angin tertentu.
Dalam penerapaanya turbin angin jenis ini lebih cocok di gunakan di tempat terbuka. Karena
dalam penerapaanya di dalam menaranya dapat menghasilkan turbu lensi di belakangnya, turbin
biasanya diarahkan melawan arah anginnya menara. Bilah-bilah turbin dibuat kaku agar mereka
tidak terdorong menuju menara oleh angin berkecepatan tinggi. Sebagai tambahan, bilah bilah itu
diletakkan di depan menara pada jarak tertentu dan sedikit dimiringkan. Karena turbulensi
menyebabkan kerusakan struktur menara, dan realibilitas begitu penting, sebagian besar TASH
merupakan mesin upwind (melawan arah angin). Meski memiliki permasalahan turbulensi, mesin
downwind (menurut arah angin) dibuat karena tidak memerlukan mekanisme tambahan agar
mereka tetap sejalan dengan angin, dan karena di saat angin berhembus sangat kencang, bilah-
bilahnya bisa ditekuk sehingga mengurangi wilayah tiupan mereka dan dengan demikian juga
mengurangi resintensi angin dari bilah-bilah itu.

Kelebihan

 Dasar menara yang tinggi membolehkan akses ke angin yang lebih kuat di tempat-tempat yang
memiliki geseran angin (perbedaan antara laju dan arah angin antara dua titik yang jaraknya
relatif dekat di dalam atmosfer bumi di sejumlah lokasi geseran angin.
 Setiap sepuluh meter ke atas, kecepatan angin meningkat sebesar 20 %.
 Efisiensi lebih tinggi, karena blades selalu bergerak tegak lurus terhadap arah angin, dan
menerima daya sepanjang putaran.

Kekurangan

 Menara yang tinggi serta bilah yang panjang sulit diangkut dan juga memerlukan biaya besar
untuk pemasangannya, bisa mencapai 20% dari seluruh biaya peralatan turbin angin.
 TASH yang tinggi sulit dipasang, membutuhkan derek yang yang sangat tinggi dan mahal serta
para operator yang terampil.
 Konstruksi menara yang besar dibutuhkan untuk menyangga bilah-bilah yang berat, gearbox,
dan generator.
 Ukurannya yang tinggi merintangi jangkauan pandangan dan mengganggu pemandangan.
 Berbagai varian downwind menderita kerusakan struktur yang disebabkan oleh turbulensi
2. Turbin Angin Sumbu Vertikal

turbin angin sumbu vertikal sumbu rotasi turbin


berdiri vertikal atau tegak lurus dengan tanah. Turbin angin
jenis ini sering digunakan pada proyek angin kecil dan aplikasi
perumahan. Kelebihan utama susunan ini adalah turbin tidak
harus diarahkan ke angin agar menjadi efektif. Kelebihan ini
sangat berguna di tempat-tempat yang arah anginnya sangat
bervariasi. Karena keserbagunaan ini, turbin angin sumbu
vertikal dianggap ideal untuk instalasi di mana kondisi angin
tidak konsisten.

Dengan sumbu yang vertikal, generator serta gearbox


bisa ditempatkan di dekat tanah, jadi menara tidak perlu
menyokongnya dan lebih mudah diakses untuk keperluan
perawatan. Tapi ini menyebabkan sejumlah desain
menghasilkan tenaga putaran yang berdenyut. Drag (gaya
yang menahan pergerakan sebuah benda padat melalui fluida (zat cair atau gas) bisa saja tercipta saat
kincir berputar.

Dalam pemasangannya Karena sulit dipasang di atas menara, turbin sumbu tegak sering
dipasang lebih dekat ke dasar tempat ia diletakkan, seperti tanah atau puncak atap sebuah bangunan.
Kecepatan angin lebih pelan pada ketinggian yang rendah, sehingga yang tersedia adalah energi angin
yang sedikit. Aliran udara di dekat tanah dan objek yang lain mampu menciptakan aliran yang bergolak,
yang bisa menyebabkan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan getaran, diantaranya kebisingan
dan bearing wear yang akan meningkatkan biaya pemeliharaan atau mempersingkat umur turbin angin.
Jika tinggi puncak atap yang dipasangi menara turbin kira-kira 50% dari tinggi bangunan, ini merupakan
titik optimal bagi energi angin yang maksimal dan turbulensi angin yang minimal.

Ada berbagai type TASV yang sering digunakan diantaranya adalah Tipe Savonius, Tipe Darrieus,
dan Tipe H-Rotor.

 Tipe Savonius TASV

seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah, diciptakan oleh seorang insinyur Finlandia SJ
Savonius pada tahun 1929. Kincir TASV ini merupakan jenis yang paling sederhana dan menjadi
versi besar dari anemometer. Kincir Savonius dapat berputar karena adanya gaya dorong dari
angin, sehingga putaran rotorpun tidak akan melebihi kecepatan angin. Meskipun daya koefisien
untuk jenis turbin angin bervariasi antara 30% sampai 45%, menurut banyak peneliti untuk jenis
Savonius biasanya tidak lebih dari 25%. Jenis turbin ini cocok untuk aplikasi daya yang rendah
dan biasanya digunakan pada kecepatan angin yang berbeda.
 Tipe Darrieus TASV
Ditemukan oleh seorang insinyur Perancis George Jeans Maria Darrieus yang dipatenkan pada
tahun 1931. Ia memiliki 2 bentuk turbin yang digunakan diantaranya adalah ‘‘Eggbeater/ Curved
Bladed’’ dan ‘‘Straightbladed’’ TASV. Sketsa dari kedua variasi konsep Darrieus ditunjukkan
dalam gambar dibawah. Kincir angin Darrieus TASV mempunyai bilah sudu yang disusun dalam
posisi simetri dengan sudu bilah yang diatur relatif terhadap poros. Pengaturan ini cukup efektif
untuk menangkap berbagai arah angin. Berbeda dengan Savonius, kincir angin Darrieus bergerak
dengan memanfaatkan gaya angkat yang terjadi ketika angin bertiup. Bilah sudu turbin Darrieus
bergerak berputar mengelilingi sumbu.
 Tipe H-rotor
dikembangkan di Inggris melalui penelitian yang dilakukan
selama 1970- 1980an, diuraikan bahwa mekanisme yang
digunakan pada pisau berbilah lurus (Straightbladed) Darrieus
TASV tidak diperlukan, ternyata ditemukan bahwa efek
hambatan yang diciptakan oleh sebuah pisau akan membatasi
kecepatan aliran angin. Oleh karena itu, H-rotor akan
mengatur semua kecepatan angin untuk mencapai kecepatan
putaran optimalnya.

Kelebihan turbin angin sumbu vertikal

 Tidak membutuhkan struktur menara yang besar.


 Sebuah TASV bisa diletakkan lebih dekat ke tanah, membuat pemeliharaan bagian-bagiannya
yang bergerak jadi lebih mudah.
 Memiliki sudut airfoil (bentuk bilah sebuah baling-baling yang terlihat secara melintang) yang
lebih tinggi, memberikan keaerodinamisan yang tinggi sembari mengurangi drag pada tekanan
yang rendah dan tinggi.
 Desain TASV berbilah lurus dengan potongan melintang berbentuk kotak atau empat persegi
panjang memiliki wilayah tiupan yang lebih besar untuk diameter tertentu daripada wilayah
tiupan berbentuk lingkarannya TASV.
 TASV memiliki kecepatan awal angin yang lebih rendah daripada TASH. Biasanya TASV mulai
menghasilkan listrik pada 10 km/jam (6 m.p.h.)
 TASV biasanya memiliki tip speed ratio (perbandingan antara kecepatan putaran dari ujung
sebuah bilah dengan laju sebenarnya angin) yang lebih rendah sehingga lebih kecil
kemungkinannya rusak di saat angin berhembus sangat kencang.
 TASV bisa didirikan pada lokasi-lokasi dimana struktur yang lebih tinggi dilarang dibangun.
 TASV yang ditempatkan di dekat tanah bisa mengambil keuntungan dari berbagai lokasi yang
menyalurkan angin serta meningkatkan laju angin (seperti gunung atau bukit yang puncaknya
datar dan puncak bukit).
 TASV tidak harus diubah posisinya jika arah angin berubah.

Kekurangan turbin angin sumbu vertical

 Kebanyakan TASV memproduksi energi hanya 50% dari efisiensi TASH karena drag tambahan
yang dimilikinya saat kincir berputar.
 TASV tidak mengambil keuntungan dari angin yang melaju lebih kencang di elevasi yang lebih
tinggi.
 Kebanyakan TASV mempunyai torsi awal yang rendah, dan membutuhkan energi untuk mulai
berputar.
 Sebuah TASV yang menggunakan kabel untuk menyanggahnya memberi tekanan pada bantalan
dasar karena semua berat rotor dibebankan pada bantalan. Kabel yang dikaitkan ke puncak
bantalan meningkatkan daya dorong ke bawah saat angin bertiup.

Daya Angin Turbin

Merupakan daya angin yang diekstrak oleh turbin angin menjadi daya mekanik. Secara aktual energi
angin tidak dapat dikonversikan seluruhnya menjadi daya mekanik pada poros turbin. Sehingga daya
turbin dapat dihitung dengan persamaan:

Dimana:

Pw= Daya angin turbin (Watt)

n = Putaran turbin (rpm)

P = Daya Angin (watt)

𝜌 = Massa Jenis Udara (kg/m3)

A = Luas Penampang (m2)

Tip Speed Ratio (TSR)

merupakan perbandingan antara kecepatan linear pada ujung rotor turbin angin dengan kecepatan
angin sebelum melewati turbin angin. Koefisien daya (Cp) adalah perbandingan antara daya yang
dihasilkan oleh turbin angin (PT) terhadap daya maksimum atau daya angina (PW). Secara matematis
koefisien daya dinyatakan pada persamaan:

Dimana:

λ: Tip Speed Ratio

D: Diameter Turbin

n: Putaran Rotor (rpm)

𝑉𝑤:Kecepatan Angin (m/s)


Daya Generator

Dari segi arus listrik yang dihasilkan, generator dibagi 2, yaitu generator arus bolak balik (AC)
dan generator arus searah (DC). Pada generator arus searah (DC) terdapat rectifier yang berfungsi untuk
mengubah arus AC menjadi DC. Pada umumnya generator arus searah dapat menghasilkan listrik pada
putaran yang tinggi. Untuk digunakan pada turbin angin, jenis generator ini memerlukan transmisi untuk
menaikkan putaran. Daya listrik yang dihasilkan generator DC didapatkan mengunakan rumus:

Dimana:

Pg = Daya Listrik (Watt)

V = Tegangan (Volt)

I = Arus (Ampere)

Efisiensi Keseluruhanya

Untuk mencari nilai efisiensi keseluruhan turbin angin perlu diketahui terlebih dahulu
pengukuran kecepatan angin pada daya generator dan pengukuran kecepatan angin pada daya angin.
Jika sudah diketahui Efisiensi Keseluruhanya dapat dicari dengan mengunakan rumus:

Dimana:

Pg = Daya Generator (Watt)

𝑃𝑊 = Daya Angin

ƞ𝑜 = Efisiensi Keseluruhan
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Turbin_angin

https://media.neliti.com/media/publications/141162-ID-none.pdf

https://www.nrel.gov/research/re-wind.html

https://p2k.unkris.ac.id/id3/3065-2962/Turbin_178370_p2k-unkris.html

https://je.politala.ac.id/index.php/JE/article/download/74/51

http://eprints.polsri.ac.id/9035/3/File%20III.pdf

Anda mungkin juga menyukai