Anda di halaman 1dari 14

Nama : Sandy Kurniawan

NIM : 05071381320047

Prodi : Agroekoteknologi Palembang

Minggu ke 1

A. Perkembangan makhluk hidup

Pertumbuhan adalah proses perubahan biologis yang terjadi pada makhluk hidup yang
meliputi perubahan ukuran berupa pertambahan tinggi, besar dan berat. Pertumbuhan bersifat
kwantitatif , artinya dapat diukur dan dilihat langsung. Alat yang digunakan untuk mengukur
pertumbuhan pada tanaman disebut : auksanometer ( busur tumbuh ). Pertumbuhan juga
bersifat ireversibel, artinya tidak berubah kembali ke asal, karena makhluk hidup yang sudah
mengalami pertumbuhan tidak akan mengecil kembali. Dan Perkembangan adalah proses
menuju tercapainya kedewasaan atau tingkat yang lebih sempurna pada makhluk hidup.
Perkembangan bersifat kwalitatif , artinya tidak dapat diukur. Perkembangan lebih dilihat
sebagai proses pembentukan jaringan dan organ sehingga individu mempunyai bentuk
morfologi yang khas

B. Proses pewarisan sifat


Penemuan sel

 Sel berasal dari kata Latin cella yang berarti ruangan kecil. Orang yang pertama kali
mengemukakan adanya sel adalah Robert Hooke pada tahun 1665. Ia melakukan
pengamatan terhadap sayatan gabus dengan menggunakan mikroskop. Hook melihat
adanya ruangan-ruangan kecil yang menyusun gabus tersebut. Ruang kecil tersebut diberi
nama sel

Ilustrasi sel

 Pada tahun 1831, Robert Brown mengatakan bahwa “sel merupakan satu ruangan kecil yang
dibatasi oleh membran, yang di dalamnya terdapat cairan (protoplasma)”..

 Beberapa tahun kemudian (1839) seorang ahli fisiologi Jerman, Theodor Schwann,
mengungkapkan bahwa semua organisme tersusun atas sel
 Ahli fisika Jerman Rudolf Virchow menyatakan bahwa sel berasal dari sel yang sebelumnya.
Teori “sel berasal dari sel” tersebut diperkuat oleh berbagai eksperimen ahli mikrobiologi
Prancis, Louis Pasteur, yang dilakukan antara tahun 1859-1861.

Ukuran sel bervariasi. Ada yang hanya 1-10 mikron, misalnya bakteri. Ada yang mencapai 30-40
mikron, misalnya Protozoa.

C. Kromosom dan proses pembelahan sel

Sel chromosome: Kromosom (bahasa Yunani: chroma, warna; dan soma, badan) merupakan struktur
di dalam sel berupa deret panjang molekul yang terdiri dari satu molekul DNA dan berbagai protein
terkait yang merupakan informasi genetik suatu organism, seperti molekul kelima jenis histon dan
faktor transkripsi yang terdapat pada beberapa deret, dan termasuk gen unsur regulator dan sekuens
nukleotida. Kromosom yang berada di dalam nukleus sel eukariota, secara khusus disebut kromatin.

Proses pembelahan sel: Pembelahan sel secara amitosis ( Pembelahan Biner )

Pembelahan sel secara amitosis ini disebut juga merupakan pembelahan sel secara langsung alias
tidak melalui tahapan – tahapan tertentu, proses ini juga berlangsung secara spontan, atau disebut
pembelahan biner. Proses ini tidak melibatkan kromosom mengapa demikian? Karena DNA yang ada
dalam jumlah dan besaran yang kecil

1.Pembelahan Sel Secara Mitosis


Pembelahan secara Mitosis pembelahan yang menghasilkan dua sel anak yang bersifat sama
dengan induknya, artinya sel anak ini pun dapat membelah lagi. Pada Manusia, pembelahan ini terjadi
di sel meristem somatik ( sel tubuh muda). Proses ini berlangsung melalui tahapan – tahapan yang
terstruktur dan teratur, tidak seperti Amitosis yang berlangsung secara spontan.
Pembelahan secara mitosis ini melalui dua tahapan, yaitu Kariokinesis dan Sitokinesis

Interfase-Profase-Metafase-Anafase-Telofase

2.Pembelahan Sel Secara Meiosis


Pembelahan ini akan menghasilkan gamet yang tidak dapat membelah lagi sampai tahap
pembuahan, Pembelahan secara meiosis menghasilkan anak yang memiliki jumlah kromosom
setengah dari yang dimiliki induknya, terjadi di alat reproduksi dan langsung antara fase 1 dilanjutkan
dengan fase 2 tanpa diselingi interfase.
Tahapan – tahapannya adalah sebagai berikut : 

Meiosis I

Interfase-Profase 1-Metafase 1-Anafase 1-Telofase 1-Sitokenesis 1


Meiosis II

Profase II-Metafase II-Anafase II-Telofase II-Sitokenesis II

D. Sejarah dan penemuan dan perkembangan teori genetika mendel: Mendel disepakati
umum sebagai 'pendiri genetika' setelah karyanya "Versuche über Pflanzenhybriden" atau
Percobaan mengenai Persilangan Tanaman (dipublikasi cetak pada tahun 1866) ditemukan
kembali secara terpisah oleh Hugo de Vries, Carl Correns, dan Erich von Tschemak pada
tahun 1900. Dalam karyanya itu, Mendel pertama kali menemukan bahwa pewarisan sifat
pada tanaman (ia menggunakan tujuh sifat pada tanaman kapri, Pisum sativum) mengikuti
sejumlah nisbah matematika yang sederhana. Yang lebih penting, ia dapat menjelaskan
bagaimana nisbah-nisbah ini terjadi, melalui apa yang dikenal sebagai 'Hukum Pewarisan
Mendel.

Minggu ke 2

Gen: materi pembawa sifat di dalam kromosom yang menentukan sifat yang akan diwariskan kepada
keturunan selanjutnya.

Allele: pasangan homolog yang ada di dalam gen

Locus: “letak gen pada kromosom

Dominant: dalam genetika adalah hubungan antara alel dari satu gen, di mana satu alel dinyatakan
lebih dari alel kedua pada lokus yang sama

Recessive: gen yang lemah yang tidak dapat menunjukan sifat yang dibawahnya jika berpasangan
dengan alela  yang bersifat dominan ataupun normal.

Intermediet: Sifat intermediet adalah sifat individu yang memperoleh 50% gen dari parental (jantan)
dan 50% gen dari parental (betina), gen-gen tersebut memberi penampakan sifat yang sama.

Genotype: adalah informasi turun-temurun penuh organisme.

Fenotipe: adalah sifat suatu organisme yang sebenarnya diamati, seperti morfologi, pengembangan,
atau perilaku.

Homozygote: merupakan salah satu keadaan genotipe. Individu homozigot memiliki kromosom
dengan alel yang sama pada setiap lokus gen-gennya. Lokus dengan genotipe homozigot memiliki
alel yang sama.
Heterozygote: adalah satu dari bentuk genotipe yang mungkin terjadi pada individu. Pada keadaan
heterozigot, alel-alel yang menempati suatu lokus berbeda-beda untuk setiap kromosom. Pada
individu diploid misalnya, keadaan ini dilambangkan sebagai Aa atau B1B2 (pilihan huruf terserah,
bisa juga singkatan baku untuk gen). Kondisi heterozigot dalam pertanian dimanfaatkan dalam
pembentukan varietas hibrida karena berhubungan dengan gejala heterosis.

Monohybdrid: ialah persilangan yang melibatkan satu sifat pada satu individu.

Dihybrid: ialah suatu persilangan yang melibatkan dua sifat beda.

Trihybrid: ialah persilangan yang melibatkan tiga sifat beda dan seterusnya.

Minggu ke 3

Hukum mendel 1 segregasi: Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet
(sel kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-
tiap gamet menerima satu gen dari induknya. Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:

1. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter turunannya. Ini
adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif (tidak selalu nampak dari luar,
dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya w dalam gambar di sebelah), dan alel dominan
(nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R).
2. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya ww dalam gambar di
sebelah) dan satu dari tetua betina (misalnya RR dalam gambar di sebelah).
3. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Sb dan sB pada gambar 2), alel
dominan (S atau B) akan selalu terekspresikan (nampak secara visual dari luar). Alel resesif (s
atau b) yang tidak selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk
pada turunannya.

Hukum mendel 2 berpasangan secara bebas (independent assortment): Hukum kedua Mendel
menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya
sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata lain, alel
dengan gen sifat yang berbeda tidak saling memengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang
menentukan e.g. tinggi tanaman dengan warna bunga suatu tanaman, tidak saling memengaruhi.

Induk jantan (tingkat 1) mempunyai genotipe ww (secara fenotipe berwarna putih), dan induk
betina mempunyai genotipe RR (secara fenotipe berwarna merah). Keturunan pertama (tingkat 2)
merupakan persilangan dari genotipe induk jantan dan induk betinanya, sehingga membentuk 4
individu baru (semuanya bergenotipe wR), persilangan /perkawinan dari keturuan pertama membtk
indidividu pada keturunan berikutnya (tingkat 3) dengan gamet R dan w pada sisi kiri (induk jantan
tingkat 2) dan gamet R dan w pada baris atas (induk betina tingkat 2). Kombinasi akan membentuk 4
kemungkinan individu genotipe: RR, Rw, Rw, dan ww. genotipe RR , (berwarna merah) Rw (juga
berwarna merah) dan ww (berwarna putih) adalah 1:2:1. Secara fenotipe perbandingan individu merah
dan individu putih adalah 3:1.

Pembelahan Sel Secara Mitosis:


Pembelahan secara Mitosis pembelahan yang menghasilkan dua sel anak yang bersifat sama
dengan induknya, artinya sel anak ini pun dapat membelah lagi. Pada Manusia, pembelahan ini terjadi
di sel meristem somatik ( sel tubuh muda). Proses ini berlangsung melalui tahapan – tahapan yang
terstruktur dan teratur, tidak seperti Amitosis yang berlangsung secara spontan.
Pembelahan secara mitosis ini melalui dua tahapan, yaitu Kariokinesis dan Sitokinesis

Interfase-Profase-Metafase-Anafase-Telofase

Pembelahan Sel Secara Meiosis:


Pembelahan ini akan menghasilkan gamet yang tidak dapat membelah lagi sampai tahap
pembuahan, Pembelahan secara meiosis menghasilkan anak yang memiliki jumlah kromosom
setengah dari yang dimiliki induknya, terjadi di alat reproduksi dan langsung antara fase 1 dilanjutkan
dengan fase 2 tanpa diselingi interfase.
Tahapan – tahapannya adalah sebagai berikut : 

Meiosis I

Interfase-Profase 1-Metafase 1-Anafase 1-Telofase 1-Sitokenesis 1

Minggu ke 4

Probabilitas dan Tes Statistik

Uji X2 (Chi-square test) Pada kenyataannya nisbah teoretis yang merupakan peluang diperolehnya
suatu hasil percobaan persilangan tidak selalu terpenuhi. Penyimpangan (deviasi) yang terjadi bukan
sekedar modifikasi terhadap nisbah Mendel seperti yang telah diuraikan di atas, melainkan sesuatu
yang adakalanya tidak dapat diterangkan secara teori. Agar lebih jelas, berikut ini akan diberikan
sebuah contoh. Suatu persilangan antara sesama individu dihibrid (AaBb) menghasilkan keturunan
yang terdiri atas empat macam fenotipe, yaitu A-B-, A-bb, aaB-, dan aabb masing-masing sebanyak
315, 108, 101, dan 32. Untuk menentukan bahwa hasil persilangan ini masih memenuhi nisbah
teoretis ( 9 : 3 : 3 : 1 ) atau menyimpang dari nisbah tersebut perlu dilakukan suatu pengujian secara
statistika. Uji yang lazim digunakan adalah uji X 2 (Chi-square test) atau ada yang menamakannya uji
kecocokan (goodness of fit). Untuk melakukan uji X2 terhadap hasil percobaan seperti pada contoh
tersebut di atas, terlebih dahulu dibuat tabel sebagai berikut.
Tabel 2.1. Contoh pengujian hasil persilangan dihibrid

Kelas O E d = [O-E] d2/E


fenotipe
(hasil percobaan) (hasil yang diharapkan)

A-B- 315 9/16 x 556 = 312,75 2,25 0,016

A-bb 108 3/16 x 556 = 104,25 3,75 0,135

AaB- 101 3/16 x 556 = 104,25 3,25 0,101

Aabb 32 1/16 x 556 = 34,75 2,75 0,218

Jumlah 556 556 X2h = 0,470

Pada tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa hsil percobaan dimasukkan ke dalam kolom O
sesuai dengan kelas fenotipenya masing-masing. Untuk memperoleh nilai E (hasil yang
diharapkan), dilakukan perhitungan menurut proporsi tiap kelas fenotipe. Selanjutnya nilai d
(deviasi) adalah selisih antara O dan E. Pada kolom paling kanan nilai d dikuadratkan dan dibagi
dengan nilai E masing-masing, untuk kemudian dijumlahkan hingga menghasilkan nilai X 2h atau
X2 hitung . Nilai X2h inilah yang nantinya akan dibandingkan dengan nilai X 2 yang terdapat dalam
tabel X2 (disebut nilai X2tabel ) yang disingkat menjadi X2t. Apabila X2h lebih kecil daripada X2t
dengan peluang tertentu (biasanya digunakan nilai 0,05), maka dikatakan bahwa hasil
persilangan yang diuji masih memenuhi nisbah Mendel. Sebaliknya, apabila X 2h lebih besar
daripada X2t, maka dikatakan bahwa hasil persilangan yang diuji tidak memenuhi nisbah Mendel
pada nilai peluang tertentu (biasanya 0,05). Adapun nilai X 2t yang akan digunakan sebagai
pembanding bagi nilai X2h dicari dengan cara sebagai berikut. Kita tentukan terlebih dahulu nilai
derajad bebas (DB), yang merupakan banyaknya kelas fenotipe dikurangi satu. Jadi, pada contoh
di atas nilai DB nya adalah 4 - 1 = 3. Selanjutnya, besarnya nilai DB ini akan menentukan baris
yang harus dilihat pada tabel X2. Setelah barisnya ditentukan, untuk mendapatkan nilai X2t
pembanding dilihat kolom peluang 0,05. Dengan demikian, nilai X 2t pada contoh tersebut
adalah 7,815. Oleh karena nilai X2h (0,470) lebih kecil daripada nilai X2t (7,815), maka dikatakan
bahwa hasil persilangan tersebut masih memenuhi nisbah Mendel.

Interaksi Gen
Interaksi gen adalah penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang tidak melibatkan
modifikasi nisbah fenotipe, tetapi menimbulkan fenotipe-fenotipe yang merupakan hasil kerja
sama atau interaksi dua pasang gen nonalelik, Interaksi gen dapat terjadi bila dua tau lebih gen
mengepresikan protein enzim yang mengkatalis setiap step-step yang sama. Interaksi gen
berhubungan dengan tingkat kepekaan suatu genotipe terhadap lingkungan yang kurang
menguntungkan
Minggu ke 5

Ekpresi gen dan pengaruh lingkungan: adalah transkripsi atau sintesis molekul RNA dari DNA
(gen). Sintesis RNA mempunyai ciri-ciri kimiawi yang serupa dengan sintesis DNA, yaitu

1. Adanya sumber basa nitrogen berupa nukleosida trifosfat. Bedanya dengan sumber basa untuk
DNA hanyalah pada molekul gula pentosanya yang tidak berupa deoksiribosa tetapi ribosa dan
tidak adanya basa timin tetapi tetapi digantikan oleh urasil. Jadi, keempat nukleosida trifosfat
yang diperlukan adalah adenosin trifosfat (ATP), guanosin trifosfat (GTP), sitidin trifosfat
(CTP), dan uridin trifosfat (UTP).
2. Adanya molekul cetakan berupa untai DNA. Dalam hal ini hanya salah satu di antara kedua
untai DNA yang akan berfungsi sebagai cetakan bagi sintesis molekul RNA. Untai DNA ini
mempunyai urutan basa yang komplementer dengan urutan basa RNA hasil transkripsinya, dan
disebut sebagai pita antisens. Sementara itu, untai DNA pasangannya, yang mempunyai urutan
basa sama dengan urutan basa RNA, disebut sebagai pita sens. Meskipun demikian, sebenarnya
transkripsi pada umumnya tidak terjadi pada urutan basa di sepanjang salah satu untai DNA.
Jadi, bisa saja urutan basa yang ditranskripsi terdapat berselang-seling di antara kedua untai
DNA.
3. Sintesis berlangsung dengan arah 5’→ 3’ seperti halnya arah sintesis DNA.
4. Gugus 3’- OH pada suatu nukleotida bereaksi dengan gugus 5’- trifosfat pada nukleotida
berikutnya menghasilkan ikatan fosofodiester dengan membebaskan dua atom pirofosfat
anorganik (PPi). Reaksi ini jelas sama dengan reaksi polimerisasi DNA. Hanya saja enzim yang
bekerja bukannya DNA polimerase, melainkan RNA polimerase. Perbedaan yang sangat nyata di
antara kedua enzim ini terletak pada kemampuan enzim RNA polimerase untuk melakukan
inisiasi sintesis RNA tanpa adanya molekul primer.

Interaksi gen: Interaksi gen adalah penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang tidak
melibatkan modifikasi nisbah fenotipe, tetapi menimbulkan fenotipe-fenotipe yang merupakan hasil
kerja sama atau interaksi dua pasang gen nonalelik.

Lethality: gen mematikan menyebabkan kematian organisme yang membawa mereka. Kadang-
kadang, kematian tidak langsung; bahkan waktu bertahun-tahun, tergantung pada gen. Dalam kasus
manapun, jika hasil mutasi mematikan, maka ini merupakan indikasi bahwa gen yang terkena
memiliki fungsi mendasar dalam pertumbuhan, perkembangan, dan kelangsungan hidup suatu
organisme.
Multiple allele: pengertian alel ganda (multiple allele) adalah alel tak beroperasi sehingga tidak
mempengaruhi penampilan fenotipe.

Maternal effect: adalah situasi di mana fenotipe organisme tidak hanya ditentukan oleh lingkungan
itu pengalaman dan genotipe, tetapi juga oleh lingkungan dan genotipe induknya.

Cytoplasmic heredity: pewarisan sitoplasma  (mitokondria dan kloroplas pada tanaman)


menyebabkan DNA  ini dapat digunakan sebagai penanda untuk mengidentifikasi hubungan
kekerabatan secara maternal/garis ibu. Dalam keadaan tertentu pewarisan dari tetua betina  diatur
oleh gen- gen dalam inti yang menyebabkan efek maternal segera terlihat  pada keturunannya. Sifat-
sifat lain ada hubungannya dengan bahan-bahan bakteri atau  virus yang sukar dibedakan dari gen-
gen di luar kromosom.

Linkage: Pautan genetik (genetic linkage) dalam genetika adalah kecenderungan alel-alel pada dua
atau lebih lokus pada satu berkas kromosom yang sama (kromatid) untuk bersegregasi bersama-
sama. Pada meiosis, dua berkas kromatid homolog (sister chromatids) akan berpisah sewaktu anafase
I. Alel-alel yang terletak pada berkas kromatid yang sama akan sama-sama bersegregasi. Segregasi
bersama-sama ini terjadi karena adanya pautan genetik pada alel-alel tersebut.

Recombinasi: Rekombinasi genetika merupakan proses pemutusan seunting bahan genetika


(biasanya DNA, namun juga bisa RNA) yang kemudian diikuti oleh penggabungan dengan molekul
DNA lainnya. Pada eukariota rekombinasi biasanya terjadi selama meiosis sebagai pindah silang
kromosom antara kromosom yang berpasangan. Proses ini menyebabkan keturunan suatu makhluk
hidup memiliki kombinasi gen yang berbeda dari orang tuanya, dan dapat menghasilkan alel kimerik
yang baru. Pada biologi evolusioner, perombakan gen ini diperkirakan memiliki banyak keuntungan,
yakni mengijinkan organisme yang bereproduksi secara seksual menghindari Ratchet Muller.

Mutasi gene: adalah perubahan yang terjadi pada gen baik DNA maupun RNA. Mutasi Gen hanya
menyebabkan perubahan sifat individu tanpa adanya perubahan jumlah dan susunan kromosomnya
seperti yang terjadi pada mutasi kromosom. Mutasi gen disebut juga mutasi kecil atau mutasi titik.
Namun begitu tetap saja mutasi pada gen dapat mengarah pada munculnya alel baru dan menjadi
dasar munculnya variasi-variasi baru pada spesies. Sehingga jika mutasi gen terjadi secara terus
menerus dan berkesinambungan, besar kemungkinan suatu saat akan meuncul jenis species baru yang
sangat berbeda dengan indukannya. Individu yang mengalami mutasi gen disebut mutan.

Minggu ke 6
Quantitative inheritance: pewarisan karakter kuantitatif adalah uji pewarisan oleh Mendel.
UJI KAJI MENDEL

1. Orang pertama yang menemui prinsip pewarisan ialah Gregor Mendel pada tahun 1866
2. Mendel telah memilih bahan yang mudah dikaji yaitu tanaman pea (Pisum sativum) kerana
mempunyai banyak sifat yang jelas
3. Dalam mekanisma pewarisan, ciri-ciri tidak dipindahkan daripada induk kepada anak. Hanya gen
(faktor pewarisan mendel) yang wujud sebagai unit diskret dipindahkan.
4. Terdapat 2 ujikaji mendel yaitu Pewarisan Monohibrid dan Pewarisan Dihibrid.

Analysis sifat quantitative: pewarisan sifat-sifat terukur (kuantitatif atau metrik), yang tidak bisa
dijelaskan secara langsung melalui hukum pewarisan Mendel. Sifat-sifat yang tergolong sifat
kuantitatif misalnya tinggi atau berat badan, hasil panen, atau produksi susu.

Genetika kuantitatif menerapkan hukum pewarisan Mendel untuk gen dengan pengaruh yang
kecil/lemah (minor gene). Selain itu, diasumsikan pula bahwa tidak hanya sedikit gen yang
mengendalikan suatu sifat melainkan banyak gen. Karena itu, sifat kuantitatif sering dasamakan
dengan sifat poligenik.

Ilmu ini banyak menggunakan matematika dan statistika dalam menjelaskan prinsip-prinsip yang
dipakai maupun dalam metodologinya. Namun, penerapan ilmu ini dalam ilmu pemuliaan sangat
bermanfaat dalam bidang pertanian.

Minggu ke 7
Sel, Kromosom, Gen

Sel

berasal dari kata Latin cella yang berarti ruangan kecil. Orang yang pertama kali mengemukakan
adanya sel adalah Robert Hooke pada tahun 1665. Ia melakukan pengamatan terhadap sayatan gabus
dengan menggunakan mikroskop. Hook melihat adanya ruangan-ruangan kecil yang menyusun gabus
tersebut. Ruang kecil tersebut diberi nama sel

Kromosom

Kromosom adalah struktur dalam inti sel yang terdiri dari DNA yang terikat dengan histon dan
protein lain. Gen terbuat dari DNA (meskipun sebagian dari urutan DNA bukan bagian dari gen
apapun). Gen disusun sepanjang kromosom dalam urutan yang kontinu. Struktur protein kromosom
memungkinkan untuk aktivasi selektif (gen ditranskripsi menjadi protein) atau inaktivasi (gen tidak
diungkapkan), dan dengan demikian untuk ekspresi diferensial dari genom dalam jenis sel yang
berbeda dan ekspresi gen dalam urutan yang tepat selama perkembangan organisme atau pada
berbagai kondisi metabolik.

Gen

Gen (dari bahasa Belanda: gen) adalah unit pewarisan sifat bagi organisme hidup. Bentuk fisiknya
adalah urutan DNA yang menyandi suatu protein, polipeptida, atau seuntai RNA yang memiliki
fungsi bagi organisme yang memilikinya.

Minggu ke 8
DNA dan RNA

DNA

(bahasa Inggris: deoxyribonucleic acid), adalah sejenis asam nukleat yang tergolong biomolekul
utama penyusun berat kering setiap organisme. Di dalam sel, DNA umumnya terletak di dalam inti
sel. Secara garis besar, peran DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai materi genetik; artinya, DNA
menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel. Ini berlaku umum bagi setiap organisme. Di antara
perkecualian yang menonjol adalah beberapa jenis virus (dan virus tidak termasuk organisme) seperti
HIV (Human Immunodeficiency Virus).

RNA

adalah satu dari tiga makromolekul utama (bersama dengan DNA dan protein) yang berperan penting
dalam segala bentuk kehidupan. Asam ribonukleat berperan sebagai pembawa bahan genetik dan
memainkan peran utama dalam ekspresi genetik. Dalam genetika molekular, RNA menjadi perantara
antara informasi yang dibawa DNA dan ekspresi fenotipik yang diwujudkan dalam bentuk protein.

Minggu ke 9
Replikasi DNA

Replikasi DNA adalah proses penggandaan rantai ganda DNA. Pada sel, replikasi DNA terjadi
sebelum pembelahan sel.

Garpu replikasi

Garpu replikasi atau cabang replikasi (replication fork) ialah struktur yang terbentuk ketika DNA
bereplikasi. Garpu replikasi ini dibentuk akibat enzim helikase yang memutus ikatan-ikatan hidrogen
yang menyatukan kedua untaian DNA, membuat terbukanya untaian ganda tersebut menjadi dua
cabang yang masing-masing terdiri dari sebuah untaian tunggal DNA.
Masing-masing cabang tersebut menjadi "cetakan" untuk pembentukan dua untaian DNA baru
berdasarkan urutan nukleotida komplementernya. DNA polimerase membentuk untaian DNA baru
dengan memperpanjang oligonukleotida yang dibentuk oleh enzim primase dan disebut primer.

Mesin replikasi yang terdiri atas semua enzim dan DNA yang berkaitan dengan garpu replikasi akan
diimobilisasi di dalam matriks nuklear. Mesin-mesin tersebut dapat divisualisasikan menggunakan
mikroskop dengan melabeli DNA yang sedang bereplikasi. Pelabelan dilakukan menggunakan analog
timidin, yaitu bromodeoksiuridin (BUdR), dan visualisasi DNA yang dilabeli tersebut dilakukan
dengan imunofloresensi menggunakan antibodi yang mengenali BUdR.

Ujung kromosom linier tidak dapat direplikasi sepenuhnya karena tidak ada DNA yang dapat
menggantikan RNA primer yang dibuang dari ujung 5’ untai tertinggal. Dengan demikian, informasi
genetik dapat hilang dari DNA. Untuk mengatasi hal ini, ujung kromosom eukariota (telomer)
mengandung beratus-ratus sekuens repetitif sederhana yang tidak berisi informasi genetik dengan
ujung 3’ melampaui ujung 5’. Enzim telomerase mengandung molekul RNA pendek, yang sebagian
sekuensnya komplementer dengan sekuens repetitif tersebut. RNA ini akan bertindak sebagai cetakan
(templat) bagi penambahan sekuens repetitif pada ujung 3’.

Hal yang menarik adalah bahwa aktivitas telomerase mengalami penekanan di dalam sel-sel somatis
pada organisme multiseluler, yang lambat laun akan menyebabkan pemendekan kromosom pada tiap
generasi sel. Ketika pemendekan mencapai DNA yang membawa informasi genetik, sel-sel akan
menjadi layu dan mati. Fenomena ini diduga sangat penting di dalam proses penuaan sel. Selain itu,
kemampuan penggandaan yang tidak terkendali pada kebanyakan sel kanker juga berkaitan dengan
reaktivasi enzim telomerase.

Minggu ke 10

chromosome mapping

pemetaan tugas gen ke lokasi tertentu pada kromosom. Sebuah peta gen melayani banyak fungsi
penting dan jauh seperti memahami anatomi dasar manusia untuk memungkinkan dokter untuk
mendiagnosa pasien dengan penyakit.

Teknik sitogenetik lihat pemanfaatan persiapan kariotipe, suatu teknik yang memungkinkan para
ilmuwan untuk memvisualisasikan kromosom, menggunakan fluoresensi sehingga gen fluorescent
berlabel akan mengungkapkan di mana gen ini ditemukan pada kromosom.

Menggunakan metode ini, berbagai peta kromosom dapat dikembangkan. Peta ini disebut peta
sitogenetika, peta linkage, peta fisik, atau peta urutan DNA. Sebuah peta sitogenetik menggunakan
jalur yang dihasilkan oleh pewarna yang noda kromosom dalam karyotpe dan memberikan gen untuk
band-band ini. Sebuah peta linkage, juga disebut sebagai peta genetik, perintah gen sepanjang untai

Minggu ke 11

Kode Genetik dan Sintesis Protein

Kode Genetik

(kode genetik) adalah deret nukleotida pada mRNA yang terdiri atas kombinasi tiga nukleotida
berurutan yang menyandi suatu asam amino tertentu sehingga sering disebut sebagai kodon triplet.
Asam amino yang disandikan misalnya metionin oleh urutan nukleotida ATG (AUG pada RNA).
Sintesis Protein

yang disebut juga biosintesis protein adalah proses pembentukan partikel protein dalam bahasan
[1]
biologi molekuler yang didalamnya melibatkan sistesis RNA yang dipengaruhi oleh DNA. Dalam
proses sintesis protein, molekul DNA adalah sumber pengkodean asam nukleat untuk menjadi asam
amino yang menyusun protein tetapi tidak terlibat secara langsung dalam prosesnya.

Minggu ke 12

Kode genetic: adalah urutan basa nukleotida dalam asam nukleat (DNA dan RNA) yang mengkode
rantai asam amino dalam protein. DNA terdiri dari empat basa nukleotida: adenin (A), guanin (G),
sitosin (C) dan timin (T). RNA mengandung nukleotida adenin, guanin, sitosin dan urasil (U). Ketika
tiga kontinyu basa nukleotida kode untuk asam amino atau menandakan awal atau akhir sintesis
protein, set ini dikenal sebagai kodon. Ini set triplet memberikan instruksi untuk produksi asam
amino. Asam amino yang dihubungkan bersama untuk membentuk protein.

Sintesis protein: disebut juga biosintesis protein adalah proses pembentukan partikel protein dalam
bahasan biologi molekuler yang didalamnya melibatkan sistesis RNA yang dipengaruhi oleh DNA.
Dalam proses sintesis protein, molekul DNA adalah sumber pengkodean asam nukleat untuk menjadi
asam amino yang menyusun protein tetapi tidak terlibat secara langsung dalam prosesnya. Molekul
DNA pada suatu sel ditranskripsi menjadi molekul RNA. Molekul RNA inilah yang ditranslasi
menjadi asam amino sebagai penyusun protein. Dengan demikian molekul RNA lah yang terlibat
secara langsung dalam proses sintesis protein.

Hubungan antara molekul DNA, RNA, dan asam amino dalam proses pembentukan protein
dikenal dengan istilah "Dogma sentral biologi” yang dijabarkan dengan rangkaian proses DNA
membuat DNA dan RNA, RNA membuat protein, yang dinyatakan dalam persamaan DNA >> RNA
>> Protein. Seperti kebanyakan dogma, terdapat pengecualian pada proses pembentukan protein
berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan setelahnya, sehingga dogma ini akhirnya disebut sebagai
aturan.

Minggu ke 13

Gene marker: disebut dengan penanda, marker, marka, atau markah di berbagai kepustakaan,
merupakan penciri individu yang terlihat oleh mata atau terdeteksi dengan alat tertentu yang
menunjukkan genotipe suatu individu. Bentuknya dapat berupa penampilan fenotipe/morfologi
tertentu, kandungan senyawa (protein atau produk biokimia tertentu), berkas (band) pada suatu
lembar hasil elektroforesis gel atau kromatogram, atau hasil pembacaan sekuensing. Suatu penanda
genetik dapat diketahui lokasinya pada kromosom maupun tidak. Penanda yang lokasinya dapat
diketahui pada kromosom lebih disukai karena dapat memberikan informasi lebih jauh menuju
karakterisasi suatu gen.

Aplikasi penanda genetik sangat luas. Bidang-bidang kedokteran, pertanian, ilmu pangan,
lingkungan, antropologi, sejarah, hukum menggunakannya sebagai alat analisis atau alat pembuktian.
Beberapa penanda genetik sangat tepercaya karena bersifat lembam (tidak mudah berubah karena
pengaruh lingkungan).

Cloning: yaitu gen-gen yang direkombinasi dan di kembangkan. Kloning berasal dari kata “clone”
yang diturunkan dari bahasa Yunani “klon” yang artinya potongan yang digunakan untuk
memperbanyak tanaman. Kata ini digunakan dalam dua pengertian (1) klon sel adalah sekelompok sel
yang identik sifat-sifat genetiknya, semua berasal dari satu sel. (2) klon gen atau molekuler adalah
sekelompok salinan gen yang bersifat identik yang direplikasi dari satu gen yang dimasukan dalam sel
inang

Transfer gen technology: adalah suatu proses penyisipan gen asing pada suatu spesies tumbuhan
baik gen dari spesies tumbuhan yang berbeda maupun dari makhluk hidup lainnya (gen yang berasal
dari hewan, bakteri, virus dll). Penggabungan gen ini umumnya bertujuan untuk mendapatkan
tanaman dengan sifat-sifat yang diiiginkan, misalnya pembuatan tanaman yang tahan suhu tinggi,
suhu rendah, kekeringan, resisten terhadap organism penggangu tanaman, serta kuantitas dan kualitas
yang lebih tinggi dari tanaman alaminya. Tumbuhan yang dihasilkan melalui proses transfer gen ini
umumnya dikenal secara luas sebagai tanaman transgenik.

Minggu ke 14

Cloning and stem cells technology: disebut juga sel punca, adalah sel yang tidak/belum
terspesialisasi. Sel induk memiliki dua sifat yaitu pembaruan diri dan diferensiasi:

 Kemampuan untuk memperbaharui atau meregenerasi dirinya sendiri (self-regenerate/self-


renew). Dalam hal ini sel induk dapat membuat salinan sel yang persis sama dengan dirinya
melalui pembelahan sel
 Kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel lain.  Dalam hal ini sel induk mampu
berkembang menjadi berbagai jenis sel matang, misalnya sel saraf, sel otot jantung, sel otot
rangka, sel pankreas, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA

http://etislutfieah.blogspot.com/p/hukum-mendel-i-dan-ii.html

http://risza-risanty.blogspot.com/2013/05/makalah-genetika.html

http://biosmadaba.blogspot.com/2011/05/peta-kromosom-yaitu-skema-sebuah.html

https://www.scribd.com/doc/134561211/Xi-Peta-Kromosom

http://khinablue.blogspot.com/2013/06/pewarisan-kuantitatif_7.html

http://etislutfieah.blogspot.com/p/hukum-mendel-i-dan-ii.html

http://www.slideshare.net/den_paijo/perkawinan-trihibrid

http://horti-fresh.blogspot.com/2013/04/perkawinan-dihibrid.html

http://www.sridianti.com/apa-pengertian-genotipe-dan-fenotipe.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Mitosis

Anda mungkin juga menyukai